Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
5
MORAL
• Berasal dari bahasa latin mos mores
berarti adat istiadat atau kebiasaan.
•Moral adalah : ajaran tentang baik buruk
yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban
•Moral merujuk kepada cara berfikir,
bertindak dan bagaimana mereka harus
bertindak
6
Contoh moral :
7
Perbedaan moral dengan etika
ETIKA MORAL
1. Etika menyangkut perbuatan 1. Moral tidak terbatas pada cara
manusia melakukan sebuah perbuatan,
2. Etika menunjukkan cara yang moral memberi norma tentang
tepat artinya cara yang perbuatan itu sendiri.
diharapkan serta ditentukan 2. Moral menyangkut masalah
dalam sebuah kalangan apakah sebuah perbuatan boleh
tertentu. dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.
3. Etika hanya berlaku untuk
pergaulan. 3. Moral selalu berlaku walaupun
tidak ada orang lain.
4. Etika bersifat relatif. Yang
4. Moral bersifat absolut. Perintah
dianggap tidak sopan dalam
seperti “jangan berbohong” ,
sebuah kebudayaan, dapat “jangan mencuri” merupakan
saja dianggap sopan dalam prinsip moral yang tidak dapat
kebudayaan lain. ditawar-tawar 8
NORMA
• Norma adalah peraturan hidup yang berisi larangan
maupun perintah yang bersifat mengatur dan memaksa demi
terjaminnya tata tertib dalam masyarakat.
• Norma adl kaidah atau pedoman untuk melakukan sesuatu
• Norma menurut isinya terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
berbuat sesuatu yang dipandang baik.
2. Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu yang dipandang tidak baik
Artinya norma berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada
manusia bagaimana seseorang harus bertindak dalam masyarakat
serta perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari.
9
Macam-macam Norma
Dibagi 2 yaitu :
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam
bidang kegiatan tertentu atau khusus, ex: aturan
olahraga, aturan kuliah,dll
2. Norma umum adalah aturan yang bersifat umum
dan universal.
• Norma sopan santun,
• Norma hukum
• Norma moral.
10
Be continue ….
Norma sopan santun mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah manusia. Misal: mengatur perilaku pergaulan,
bertamu, minum,makan, berpakaian, dll.
Norma hukum merupakan norma biasanya dikondisikan
dalam bentuk aturan tertulis sebagai pegangan bagi
masyarakat untuk berperilaku yang baik maupun sebagai
pedoman untuk menjatuhkan hukuman bagi
pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP, Ttap MPR, Keppres,
KUHP, dll
Norma moral adalah :
norma yang bersumber dari hati nurani (conscience),
menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakt dalam
menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai
anggota masyarat atau sebagai orang dengan jabatan
atau profesi tertentu. 11
Contoh norma :
1. Melaksanakan perintah agama, seperti : membantu sesama
manusia, menghormati orang lain, tidak semena-mena terhadap
orang yang lemah.
2. Tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum seperti
pencurian, pembunuhan dan sebagainya.
3. Menghargai dan menghormati orang lain.
4. Menghormati orang-orang yang lebih tua.
5. Berlaku jujur dan adil dalam masyarakat.
12
HUKUM
• Hu ku m adalah himpunan peraturan-peraturan yang
dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah secara
resmi melalui lembaga atau institusi hukum untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat,
bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus
dipenuhi oleh masyarakat.
• Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia
dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinyategas dan
konkret yang dilaksanakan melalui wewenang
penguasa/pemerintah
13
Contoh hukum :
1. Di larang berbuat korupsi
2. Dilarang membunuh orang lain
3. Dilarang melanggar ketertiban umum
4. Dilarang berbuat teror
5. Tidak boleh menipu orang lain
6. Dilarang mengambil hak orang lain
7. Mematuhi peraturan lalu lintas
14
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM
ETIKA HUKUM
1. Berlaku untuk lingkungan 1. Berlaku untuk umum
kelompok/profesi 2. Disusun oleh badan pemerintah
2. Disusun berdasarkan kesepakatan 3. Tercantum secara rinci di dalam
anggota kelompok/profesi kitab UU dengan pasal-pasal,
3. Tidak seluruhnya tertulis dengan termasuk sanksi terhadap
pasal-pasal pelanggaran
4. Sanksi terhadap pelanggaran 4. Sanksi terhadap pelanggaran
berupa tuntunan dan sanksi berupa tuntutan, baik perdata
organisasi maupun pidana
5. Pelanggaran diselesaikan oleh 5. Pelanggaran diselesaikan melalui
Majelis Etika pengadilan atau sanksi administrasi
6. Penyelesaian pelanggaran 6. Penyelesaian pelanggaran
seringkali tidak diperlukan/disertai memerlukan bukti fisik
bukti fisik
15
Kesimpulan
1.Etika : nilai baik buruk
2.Moral : ajaran baik buruk
3.Norma : aturan hidup
4.Hukum : aturan pemerintah
16
TEORI ETIKA
17
TEORI ETIKA
1. Etika DEONTOLOGI (deon = kewajiban)
Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik
Tindakan itu berarti moral, karena tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan, terlepas dari
tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Terdapat 3 prinsip yang harus dipenuhi :
a. Supaya tindakan mempunyai nilai moral, tindakan itu harus
dijalankan berdasarkan kewajiban
b. Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya
tujuan dari tindakan itu, melainkan tergantung pada kemauan
yang baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
itu
c. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasar sikap
hormat pada hukum moral universal!
18
TEORI ETIKA
2. Etika TELEOLOGI (telos = tujuan)
Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai atau berdasarkan akibat
yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut.
• Bagaimana menilai tujuan atau akibat suatu
tindakan itu baik atau buruk.
• Tujuan atau akibat itu untuk siapa.
• Apakah tujuan itu baik hanya karena baik untuk
saya atau memang baik untuk orang banyak
19
ETIK A
PR OFESI
Dengan pemahaman materi ini, maka anda
sudah dapat menjelaskan pengertian profesi,
dan pengertian etika, pengertian etika
profesi, serta apa itu etika profesi tenaga
teknis kefarmasian ( TTK), menjelaskan kode
etik dari TTK.
20
ETIKA PROFESI
21
ETIKA PROFESI
Profesional adalah: Orang yang melakukan…. profesi
Orang yang profesional mempunyai disiplin kerja yang tinggi,
yang muncul dari dalam dirinya sendiri, tidak karena orang lain.
Disiplin, ketekunan, dan keseriusan adalah perwujudan dari
komitmen atas pekerjaannya.
23
Etika dan kode etik profesi
• Etika Profesi :
suatu sikap hidup berupa keadilan untuk dapat
memberikan pelayanan yang professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban serta
keahlian
ialah sebagai pelayanan didalam rangka
melaksanakan suatu tugas yang berupakan
kewajiban terhadap masyarakat
• Kode etik profesi :
suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional
tertulis yang dengan secara tegas menyatakan apa
yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak
benar serta tidak baik bagi professional
24
CONTOH PELANGGARAN ETIKA
26
27
28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN
IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN
30
• Pekerjaan Kefarmasian membutuhkan tingkat keahlian dan
kewenenangan yang didasari oleh suatu standar kompetensi,
dan etika
• Etika profesional farmasi tidak hanya mendorong/meningkatkan
kinerja bagi tenaga farmasi, tetapi juga akan memberikan
peningkatkan kontribusi fungsional /peranan farmasi bagi
masyarakat.
A. Bidang Apotek / Apotek Rumah Sakit
B. Bidang Toko Obat
C. Bidang Pedagang Besar Farmasi
D. Bidang puskesmas
E. Bidang Industri
F. Bidang Instalasi Perbekalan Farmasi
31
32
1. Memberikan arahan bagi suatu pekerjaan profesi
2. Menjamin mutu moralitas profesi di mata
masyarakat
4. orang lain
33
1. Merupakan produk etika terapan yang dihasilkan berdasarkan
konsep-konsep pemikiran etis atas suatu profesi tertentu
2. Merupakan hasil ‘self regulation’ dari profesi itu sendiri yang
mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggap hakiki dan pada
prinsipnya tidak pernah dipaksakan dari luar.
3. Dijiwai nilai-nilai dan cita hidup dalam kalangan profesi itu
sendiri maka tidak efektif apabila keberadaannya ditentukan
dari pemerintah/instansi atasan
4. Bertujuan mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis
5. Dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan iptek
34
Kode etik harus disosialisasikan :
35
1. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan
pekerjaan profesi yang tidak jujur dan untuk mengembangkan
tugas profesi sesuai dengan kepentingan masyarakat.
2. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan
menjaga nama baik profesi
3. Merangsang pengembangan profesi kualifikasi pendidikan
yang memadai
4. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan
pelayanan masyarakat dan kesejahteraan sosial
5. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar
anggota maupun dengan masyarakat umum
6. Membentuk ikatan yang kuat bagi semua anggota dan
melindungi profesi terhadap pemberlakuan norma hukum
yang bersifat imperatif sebelum disesuaikan dengan saluran
norma moral profesi. 36
Nilai norma dari sumpah/ janji seorang asisten
apoteker mengandung 4 substansi :
1. Sebagai ahli madya farmasi, akan melaksanakan tugas saya sebaik-
baiknya, menurut undang – undang yang berlaku, dengan penuh
tanggung jawab dan kesungguhan.
2. Sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan tugas atas dasar
kemanusian, tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan,
keturunan, golongan, bangsa dan agama.
3. Bahwa saya, sebagai ahli madya farmasi, dalam melaksanakan
tugas, akan membina kerja sama, keutuhan dan kesetiakawanan,
dengan teman sejawat
4. Sebagai ahli madya farmasi, tidak akan menceritakan kepada
siapapun, segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya,
kecuali jika diminta oleh pengadilan, untuk keperluan kesaksian.
37
1. Kewajiban terhadap Profesi
38
A. Kewajiban terhadap Profesi
1. Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta
memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan
keahlian dan pengetahuan sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3. Seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus
melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar
operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan kode
etik profesi
4. Seorang tenaga teknis kefarmasian senantiasa harus menjaga
profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi
39
B. Kewajiban AA terhadap teman sejawat
1. Seorang Ahli Farmasi Indonesia memandang teman sejawat
sebagaimana dirinya dalam memberikan penghargaan
2. Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa menghindari
perbuatan yang merugikan teman sejawat secara material
maupun moral
3. Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa meningkatkan
kerjasama dan memupuk keutuhan martabat jabatan
kefarmasiaqn,mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugas
40
C. Kewajiban terhadap Pasien/pemakai Jasa
1. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus bertanggung jawab
dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien/pemakai jasa secara professional
2. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus menjaga rahasia
kedokteran dan rahasia kefarmasian, serta hanya
memberikan kepada pihak yang berhak
3. Seorang tenaga teknis kefarmasian harus
berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau teman
sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat
atau baik.
41
D. Kewajiban Terhadap Masyarakat
1. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagi suri teladan ditengah-tengah
masyarakat
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya memberikan
semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang
kesehatan khususnya dibidang Farmasi
4. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam usaha –
usaha pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan
5. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang
profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan
6. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus menghindarkan diri dari usaha- usaha
yang mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan
Farmasian
42
E. Kewajiban AA Indonesia terhadap Profesi Kesehatan Lainnya
45
46