Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Masalah-masalah publik
• Kemiskinan
• Pengemis/Pengamen jalanan
• Sampah
• Narkoba Siapa yang bertanggungjawab
• Kemacetan menyelesaikannya???
• PKL
• Pengangguran
• Miras
• Kesehatan
• Pendidikan
• dll
KEGAGALAN KEBIJAKAN PUBLIK
Analis kebijakan adalah profesi yang sangat diperlukan oleh setiap pemimpin
puncak diberbagai lembaga administrasi publik, pada setiap jenjang.
1. Mampu cepat mengambil fokus pada kriteria
keputusan yang paling sentral
PERAN ANALIS
KEBIJAKAN 8. Mampu memeriksa fakta-fakta yang
diperlukan
evaluasi?
Suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan
William berbagai macam metodologi penelitian & argumen
N. Dunn untuk menghasilkan informasi yang relevan untuk
memecahkan masalah-masalah kebijakan.
Analisis Preskriptif
Analisis Deskriptif Menekankan pada rekomendasi-
Hanya memberikan gambaran rekomendasi
Analisis
kebijakan
preskriftip
AKP MENGHASILKAN INFORMASI YANG RELEVAN
DENGAN KEBIJAKAN
Formulasi &
Kebijakan
Legitimasi Kebijakan Hasil
Implementasi Tindakan
Kebijakan Hasil kebijakan
Mengarah ke
Evaluasi thd
Kinerja dan
implementasi
dampak
kinerja & dampak
kebijakan
kebijakan
Kebijakan baru
PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
Perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses yang terdiri dari empat
tahap, yakni :
1. Pencarian masalah (problem search)
2. Pendefinisian masalah (problem definition)
3. Spesifikasi masalah (problem specificatoin)
4. Pengenalan masalah (problem sensing)
Masalah yang belum tertata
dengan rapih
META MASALAH
MASALAH FORMAL
Tahapan Ilustrasi Contoh Perumusan Masalah :
Situasi Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 yang ditindaklanjuti dengan PP No. 72
tentang Desa ternyata tidak ada/kurang adanya penekanan pada pelayanan publik di desa.
Meta Masalah 1. Agenda reformasi pelayanan publik seolah-olah hanya sampai pada tingkat kabupaten.
2. Belum ada perubahan yang signifikan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa khususnya pelayanan
Bagaimana kita
memanadang
publik di Desa, karena ada anggapan bahwa pembangunan desa berarti pembangunan fisik.
kekurangmampuan 3. Ada kecenderungan pemerintah kabupaten tidak serius dalam pemberdayaan Pemerintahan Desa
aparat desa
menyelenggarakan (membiarkan desa tidak mempunyai kemampuan) padahal penduduk kabupaten sekitar 70% lebih
pelayanan publik bertempat tinggal di desa.
Masalah 1. Dari aspek finansial bahwa pemerintah daerah sudah merasa bahwa pembiayaan alokasi dana untuk desa
Subtantif cukup besar, tetapi hasil dari penyelenggaraan pemerintahan desa tidak optimal, pelayanan publik di desa
belum mengarah ke pelayanan prima.
Bagaimana kondisi
riil kemampuan
2. Dari aspek politis bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan
pelayanan publik kabupaten, karena keberhasilan pemerintahan kabupaten juga tergantung dari berhasil tidaknya
oleh aparat desa
penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan publik.
3. Dari aspek psikologi bahwa semakin desa mandiri maka kesejahteraan masyarakat desa akan lebih
meningkat, kesejahteraan masyarakat desa meningkat, maka kesejahteraan tingkat kabupaten juga
meningkat.
Masalah Dengan berdasar pada situasi masalah, meta masalah, dan masalah substantif sebagaimana diuraikan di atas,
Formal maka perlu dirumuskan, “bagaimana kebijakan pemerintah daerah yang efektif dalam membangun pelayanan
Harus
dijabarkan secara
publik di desa.”
kualitatif tingkat
pelayanan publik
aparat desa
Tahapan Ilustrasi Contoh Perumusan Masalah :
Situasi Masalah Implementasi otonomi daerah yang mendasarkan pada undang-undang No 32 Tahun 2004 di bidang
manajemen kepegawaian telah membatasi mobilitas pegawai negeri sipil (PNS) dalam meniti kariernya.
Meta Masalah 1. PNS mengalami kesulitan untuk mutasi/pindah kerja dari kabupaten/kota yang satu ke kabupaten/kota
yang lain baik dalam satu propinsi maupun antar propinsi.
Bagaimana kita 2. Karir PNS yang baik akan cepat menthok (berhenti) di daerah karena terbatasnya jabatan eselon yang ada,
memandang mutasi
PNS sebagai masalah? dan sulit bagi mereka untuk pindah ke propinsi atau pemerintaah pusat.
3. Ada kecenderungan faktor etnik/kesukuan dipertimbangkan dalam pengangkatan PNS di daerah.
4. Kualitas PNS tertentu sulit ditingkatkan karena jumlah anggaran untuk meningkatkan PNS terbatas.
5. Sistem rekrutmen yang bersifat lokal dapat mengakibatkan kualitas PNS yang diterima kurang baik.
Masalah 1. Dari aspek finansial pemerintah daeraah mengalami kesulitan untuk memberikan anggaran rutin bagi
Subtantif PNSnya karena terbataasnya anggaran daaerah, khususnya PAD. Demikian juga kesulitan dalam
meningkatkan mutu PNS baik melalui pelatihan maupun pendidikan karena kurang tersedianya finansial
Bagaaimana kondisi riil
PNS?
dan infrastruktur pendukung yang lain.
2. Dari aspek politis, penyerahan manajemen kepegawaian pada pemerintah kabupaten/kota dan propinsi
telah membatasi mobilitas dan karier PNS dan juga lahirnya fenomena primordialisme, ketertutupan
daerah dalam merekrut calon pegawainnya.
3. Dari aspek psikologis,penyerahan kepegawaian pada pemerintah kabupaten kota dan propinsi telah
membatasi mobilitas dan karir PNS, terutama guru-guru SMP dan SMU yang sebelumnya di bawah otoritas
pemerintah pusat.
Masalah Dengan mendasarkan pada situasi masalah, meta masalah dan masalah subtantif sebagai mana diuraikan di
Formal atas, maka manajemen PNS sebaiknya beradaa pada otoritas siapa? Apakah manajemen PNS berada pada
pemerintah pusat, pemerintah propinsi atau pemerintah kabupaten/kota?
Metode Merumuskan Masalah
1. Analisis batas
2. Analisis klasifikasi
3. Analisis hierarki
4. Brainstorming
5. Analisis perspektif ganda
Analisis batas
Teknik ini dilakukan satu atau beberapa orang ahli atau orang tersebut
merekomendasikan orang lain yang sama atau lebih tahu tentaang materi masalah
publik yang dihadapi.
Analisis klasifikasi
Yakni mengklasifikasikan masalah ke dalam kategori-kategori tertentu dg tujuan untuk lebih memudahkan
analisis.