Você está na página 1de 13

“INFARK MIOKARD AKUT (IMA)”

Dosen Mata Ajar : Ns Ainnur Rahmanti, M.Kep


KELOMPOK
AKUT MIOKARD INFARK
NAMA KELOMPOK :
1.Figik Kurniawan (16.011)
2.Gita Indah Lestari (16.012)
3.Hanifah Heppy (16.038)
4.Heni Sekar Arum (16.044)
PENGERTIAN AMI :
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut
terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot
jantung. (M. Black, Joyce, 2014 : 343) .Infark Miokard Akut
(IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (M. Black, Joyce, 2014: 343.
Etiologi dan Faktor Risiko
• Penyebab IMA paling sering adalah oklusi lengkap atau hampir lengkap dari arteri
coroner, biasanya dipicu oleh ruptur plak arterosklerosis yang rentan dan diikuti pleh
pembentukan trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-faktor internal maupun
eksternal. (M.Black, Joyce, 2014 : 343) yaitu :
a) Factor internal antara lain karakteristik plak, seperti ukuran dan konsistensi dari inti
lipid dan ketebalan lapisan fibrosa , serta kondisi bagaimana plak tersebut terpapar,
seperti status koagulasi dan derajat vasokontriksi arteri
b) Factor eksternal berasal dari aktivitas klien atau kondisi eksternal yang memengaruhi
klien. Aktivitas fisik berat dan stress emosional berat, seperti kemarahan, serta
peningkatan respon system saraf simpatis dapat menyebabkan rupture plak.
Patofisiologi
• IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti iskemia sementara yang terjadi dengan angina,
iskemia jangka panjang yang tidak berkurang akan menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap miokardium.

Sel-sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama 15 menit sebelum akhirnya mati. Manifestasi iskemia dapat

dilihat dalam 8 hingga 10 detik setelah aliran darah turun karena miokardium aktif secara metabolic. Ketika

jantung tidak mendapatkan darah dan oksigen, sel jantung akan menggunakan metabolisme anaerobic,

menciptakan lebih sedikit adenosine trifosfat (ATP) dan lebih banyak asam laktat sebagai hasil sampingannya.

Sel miokardium sangat sensitif terhadap perubahan pH dan fungsinya akan menurun. Asidosis akan

menyebabkan miokarium menjadi lebih rentan terhadap efek dari enzim lisosom dalam sel. Asidosis

menyebabkan gangguan sistem konduksi dan terjadi disritmia.


Manifestasi Klinis Infark Miokard Akut
(IMA)
a. Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas.
b. Mual atau pusing.
c. Sesak napas dan kesulitan bernapas.
d. Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
e. Palpitasi, kringat dingin, pucat
Komplikasi Infark Miokard Akut (IMA)
• Kemungkinan kematian akibat komplikasi selalu menyertai IMA. Oleh
karena itu, tujuan kolaborasi utama antara lain pencegahan komplikasi yang
mengancam jiwa atau paling tidak mengenalinya. (M.Black, Joyce, 2014 :
347) salah satunya Disritmia. Disritmia merupakan penyebab dari 40 %
hingga 50 % kematian setelah IMA. Ritme ektopik muncul pada atau sekitar
batas dari jaringan miokardium yang iskemik dan mengalami cedera parah.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
 Pengkajian Emergency
 3). Breathing
a. Primery Survey
a). Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat.
1). Circulation
a). Nadi lemah/tidak teratur. b). RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler.
b).Takikardi. c). Ronki,krekels.
c). TD meningkat/menurun. d). Ekspansi dada tidak maksimal/penuh.
d). Edema. 4). Disability
e). Gelisah.
a). Penurunan kesadaran.
2). Airway
b). Penurunan refleks.
a). Sumbatan atau penumpukan secre
5). Eksposure
b). Gurgling, snoring, crowing.
Nyeri dada spontan dan menjalar
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis


• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204) berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang faktor pemberat
• Resiko penurunan curah jantung (00240) berhubungan dengan
perubahan volume sekuncup
a. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis

No NOC NIC

1 Setelah dilakukan tindakan diharapkan pasien mampu mengontrol nyeri dengan Pemberian analgesik
kriteria hasil : 1. Tentukan lokasi karakteristik kualitas dan keparahan nyeri sebelum
1. Mengenali kaan nyeri terjadi ditingkatkan dari skala 2 jarang mengobati pasien
menunjukan ke skala 5 secara konsisten menunjukan 2. Cek perintah pengobatan meliputi obat dosis dan frekuensi obat analgesik
2. Menggunakan analgesik ditingkatkan dari skala 2 jarang menunjukan ke yang diresepkan
skala 5 secara konsisten menunjukan 3. Cek adanya riwayat alergi obat
4. Kolaborasi dengan tim medis
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang faktor pemberat

No NOC NIC
1 Perfusi jaringan : perifer Terapi oksigen
1. Suhu kulit ujung kaki dan 1. Bersihkan mulut hidung dan sekersi trakhea
tangan ditingkatkan dari skala dengan tepat
2 deviasi yang cukup besar 2. Pertahankan kepatenan jalan nafas
dari kisaran normal ke skala 3. Berikan oksigen tambahan seperti yang
tidak ada deviasi dari kisaran diperintahkan
normal. 4. Monitor aliran oksigen
2. Kekuatan denyut nadi karotis 5. Monitor posisi perangkat alat pemberian
(kanan) ditingkatkan dari oksigen
skala 2 deviasi yang cukup 6. Monitor efektifitas oksigen
besar dari kisaran normal ke
skala tidak ada deviasi dari
kisaran normal.
3. Tekanan darah sistolik
ditingkatkan dari skala 2
deviasi yang cukup besar dari
kisaran normal ke skala tidak
ada deviasi dari kisaran
normal.
4. Tekanan darah diastolik
ditingkatkan dari skala 2
deviasi yang cukup besar dari
kisaran normal ke skala tidak
ada deviasi dari kisaran
normal.
c. Resiko penurunan curah jantung (00240) berhubungan dengan perubahan volume sekuncup

No NOC NIC

1 kefektifan pompa jantung (0400) Perawatan jantung akut (4044)


1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi) 1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,lokasi, durasi).
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan 2. Catat adanya disritmia jantung.
3. Tidak ada edema paru, perifer dan tidak ada asites 3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput.
4. Tidak ada penurunan kesadaran 4. Monitor status kardiovaskuler.
5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung.
6. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi.
7. Monitor balance cairan.
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah.
9. Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia.
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
TERIMA KASIH

Você também pode gostar