Você está na página 1de 20

Analisis Jurnal Rapid Critical Appraisal

“Aplikasi Teori Livine untuk Mengatasi Keletihan pada Anak Leukimia”


Kelompok 3
Muhammad Norhidayat ( 1614201110094)
Muhammad Fikri Khairani ( 1614201110093)
Farihah Febia ( 1614201110076)
Nor Aimah ( 1614201110100)
Nurul Jannah ( 1614201110105)
Emy Pratam ( 1614201110074)
Dwi Hadisantoso ( 1614201110072)
Desy Iriyanti ( 1614201110070)
Eva herlina ( 1614201110075)
Nurul Islamy ( 1614201110104)
Siti munawarah ( 1614201110115)
Sri Wahyuna ( 1614201110117)
Widya Febriana ( 1614201110119)
Landasan Teori
Konsep Utama Teori Konservasi
Levine

Teori Myra Estin Levine dikenal dangan Konservasi Model. Model


Konservasi Levine difokuskan dalam mempromosikan keseluruhan adaptasi
dan pemeliharaan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model
ini memandu perawat untuk berfokus pada pengaruh-pengaruh dan respon-
respon di tingkatan yang organismik. Perawat memenuhi sasaran dari
model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas sosial dan pribadi
Tiga Konsep utama model konservasi yaitu keutuhan, adaptasi, dan
konservasi
Konsep Konservasi SLIDE 5
Konservasi berasal dari bahasa latin conservatio yang berarti “to keep
together” atau menjaga bersama-sama (Levine, 1973). Konservasi
menggambarkan cara system yang kompleks dibutuhkan untuk melanjutkan
fungsi bahkan jika terjadi hambatan yang berat sekalipun (Levine, 1990).

Tujuan konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk untuk menghadapi


ketidakmampuan. Fokus utama konservasi adalah menjaga bersama-sama
seluruh aspek dari manusia/individu.

Konservasi berfokus pada keseimbangan antara suplai dan kebutuhan energy


dalam realitas biologis yang unik untuk setiap individu.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Konsep Metaparadigma dalam Teori
Levine

Myra Estrin Levine mengembangkan teori tentang model konservasi.


Teorinya dibagi dalam 4 (empat) asumsi utama yaitu
1. manusia
2. lingkungan
3. keperawatan dan
4. kesehatan.
Model Levine membahas juga keterkaitan antara manusia dan
lingkungan yang sesuai dari waktu ke waktu.
Prinsip Konservasi

Ada 4(empat) prinsip konservasi, yaitu sebagai berikut :


a. Konservasi Energi
b. Konservasi Integritas Struktur
c. Konservasi Integritas Personal
d. Konservasi Integritas Sosial
Aplikasi Dalam Proses
Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)

Proses Pembuatan Keputusan


Pengkajian Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien
dengan prinsip konservasi.
Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap
penyakit, membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi
dengan pasien tentang kebutuhan akan bantuannya……………………
Keputusan à Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta provokatif. Fakta provokatif
Tropihicognosis disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi
pasien. Sebuah keputusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien
dibuat .
Keputusan ini disebut tropihicognosis
Lanjutan…

Hipotesis Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi
adaptasi. Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu
mengemukakan hipotesis tentang masalah dan solusinya. ………………Ini disebut
rencana keperawatan.
Intervensi Uji hipotesis.
Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan.

Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, yaitu konservasi energi,


struktur, personal dan sosial………………………….
Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi
adaptasi.
Evaluasi Observasi respon organisme terhadap intervensi. Hasil dari uji hipotesa dievaluasi
dengan mengkaji respon organisme apakah hipotesis membantu atau
tidak………………………….
Analisis Jurnal
Critical Apraissal (RCA)
No 1
First author Hermalinda (2012), Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Andalas, E-mail: ns_ilin@yahoo.com
Fatigue atau kelelahan merupakan suatu kondisi yang menimbulkan stres dan masalah yang mendalam bagi pasien
yang menderita kanker, menjalani pengobatan dan pasien kanker pada akhir kehidupan. Dalam perspektif anak, fatigue
adalah suatu keadaan dimana anak merasa fisiknya sangat lemah, kesulitan untuk menggerakkan lengan dan kaki atau
membuka mata. Anak remaja menggambarkan fatigue sebagai suatu keadaan keletihan pada fisik, mental dan emosional.
Model konservasi menurut Levine bertujuan untuk meningkatkan adaptasi individu dan mempertahankan keutuhan
dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. empat prinsip konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas
Conceptual
struktur, konservasi integritas personal dan konservasi integritas social
framework
Konservasi bertujuan agar individu dapat mempertahankan kehidupan dan keutuhan melalui keseimbangan antara
energi yang ada dengan yang digunakan. Aplikasi model konservasi Levine dalam pemberian asuhan keperawatan anak
dengan kanker bertujuan untuk mempertahankan integritas dan meningkatkan adaptasi terhadap gangguan yang terjadi.
Pada keadaan fatique, perawat berperan dalam memberikan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk
mempertahankan keseimbangan energi, membantu proses penyembuhan dengan mencegah jumlah kerusakan yang
terjadi akibat penyakit, mendorong sikap yang positif serta mendorong aktivitas social
Lanjutan…
Design/Method Studi kasus ( case study )
Sample/Setting Sampel dalam penelitian ini adalah anak dengan kanker yang mengalami gejala
fatigue
Kasus yang diambil adalah 5 kasus, yaitu : leukemia, osteosarkoma, kanker nasofaring,
dan lymphoma hodgkin’s.
Penelitian dilakukan di rumah sakit umum pusat dr. Cipto mangunkusumo jakarta
Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan data sekunder dari
catatan medis dan keperawatan.
Major Variables Variabel
Studied Mayor :
(and Their
Aplikasi model konservasi levine
Definitions)
Minor :
Gambaran tentang pelaksanaan model teori konservsi levine pada anak dengan
kanker yang mengalami fatigue
Measurement Instrumen pengkajian fatigue seperti children fatigue scale (CSF) dan fatigue scale
adolescent (FS-A)
Lanjutan…
Data Analysis Hasil penelitian menunjukkan bahwa, anak dengan kanker melaporkan peningkatan skor fatigue selama
pengobatan
(p value=0,0003). Jenis kelamin merupakan faktor demografi yang signifikan berhubungan dengan peningkatan
skor fatigue pada anak (p value=0,034).
Findings Dapat disimpulkan dalam penelitian ini, pengobatan kanker secara signifikan meningkatkan skor fatigue. Prosedur
medis dan faktor lingkungan rumah sakit merupakan faktor yang mendukung terjadinya fatigue pada anak dengan
kanker yang menjalani pengobatan
Intervensi keperawatan yang diberikan berdasarkan prinsip konservasi memberikan hasil yang cukup baik terhadap
masalah fatigue yang dialami anak. Empat anak melaporkan peningkatan ketersediaan energi dalam melakukan
aktivitas namun belum memperlihatkan penurunan tingkat fatigue.
SLIDE 14
Appraisal: Model konservasi Levine sangat sesuai diaplikasikan pada anak dengan kanker yang
Worth to mengalami fatigue karena prinsip-prinsip konservasi pada model ini dapat memberikan
Practice pedoman dalam mengidentifikasi masalah fatigue, menyusun rencana keperawatan untuk
meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan, dan mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.

Salah satu intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan adaptasi dan


mempertahankan keutuhan anak dengan kanker yang mengalami fatigue adalah latihan
fisik.

Namun, intervensi latihan yang diberikan masih perlu penelitian lebih lanjut tentang
keamanan dan keefektifannya dalam menangani fatigue pada anak dengan kanker
Beberapa intervensi dan terapi komplementer juga dapat membantu dalam mengatasi
fatigue seperti akupresur, akupunktur, manajemen stres, relaksasi, serta aktivitas
pengalihan perhatian.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Rapid Critical Appraisal (RCA)
SLIDE 15
No 2
First Author Amal. M. Abd El Bakya, Sahar. M. Adel Elhakkb (2017)
(Year) Physical Therapy Department for Surgery ,Faculty of Physical Therapy, Cairo University, Giza, Egypt &
Physical Therapy and Rehabilitation Department ,Faculty of Applied Medical Science (CAMS), Majmaah
University, Kingdom of Saudi Arabia

Conceptual Acute Leukemia is a malignant disease that affects bone marrow and results in the accumulation of
Framework immature, functionless cells in the marrow and blood [1]. It is reported that ALL is a common form of
childhood malignancy. ALL is classified into Acute Myelocytic Leukemia (AML) and Acute Lymphoblastic
Leukemia (ALL)
Physical fitness is considered as an important health marker for functional status of different body
functions. Various physical therapy techniques are used to reduce fatigue and improve physical fitness in
cancer patients such as aerobic exercises, stretching, or strengthening exercises

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Lanjutan
SLIDE 16
Design/Method randomized controlled study
Sample/Setting Participants Of 36 eligible patients, 30 patients (boys and girls) with Acute Lymphoblastic
Leukemia agreed to participate in this study.
They were chosen on the basis of the following criteria:
1. Patients' age from 8 to 16 years,
2. Patient complained from fatigue,
3. There were absence of musculoskeletal disturbances that may limit participation in the
exercise training program,
4. Preserved cardiac structure and function, as assessed by an echocardiogram,
5. Ambulant without need for human assistance
6. The elapsed time since their last chemotherapy had to be at least 6 months.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Lanjutan
SLIDE 17
Major Variables Studied (and Their Variabel
Definitions) Mayor :
Aerobic Exercise
Minor :
Impact or effectivity of Aerobic Exercise improving on Physical
Fitness and Fatigue level in Children with Acute Lymphoblastic
Leukemia

Measurement Vo2max was used to measure the patient's physical fitness.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Lanjutan
SLIDE 18
Data Analysis Table 2

summarizes the demographic characteristics of the participants in both groups. A total of 30 patients (17 boys and 13 girls) with Acute
Lymphoblastic Leukemia were involved in this study. No significant differences were observed between both groups regarding age
(P= 0.853), weight (P=0.935), height (0.57), BMI (P=0.895) as well as the elapsed time since the patients' last chemotherapeutic
treatment (P= 0.798).
Table 3
reports the mean values of the pre and post VO2max measurements for both groups. There was a significant difference between the
pre and post VO2max for group A with a percentage of improvement 31.06% (P > 0.05), while no significant difference was recorded
between them for group B with 4.16% (P > 0.05).
For fatigue scores (CIS), the results demonstrates significance improvement in the post CIS for group A (P > 0.05) with 21.56 %, while
there was no significant difference between the pre and post measurements for group B with percentage of improvement 2.78% (P >
0.05),
Table 4.
Fig. 2 shows that there was no significant difference between the pre measurements of VO2max for both groups, while the post
measurements represented a significance difference with (P> 0.05).
the pre fatigue scores of both groups (p= 0.97), while there was significance difference in the post fatigue scores (P> 0.05), fig 3.

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


Lanjutan
SLIDE 19
Findings The main findings of the present study reported a significant improvement of both physical fitness
and fatigue level in children who survived ALL by adding of a 16-week of aerobic exercise training
program to home exercise program.

Appraisal: The results of our study suggest that adding supervised aerobic exercise to home program is an
Worth to effective approach to improve physical fitness and fatigue level in children with ALL
Practice
There is growing evidence for the positive effects of aerobic exercise training on physical fitness,
fatigue and physical well-being of children during and after treatment for cancer

Can save costs because it can be done at home and maintain relationships between children and
parents

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com


That’s all. Thank you very much! 
Any Questions?

Você também pode gostar