Você está na página 1de 46

ETIKA FARMASI

Dra. Yetri Elisya, M.Farm, Apt 1


PENDAHULUAN
Pengertian :
1.Etika
2.Moral
3.Norma
4.Hukum
2
ETIKA
Dalam kamus besar bahasa Indonesia merumuskan etika dalam
tiga arti, sebagai berikut :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan
kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahklak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat
(komunitas tertentu).
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,
aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan
diwariskan dari generasi ke generasi
Sangsi : Bersifat psikis sosial, seperti dikucilkan, ataupun yang
paling berat dikeluarkan dari komunitasnya
3
ETIKA
• Menurut Profesor Robert Salamon, etika dapat
dikelompokkan menjadi dua definisi, yaitu :
1. Etika merupakan karakter individu : bahwa orang
yang beretika adalah orang yang baik.
2. Etika merupakan hukum sosial : etika merupakan
hukum yang mengatur, mengendalikan serta
membatasi perilaku manusia
• Etika membutuhkan evaluasi kritis atas semua dan
seluruh situasi yang terkait
• Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak
secara bebas tetapi bertanggungjawab
4
Contoh Etika :

1. “Di hari senin santri dilarang mencuci” 


Seorang yang mempunyai etika ia tidak
akan mencuci ketika hari senin, meskipun
ada kesempatan dan tidak ada saksi yang
mengawasinya
2. Mencuri atau merugikan orang lain

5
MORAL
• Berasal dari bahasa latin mos  mores
berarti adat istiadat atau kebiasaan.
•Moral adalah : ajaran tentang baik buruk
yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban
•Moral merujuk kepada cara berfikir,
bertindak dan bagaimana mereka harus
bertindak

6
Contoh moral :

1. Membuang sampah pada tempatnya.


2. Menaati peraturan yang ada
3. Menjalankan perintah agama sesuai yang
dianut.
4. Menghormati dan menerapkan sikap sopan
santun.
5. Tidak membuat kerusuhan.

7
Perbedaan moral dengan etika
ETIKA MORAL
1. Etika menyangkut perbuatan 1. Moral tidak terbatas pada cara
manusia melakukan sebuah perbuatan,
2. Etika menunjukkan cara yang moral memberi norma tentang
tepat artinya cara yang perbuatan itu sendiri.
diharapkan serta ditentukan 2. Moral menyangkut masalah
dalam sebuah kalangan apakah sebuah perbuatan boleh
tertentu. dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
3. Etika hanya berlaku untuk
pergaulan. 3. Moral selalu berlaku walaupun
tidak ada orang lain.
4. Etika bersifat relatif. Yang
4. Moral bersifat absolut. Perintah
dianggap tidak sopan dalam
seperti “jangan berbohong” ,
sebuah kebudayaan, dapat “jangan mencuri” merupakan
saja dianggap sopan dalam prinsip moral yang tidak dapat
kebudayaan lain. ditawar-tawar 8
NORMA
• Norma adalah peraturan hidup yang berisi larangan
maupun perintah yang bersifat mengatur dan memaksa demi
terjaminnya tata tertib dalam masyarakat.
• Norma adl kaidah atau pedoman untuk melakukan sesuatu
• Norma menurut isinya terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu yang dipandang baik.
2. Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu yang dipandang tidak baik
Artinya norma berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada
manusia bagaimana seseorang harus bertindak dalam masyarakat
serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari.
9
Macam-macam Norma
Dibagi 2 yaitu :
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam
bidang kegiatan tertentu atau khusus, ex: aturan
olahraga, aturan kuliah,dll
2. Norma umum adalah aturan yang bersifat umum
dan universal.
• Norma sopan santun,
• Norma hukum
• Norma moral.
10
Be continue ….
 Norma sopan santun mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah manusia. Misal: mengatur perilaku pergaulan,
bertamu, minum,makan, berpakaian, dll.
 Norma hukum merupakan norma biasanya dikondisikan
dalam bentuk aturan tertulis sebagai pegangan bagi
masyarakat untuk berperilaku yang baik maupun sebagai
pedoman untuk menjatuhkan hukuman bagi
pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP, Ttap MPR, Keppres,
KUHP, dll
 Norma moral adalah :
norma yang bersumber dari hati nurani (conscience),
menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakt dalam
menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai
anggota masyarat atau sebagai orang dengan jabatan
atau profesi tertentu. 11
Contoh norma :
1. Melaksanakan perintah agama, seperti : membantu sesama
manusia, menghormati orang lain, tidak semena-mena terhadap
orang yang lemah.
2. Tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum seperti
pencurian, pembunuhan dan sebagainya.
3. Menghargai dan menghormati orang lain.
4. Menghormati orang-orang yang lebih tua.
5. Berlaku jujur dan adil dalam masyarakat.

12
HUKUM
• Hu ku m adalah himpunan peraturan-peraturan yang
dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah secara
resmi melalui lembaga atau institusi hukum untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat,
bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus
dipenuhi oleh masyarakat.
• Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia
dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinyategas dan
konkret yang dilaksanakan melalui wewenang
penguasa/pemerintah

13
Contoh hukum :
1. Di larang berbuat korupsi
2. Dilarang membunuh orang lain
3. Dilarang melanggar ketertiban umum
4. Dilarang berbuat teror
5. Tidak boleh menipu orang lain
6. Dilarang mengambil hak orang lain
7. Mematuhi peraturan lalu lintas

14
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM

ETIKA HUKUM
1. Berlaku untuk lingkungan 1. Berlaku untuk umum
kelompok/profesi 2. Disusun oleh badan pemerintah
2. Disusun berdasarkan kesepakatan 3. Tercantum secara rinci di dalam
anggota kelompok/profesi kitab UU dengan pasal-pasal,
3. Tidak seluruhnya tertulis dengan termasuk sanksi terhadap
pasal-pasal pelanggaran
4. Sanksi terhadap pelanggaran 4. Sanksi terhadap pelanggaran
berupa tuntunan dan sanksi berupa tuntutan, baik perdata
organisasi maupun pidana
5. Pelanggaran diselesaikan oleh 5. Pelanggaran diselesaikan melalui
Majelis Etika pengadilan atau sanksi administrasi
6. Penyelesaian pelanggaran 6. Penyelesaian pelanggaran
seringkali tidak diperlukan/disertai memerlukan bukti fisik
bukti fisik
15
Kesimpulan
1.Etika : nilai baik buruk
2.Moral : ajaran baik buruk
3.Norma : aturan hidup
4.Hukum : aturan pemerintah

16
TEORI ETIKA
17
TEORI ETIKA
1. Etika DEONTOLOGI (deon = kewajiban)
Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik
Tindakan itu berarti moral, karena tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan, terlepas dari
tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Terdapat 3 prinsip yang harus dipenuhi :
a. Supaya tindakan mempunyai nilai moral, tindakan itu harus
dijalankan berdasarkan kewajiban
b. Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya
tujuan dari tindakan itu, melainkan tergantung pada kemauan
yang baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
itu
c. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasar sikap
hormat pada hukum moral universal!
18
TEORI ETIKA
2. Etika TELEOLOGI (telos = tujuan)
 Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai atau berdasarkan akibat
yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.
• Bagaimana menilai tujuan atau akibat suatu
tindakan itu baik atau buruk.
• Tujuan atau akibat itu untuk siapa.
• Apakah tujuan itu baik hanya karena baik untuk
saya atau memang baik untuk orang banyak

19
ETIK A
PR OFESI
Dengan pemahaman materi ini, maka anda
sudah dapat menjelaskan pengertian profesi,
dan pengertian etika, pengertian etika
profesi, serta apa itu etika profesi tenaga
teknis kefarmasian ( TTK), menjelaskan kode
etik dari TTK.

20
ETIKA PROFESI

• Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan


yang menuntut keahlian atau suatu keterampilan dari
pelakunya
• Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi (moral) yang mendalam
• Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi
yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

21
ETIKA PROFESI
Profesional adalah: Orang yang melakukan…. profesi
Orang yang profesional  mempunyai disiplin kerja yang tinggi,
yang muncul dari dalam dirinya sendiri, tidak karena orang lain.
Disiplin, ketekunan, dan keseriusan adalah perwujudan dari
komitmen atas pekerjaannya.

Orang yang profesional  adalah juga orang yang memiliki


integritas pribadi yang tinggi dan mendalam. Ia tahu menjaga nama
baiknya, komitmen moralnya, tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita
yang diperjuangkan oleh profesinya.

Sebagai seorang TTK, diperlukan ketelitian dalam


melakukan kegiatan kefarmasian dan terus menerus
melatih diri serta belajar ketrampilan di bidang
profesinya, sehingga di harapkan perilaku nya
disesuaikan dengan etika profesinya di masyarakat .
22
CIRI-CIRI PROFESI

1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus


2. Adanya komitmen moral yang tinggi  diatur dalam
aturan khusus disebut dengan KODE ETIK.
3. Orang yang profesional, hidup dari profesinya 
profesinya membentuk identitas dari orang tsb.
4. Pengabdian kepada masyarakat
5. Ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut
6. Para profesional biasanya menjadi anggota dari
suatu organisasi profesi.  mis: PAFI, IAI, dsb.

23
Etika dan kode etik profesi
• Etika Profesi :
 suatu sikap hidup berupa keadilan untuk dapat
memberikan pelayanan yang professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban serta
keahlian
 ialah sebagai pelayanan didalam rangka
melaksanakan suatu tugas yang berupakan
kewajiban terhadap masyarakat
• Kode etik profesi :
suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional
tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa
yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak
benar serta tidak baik bagi professional

24
CONTOH PELANGGARAN ETIKA

APOTIK PUSKESMAS ATAU KLINIK


1. Dokter menulis resep dengan • Yang menyerahkan obat
kode, dan resep tersebut kepada pasien bukan
hanya bisa ditebus di apotek tenaga farmasi,
yang ditunjuk dokter.
melainkan bidan, mantri,
2. PSA menjual psikotropika dan
pada saat membuat laporan
perawat, karena
bekerja sama dengan dokter puskesmas tidak memiliki
untuk membuatkan resep. apoteker
3. Krim malam, krim pagi buatan
apotek sendiri, tidak diketahui
formulanya
25
CONTOH PELANGGARAN ETIKA

RUMAH SAKIT INDUSTRI


• Apoteker membuat 1. Klaim, saling
suatu obat yang isinya mengklaim suatu
campuran dari produk melanggar
beberapa obat etika.
(oplosan) 2. Kebohongan publik 
menginfokan tentang
khasiat suatu obat
yang tidak benar

26
27
28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN
IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

1. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk


pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
2. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan
Tenaga Teknis Kefarmasian.
3. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
29
UU RI NO 36 TAHUN 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN

Pasal 11 ayat 1 : Tenaga Kesehatan mencakup


salah satunyaTenaga Kefarmasian.

1. Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam


kelompok tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker
dan tenaga teknis kefarmasian.
2. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, tenaga
teknis kefarmasian dapat menerima pelimpahan
pekerjaan kefarmasian dari tenaga apoteker.

30
• Pekerjaan Kefarmasian membutuhkan tingkat keahlian dan
kewenenangan yang didasari oleh suatu standar kompetensi,
dan etika
• Etika profesional farmasi tidak hanya mendorong/meningkatkan
kinerja bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan memberikan
peningkatkan kontribusi fungsional /peranan farmasi bagi
masyarakat.
A. Bidang Apotek / Apotek Rumah Sakit
B. Bidang Toko Obat
C. Bidang Pedagang Besar Farmasi
D. Bidang puskesmas
E. Bidang Industri
F. Bidang Instalasi Perbekalan Farmasi

31
32
1. Memberikan arahan bagi suatu pekerjaan profesi
2. Menjamin mutu moralitas profesi di mata
masyarakat

Tuntutan bagi anggota profesi:


1. 1. Keharusan menjalankan profesinya secara
2. bertanggung jawab
3. 2. Keharusan untuk tidak melanggar hak-hak

4. orang lain

33
1. Merupakan produk etika terapan yang dihasilkan berdasarkan
konsep-konsep pemikiran etis atas suatu profesi tertentu
2. Merupakan hasil ‘self regulation’ dari profesi itu sendiri yang
mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggap hakiki dan pada
prinsipnya tidak pernah dipaksakan dari luar.
3. Dijiwai nilai-nilai dan cita hidup dalam kalangan profesi itu
sendiri maka tidak efektif apabila keberadaannya ditentukan
dari pemerintah/instansi atasan
4. Bertujuan mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis
5. Dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan iptek

34
Kode etik harus disosialisasikan :

1.Sebagai sarana kontrol sosial


2.Mencegah campur tangan yang
dilakukan oleh pihak luar yang bukan
kalangan profesi
3.Mengembangkan petunjuk baku dari
kehendak manusia yang lebih tinggi
berdasarkan moral.

35
1. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan
pekerjaan profesi yang tidak jujur dan untuk mengembangkan
tugas profesi sesuai dengan kepentingan masyarakat.
2. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan
menjaga nama baik profesi
3. Merangsang pengembangan profesi  kualifikasi pendidikan
yang memadai
4. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan
pelayanan masyarakat dan kesejahteraan sosial
5. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar
anggota maupun dengan masyarakat umum
6. Membentuk ikatan yang kuat bagi semua anggota dan
melindungi profesi terhadap pemberlakuan norma hukum
yang bersifat imperatif sebelum disesuaikan dengan saluran
norma moral profesi. 36
Nilai norma dari sumpah/ janji seorang asisten
apoteker mengandung 4 substansi :
1. Sebagai ahli madya farmasi, akan melaksanakan tugas saya sebaik-
baiknya, menurut undang – undang yang berlaku, dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan.
2. Sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan tugas atas dasar
kemanusian, tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan,
keturunan, golongan, bangsa dan agama.
3. Bahwa saya, sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan
tugas, akan membina kerja sama, keutuhan dan kesetiakawanan,
dengan teman sejawat
4. Sebagai ahli madya farmasi, tidak akan menceritakan kepada
siapapun, segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya,
kecuali jika diminta oleh pengadilan, untuk keperluan kesaksian.
37
1. Kewajiban terhadap Profesi

2. Kewajiban Ahli Farmasi terhadap teman sejawat

3. Kewajiban terhadap Pasien/pemakai Jasa

4. Kewajiban Terhadap Masyarakat

5. Kewajiban Ahli Farmasi Indonesia


terhadap Profesi Kesehatan Lainnya

38
A. Kewajiban terhadap Profesi
1. Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta
memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan
keahlian dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3. Seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus
melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar
operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan kode
etik profesi
4. Seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus menjaga
profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi
39
B. Kewajiban AA terhadap teman sejawat
1. Seorang Ahli Farmasi Indonesia memandang teman sejawat
sebagaimana dirinya dalam memberikan penghargaan
2. Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa menghindari
perbuatan yang merugikan teman sejawat secara material
maupun moral
3. Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa meningkatkan
kerjasama dan memupuk keutuhan martabat jabatan
kefarmasiaqn,mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugas

40
C. Kewajiban terhadap Pasien/pemakai Jasa
1. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus bertanggung jawab
dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien/pemakai jasa secara professional
2. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus menjaga rahasia
kedokteran dan rahasia kefarmasian, serta hanya
memberikan kepada pihak yang berhak
3. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus
berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau teman
sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat
atau baik.

41
D. Kewajiban Terhadap Masyarakat
1. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagi suri teladan ditengah-tengah
masyarakat
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya memberikan
semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang
kesehatan khususnya dibidang Farmasi
4. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha –
usaha pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan
5. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang
profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan
6. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus menghindarkan diri dari usaha- usaha
yang mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan
Farmasian

42
E. Kewajiban AA Indonesia terhadap Profesi Kesehatan Lainnya

1. Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa harus


menjalin kerjasama yang baik, saling percaya,
menghargai dan menghormati terhadap profesi
kesehatan lainnya
2. Seorang Ahli Farmasi Indonesia harus mampu
menghindarkan diri terhadap perbuatan perbuatan
yang dapat merugikan,menghilangkan kepercayaan,
penghargaan masyarakat terhadap profesi
kesehatan lainnya
43
1. Dalam melaksanakan tugas profesinya AA bekerja
berdasarkan standart profesi dan kode etik profesi yang
telah ditentukan.

2. Standar profesi dan kode etik digunakan sebagai


pedoman bagi seluruh TTK dalam melaksankan tugas
profesinya.

3. TTK yang professional adalah tenaga kesehatan yang


kompeten, memiliki dasar ilmu pengetahuan sesuai
dengan profesinya, memiliki kemauan untuk trampil
melakukan profesinya dan memiliki sikap yang
menampilkan profesinya
44
DAFTAR PUSTAKA
• Netty, 2017. Modul Bahan Ajar Ilmu Perilaku dan Etika Farmasi. BPPSDM
Jakarta
• Departemen Kesehatan: Profil Kesehatan Indonesia
• Departemen kesehatan dan badan pusat statistik, rumah tangga sehat,
jakarta 2006
• Departemen Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (2006). Rumah Tangga
Sehat. Jakarta.
• Notoatmodjo, S. & Sarwono, S. (1990). Pengantar ilmu perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka.
• Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan kesehatan dan perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka.
• Glenz, K. (1990). Health behaviour and health education theory research and
practice. San
• Fransisco: Joosey- Bas Publisher

45
46

Você também pode gostar