Você está na página 1de 24

VALIDASI ANTROPOMETRI

AMALIAH CHAIRUL NUSU


K012172037
Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi
Risiko KekurangN Energi Kronis pada
Wanita Indonesia
Jurnal Nasional
OUTLINE

• Tujuan Penelitian
• Metode Apa yang Divalidasi
• Cara Validasi
• Hasil Validasi
• Kesimpulan
• Referensi
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mencari
ambang batas ukuran LiLA yang mempunyai
validitas paling optimal terhadap IMT dalam
mendeteksi risiko kekurangan energi kronis
pada WUS di seluruh Indonesia. Mengingat
Indonesia terdiri dari banyak pulau dan
mempunyai 33 provinsi dengan beragam
etnik dan suku yang memungkinkan
perbedaan ambang batas LiLA pada setiap
provinsi maka analisis ambang batas ini juga
dilakukan untuk setiap provinsi di Indonesia.
METODE YANG DIVALIDASI
• Metode yang divalidasi yaitu LiLA
(Lingkar Lengan Atas) terhadap Index
Massa Tubuh (IMT) yang merupakan
indikator yang lebih baik untuk
mengetahui status gizi wanita dewasa.
CARA VALIDASI (1)
• Analisis validitas ambang batas ukuran LiLA untuk
mendeteksi risiko KEK dilakukan berdasarkan nilai
sensitivitas dan spesifitas ambang batas ukuran LiLA
terhadap ambang batas IMT yang pada penelitian ini
dijadikan gold standard.
• Hubungan analisis sensitivitas dan spesifisitas
pengukuran ditampilkan dalam bentuk kurva yang
disebut kurva Receiver Operating Characteristic (ROC)
dan Area Under Curve (AUC).
• Kurva ROC yang dihasilkan disebut kurva empiris yang
merupakan metode efektif untuk mengevaluasi kualitas
atau kinerja uji diagnostik.
CARA VALIDASI (2)
• Kurva ROC menampilkan kepekaan dan FPR (False
Positive Rate) di semua tingkat kemungkinan ambang
batas sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja
tes independen ambang batas keputusan.
• AUC adalah ukuran gabungan sensitivitas dan spesifisitas
yang merupakan ukuran keseluruhan kinerja tes
diagnostik yang diinterpretasikan sebagai rata-rata nilai
sensitivitas untuk semua kemungkinan nilai spesifisitas.
• Jika nilai AUC mendekati 1, kinerja keseluruhan tes
diagnostik semakin baik dan tes dengan nilai AUC = 1
berarti kinerja sangat akurat.
HASIL (1)

Tabel Analisis Korelasi LiLA, IMT, BB, TB, Umur wanita


Usia 20 – 45 Tahun
HASIL (2)
Kurva ROC Lingkar Lengan Atas dalam
Mendeteksi Risiko KEK di Indonesia
HASIL (3)

Perbandingan Ambang Batas Hasil Analisis denan


yang Digunakan Kemenkes RI
HASIL (4)
• Provinsi yang mempunyai ambang batas LiLA 0,5 – 1 cm
di bawah ambang batas nasional ialah Nusa Tenggara
Timur (23,95 cm) dan Papua (24,05 cm).
• Provinsi yang mempunyai ambang batas LiLA di atas
ambang batas nasional ialah Sulawesi Utara dan
Gorontalo (25,95 cm).
• Provinsi yang mempunyai ambang batas LiLA di atas
ambang batas nasional ialah Sulawesi Utara dan
Gorontalo (25,95 cm)
• Persamaan garis prediksi IMT berdasarkan LiLA dengan
dikontrol oleh variabel tinggi badan dan umur di 33
provinsi Indonesia berbeda-beda dan tidak mempunyai
pola terhadap ketiga variabel tersebut (LiLA, tinggi
badan, dan umur).
• Sehingga persamaan garis prediksi IMT nasional dapat
digunakan di berbagai provinsi di Indonesia untuk
mengetahui status gizi ibu sebelum hamil.
KESIMPULAN
• Ambang batas LiLA yang paling optimal untuk
mendeteksi risiko KEK di Indonesia berada pada titik
24,95 cm (Se = 85%; Sp = 75%). Terdapat perbedaan
ambang batas antarprovinsi tetapi tidak lebih dari 2
cm, terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (23,95
cm) dan tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara dan
Gorontalo (25,95 cm).
• LiLA mempunyai korelasi yang kuat (r = 0,67; nilai p
< 0,000) dengan IMT.
• Direkomendasikan untuk menggunakan ambang
batas LiLA 24,95 cm untuk mendeteksi risiko KEK
wanita usia 20 – 45 tahun, sementara 23,5 cm untuk
outcome kehamilan, yaitu morbiditas dan mortalitas
bayi.
REFERENSI

Ariyani, D. E., Achadi, E. L., & Irawati, A. (2012).


Validitas lingkar lengan atas mendeteksi risiko
kekurangan energi kronis pada wanita
indonesia. Kesmas: National Public Health
Journal, 7(2), 83-90.
Validity of Prepregnancy Weight Status
Estimated from Self-reported
Height and Weight
Jurnal Internasional
OUTLINE

• Tujuan Penelitian
• Metode Apa yang Divalidasi
• Cara Validasi
• Hasil Validasi
• Kesimpulan
• Referensi
TUJUAN
Tujuan khusus: Untuk mengevaluasi validitas
status berat badan prahamil (kurus, normal,
overweight, dan obesitas) dikelompokkan
berdasarkan berat badan dan tinggi badan data
subjek yang mengacu pada data hasil
pengukuran selama trimester I kehamilan dan
menghubungkan data wanita hamil dan wanita
yang tidak hamil (umur disesuaikan) yang
terdapat dalam Survei Kesehatan Nasional dan
Penilaian Gizi 2003-2006.
METODE YANG DIVALIDASI
Metode yang divalidasi terkait klasifikasi
status berat badan (kurus, normal,
overweight, dan obesitas) pada wanita
pra hamil. Penelitian ini untuk
menentukan derajat validitas dari
klasifikasi status berat badan dan tinggi
badan berdasarkan data subjek oleh
wanita hamil pada populasi yang
mewakili di US.
CARA VALIDASI
• Hasil pelaporan status berat badan wanita sebelum hamil
divalidasi melalui dua referensi yaitu:
- Menghitung data dengan jumlah perhitungan
sebanyak 10 (n=5,040) menggunakan data wanita
yang tidak hamil (umur disesuaikan) yang
mempunyai data subjek sendiri dan data terukur.
- Status berat badan berdasarkan data berat badan
dan tinggi badan yang diukur selama trimester I
(n=95).
• Perbedaan rata-rata, korelasi Pearson’s (r), dan Statistik
Kappa (K) yaitu digunakan untuk menguji kekuatan
kesesuaian antara data subjek sendiri dan pengukuran
dua referensi.
HASIL (1)
• Rata-rata berat badan berdasarkan data subjek dan
data terukur pada wanita yang tidak hamil adalah 71,3
kg dan 72,7 kg, secara beturut-turut. Berat badan data
subjek sangat berhubungan dengan berat badan
terukur dengan r=0,98 (p<0.001), mulai dari r=0,97
hingga r-0,98. perbedaan antara berat badan data
subjek dengan berat badan data terukur bervariasi
secara signifikan oleh ras/etnis dan negara kelahiran.
• Untuk wanita hamil trimester I, BB data subjek adalah
80,3 kg dan data terukur adalah 82,6 kg. Jadi rata-rata
perbedaan BB adalah -2,3 kg, yang mengindikasikan
bahwa BB data subjek adalah lebih rendah dengan
rata-rata perbedaan 2,3 kg.
HASIL (2)

• Kesesuaian klasifikasi status BB antara data


subjek dibandingkan dengan data terukur secara
signifikan lebih tinggi pada wanita yang tidak
hamil (K=0,84) dibandingkan pada wanita hamil
berdasarkan BB terukur (K=0,78) dan BB terukur
pada trimester I (K=0,76).
• Kesesuaian status BB prahamil berdasarkan
tinggi badan data subjek dan berat badan
prahamil data terukur (standar) dibandingkan
dengan tinggi badan data subjek dan BB data
subjek dibuktikan dengan K=0,78.
Agreement on selfreported and measured weight status categories in nonpregnant women and pregnant
women in the first trimester, and self-reported and imputed weight status categories in pregnant women
KESIMPULAN
• Rata-rata/mean (rata-rata standar eror) dibedakan antara
data pelaporan sendiri dibandingkan dengan berat
badan terukur pada trimester I adalah -2,3 (0,7) kg
dengan r = 0,98 (p<0.001) dan K = 0.76 yang juga
menunjukkan kesesuaian berarti pada 95 wanita hamil.
Klasifikasi status berat badan sebelum hamil berdasarkan
pada data subjek terkait tinggi dan berat badan dalam
penelitian ini adalah valid.
• Kesesuaian klasifikasi status berat badan sebelum hamil
ditentukan beradasarkan pelaporan sendiri dibandingkan
dengan data terukur atau data yang dihitung adalah
tinggi berdasarkan hasil uji korelasi Pearson’s Kappa.
• Klasifikasi berat badan hasil pelaporan sendiri sebelum
hamil pada wanita usia reproduktif secara umum reliable
dan valid untuk penelitian berdasarkan populasi dan
tujuan surveilans.
REFERENSI

Shin, D., Chung, H., Weatherspoon, L., & Song,


W. O. (2014). Validity of prepregnancy weight
status estimated from self-reported height
and weight. Maternal and child health
journal, 18(7), 1667-1674.

Você também pode gostar