Você está na página 1de 29

BIOETIKA DALAM

SILABUS PENDIDIKAN DAN PENELITIAN


DI BIDANG KEDOKTERAN HEWAN

Oleh :
Drh. Wiwiek Bagja dan Drh. Djoko Winarso
Pengampu Mata Kuliah Etika Veteriner
Pendahuluan
Bioetika menjadi perhatian para peneliti sejak
diresmikannya KBN (Komisi Bioetika Nasional)
melalui SK Bersama antara MENRISTEK, MENKES,
MENTAN tanggal 17 September 2004.
Komisi ini bertugas :
1. Memajukan telaah masalah terkait prinsip-
prinsip bioteika
2. Memberi pertimbangan kepada pemerintah
tentang aspek Bioetika pada Litbang dan
Penerapan IPTEK berbasis ilmu-ilmu hayati
3. Menyebarluaskan pemahaman umum tentang
bioetika
Masalah Global dalam IPTEK
Telah lama diamati dampak dari pengembangan dan
pembangunan IPTEK bagi penjaminan HAM dan
kebebasan yang mendasar.
PBB mengeluarkan berbagai deklarasi berkaitan hal
ini di tahun 1975 dikenal sebagai :
UN Declaration on the Use of Scientific and
Technological Progress in The Interest of Peace fro
the Benefit of Mankind.
Hal ini terkait langsung dengan UNESCO (United
Nation Educational Scientific and Cultural
Organization)
Deklarasi PBB dan prinsip-prinsip Etika untuk
acuan silabus di tingkat pendidikan menengah dan
tinggi meliputi :
• Etika Keilmuan
• Etika Penelitian
• Bioetika
Yang dinyatakan dengan :
To achieve a better understanding of the ethical
implications of scientific and technological
developments, States should endeavour to foster all
forms of bioethics education and training at all level as
well as to encourage information and knowledge
dissemination programmes about bioethics
Hasil Konferensi UNESCO menugaskan Dirjennya
untuk :
Menyerahkan “the Technical and Legal Studies
Undertaken regarding the Possibility of Elaborating
Universal Norms on Bioethics”
Deklarasi UNESCO ini menjadi sumber Legislasi
nasional dalam bidang Bioetika dan Kode
Berperilaku sehingga pembentukan KBN adalah
sebagai penyambung dan tanggung jawab Negara
kepada International Bioethics Committee (IBC)
dibawah Dirjen UNESCO
Instrumen Internasional dan Regional
dalam Bidang Bioetika adalah:

• Konvensi tentang Perlindungan untuk HAM dan Harkat


Manusia
• Konvensi dalam HAM dan Biomedis oleh Counsil Eropa
tahun 1999
• Deklarasi Helsinki oleh World Medical Association
tentang Prinsip-prinsip Etika untuk riset medik yang
menggunakan bahan asal manusia (diamandemen
tahun 2002)
• International Ethical Guidelines for Biomedical Research
Involving Human Subjects dari Council for International
Organizations of Medical Sciences
• dll
Naskah terbaru yang disepakati pada Konferensi Dunia
UNESCO yang diterima secara aklamasi tanggal 3 Oktober
2005 adalah;
• Universal Declaration of Bioethics and Human Rights
berisi beberapa kesepakatan antara lain
• Deklarasi ini harsu dipahami sejalan dengan hukum
Domestik dan Internasional sesuai dengan hukum HAM
• Nilai Etika adalah etika bersama untuk
• Memandu perkembangan ilmian dan keteknologian
• Transformasi sosial dalam rangka tanggung jawab
generasi sekarang terhadap generasi yang akan datang
• Persoalan bioteika memiliki dimensi internasional
bertumpu pada:
• Universal Declaration in the Human Genome and Human
Rights
• International Declaration on Human Genetic Data
Untuk Bioetika ada beberapa
penekanan pertimbangan yaitu:

a. menyadari manusia bagian dari biosfera yang bertanggung


jawab dan punya kewajiban terhadap sesame lain dan
bentuk kehidupan lain khususnya HEWAN
b. Mengakui bahwa berdasar kebebasan ilmu pengetahuan,
teknologi, penelitian dapat menjadi manfaat bagi manusia
dalam menambah harapan hidup dan memperbaiki mutu
kehidupan dan dapat mensejahterakan manusia
c. Kesehatan tidak hanya tergantung penelitian ilmiah dan
iptek tapi juga factor psikobudaya
d. Mengakui bahwa keputusan-keputusan menyangkut etika
dalam kedokteran, ilmu hayati dan teknologi yang terkait
dapat berdampak pada perorangan, keluarga, kelompok,
masyarakat keseluruhan
Tujuan
Deklarasi ini ditujukan kepada Negara-negara dengan tujuan,
sebagian antara lain :
1. Memberi prinsip universal
2. Memandu tindakan orang, kelompok, masyarakat, lembaga, badan,
publik, swasta
3. Memupuk dialog multi disiplin dan plural tentang bioetika antar
semua pihak yang berkepentingan dalam masyarakat
4. Menjaga dan mempromosikan perkembangan kepentingan
generasi masa kini dan masa mendatang
5. Menggaris bawahi pentingnya keragaman penyakit-penyakit dan
konservasi sebagai kepedulian bersama
6. Mengakui pentingnya kebebasan penelitian ilmiah dan manfaat
dari keilmuan dan teknologi sebagai kebutuhan, tetapi terjadi
dalam prinsip-prinsip etika sesuai deklarasi, menghormati martabat
manusia, HAM dan kebebasan mendasar
Kesepakatan dalam Deklarasi

• Ayat 6 a) dan b) tidak diuraikan karena menyangkut


bidang kedokteran manusia dan melibatkan
manusia yang bersangkutan serta aturan tentang
persetujuan dan kesepakatan dan lain-lain
• Ayat 7 mengatur :
Orang tanpa berkemampuan untuk bersepakat;
mengikuti hukum domestik, perlindungan khusus
bagi mereka yang tidak memiliki kapasitas untuk
bersepakat
• Ayat 16 : Melindungi generasi mendatang dari
dampak ilmu-ilmu hayati, termasuk pada dasar
genetika mereka

• Ayat 17 : Perlindungan lingkungan hidup, biosfera


dan keragaman hayati
Pengambilan Keputusan-
keputusan dalam Bioetika
a. Profesionalisme, kejujuran dan integritas dan
transparansi di dalam mengambil keputusan dan
harus dipromosikan
b. Orang-orang dan profesional yang bersangkutan
serta masyarakat secara keseluruhan harus
diikutkan dalam dialog secara terartur
c. Kesempatan-kesempatan debat publik, pluralistik,
mencari pernyataan dari semua pendapat yang
relevan seharusnya dipromosikan
Komite Etika

Harus bebas, multidisiplin dan pluralistik yang


dibangun, dipromosikan dan didukung pada tingkat
yang sesuai untuk :
• Menilai issue yang terkait dan relevan dari etika,
hukum ilmiah dan sosial untuk proyek penelitian
yang menyangkut manusia
• Menyiapkan saran pada masalah etika dalam
rangkaian klinik
• Menilai perkembangan ilmiah dan teknologi,
merumuskan rekomendasi dan menyumbang
persiapan panduan mengenai issue-issue dalam
cakupan deklarasi UNESCO
• Mendorong, debat pendidikan dan kesadaran
publik dari dan keterkaitan dalam bioetika
Ayat 20 :
Penaksiran resiko, pengelolaan dan
pencegahan.
Penaksiran yang tepat dan pengelolaan yang
cukup dari resiko yang berhubungan dengan
Kedokteran, Ilmu Hayati dan berhubungan
dengan Teknologi seharusnya dipromosikan.
• Promosi dan Penyebaran Prinsip-prinsip BIOETIKA
oleh UNESCO selanjutnya adalah dengan
dampingan dari IGBC (Intergovernmental Bioethics
Committee) dan IBC (International Bioethics
Committee)
• UNESCO harus mengulangi keterikatannya untuk
menangani bioetika dan untuk mempromosikan
kerjasama antara IGBC dan IBC
Rumusan Umum Bioetika

1. Ethics can be described as a sub-branch of applied


philosophy that seeks `what are the right and the
wrong, the good and the bad set of behaviors in a
given circumstance`

2. Bioethics on the other hand, is a quasi-social science


that offers solutions to the moral conflicts that arise in
medical and biological science practice
Awal Norma Bioetika sebagai dasar untuk
menganalisis adalah sebagaimana dikemukakan
oleh ahli filsafat Amerika yang dikenal sebagai
empat prinsip Biomedical Ethics:
1. Respect to autonomy
2. Non-maleficence
3. Beneficence
4. Justice
Cakupan Bioetika

Ada beberapa dimensi, yaitu;


• Dimensi etika
• Dimensi Hukum
• Dimensi sosial-budaya ilmu-ilmu hayati
• Dimensi teknologi yang terkait ilmu-ilmu hayati yang
menjamin :
 Respect for human dignity (menghormati harkat
manusia)
 Perlindungan HAM dan kebebasan yang
mendasar (Human Rights and Fundamental
Freedoms)
Kedokteran Manusia Dan Kedokteran Hewan
dalam Penelitian Ilmiah

Beberapa contoh kepedulian terhadap bioetika sudah


lama muncul dalam masyarakat, antara lain;
• Kasus-kasus bayi tabung
• Transplantasi organ (termasuk donor hewan ke
manusia yang banyak terjadi di kedokteran)
• Bioteknologi yang pesat untuk melakukan manipulasi
dan rekayasa “blue print” kehidupan misalnya
rekayasa genetika dan pengklonaan
Pada awalnya hanya kelompok kecil yang peduli

tetapi sekarang bioteknologi modern berdampak

luas pada seluruh umat manusia dengan

perubahan genetika yang “menetap dan

diwariskan pada generasi berikutnya”


Produk pangan dan tanaman perkebunan juga
merupakan contoh dalam pesatnya IPTEK
melahirkan kemampuan rekayasa genetika
(organisme yang dimodifikasi secara genetika) yang
masuknya melalui jalur ekonomi
Pada saat demikian, ternyata pertimbangan bioetika
belum sempat diberikan
Pertimbangan bioetika yang diperlukan akan meliputi
pertimbangan
Agama, Sosial Budaya, Etika dan Estetika
Beberapa issue bioetika yang menarik
perhatian antara lain;

1. Pengklonaan
2. Rekayasa mikroba yang berpotensi untuk senjata
biologi
3. Perlu informed-consent terhadap info genetika
seseorang
4. Penggunaan informasi kedokteran untuk keperluan
non-medis yang melanggar privasi (hak pribadi)
5. Penelitian sel tunas dan embrio manusia
6. Penggunaan dan kepemilikan jaringan manusia
7. Ajuan paten untuk “temuan” gen (paten prosesnya
atau paten produknya?)
8. Akses terhadap keragaman hayati
9. Keamanan pangan produk transgenik
Dalam hal penelitian bidang kedokteran
hewan maka rambu-rambu etika yang
digunakan adalah mengacu kepada rambu-
rambu etika kedokteran yang dikombinasikan
dengan rambu-rambu khas veteriner antara
lain kesejahteraan hewan dan konservasi.
Bidang Kedokteran Hewan
Mempunyai Etika Veteriner yaitu :

• Etika Veteriner Deskriptif


• Etika Veteriner Profesi (profesional)
• Etika Veteriner Administratif
• Etika Veteriner Normatif
Selain Etika veteriner dokter hewan juga mempunyai
Acuan Dasar Perilaku Profesi yang sejalan dengan
jiwa dari bioetika yaitu :
1. Peran profesional Dokter Hewan dalam masyarakat
2. Kesejahteraan hewan sebagai dasar
pertanggungjawaban profesi terhadap hewan dan
lingkungan, kepada masyarakat dan negara.
3. Prinsip dasar etika dan hubungan kerja
4. Promosi melalui media masaa
5. Pengiklanan layanan dokter hewan
6. Penulisan resep dan penjualan obat hewan
7. Pengelolaan dan pelayanan jasa medik veteriner
8. Penyelenggaraan otoritas veteriner
9. Penegakan disiplin dalam profesi dokter hewan
10. Mediasi konflik masalah etik dan hukum
Seluruh penelitian yang menggunakan hewan
coba baik untuk kedokteran hewan maupun non
kedokteran hewan seperti bidang biologi,
peternakan, hewan aquatik, ilmu hayat di negara-
negara maju memiliki ketentuan yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan di negara masing-
masing untuk memastikan tidak berdampak buruk
pada manusia maupun hewan itu sendiri.
Aturan oleh Depkes yang mengapresiasi peran
dokter hewan praktisi hewan laboratorium ini
menerbitkan panduan-panduan yang kemudian
dikenal sebagai suatu komisi penggunaan hewan
coba atau IACUC (Institutional Animal Care and
Use Committee).
Saat ini keterlibatan IACUC dalam penelitian
merupakan persyaratan dapat tidaknya hasil
penelitian dipublikasikan di internasional.
Kesimpulan

Bioetika di dunia veteriner bukan merupakan hal


yang baru, akan tetapi di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia dimana aturan
hukum yang ada dan penegakannya tidak kukuh
pada hal kemajuan ipteknya mungkin saja cukup
pesat dapat meresikokan terjadinya kerugian
karena tidak seimbangnya pengaturan secara
hukum dan majunya penelitian ilmiah dan teknologi.

Você também pode gostar