Você está na página 1de 15

Teknik Geologi

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta

ANALISA CEKUNGAN SUMATRA TENGAH ( CENTRAL SUMATRA )

MUHAMMAD DANANG PRASETYO 410014035


HENRIKUS KIRANA 410014014
ALFINO WAHYU SANTOSO 410014026
HARI PRATAMA PUTRA 410014002
GRENDI LESMANA PUTRA 410014021 PETROLEUM SYSTEM
01
Pendahuluan

02
Setting Tektonik

03
Pembentukan Cekungan

Outline 04
Pengisian Cekungan
Cekungan Sumatra
Tengah
05
Kesimpulan
08
PENDAHULUAN

6
5
6 4
3
4
2
2 1
0
0
INDUSTRI EKONOMI TIK SDM

Lokasi Geologi Regional Penampang


Cekungan
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan hasil dari evolusi dan interaksi


dari gerak Lempeng Eurasia, Lempeng Samudera
Pasifk, dan Lempeng Indo-Australia. Daerah
penelitian berada pada Cekungan Sumatera Tengah.
Cekungan Sumatera Tengah merupakan back arc
basin yang berkembang di sepanjang tepi barat dan
selatan Paparan Sunda. Cekungan ini terbentuk akibat
adanya subduksi Lempeng Samudera Hindia yang
menujam ke bawah Lempeng Benua Eurasia pada
awal Tersier.
Hall, 1995
GEOLOGI REGIONAL

Heidrick & Aulia, 1993


PENAMPANG CEKUNGAN
SETTING TEKTONIK

Periode Deformasi F0 (Pra-Tersier)


Pada Pra-Tersier terjadi periode deformasi pada
batuan dasar yang menyebabkan adanya sesar
berarah utara-selatan, baratlaut-tenggara, dan
timurlaut-baratdaya.
Periode Deformasi F1 (Eosen-Oligosen)
Pada kala Eosen-Oligosen (50-26 Ma) terjadi
deformasi ekstensional dengan arah ekstensi barat-
timur.
Perioda Deformasi F2 (Miosen Awal-Miosen
Tengah)
Pada kala Miosen Awal terjadi fasa amblesan dan
berhentinya proses pemekaran diikuti oleh
pebentukan sesar mendatar menganan secara
regional dan pembentukan transtensional fracture
zone.
Periode Deformasi F3 (Miosen Tengah-Resen)
Deformasi yang terjadi berupa kompresi yang
menghasilkan struktur reverse dan thurst fault
berarah baratbaratdaya-timurtimurlaut.
Heidrick & Aulia (1993)
PENGISIAN CEKUNGAN

Eubank & Makki, 1981 dalam Heidrick & Aulia, 1993


• Pembentukan sistem rift ekstensional ini berakhir pada kala Oligosen Akhir dan diikuti oleh
transgresi regional pada Miosen Awal, yang mengendapkan sedimen klastik marin yang
tebal yang mengisi seluruh graben hingga menyelimuti batuan dasar di daerah tinggian.
Kontak antara sekuen syn-rift dan post-rift ini ditandai oleh suatu bidang ketidakselarasan
menyudut.
• Secara stratigrafi setelah diendapkannya sedimen-sedimen syn-rift, di daerah ini sejak Miosen
Awal diendapkan secara tidak selaras sedimen klastik marin yang terdiri atas perselingan
antara batupasir, batulanau dan batulempung (Mertosono & Nayoan, 1974 dalam Heidrick
et.al., 1996).
• Deposit sedimen post-rift ini secara tektonostratigrafi dibagi 2 tahap yaitu Kelompok Sihapas
dan Kelompok Petani (Yarmanto et. al., 1995). Dari tua ke muda Kelompok Sihapas terdiri atas
Formasi Menggala, Formasi Bangko, Formasi Bekasap dan Formasi Telisa. Formasi Menggala,
terdiri atas batupasir halus-kasar yang bersifat konglomeratan dengan lingkungan
pengendapan braided river – non marin. Formasi Bangko, tersusun atas serpih abu-abu
gampingan berseling dengan batupasir halus-sedang yang diendapkan pada lingkungan
estuarine. Formasi Bekasap, dengan litologi batupasir dengan kandungan glaukonit di bagian
atasnya serta sisipan serpih, batugamping tipis dan lapisan batubara yang diendapkan pada
lingkungan estuarine, intertidal, inner-outer neritic. Formasi Telisa, didominasi oleh serpih
Hermes Pangabean dan Lauti Dwita Santy
KESIMPULAN
SARAN

• Cekungan Sumatera Tengah merupakan back arc basin yang berkembang di


sepanjang tepi barat dan selatan Paparan Sunda.
• Setting Tektonik berupa interaksi lempeng secara transform yang membentuk
cekungan berupa pull apart basin.
• Pembentukan sistem rift ekstensional ini berakhir pada kala Oligosen Akhir dan
diikuti oleh transgresi regional pada Miosen Awal, yang mengendapkan sedimen
klastik marin yang tebal yang mengisi seluruh graben hingga menyelimuti
batuan dasar di daerah tinggian. Kontak antara sekuen syn-rift dan post-rift ini
ditandai oleh suatu bidang ketidakselarasan menyudut.

Você também pode gostar