Você está na página 1de 62

Wahyu Pamungkasih, dr.

Kepala Puskesmas Jetis I Bantul


1. Kabupaten melakukan assesment menunjuk Puskesmas
yang akan di akreditasi
2. Lokakarya:pembangunan komitmen intern Puskesmas (1 hari)
3. Self assessment (1 hari) oleh Badan Mutu
4. Sosialisasi /Pelatihan pemahaman standar dan instrument
akreditasi dan pembahasan self assessment (1 hari)
5. Penyusunan dokumen yang dipersyaratkan (3-4 bulan) dengan
pendampingan dari Badan Mutu Kab. Lain baik secara tatap
muka (3x) dan komunikasi lewat email/telp.
6. Implementasi (perkiraan 3-4 bulan)
7. Pengajuan permohonan untuk penilaian akhir
8. Penilaian akhir akreditasi (1 hari)
 Lokakarya di puskesmas
 untuk menggalang komitmen untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan menyiapkan akreditasi
 Pemahaman tentang akreditasi
 Pemahaman tentang Standar dan Instrument Akreditasi
 Pembentukan Panitia/Tim Persiapan Akreditasi
Puskesmas, dan pembentukan Kelompok Kerja, yaitu
kelompok kerja manajemen, kelompok kerja upaya
puskesmas, dan kelompok kerja pelayanan klinis.
Puskesmas sebagai Dicapai melalui
salah satu upaya kesehatan : TUJUAN
Penyelenggara PEMBANGUNAN
Menyeluruh
Pelayanan KESEHATAN
Kesehatan Tingkat I Berjenjang NASIONAL
(PPK I) Terpadu
Landasan Hukum Penyelenggaraan Puskesmas
Kep. Men. Kes. No.128/Menkes/SK/II/2004tentang Permenkes No. 75 Tahun 2014
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (berlaku sejak 17 Oktober 2014)

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD,


Bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

Perlu dikelola dg baik :

kinerja pelayanan, proses pelayanan, sumber daya

Agar Berfungsi lebih Optimal dan berdaya saing dengan PPTK I Non
Pemerintah
Undang-undang
Kesehatan:
“Pelayanan Kesehatan
diselenggarakan dengan ….
bermutu …. Pasal 54”

Undang-Undang
Praktik Kedokteran:
Pelayanan Kesehatan Kendali Mutu,
Yang Pasal 49

Berkualitas
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 :

•Pelayanan Kesehatan harus memperhatikan pelayanan


kesehatan
•Pembinaan dan Pengawasan nya dengan : standarisasi,
sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan penegakan
hukum
1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan


mengukur
memonitor

Sistem
menyempurnakan
Manajemen
Mutu
mengendalikan

memelihara
Akreditasi merupakan
salah satu BENTUK audit
eksternal
untuk menilai sistem
pelayanan dan sistem mutu
apakah sudah sesuai
dengan standar yg
ditetapkan
 Pengakuan terhadap puskesmas, klinik pratama,
praktik dokter dan praktik dokter gigi yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa
fasilitas kesehatan tingkat pertama itu memenuhi
standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan secara berkesinambungan
1. Tercapainya pelayanan kesehatan di puskesmas yang
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

2. Terwujudnya manajemen mutu Puskesmas yang


terstandarisasi .
Pelayanan Klinis

Pelayanan
Yang Penyelenggaraan
Upaya Puskesmas
diakreditasi
Administrasi manajemen
Puskesmas
 Ketua : drg.
 Pokja Yan Nis/YanMed:dr. Umum
 Pokja Penyelenggaraan Upaya Pusk. / Program :
Sanitarian
 Pokja Admen : dr.Umum

Anggota : dari staf fungsional dan staf umum


akreditasi perlu keterlibatan dari seluruh lini pusk.
LINGKUP PENILAIAN KINERJA
PUSKESMAS
1 Pencapaian hasil pelayanan kesehatan :
- Upaya Kesehatan Wajib
- Upaya Kesehatan Pengembangan

2 Manajemen Puskesmas :
 Proses penyusunan perencanaan (RUK),
pelaksanaan lokmin dan pelaksanaan
penilaian kinerja (PKP)
 Manajemen sumber daya termasuk alat,
obat, keuangan, SDM, dll
3
Mutu Pelayanan Puskesmas :
1) Penilaian input berdasarkan standar yg
ditetapkan
2) Penilaian proses dg nilai tingkat kepatuhan
thd standar pelayanan yg telah ditetapkan
3) Penilaian output pelayanan berdasarkan
upaya kesehatan yg diselenggarakan
menurut indikator masing-masing program
4) Penilaian outcome pelayanan antara lain
melalui tingkat kepuasan pengguna jasa
pelayanan Puskesmas
 Hasil berupa laporan awal apakah pusk sudah
memenuhi elemen yang diminta dalam akreditasi
yang dibuktikan dengan adanya dokumen bukti lewat
wawancara dan cek dokumen oleh surveyor ke masing
masing pokjadalam satu hari dan bersamaan
 Hasilnya belum memenuhi syarat terakreditasi dan
ada beberapa rekomendasi yang harus dipenuhi
Bab:
 Standar:
 Kriteria :
 Maksud dan Tujuan:
 Elemen Penilaian
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 90 (121)
EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (UPBS) dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMPP) dengan
101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM) dengan 55 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
dengan 58 EP
Contoh yang akan kita bangun dalam akreditasi
• Ada 5 Kriteria (1.1.1 - 1.1.5)
Standar 1.1 • @ kriteria : 6+3+3+5+4 EP:Total 21

• Ada 6 Kriteria (1.2.1 - 1.2.6)


Standar 1.2 • @ kriteria : 2+2+6+3+11+4 EP:Total 28

• Ada 2 Kriteria (1.3.1 - 1.3.2)


Standar 1.3 • @ kriteria : 5+5 EP:Total 10
Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan
Puskesmas

Standar 1.1 terdiri 5 Kriteria sbb:


Jenis layanan Rencana Puskesmas :
ditetapkan sesuai Rencana 5 Tahun
dengan Rencana Tahunan
kebutuhan, masalah Rencana Usulan Kegiatan
wilayah dengan proses (RUK)
pemberdayaan Rencana Bulanan

Penilaian kebutuhan, masalah


Dengan
Analisis kesehatan
masyarakat
Puskesmas PPK BLUD :
Rencana Strategis
Rencana Bisnis Anggaran
Peningkatan Mutu
dan Kinerja Layanan
Berkesinambungan
Umpan balik masyarakat :
Pembahasan bersama
dengan :
Survey Mawas Diri (SMD)
Team konsultatif
Kebutuhan Masyarakat
akan pelayanan kesehatan,
prioritas masalah kesehatan
berbeda antar daerah

Identifikasi peluang
pengembangan
program/kegiatan maupun
perbaikan mutu dan kinerja
terintegrasi berdasarkan
visi, misi, tujuan
Puskesmas dan Renstra
Dinas Kab
Berdasarkan hasil
analisis Menyusun
kebutuhan Rencana Lima
masyarkat dan Tahunan
analisis kesehatan (Renstra)
masyarakat

Rencana RUK disusun terintegrasi


Rencana Usulan
Pelaksanaan
Kegiatan (RUK) melalui pembentukan tim
Kegiatan (RPK) Perencanaan Tingkat
Tahunan
tahun berjalan
Puskesmas (PTP)

Dibahas dalam
musrengbangdes dan
musrenbang kecamatan
3. Pimpinan
Puskesmas dan
2. Revisi terhadap Penanggungjawab
rencana harus dengan Program wajib
alasan yang tepat agar memonitor dan
optimal kinerjanya
tindaklanjut
revisi

1. Perubahan Kebijakan
Pemerintah tentang
program Puskesmas dan
hasil monitoring dan
pencapaian program
Puskesmas
 1. Perencanaan sesuai kebutuhan masyarakat:
 Ketersediaan Pelayanan Puskesmas sesuai prioritas kebutuhan masyarakat
 Perencanaan Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan masyarakat
(community health analysis), keterlibatan aktif masyarakat melalui SMD &
MMD
 Inovasi peluang pengembangan berdasarkan kebutuhan prioritas
 Disusun perencanaan lima tahunan/perencanaan strategi bisnis (BLUD)
 Perencanaan Operasional yang terintegrasi (RUK & RPK) (RBA & RPK, untuk
BLUD)
 2. Akses dan Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas:
 Akses terhadap Informasi ttg ketersediaan pelayanan
 Akses terhdap pelayanan
 Penjadwalan kegiatan yang disepakati bersama
 Mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi dalam memberikan pelayanan
 Upaya mengatasi jika terjadi permasalahan dalam pelayanan
 Keluhan dan umpan balik terhadap keluhan
 3. Evaluasi Kinerja Puskesmas
 Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh
standar akreditasi,
 Penyiapan tata naskah penulisan dokumen
 Penyiapan dokumen akreditasi
 dokumen internal, meliputi :
 surat-surat keputusan (kebijakan)
 pedoman/manual mutu
 pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan, upaya, program
maupun kegiatan
 kerangka acuan
 standar prosedur operasional (SPO)
 rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
 dokumen eksternal yang perlu disediakan
 Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi pengaturan
tentang kewenangan pembuatan, pemanfaatan dan
penyimpanan seluruh dokumen puskesmas.
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar akreditasi
yang dipandu oleh regulasi internal (document-
dokumen yang telah disusun:kebijakan, kerangka
acuan, SPO, dsb)
 Memastikan rekaman proses dan hasil kegiatan
 Penyediaan sumber daya untuk implementasi
Pengajuan permohonan untuk penilaian akhir oleh
Dinkes ke badan Mutu
Penilaian akhir akreditasi (1 hari)
 Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen
eksternal dan internal
 Telusur:
 Wawancara:
 Pimpinan puskesmas
 Penanggung jawab program
 Staf puskesmas
 Lintas sektor
 Masyarakat
 Pasien, keluarga pasien
 Observasi:
 Pelaksanaan kegiatan
 Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan
(rekaman/records)
 Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai:
 0 = jika belum ada sama sekali atau baru
sebagian kecil ada ( 0% – 20 %)
 5 = jika sebagian besar sudah
dilaksanakan (20 – 79 %)
 10= jika sudah dilaksanakan (80 – 100 %)
 Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10
 Skor total untuk tiap bab=
jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10
of
The
Patient

of of
The
The Health Care
Facilities Safety Worker

of of
The Envir- The
onment Business

Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009


 Membudayakan mendokumentasikan kinerja,input,
proses dan outcome
 Ada upaya perbaikan berkelanjutan
 Dengan kepatuhan SOP lebih merasa terlindungi
 Kerja diarahkan dalam bentuk tim –tim
 Lebih memperhatikan kebutuhan pelanggan
 Pembangunan Komitmen  dengan permenkes No 75
thn 2014 sangat membantu
 Perbaikan SarPras perlu anggaran  temuan
/rekomendasi ≈ anggaran
 Rekomendasi SDM tenaga medis, tenaga administrasi
 Maintenance akreditasi perlu komitmen yang direfresh
1. Meminta pendampingan dari Kabupaten
2. Lokakarya (1 hari)
3. Pelatihan pemahaman standar dan instrument
akreditasi dan persiapan self assessment (2 hari)
4. Self assessment (1 hari)
5. Penyusunan dokumen yang dipersyaratkan
(perkiraan 3-4 bulan)
6. Implementasi (perkiraan 3-4 bulan)
7. Penilaian pra survei akreditasi (2 hari)
8. Pengajuan permohonan untuk disurvei
 Kepala Puskesmas mengajukan permohonan tertulis
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk meminta pendampingan akreditasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Kesepakatan penjadualan pendampingan
 Pelatihan pemahanan standar dan instrumen
akreditasiPuskesmas diikuti oleh seluruh karyawan
puskesmas untuk memahami secara rinci standar dan
instrument akreditasi puskesmas dan persiapan self-
assessment.
 Pelatihan dapat dilakukan oleh tim puskesmas yang
telah dilatih atau oleh tim pendamping dari
Kabupaten
 Self assessment oleh staf puskesmas
didampingi/dipandu oleh pendamping (atau
dilaksanakan oleh pendamping bersama staf)
 Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan
pembahasan hasil self assessment bersama Tim
Pendamping Akreditasi Puskesmas
 dan menyusun Rencana Aksi untuk persiapan
akreditasi.
 Penilaian Pra survei akreditasi oleh Tim Pendamping
Akreditasi Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan
puskesmas untuk diusulkan dilakukan penilaian
akreditasi.
 Tim pendamping akan membuat rekomendasi hasil
penilaian pra survey akreditasi sebagai dasar bagi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
mengusulkan dilakukan survei akreditasi ke lembaga
akreditasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi
 Berdasarkan hasil penilaian pra survey akreditasi, Tim
pendamping membuat rekomendasi kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan
permohonan survey akreditasi puskesmas kepada
Lembaga Akreditasi FKTP melalui Dinas Kesehatan
Provinsi.
 Kepala Puskesmas mengajukan permohonan tertulis
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk meminta pendampingan akreditasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
 Kesepakatan penjadualan pendampingan
 Lokakarya di puskesmas
 untuk menggalang komitmen untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan menyiapkan akreditasi
 Pemahaman tentang akreditasi
 Pemahaman tentang Standar dan Instrument Akreditasi
 Pembentukan Panitia/Tim Persiapan Akreditasi
Puskesmas, dan pembentukan Kelompok Kerja, yaitu
kelompok kerja manajemen, kelompok kerja upaya
puskesmas, dan kelompok kerja pelayanan klinis.
 Pelatihan pemahanan standar dan instrumen
akreditasiPuskesmas diikuti oleh seluruh karyawan
puskesmas untuk memahami secara rinci standar dan
instrument akreditasi puskesmas dan persiapan self-
assessment.
 Pelatihan dapat dilakukan oleh tim puskesmas yang
telah dilatih atau oleh tim pendamping dari
Kabupaten
 Self assessment oleh staf puskesmas
didampingi/dipandu oleh pendamping (atau
dilaksanakan oleh pendamping bersama staf)
 Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan
pembahasan hasil self assessment bersama Tim
Pendamping Akreditasi Puskesmas
 dan menyusun Rencana Aksi untuk persiapan
akreditasi.
 Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh
standar akreditasi,
 Penyiapan tata naskah penulisan dokumen
 Penyiapan dokumen akreditasi
 dokumen internal, meliputi :
 surat-surat keputusan (kebijakan)
 pedoman/manual mutu
 pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan, upaya, program
maupun kegiatan
 kerangka acuan
 standar prosedur operasional (SPO)
 rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
 dokumen eksternal yang perlu disediakan
 Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi pengaturan
tentang kewenangan pembuatan, pemanfaatan dan
penyimpanan seluruh dokumen puskesmas.
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar akreditasi
yang dipandu oleh regulasi internal (document-
dokumen yang telah disusun:kebijakan, kerangka
acuan, SPO, dsb)
 Memastikan rekaman proses dan hasil kegiatan
 Penyediaan sumber daya untuk implementasi
 Penilaian Pra survei akreditasi oleh Tim Pendamping
Akreditasi Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan
puskesmas untuk diusulkan dilakukan penilaian
akreditasi.
 Tim pendamping akan membuat rekomendasi hasil
penilaian pra survey akreditasi sebagai dasar bagi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
mengusulkan dilakukan survei akreditasi ke lembaga
akreditasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi
 Berdasarkan hasil penilaian pra survey akreditasi, Tim
pendamping membuat rekomendasi kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan
permohonan survey akreditasi puskesmas kepada
Lembaga Akreditasi FKTP melalui Dinas Kesehatan
Provinsi.
 Maturnuwun
Upaya Kes Wajib Upaya Kes yg
(UKW) diselengg oleh
Pusk se Indonesia
Meliputi

1. Promosi Kes
2. Kes lingk
3. KIA-KB
4. Perbaikan Gizi Masy
5. Pencegahan Dan Pemberantasan Peny Menular
6. Pengobatan
06/12/2018 canthooora 55
Upaya Kes
Pengembangan Upaya Kes yg ditetapkan
(UKP) berdsr permasalahan kes
yg ditemukan di masy
Antara lain

disesuaikan kemampuan
Pusk
1. Upaya Kes Sekolah
2. Upaya Kes Olah Raga
3. Upaya Kes Kerja
4. Upaya Kes Gigi dan Mulut
5. Upaya Kes Jiwa
6. Upaya Kes mata
7. Upaya Kes Usila
8. Pembinaan Batra
9. Perawatan
06/12/2018
Kes Mas
56
10. 06/12/2018
Upaya Inovatif lain canthooora
Upaya Kesehatan
Penunjang Dilaksanakan untuk
menunjang UKW maupun
UKP.
Antara lain

1. Laboratorium Medis
2. Laboratorium Kesmas
3. Pencatatan pelaporan
4. Pelayanan farmasi
5. Pengelolaan sumber daya
manusia
6. Pengelolaan sarpras

06/12/2018
06/12/2018 canthooora 57
 Adverse event (Kejadian tidak diharapkan=KTD):
injury caused by medical management rather
than by the underlying condition of the patient
 Near miss (Kejadian nyaris cedera=KNC): suatu
kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi karena secara kebetulan
diketahui atau upaya pencegahan segera
dilakukan
 Kondisi Potensial Cedera (KPC): suatu keadaan
yang mempunyai potensi menimbulkan cedera
 Kondisi laten (latent condition):
 Sistem yang kurang tertata yang menjadi predisposisi
terjadinya error
 Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan

(Reason, 1997)
 Tekanan waktu
 Lingkungan kerja yang tidak menentu
 Beban kerja yang tinggi
 Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah
sebelumnya
 Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat
 Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat
 Petunjuk yang meragukan/tidak tepat
 Terlalu percaya diri
 Komunikasi yang tidak memadai
 Lingkungan kerja dg stress tinggi
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko

Você também pode gostar