Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Amalia Ulfa
2. Hardianti
3. Mersi Lusy Tinus
4. Reski Kurniasari B
5. St.Hadijah
6. Yesi Apriani
Permainan Bola Voly
Permainan bola voli adalah sebuah olahraga beregu
yang jumlah pemainnya terdiri dari 6 orang dan cara
memainkannya adalah dengan memantulkan bola
melalui tangan atau semua bagian tubuh untuk meraih
kemenangan. Di Indonesia Permainan bola Voly
dinaungi oleh PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh
Indonesia).
Sejarah
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola
voli ini diberi nama Mintonette. Pertama kali ditemukan
oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of
Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di
YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke,
Massachusetts (Amerika Serikat). Dan pada tahun 1896
nama Mintonette berubah menjadi volleyball (bola voli)
ATURAN PERMAINAN
• Ukuran Lapangan: Ukuran lapangan bola voli yang
umum adalah 9 meter x 18 meter.[3] Garis batas serang
untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis
tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan
adalah 5 meter.
• Bola: Bola voly memiliki keliling lingkaran 65 hingga
67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram. Tekanan
dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga
0.325
• Net: Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net
putri 2,24 meter.
• Jumlah pemain: Dalam permainan bola voly terdiri dari
2 tim dan masing-masing tim memiliki 6 orang pemain.
Dalam satu tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser
(atau setter), spiker (smash), libero (Pemain bertahan),
dan defender (pemain bertahan).
TEKNIK PERMAINAN
1. Servis
Macam-macam servis adalah:
• Servis atas.
• Servis bawah
• Servis mengapung
SKIPPING
Persiapan sebelum pertandingan
• Streching bahu
• Streching Hamstring
• Streching Calf
• Streching Adduktor
• Streching Quadricep
PEMANASAN
Pengukuran Power
A. Tes bola Medicine 3kg
Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur
kekuatan otot Lengan dan bahu
Peralatan:
• Bola Medine 3 kg
• Alat tulis dan kertas
• Lapangan datar dengan garis batas
Petugas:
• Pengawas garis batas sekaligus pencatat hasil
• Pengawas jatuhnya bola dan pencatat hasil
Pelaksanaan: Atlet duduk dibelakang garis batas, memegang
bola medicine dengan kedua tangan di depan dada. Tanpa awalan
bola ditolakkan dengan kedua tangan dari dada ke depan sejauh-
jauhnya. Hitung jarak tolakan dari garis batas sampai dengan
jatuhnya bola yang terdekat dengan garis batas.
Hasil:
Putra Putri
Baik Sekali > 600 Baik Sekali > 410
cm cm
Baik : 525 – 599 Baik : 370 – 409
cm cm
Cukup : 426 – 350 Cukup : 315 – 369
cm cm
Kurang : <350 cm Kurang : <315 cm
B. Tes Vertical Jump
Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur
power/daya ledak otot tungkai.
Peralatan: Papan berskala dan Kapur
Persiapan:.
• Papan berskala digantung pada dinding setinggi raihan
atlet.
• Sebelum melakukan loncatan, tangan ditaburi serbuk
kapur.
• Peserta berdiri di depan papan skala dengan posisi
menyamping.
• Tangan yang akan difungsikan menempuh papan skala
diangkat ke atas se tinggi mungkin dan ditempelkan
pada papan skala hingga membekas dan dapat terbaca
pada papan skala. Tanda ini adalah titik A
Pelaksanaan:
• Lakukan gerakan merendahkan tubuh dengan menekuk
kedua lutut.
• Lakukan loncatan ke atas setinggi-tingginya dan pada saat
puncak lompatan,tepuk atau tempelkan tangan pada papan
skala, tanda yang membekas pada papan skala adalah titik
• Selisih antara titik B dan titik A adalah ketinggian lompatan
Alat-alat yang wajib ada di tas
Fisioterapis
• 1. Bandage (perban) • 9. Alcohol
• 2. Handskun • 10. Revanol
• 3. Plester • 11. Ice bag
• 4. Tapping • 12. Ethyl Clhoride
• 5. Kinesiotape • 13. Obat-Obatan
• 6. Betadine
• 7. Kasa Steril
• 8. Gunting
PEMBAHASAN KASUS
Dislokasi patella adalah suatu
kondisi dimana tulang lutut atau patella
bergeser dari posisi anatomisnya.
Letak anatomis dari patella ialah
berada pada Facies patellaris, pada
pertengahan antara epicondylus lateral
dan epicondylus medial femur.
Dislokasi patella sering terjadi pada
pemain voly karena gerakan jump saat
smash dan jongkok saat passing dapat
membuat atlet terjatuh dan terkilir.
Anatomi dan Fisiologi
Tulang pembentuk Sendi
Ligamen
Otot
Gerakan dan otot yang mempergerak Knee Joint:
• Riwayat dislokasi
• Postur kaki tidak normal (genu valgum atau genu varus)
• Sendi patellofemoral yang lemah atau tidak pada
jalurnya
• Celah femoral yang dangkal
• Kelemahan sisi dalam otot quadriceps
• Mengencangnya otot retinaculum lateral, ITB, fleksor
panggul, vastus lateralis dan biceps femoris
Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala:
• Atlet yang mengalami dislokasi patella melaporkan bahwa
tempurung lututnya "tergelincir keluar dari tempatnya”.
• Tempurung lutut yang bergeser yang jelas terlihat
(seringkali ke sisi luar lutut).
• Nyeri, terutama ketika melakukan aktivitas berdiri dan
meluruskan lutut secara aktif.
• Tempurung lutut yang bengkak dan goyang.
• Terdapat perlunakan di sekitar tempurung lutut.
• Adanya rasa tidak stabil atau tidak mampu menahan ketika
berdiri.
• Kelemahan otot quadriceps.
Proses Patofisiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dislokasi
patella yang paling sering adalah insufisiensi kekuatan
otot quadriceps pada sisi dalam lutut, pronasi kaki
berlebihan dan yang dikenal dengan peningkatan sudut
Q lutut. Bila otot VMO tidak kuat atau serat ototnya tidak
cukup terorientasi, patella akan lebih rentan mengalami
dislokasi. Pronasi kaki yang berlebihan adalah keadaan
di mana kaki bergulir ke dalam atau terlalu datar ketika
berlari. Hal ini menyebabkan tungkai berputar ke dalam
yang akan menyebabkan patella rentan bergerak ke
arah luar ketika otot quadriceps berkontraksi.
PENANGANAN FISIOTERAPI
DI LAPANGAN
1. Pemberian RICE
2. Reposisi
Inspeksi
1) Statis
•Lutut pasien masih ada peradangan
•Pembengkakan masih ada
2) Dinamis
Pasien terlihat pincang saat berjalan dan menggunakan kruk
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK DASAR
Aktif
• Fleksi : Knee sinistra, Adanya nyeri dan ROM terbatas
• Ekstensi : Knee sinistra, Adanya nyeri dan ROM terbatas
• Eksorotasi : Knee sinistra, Tidak nyeri dan ROM normal
• Endorotasi : Knee sinistra, Tidak nyeri dan ROM normal
Pasif
• Fleksi : Nyeri dengan soft endfel
• Ekstensi : Nyeri dengan soft endfeel
• Eksorotasi : Tidak nyeri, dengan elastis endfeel
• Endorotasi : Tidak nyeri, dengan elastis endfeel
TIMT
• Fleksi : Nyeri, kualitas saraf kurang baik
• Ekstensi : Nyeri, kualitas saraf kurang baik
• Eksorotasi :Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
• Endorotasi :Tidak Nyeri, kualitas saraf baik
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Vas = nyeri hebat
ROM Test = Ada keterbatasan pada gerakan aktif fleksi
sinistra 400, dan gerakan pasif fleksi sinistra 400.
Palpasi = Adanya nyeri tekan pada bagian proksimal
patella, distal femur/ tendon otot quadricep
Pitting oedema = derajat 1
Tes Circumferentia = Lingkar lutut dekstra 38cm dan
Lingkar lutut Sinistra 40cm
MMT = nilai otot sinistra 3 (adanya kelemahan otot
quadricep dan hamstring)
Diagnosa Fisioterapi
Problematik Fisioterapi
Nyeri
Keterbatasan ROM
Kelemahan otot
Program Rencana Tindakan Fisioterapi
InfraRed
- Tujuan: Untuk memberikan efek termal sehingga
melancarkan sirkulasi dan mempercepat pemulihan
- Teknik: Pasien baring terlentang, siapkan alat, Arahka
sinar Infrared ke arah lutut sinistra
Quadricep setting
- Tujuan: Untuk mengembalikan kekuatan otot quadricep
- Teknik : Pasien dalam keadaan baring terlentang dan
melakukan kontraksi otot quadricep dengan menekan ke
arah dorsal/ ke bed. Tahan selama 5-8 detik
Ankle Pumps
- Tujuan: Meningkatkan kekuatan otot pada calf dan
ankle
- Teknik: : Pasien baring terlentang dan melakukan
gerakan dorso fleksi – plantar fleksi ankle
QUADRICEP SETTING
ANKLE PUMP
Hamstring sets
- Tujuan: Untuk meningkatkan kekuatan otot hamstring
- Teknik: Pasien baring terlentang, knee fleksi 60-900, dorso fleksi
ankle, menekan tumit ke dorsal/bed, tahan selama 5-8 detik.
SLR exercise
- Tujuan: Untuk meningkatkan kekuatan otot quadricep dan hip
- Teknik: pasien baring terlentang kemudian psien di suruh muntuk
mengangkat tungkainya dalam berbagai posisi, 30, 50, 70 derajat,
kemudian ft memberikan tahanan sampai hitungan ke 8.
Heel Slide
- Tujuan: Menambah ROM
- Teknik: Pasien baring terlentang dan melakukan fleksi ekstensi
knee secara bergantian dengan ROM semampunya tetapi
ditingkatkan.
HAMSTRING SETS
SLR EXERCISE
HEEL SLIDE
LATIHAN PEMULIHAN
Latihan setelah 2 minggu pasca cedera dan
operasi/ reposisi
Edukasi
Pasien diminta untuk mengompres kedua tungkainya
dengan air dingin ±10 menit
Pasien diminta banyak istirahat
Home Program
Pasien diminta untuk melakukan static kontraksi
pada lutut
Pasien diminta untuk melakukan gerakan-gerakan
pada knee dan ankle, misalnya fleksi knee, dorso
fleksi- plantar fleksi ankle.
Evaluasi
• Sesaat
Setelah terapi pertama, pasien merasakan
nyerinya agak sedikit berkurang, ROM
masih tetap, masih terdapat kelemahan
otot, dan pasien masih kesulitan berjalan.