Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Fakhrurrozi
2. Deskripsi
Para klinisi beranggapan bahwa untuk memahami content dari
perilaku klien secara utuh maka harus mempertimbangkan juga
tentang context sosial, budaya dan fisik klien. Hal itu menyebabkan
asesmen diharapkan dapat mendeskripsikan kepribadian seseorang
secara lebih utuh dengan melihat pada person-environtment
interactions. Dalam fungsinya sebagai sarana untuk melakukan
deskripsi terhadap kepribadian seseorang secara utuh, di dalam
asesmen harus terdapat antara lain : motivasi klien, fungsi
intrapsikis, respon terhadap tes, pengalaman subjektif, pola
interaksi, kebutuhan (needs) dan perilaku. Dengan menggunakan
pendekatan deskriptif tersebut memudahkan klinisi untuk mengukur
perilaku pra treatment, merencanakan jenis treatment dan
mengevaluasi perubahan perilaku pasca treatment.
TUJUAN ASESMEN KLINIS
3. Prediksi
Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk
memprediksi perilaku seseorang. Misalnya klinisi
diminta oleh perusahaan, kantor pemerintah atau
militer untuk menyeleksi seseorang yang tepat
bagi suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus
tersebut, klinisi akan melakukan asesmen dengan
mengumpulkan dan menguji data deskriptif yang
kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan prediksi dan seleksi.
Klinisi kadang dihadapkan pada situasi untuk memprediksi
hal-hal yang berbahaya, misalnya pertanyaan seperti
“Apakah si A akan bunuh diri ?”, “Apakah si B tidak akan
menyakiti orang lain setelah keluar dari RS?”. Pada saat itu
klinisi harus menentukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Prediksi klinisi tentang “berbahaya” atau “tidak berbahaya”
dapat dievaluasi dengan empat kemungkinan jawaban.
True positive, jika prediksi klinisi berbahaya dan ternyata
klien menunjukkan perilaku berbahaya.
True negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya dan
ternyata klien menunjukkan perilaku yang tidak
berbahaya.
False negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya tetapi
klien menunjukkan perilaku berbahaya.
False positive, jika prediksi klinisi berbahaya tetapi klien
menunjukkan perilaku tidak berbahaya.
II. COLLECTING ASSESSMENT DATA
Disini dapat dilihat, bahwa data berupa usaha bunuh diri dilihat
sebagai contoh dari apa yang dilakukan klien dalam situasi seperti itu.
Tidak ada usaha untuk mengetahui mengapa dia mencoba bunuh diri.
Jika dilihat sebagai sampel, akan didapat kesimpulan tingkat rendah.
Teori yang mendasarinya adalah behavioral.
2. Data dilihat sebagai korelasi dengan aspek
lain dalam hidup klien. Kemungkinan
judgment :
Klien sepertinya seorang lelaki setengah
baya yang masih single atau bercerai dan
mengalami kesepian.
Klien saat itu mungkin mengalami depresi.
Psikopatologi
IV. Defenses
Represi
Rasionalisasi
Regresi
Fantasi
Dsb
2. Fenomenologi ; pendekatan subjektif dan
cenderung mengikuti format umum
asesmen.
I. Klien dari sudut pandang sendiri
II. Klien seperti yang direfleksikan dalam tes
III. Klien seperti yang dilihat klinisi
3. Cognitive-Behavioral
I. Deskripsi tentang penampilan fisik dan perilaku
selama asesmen
II. Permasalahan
A. Masalah saat ini
B. Latar belakang masalah
C. Situasi tertentu yang menentukan masalah
D. Variabel yang relevan
Aspek fisiologis
Pengaruh medis
Aspek kognitif yang menentukan masalah
E. Dimensi masalah
Durasi
Frekuensi
Keseriusan masalah
F. Konsekuensi masalah
A. Positif
B. Negatif
III. Masalah yang lain (diobservasi oleh asesor, tidak dinyatakan
oleh klien)
IV. Aset individu
V. Target perubahan
VI. Treatment yang direkomendasikan
VII. Motivasi klien untuk treatment
VIII. Prognosis
IX. Prioritas treatment
X. Harapan klien
A. Penyelesaian masalah yang spesifik
B. Pada treatment secara umum
XI. Komentar lain