Você está na página 1de 25

ALKENA

KELOMPOK 2:
1. Ismi Amalia 6. Faturrahman
2.Annisa Iqranti Putri 7. Marlindah
3.Anggi Angela 8. Muh. Arul Jalal
4.Angelina Putri Asnun 9. Muh. Hikmad Aji P.
5. Aulia Syasa 10. Nurmadinah Latif
11. Titania Ramadhanti
PENGERTIAN

CIRI-CIRI FISIK

SIFAT-SIFAT
ALKENA
TATA NAMA

NOTASI CIS TRANS

KEGUNAAN
PENGERTIAN ALKENA

 Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak


jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik
yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak
berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu
kelompok hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n.
 Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4)
Senyawa aromatik seringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi
struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai
alkena.
CIRI-CIRI FISIK

 Ciri-ciri fisik alkena tidak berbeda jauh dengan alkana.


Perbandingan utama di antara keduanya adalah alkena mempunyai
tingkat keasaman yang jauh lebih tinggi dibandingkan alkana. Wujud
zat dari alkena tergantung dari massa molekulnya. 3 alkena yang paling
sederhana: etena, propena, dan butena berbentuk gas. Alkena linear
yang memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena
yang memiliki atom karbon lebih dari 15 berwujud padat.
SIFAT-SIFAT ALKENA

 Sifat fisik
 1. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan
alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk
lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih
kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
 2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon
alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
Tabel 5. Beberapa sifat fisik alkena
Rumus

Nama alkena Molekul Mr Titik leleh Titik didih Kerapatan Fase pada

(oC) (0C) (g/Cm3) 250C

Etena C2H4 28 -169 -104 0,568 Gas

Propena C3H6 42 -185 -48 0,614 Gas

1-Butena C4H8 56 -185 -6 0,630 Gas

1-Pentena C5H10 70 -165 30 0,643 Cair

1-Heksena C6H12 84 -140 63 0,675 Cair

1-Heptena C7H14 98 -120 94 0,698 Cair

1-Oktena C8H16 112 -102 122 0,716 Cair

1-Nonesa C9H18 126 -81 147 0,731 Cair

1-Dekena C10H20 140 -66 171 0,743 Cair


 1. Titik didih dan titik leleh alkena naik dengan pertambahan nilai Mr.
 2. Alkena bersifat non-polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti
air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik non-polar seperti etanol.
 3. Sifat fisis alkena (titik didih dan titik leleh) dengan Mr yang sama (isomer)
untuk rantai lurus lebih tinggi dari rantai bercabang.
 4. Titik didih senyawa alkena yang berisomer geometri, struktur cis lebih tinggi
dari trans. Mislanya cis-2-butena (3,7 0C) lebih tinggi dari trans-2-butena (0,8 0C).
 5. C2-C4 berwujud gas, C5-C17 berwujud cair, dan C18 dst berwujud padat.
 Sifat kimia
 Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah
atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena
sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi,
polimerisasi dan pembakaran
 1. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak
jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain.
Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C
sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
 a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi)
 b. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi) Hasil
reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur
alkena

 1. alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.


 2.alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat diramalkan
menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka
produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat
dengan lebih banyak atom H.
 c. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)

 1. Reaksi ini akan menghasilkan alkana.


 2. Alkena dapat mengalami polimerisasi. Polimerisasi adalah penggabungan molekul-
molekul sejenis menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang.
Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk
disebut polimer.
 3. Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan
menghasilkan CO2 dan H2O.
TATA N A M A

Tatanama IUPAC
 Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang
diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkanadengan menggantikan
akhiran -ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi
nama etena.
Pada alkena yang memiliki kemungkinan ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan
penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom
karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya.
Contohnya adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.
Pada alkena yang lebih tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya
berbeda dengan letak ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini
dipakai:
 Penomoran rantai karbon terpanjang dilihat dari ujung yang terdekat dengan
ikatan rangkap, sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai
nomor sekecil mungkin.
 Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.
 Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.
 Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya,
ketahui letak ikatan rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.
Notasi Cis-Trans

Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang
sejenis, maka notasi cis-trans dapat dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang sama dari ikatan
rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak berseberangan, maka disebut sebagai
(trans-).

Perbedaan antara isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.
 Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme konfigurasi adalah
sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-gugus fungsi dalam sebuah molekul. Secara
umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul
dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas.
 Istilah "isomerisme geometrik" adalah istilah lama yang sudah tidak digunakan lagi dan merupakan sinonim
dari "isomerisme cis-trans". Ia kadang-kadang juga merupakan sinonim untuk stereoisomerisme umum (misalnya
isomerisme optis); istilah yang tepat untuk stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme.
 Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang
sama, diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan,
diastereomer ini disebut sebagai trans. Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan isomerisme cis-trans adalah
2-butena.
SIFAT FISIK CIS VS TRANS

Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika yang berbeda. Perbedaan antara isomer pada umumnya
disebabkan oleh perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan. Perbedaan ini dapatlah sangat kecil, seperti
yang terlihat pada titik didih alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36 °C dan isomer cis 37 °C)[1]. Perbedaan
isomer cis dan trans juga dapat sangat bersar, seperti pada kasus siklooktena. Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih
145 °C[2], sedangkan isomer transnya 75 °C.[3] Perbedaan yang sangat besar antara kedua isomer siklooktena disebabkan oleh
terikan cincin yang besar untuk trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan isomer cis. Bahkan,
kedua isomer asam 2-butenadioat memiliki sifat-sifat dan reaktivitas yang sangat berbeda sehingga mempunyai nama yang
berbeda pula. Isomer cisnya disebuah asam maleat, sedangkan isomer transnya disebuat asam fumarat. Polaritas merupakan
faktor kunci yang menentukan titik didih relatif senyawa karena ia akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan simetri
merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena ia mengijinkan penataan molekul yang lebih baik pada
bentuk padat. Oleh karena itu, trans-alkena yang kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih
rendah dan titik leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alkena secara umum memiliki titik didih yang lebih tinggi dan titik leleh
yang lebih rendah.
NOTASI E/Z

 Bromin mempunyai prioritas CIP yang lebih tinggi daripada klorin, sehingga alkena ini merupakan isomer Z.
 Sistem penamaan isomer cis/trans tidaklah efektif ketika terdapat lebih dari dua substituen pada ikatan ganda.
Notas E/Z dapat digunakan untuk kasus seperti ini. Z (berasal dari Bahasa Jerman zusammen) berarti bersama dan
berkorespondensi dengan istilah cis; E (berasal dari Bahasa Jerman entgegen) berarti berlawanan dan berkorespondensi
dengan istilah trans.
 Sebuah konfifurasi molekul disebut E atau Z tergantung pada kaidah prioritas Cahn-Ingold-Prelog (nomor
atom yang lebih tinggi memiliki prioritas lebih tinggi). Untuk setiap atom yang melekat pada ikatan ganda,
diperlukan penentuan substituen mana yang memiliki prioritas lebih tinggi. Jika dua substituen berprioritas leih
tinggi berada pada sisi yang sama, susunan ini disebut Z; sedangkan jika berlawanan, susunan ini disebut E.
KEISOMERAN ALKENA
 Alkena mempunyai dua keisomeran sebagai berikut.

 1) Keisomeran Struktur

 Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus molekul sama, tetapi rumus struktur
berbeda. Keisomeran pada alkena mulai ditemukan pada C4H8 terus ke suku yang lebih tinggi. Perhatikan
contoh di bawah ini!

 a) C4H8 mempunyai tiga macam isomer, yaitu:


 b) C5H10 mempunyai lima macam isomer, yaitu:
 2) Keisomeran Geometri
 Keisomeran geometri, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar C
ikatan rangkap.

 Contoh:

 2–butena mempunyai dua isomer geometri, yaitu cis–2–butena dan

 trans–2–butena.
 Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing
atom karbon yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus
yang berbeda, sehingga jika atom atau gugus yang diikat tersebut
bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi berbeda.
K E G U NA A N A L K E NA DA L A M
K E H I D U PA N

 Bahan dasar pada industri plastijk, karet sintetik, pipa (PVC =


polivinilklorida), dan Teflon. Khusus etena atau etilena digunakan
sebagai bahan pembuat zat-zat kimia seperti alkohol (etanol), etilena
glikol, dan etil eter.
 · Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
· Untuk memasakkan buah-buahan
 · Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)

Você também pode gostar