Você está na página 1de 26

Perkembangan sistem muskular

Oleh
SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
INTRODUKSI
• Otot merupakan massa jaringan yang paling besar.
• Terdapat 3 tipe jaringan otot yaitu :
• Voluntary muscle (otot skeletal)
• Involuntary muscle (otot halus)
• Otot jantung
• Berdasarkan 3 tipe jaringan otot diatas maka otot dibagi kedalam 2 subtipe
yaitu :
• Striated muscle
• Non-striated muscle
• Otot halus merupakan contoh tunggal dari tipe non-striated yang banyak
ditemukan di dinding sistem digestive, urinary bladder, dan dinding pembuluh
darah.
• Otot halus memiliki bentuk spindle dan memiliki sel tunggal dengan nukleus
yang terletak sentral.
• Otot cardiac dan skeletal tersusun dari striated muscle ; otot cardiac
merupakan bentuk khusus dari otot striated yang hanya ditemukan pada
jantung ; susunan protein kontraktilenya identik dengan otot skeletal tetapi
susunan serabutnya berbeda ; sel-sel otot cardiac berbentuk iregular dan
tunggal dengan nukleus terletak sentral.
• Otot skeletal merupakan jaringan yang mengkonsumsi energi utama pada tubuh
dan memberikan gaya propulsive untuk menggerakkan dan melakukan aktivitas
fisik.
• Otot skeletal juga dikenal sebagai otot voluntary, striated, atau otot segmental
; sekitar 20% energi yang dihasilkan selama kontraksi otot digunakan untuk
menghasilkan gerakan, dan sisanya hilang sebagai panas.
• Terdapat lebih dari 500 otot skeletal pada tubuh manusia.
• Sel-sel otot skeletal adalah multinucleated dengan nukleus terletak pada perifer
sel atau tepatnya diantara sarkolemma atau membran plasma ; sel-selnya
berbentuk cylindrical, panjang sel berkisar dari 1 – 40 µm dan diameternya
berkisar dari 10 – 100 µm.
Organisasi Otot Skeletal Yang Matang
• Otot skeletal memiliki arsitektur yang berbeda-beda, sesuai dengan susunan
serabut otot kaitannya dengan axis pembangkit gaya ; berdasarkan susunan
serabutnya maka otot terdiri atas :
• Longitudinal atau paralel ; serabut ototnya tersusun paralel terhadap axis pembangkit gaya,
seperti otot biceps
• Pennate ; susunan serabut ototnya membentuk sudut dengan axis pembangkit gaya, seperti
otot vastus lateralis
• Multipennate ; susunan serabutnya membentuk sudut yang bervariasi dengan axis
pembangkit gaya, seperti otot gluteus medius.
• Seluruh otot dibungkus oleh jaringan konektif tebal dari serabut collagen yang
dikenal sebagai epimysium.
• Setiap bundle atau fascicle dibungkus oleh lapisan jaringan konektif yang
dikenal sebagai perimysium ; setiap serabut otot dibungkus oleh lapisan
jaringan konektif yang dikenal sebagai endomysium, endomysium kaya dengan
kapiler darah dan serabut saraf.
• Setiap serabut otot terisi dengan bundel myofibril cylindrical yang tersusun oleh
myofilament ; myofibril merupakan struktur kontraktil dari otot dan terdiri dari
filamen aktin dan myosin yang tersusun paralel ; aktin dan myosin merupakan
protein kontraktile, dimana aktin adalah filamen tipis yang berasal dari Z disk
dan myosin adalah filamen yang tebal.
• Selama kontraksi otot, kedua Z disk bergerak saling mendekat satu sama lain
sehingga filamen aktin dan myosin saling slide satu sama lain.
• Myofibril juga mengandung protein regulator (tropomyosin dan troponin) dan
protein asesori (titin dan nebulin).
• Protein titin dan nebulin berperan mempertahankan alignment filamen aktin
dan myosin didalam sarkomer.
• Protein tropomyosin dan troponin juga berperan didalam kontraksi otot ;
troponin merupakan ikatan protein Ca2+ kompleks yang melekat pada
tropomyosin.
• Calcium (Ca2+) yang tersimpan didalam retikulum sarkoplasmik adalah penting
untuk kontraksi otot ; didasar retikulum sarkoplasmik terdapat receptor protein
yang sensitive yaitu ryanodine receptor (RyR) dan calcium ATPase (Ca-ATPase) ;
RyR peka terhadap aksi potensial dan membuka channel calcium agar calcium
bebas masuk kedalam area myofilament ; Ca-ATPase berperan memompa
kembali calcium kedalam retikulum sarkoplasmik untuk menghasilkan relaksasi
otot.
Excitation-Contraction Coupling
• Excitation-contraction coupling adalah mekanisme yang menghubungkan stimulasi
membran plasma dengan produksi gaya cross-bridge.
• Otot menerima sinyal neural dan mengkonversi sinyal tersebut kedalam gaya mekanikal
setelah bersinaps dengan neuromuscular junction  terjadi sinyal kimiawi yang berasal
dari pelepasan acetylcholine.
• Aksi potensial otot dihasilkan oleh excitation-contraction coupling yang mengawali
sinyal calcium ; sinyal calcium yang mengaktivasi siklus kontraksi-relaksasi ; kontraksi
menunjukkan aktivasi siklus cross-bridge ; Ca2+ mengaktivasi gaya mekanikal antara
filamen aktin dan myosin melalui ikatan troponin ; energi kontraksi berasal dari ikatan
ATP energi tinggi yang merupakan turunan dari ADP ; adanya Ca2+ dan ATP menyebabkan
caput molekul myosin membentuk cross-bridge dengan lokasi aktif pada filamen aktin
yang tipis.
• Secara garis besar, proses kontraksi diawali dengan pelepasan acetylcholine untuk
mengawali terjadinya excitation-contraction coupling dan ikatan calcium pada troponin
mengawali kontraksi otot ; suatu muscle twitch sinonim dengan siklus kontraksi-
relaksasi tunggal pada serabut otot skeletal.
Tipe Serabut Otot
• Serabut otot dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatannya yaitu tipe I atau
tipe II.
• Serabut otot dapat juga diklasifikasikan berdasarkan kemampuan metabolik,
yaitu tipe I, IIa dan IIb.
• Tipe I dikelompokkan sebagai oksidatif lambat karena menggunakan glikolisis
lambat dan phosphorylation oksidatif untuk menghasilkan ATP, memiliki aktivitas
myosin CA-ATPase yang rendah, memiliki twitch lambat, diameter yang kecil
dengan jumlah enzim oksidatif yang banyak dan kepadatan kapiler yang luas,
sangat cocok untuk aktivitas yang memerlukan kontraksi repetitif dalam waktu
yang lama dengan gaya kontraksi yang rendah dan tahan kelelahan, banyak
ditemukan pada otot2 extraocular dan telinga bagian middle serta pada
sebagian besar otot postural (otot soleus memiliki jumlah yang besar serabut
slow-twitch).
Tipe Serabut Otot
• Tipe II serabut otot dikelompokkan sebagai oksidatif cepat dengan serabut
glikolitik.
• Tipe IIa menggunakan metabolisme oksidatif (aerobik) dan metabolisme
glikolitik (anaerobik), banyak ditemukan pada otot2 ocular, dan menunjukkan
gerakan halus dan cepat secara kontinyu.
• Tipe IIb (IIx) memiliki kapasitas metabolisme glikolisis yang tinggi dan cepat
memendek, memiliki serabut fast-twitch yang cocok untuk aktivitas daya ledak
tinggi dalam waktu yang singkat, meskipun serabut tipe IIa lebih tahan lelah
dibandingkan dengan tipe IIb, otot gastrocnemius memiliki serabut fast-twitch
dalam jumlah yang besar (digunakan pada aktivitas jumping).
• Kecepatan kontraksi dan durasi twitch pada tipe IIa berada antara serabut tipe I
dan IIb.
Motor Unit
• Unit fungsional dari otot adalah motor unit, yaitu sebuah sel body saraf tunggal
dan axon-nya dengan seluruh serabut otot yang diinnervasi oleh cabang-cabang
axon tersebut.
• Setiap serabut otot menerima innervasi dari satu neuron.
• Intensitas kontraksi otot dikelompokkan berdasarkan sejumlah motor unit yang
terekrut dan ledakan impuls.
• Jumlah serabut otot dalam satu motor unit adalah bervariasi, bergantung pada
besarnya otot ; contoh otot besar pada tungkai memiliki motor unit dengan
ukuran berkisar dari 500 sampai 1000 serabut otot, sebaliknya otot kecil pada
tangan atau extraocular memiliki motor unit dengan ukuran berkisar dari 10
sampai 100 serabut otot (menghasilkan gerakan yang sangat halus seperti
mengetik, mengikat busur, atau membuat adaptasi mata yang kecil.
Motor Unit
• Rekruitmen adalah proses peningkatan sejumlah motor unit yang menghasilkan
kontraksi pada suatu otot dalam waktu tertentu.
• Proses rekruitmen mengikuti prinsip ukuran ; motor unit yang kecil terekrut
terlebih dahulu sebelum motor unit yang besar ; motor neuron yang kecil yang
menginnervasi serabut tipe I slow oksidatif akan terstimulasi pertama kali,
kemudian diikuti oleh tipe IIa fast oksidatif-glikolitik, dan akhirnya serabut tipe
IIb atau IIx fast glikolitik.
Perkembangan Otot Skeletal
• Prenatal :
• Sistem muskular berkembang dari mesoderm, kecuali otot-otot mata berkembang dari
neuroectoderm.
• Tipe sel otot yang penting dalam perkembangan muskular adalah myogenic percursor cells,
myoblasts, myotubes, myofibers, fibroblasts, dan sel-sel satelit.
• Gen spesifik otot didalam sel-sel mesenchymal premuscle melalui pertumbuhan
menghasilkan beberapa myoblast ; myoblast adalah sel-sel yang berbentuk spindle dengan
nukleus yang memanjang kearah sentral.
• Myoblast tersebut mulai menghasilkan filamen aktin dan myosin ; pada saat itu terjadi
perkembangan yaitu secara bersamaan myoblast menyatu membentuk silinder besar dan
multinuklei, disebut dengan myotubes
• Myotubes adalah sel otot multinuklei yang belum matang ; nuklei terletak sentral didalam
sel-sel silinder yang memanjang.
Perkembangan Otot Skeletal
• Prenatal :
• Protein kontraktile aktin dan myosin mengalami sintesis secara cepat dan terbukti menjadi
fibril-fibril striated didalam sitoplasma perifer ; protein regulator lainnya seperti troponin
dan tropomyosin juga mengalami sinthesis
• Ada 2 tipe myotubes yang berkembang yaitu : primary myotubes dan secondary myotubes ;
Pada 5 minggu kehamilan, primary myotubes pertama kali berkembang, beberapa minggu
kemudian secondary myotubes berkembang.
• Pada 20 minggu kehamilan, mayoritas myotubes menyatu membentuk myofibers ; myofibers
merupakan sel-sel otot multinukleated yang matang, biasa dikenal sebagai serabut otot.
• Myofibers mengandung striation yang khas atau sarkomer, pada otot skeletal.
• Fibroblasts merupakan bentuk sel irreguler yang flat dan ditemukan pada perkembangan
myofibers ; selama tahap awal perkembangan, sel-sel ini memberikan matriks extraseluler
dimana berkembang kerangka jaringan konektif pada otot, membentuk perimysium dan
epimysium.
Perkembangan Otot Skeletal
• Prenatal :
• Pada serabut otot, terdapat sel satelit ; sel satelit merupakan sel mononuklei, berbentuk
spindle dan sangat berhubungan dengan permukaan serabut otot.
• Sel satelit ditemukan antara lamina basal dan serabut otot, dapat diidentifikasi hanya
dengan mikroskop elektron.
• Sel satelit memberikan peran integral didalam pertumbuhan otot normal selama masa post
natal dan berperan didalam perbaikan otot pasca injury.
• Pada saat lahir, nuklei sel satelit berjumlah lebih 30% dari nuklei total serabut otot.
• Peran sel satelit selama pertumbuhan postnatal normal adalah untuk mensuplai nuklei ke
serabut-serabut yang besar.
• Ketika myofibers meningkat ukurannya selama pertumbuhan maka sejumlah nuklei akan
meningkat, dimana pada beberapa kasus terjadi peningkatan lebih dari 100 kali ;
peningkatan jumlah myonuklei ini bergantung pada sel-sel satelit yang berhubungan dengan
serabut ; sel-sel satelit ini secara kontinyu membelah diri.
Perkembangan Otot Skeletal
• Prenatal :
• Ketika terjadi cidera berat pada otot maka beberapa myofibers biasanya akan mati ; serabut
otot baru dapat dibentuk oleh sel-sel satelit yang masih hidup.
• Adanya aktivasi melalui stress mekanikal merangsang sel-sel satelit untuk menghasilkan
formasi otot.
• Kerusakan pada serabut otot dapat diperbaiki atau diganti melalui aktivasi sel-sel satelit,
namun tidak dapat memperoleh kembali kekuatan ototnya secara penuh  kompensasi dari
hilangnya jaringan otot yang rusak adalah melalui peningkatan ukuran serabut otot yang
ada.
• Kontrol perkembangan dan perbedaan otot
• Primary myotubes berkembang dari embryonic myoblasts dan dapat dibedakan menjadi
serabut tipe slow (tipe I) dan tipe fast (tipe II).
• Perbedaan ini terjadi sebelum axon saraf motorik kontak dengan formasi otot baru.
Perkembangan Otot Skeletal
• Kontrol perkembangan dan perbedaan otot :
• Pada saat secundary myotubes terbentuk dari fetal myoblasts, motor neuron mulai muncul
ke otot  memerlukan input saraf untuk formasi dan perbedaan serabut otot.
• Komposisi protein kontraktile dapat menentukan fenomena serabut otot, dimana terdapat
perbedaan kualitatif protein kontraktile antara serabut tipe slow dan tipe fast
• Perbedaan tipe serabut otot yang terbentuk terjadi pada saat yang sama dengan munculnya
innervasi saraf ; yang pertama kali diinnervasi adalah primary myotubes
• Pada umumnya, selama perkembangan primary myotubes menjadi serabut tipe I dan
secondary myotubes menjadi serabut tipe II ; karena serabut tipe I pertama kali diinnervasi
sebelum serabut tipe II maka serabut tipe I pertama kali nampak pada janin sedangkan
serabut tipe II tidak dapat diidentifikasi sampai pada usia 30 atau 31 minggu kehamilan.
• Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa antara usia 31 dan 37 minggu kehamilan serabut
tipe II membentuk 25% dari serabut otot janin ; innervasi oleh serabut saraf motorik sangat
diperlukan untuk menunjukkan perbedaan serabut otot secara penuh.
Perkembangan Otot Skeletal
• Kontrol perkembangan dan perbedaan otot :
• Sekitar 8 minggu kehamilan, terbentuk formasi myoneural junction yang dimulai saat
perkembangan receptor ACh pada perifer myotubes ; hal ini ditunjukkan dengan gerakan
awal janin pada otot-otot intercostalis ; setiap motor end plate menerima multiple axon
(minimal 1 axon untuk setiap serabut otot).
• Antara 16 dan 25 minggu kehamilan, beberapa extra connection mengalami kematian dan
terjadi transisi kearah innervasi mononeural yang menunjukkan terbentuknya motor unit
klasik.
• Selama paruh terakhir kehamilan, terjadi peningkatan yang besar dari jumlah dan ukuran
serabut otot ; peningkatan jumlah serabut otot terutama berasal dari secondary myotubes.
• Pada janin usia pertengahan kehamilan, 15% massa tubuhnya berasal dari otot ; 25% dari
berat badan bayi baru lahir berasal dari massa otot.
Perkembangan Otot Skeletal
• Masa bayi ke remaja :
• Pertumbuhan otot skeletal pada tahun pertama kehidupan terjadi peningkatan ukuran
serabut individual otot dan kemungkinan jumlah serabut otot.
• Meskipun peningkatan paling besar jumlah serabut otot terjadi sebelum kelahiran, namun
peningkatan jumlah serabut otot juga terjadi selama perkembangan postnatal tahun
pertama.
• Setelah kelahiran, pertumbuhan otot muncul terutama dari peningkatan ukuran serabut
individual otot ; rata-rata ukuran serabut otot saat kelahiran adalah sekitar 12 µm.
• Pada saat kelahiran, perbedaan serabut otot tetap berlanjut dari masa kehamilan ; distribusi
serabut tipe I berkisar dari 28% sampai 41% pada beragam otot skeletal.
• Otot intercostalis dan diaphragma menunjukkan distribusi serabut tipe I saat usia 2 dan 7
bulan ; otot soleus memiliki dominan serabut tipe I pada usia 8 – 10 bulan.
• Proporsi perbedaan tipe serabut sangat bervariasi diantara setiap individu ; beberapa
penelitian menunjukkan hasil yang berbeda.
Perkembangan Otot Skeletal
• Masa bayi ke remaja :
• Sebagai contoh, penelitian Malina, Bouchard, dan Bar-Or yang mengobservasi serabut tipe I
pada otot vastus lateralis menunjukkan bahwa rerata sekitar 50% dengan standar deviasi 15%
ditemukan pada otot vastus lateralis.
• Penelitian lainnya oleh Lexell et al menunjukkan bahwa tidak ditemukan distribusi serabut
tipe I pada vastus lateralis anak2 yang berusia 5 – 15 tahun.
• Kemudian, beberapa penelitian terakhir yang mengobservasi distribusi serabut tipe I pada
usia 16 tahun menunjukkan adanya perubahan relatif pada masa pubertas.
• Perubahan distribusi tipe serabut otot tersebut berlangsung terus pasca kelahiran sampai
memasuki usia remaja.

Você também pode gostar