Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NEUROLOGI
Yang terpenting adalah pemeriksaan miksi, yaitu dengan cara: anamnesis dan
pemeriksaan.
Macam-macam kelainan miksi :
Inkontinensia urine
Retensio urin
Automatic bladder
Atonic bladder
Anamnesis : Pemeriksaan:
Compos Mentis = 15
Somnolen =12-14
Sopor (stupor) =9-11
Koma =3-8
PEMERIKSAAN N. CRANIALIS
N I = N. OLFACTORIUS
Penderita diminta untuk mengidentifikasi apa yang
tercium olehnya jika suatu botol didekatkan pada
lubang hidungnya.
Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua lubang
hidung.
Pemeriksaan dimulai dengan menyuruh penderita
menutup satu lubang hidung. Kemudian bahan
pemeriksaan kita dekatkan pada lubang hidung
sebelahnya.
Terciumnya bau-bauan secara tepat berarti fungsi
penciuman (N.1) kedua belah sisi adalah baik.
Kelainan penciuman:
Anosmia ⇒ hilangnya daya penciuman
Hiposmia ⇒ daya penciuman berkurang
Hiperosmia ⇒ daya penciuman lebih tajam dari normal
Parosmia ⇒ rangsangan bau ada tetapi identifikasinya
salah
Halusinasi olfactorik ⇒ mencium bau sesuatu tanpa
adanya rangsangan
N.II = N. Opticus
Fungsi: untuk penglihatan
Pemeriksaan meliputi:
Ketajaman penglihatan (visual acuity)
Tes kartu Snellen
Tes hitung jari
Tes gerakan jari
Tes cahaya
Lapangan pandang
Tes konfrontasi
Tes kampimetri/perimetri
Fundus oculi (funduscopy)
Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan oftalmoskop.
Yang diperiksa adalah keadaan retina dan diskus optikus
atau papila nervi optici.
Penilaian:
Gambaran fundus oculi normal: Retina berwarna merah-
oranye
Pembuluh darah: vena lebih tebal dari arteri dan
berpangkal pada pusat papil dan memancarkan
cabang-cabangnya keseluruh retina dengan
perbandingan a:v = 2:3
Papil N.II: berwarna kuning kemerahan, bentuk bulat,
batas tegas dengan sekelilingnya, mempunyai cekungan
fisiologis (cupping).
Kelainan Papil :
- Papil Edema
- Papil Atrofi
Tes Warna (color vision testing)
Tes ini untuk mengetahui adanya buta warna dengan
menggunakan Ishihara.
Gangguan pengenalan warna ini sering ditemukan pada
kasus neuritis optika, lesi N.II atau lesi khiasma opticum.
N.III, N.IV, N.VI = N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N.
Abducen.
M. Rectus
med M. Rectus
N III lat
(N VI
M. Rectus
M. Oblique inf
sup N III
N IV
N.V = N. Trigeminus
N. Trigeminus terdiri dari:
Saraf
motorik, yang mempersarafi otot
pengunyah yaitu M. Masseter, M.
Temporalis, M. Pterigoideus.
Saraf
sensorik, yang mempersarafi
wajah dalam 3 cabang yaitu N.
ophtalmicus, N. Maxillaris,
N.Mandibularis.
Pemeriksaan meliputi :
Motorik
M. Masseter dan M. Temporalis
M. Pterigoideus
Sensorik
Ada 3 cabang sensorik untuk wajah:
- N. Ophtalmicus
- N. Maxillaris
- N. Mandibularis
Pemeriksaan:
Di sini kita membandingkan sensasi kulit satu sisi dengan sisi
lain pada daerah muka (dahi, pipi, dagu) baik untuk
sensasi nyeri (dengan jarum) maupun raba (dengan
kapas). Lalu tanyakan apakah sensasi rasa nyeri/rasa raba
yang dirasakan pada sebelah kiri sama dengan sebelah
kanan. Bila tidak sama penderita diminta
memberitahukan mana yang lebih sakit.
Motorik
M. Masseter
M. Pterigoideus
Refleks
Ada 3 refleks yang diperiksa, yaitu:
Refleks kornea
Refleks kornea langsung
Refleks kornea tidak langsung
Refleks masseter (jaw jerk reflex)
Refleks bersin
Saraf
Kranial
N.VII = N. Facialis
test menyengir
Tes sensorik khusus
(pengecapan) 2/3
depan lidah)
Pemeriksaan dengan
rasa manis, pahit,
asam, asin yang
disentuhkan pada
salah satu sisi lidah.
Bahannya
adalah:Glukosa 5 %,
Nacl 2,5 %, Asam
sitrat 1 %, Kinine
Sekresi air mata.
Dengan
menggunakan
Schirmer test
(lakmus merah)
Ukuran : 0,5 cm x
1,5 cm
Warnaberubah
menjadi Biru :
Normal: 10 – 15
mm ( lama 5 menit
Pemeriksaan N.VIII
(Pendengaran dan
Keseimbangan)
Inspeksi cerumen, obstruksi,
perforasi membran timpani
Testpendengaran audiogram
(untuk membedakan tuli saraf
dengan tuli konduktif)
Weber
Tes Rinne
Swabach
Pemeriksaan Romberg test
Keseimbangan
stepping test
Test jari telunjuk hidung
Pemeriksaan
Keseimbangan
Test tumit – lutut.
Test mempertahankan
sikap.
Romberg test
N.XI = N. Accesorius
Hanya mempunyai komponen motorik
yang mempersarafi
a. M. Trapezius
b. M. Sternocleidomastoideus
Memeriksa tonus dari Memeriksa m.
m. Trapezius Sternocleidomastoideus
N.XII = N. Hypoglossus
Stimulus : ketukan pada tendon otot triseps brachii, posisi lengan fleksi pada
sendi siku dan sedikit pronasi.
Respons : extensi lengan bawah disendi siku
Afferent : n. radialis (C 6-7-8)
Efferenst : n. radialis (C 6-7-8)
Babinski
Chaddock Oppenheim
Goresan harus dilakukan
perlahan, jangan sampai
mengakibatkan rasa nyeri, sebab
Rangsang diberikan Mengurut dengan
hal ini akan menimbulkan refleks dengan jalan kuat tibia dan otot
menarik kaki (flight reflex) menggoreskan tibialis anterior,
Goresan dilakukan pada telapak
kaki bagian lateral, mulai dari bagian lateral Arah mengurut ke
tumit menuju pangkal jari. maleolus bawah (distal).
+ : gerakan dorso fleksi ibu jari,
yang disertai gerak jari-jari
lainnya
Schaefer Gordon Mendel – Bechterew
Memencet (mencubit) tendon Memencet (mencubit) otot Pengetukan dorsum pedis
Achilles betis pada daerah os coboideum
Nyeri: jarum diletakkan tegak lurus dan sentuhkan pada lokasi yang akan diperiksa.
Propriosepsi: sensasi posisi sendi harus diperiksa dengan mata pasien tertutup.
Sistem pemeriksaan sensasi posisi sendi pada jari tangan atau kaki.
Suhu
Botol/tabung berisi air panas : suhu 40-45 derajat celcius.
Botol/tabung berisi air dingin : suhu 10-15 derajat celcius.. Bagian tubuh yang
tertutup pakaian lebih sensitif dari bagian tubuh yang terbuka.
Pemeriksaan Sensibilitas
Proprioseptif
Test untuk rasa sikap. Test untuk rasa gerak/posisi Test untuk rasa getar.
Alat pemeriksa : bagian tubuh sendi. Alat pemeriksa : garpu tala
pasien sendiri. Alat pemeriksan : sendi sendi/jari Cara pemeriksaan:
Cara pemeriksaan : jari tangan kaki pasien • Garpu tala digetarkan
• Tempatkan salah satu Cara pemeriksaan: dulu/diketuk pada meja atau
lengan/tungkai pasien pada • Pegang ujung jari jempol kaki benda keras lalu letakkan diatas
suatu posisi tertentu, kemudian pasien dengan jari telunjuk dan ujung ibu jari kaki pasien
suruh pasien untuk menghalangi jempol jari tangan pemeriksa • Minta pasien menjawab untuk
pada lengan dan tungkai. dan gerakkan keatas kebawah merasakan ada getaran atau
• Perintahkan untuk menyentuh maupun kesamping kanan dan tidak dari garputala tersebut
dengan ujung ujung telunjuk kiri
kanan, ujung jari kelingking kiri • Pasien diminta untuk menjawab
dsb. posisi ibu jari jempol nya berada
diatas atau dibawah atau
disamping kanan /kiri.
Pemeriksaan Sensibilitas
Diskriminatif :
Rasa stereognosis.
Dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengenal benda –
benda yang disodorkan kepadanya.
Rasa Gramestesia.
Untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang digoreskan diatas kulit
pasien, misalnya ditelapak tangan pasien.
Rasa Barognosia.
Untuk mengenal berat suatu benda.
Rasa topognosia.
Untuk mengenal tempat pada tubuhnya yang disentuh pasien.
Gangguan sensorik terdiri dari :
Anestesia: tidak terasa sama sekali.
Hipestesia : rasa berkurang.
Hiperestesia : rasa bertambah.
Parestesia : rasa berubah/kesemutan.
Analgesia : rasa nyeri berkurang.
PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa
Fungsi memori (ingatan)
Fungsi orientasi (pengenalan)
Fungsi bahasa
Apakah ada afasia ?
Afasia motorik
A.m. kortikalis korteks serebri dominan
A.m. subkorikalis subkorteks hemisfer dominan
A.m. transkortikalis korteks Broca dan Wernicke
Afasia sensorik
A.s. kortikalis area korteks Wernicke
A.s subkortikalis subkorteks Wernicke
Word Blindness
Gangguan bahasa lainnya
Apraksia
Agrafia
Alexia
Astereognosia
Abarognosia
Agramesthesia
Asomatognosia
Pemeriksaan fungsi memori
Immediate memory (segera)
Short term memory/recent memory (jangka pendek)
Long term memory/remote memory (jangka panjang)
Dilakukan untuk audio memory (yang
didengar) dan visual memory (yang dilihat)
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim),(bulan), (tanggal), hari apa? 5
2 Kita berada dimana? (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai/kamar) 5
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, 3
pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap
nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan
benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan 5
setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2
nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, 2
buku)
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Pasien disuruh melakukan perintah: “ambil kertas ini dengan tangan 3
anda,lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkanlah mata 1
anda”
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini 1