Você está na página 1de 31

Latar Belakang

 Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial


yang ditandai oleh baik lesi inflamasi maupun non
inflamasi pada glabrous skin (kulit yang tidak
berambut) seperti muka, leher, badan, lengan, tungkai
dan gluteal
 Penyebab: Tricophyton diikuti Epidermophyton dan
Microsporum dimana yang paling banyak adalah
spesies Tricophyton rubrum
 Penularan : hewan, tanah dan manusia
TINJAUAN PUSTAKA
 Tinea Korporis adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh jamur superfisial golongan dermatofita yang
menyerang daerah kulit tidak berambut (glabrous
skin)
 daerah tropis dan insiden meningkat pada
kelembapan udara yang tinggi
 semua umur dan lebih sering pada orang dewasa.
Kebersihan badan dan lingkungan
 Etiologi: Microsporon, Epidermophyton, dan
Tricophyton. Penyebab tersering tinea korporis adalah
Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes
 Faktor Resiko : kontak langsung dengan penderita
atau binatang, penggunaan sarana pemandian umum
bersama, atau kolam renang umum. Kondisi sosial
ekonomi serta kurangnya kebersihan pribadi
patofisiologi
Infeksi dermatofita melibatkan tiga langkah utama :
 Perlekatan ke keratinosit
 Penetrasi melalui ataupun antara sel
 Perkembangan respon host
Gejala Klinis
 rasa gatal.
 Pada kasus yang tipikal : lesi bulla yang berbatas tegas pada
lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah
cenderung menyembuh
 Lesi yang berdekatan dapat membentuk polisiklik.
 Derajat inflamasi bervariasi, dengan morfologi dari
eritema sampai pustula, bergantung pada spesies penyebab
dan status imun pasien.
 Pada penyebab zoofilik umumnya didapatkan tanda
inflamasi akut. Pada keadaan imunosupresif, lesi sering
menjadi luas
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Efloresensi
 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa Banding
 Pitriasis rosea
 Psoriasis
 Neurodermatitis sirkumskripta
Penatalaksanaan
 Edukasi
 Obat-obatan : topikal (dioles), ada pula yang tersedia
dalam bentuk oral (obat minum)
Golongan Nama Obat Dosis

Klotrimazol krim 1% 2 kali sehari


Ekonazol krim 1% 2 kali sehari
Mikonazol krim 2% 2 kali sehari
Azol-imidazol
Ketokonazol krim 2% 1-2 kali sehari

Bifonazole krim 1% 1 kali sehari

Tiokonazol krim 1% 2 kali sehari

Naftifin hydrochloride 1 kali sehari


Alilamin/
krim 1%
benzilamin

Terbinafin 1% 1-2 kali sehari


Anti jamur topical lain
Haloprogin krim 1% 2 kali sehari
Tolnaftat Tolnaftat krim 1% 2-3 kali sehari
Golongan Nama obat Dosis

Anti jamur golongan Terbinafin 250 mg/hari

lain

Itraconazole 400 mg/hari

Azol-imidazol
Fluconazole 200 mg/minggu

Griseofulvin 0,5 g/hari


Griseofulvin
Pencegahan
 Faktor-faktor yang perlu dihindari untuk mencegah terjadi
tinea korporis antara lain:
 Mengurangi kelembapan tubuh penderita dengan
menghindari pakaian yang panas
 Menghindari sumber penularan yaitu binatang atau kontak
dengan penderita lain
 Meningkatkan kebersihan pribadi maupun lingkungan
 Menjaga kekebalan tubuh dengan asupan gizi yang cukup
LAPORAN KASUS
 ANAMNESIS
 Identitas
 Nama penderita : Ny. E
 Umur : 50 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Lubuk Buaya
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Suku Bangsa: Minang
 Status : Menikah
 Tanggal Pemeriksaan : 31 Januari 2018

 Keluhan utama
 Bercak kemerahan yang semakin bertambah luas dan gatal
pada badan, sela paha dan bokong sejak 1 minggu yang lalu.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Awalnya timbul bercak kemerahan di bokong sebesar koin
kemudian meluas dan disertai gatal, semakin gatal saat
berkeringat. Apabila terasa gatal, pasien juga sering menggaruk
dan bercak tersebut semakin melebar dan bertambah banyak
sejak 1 bulan yang lalu.
 Bercak kemerahan yang baru muncul di sela paha kanan dan kiri
yang bertambah gatal saat pasien berkeringat. Saat gatal pasien
suka menggaruk bercak tersebut kemudian semakin meluas
sejak 3 minggu yang lalu.
 Bercak kemerahan yang baru muncul di bawah ketiak
dan di sela payudara yang bertambah gatal saat pasien
berkeringat. Saat gatal pasien suka menggaruk bercak
tersebut kemudian semakin meluas sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien pergi berobat ke Puskesmas Lubuk
Buaya diberikan obat griseofulvin 1x500 di minum saat
malam hari dan cream mikonazol. Keluhan berkurang
tetapi saat pasien berkeringat masih bertambah gatal.
Kemudian pasien membeli obat dexametashon 2x 2mg
dipasar tanpa resep dokter. Bercak kemerahan
bertambah meluas dan semakin gatal.
 Pasien sering berkeringat terutama setelah memasak
sampai baju nya lembab tetapi tidak segera mengganti
pakaiannya. Riwayat mandi, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2 kali sehari, handuk dipakai sendirian
dan pakaian yang sering digunakan pasien adalah baju
rumah yang kurang menyerap keringat. Pasien
memiliki kucing peliharaan dirumah tetapi tidak
memiliki penyakit kulit. Saat membersihkan
perkarangan rumah, pasien tidak ada duduk di tanah.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya.
 Riwayat atopi (-)
 Pasien tidak ada penyakit DM, keganasan.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang
sama seperti pasien.
 Riwayat atopi dalam keluarga tidak ada
 Riwayat keganasan dalam keluarga tidak ada
 PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalis
 Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
 Kesadaran : Composmentis kooperatif
 Keadaan Gizi : baik
 Tinggi badan : 155 cm
 Berat badan : 65 kg
 BMI : dalam batas normal
 Vital sign
 TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 74 x/menit, teratur, isi cukup
 Respirasi : 19 x/menit
 Suhu : 37 OC
 Kulit : status dermatologikus
 Kepala : normocephal
 Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
 Thoraks : dalam batas normal
 Abdomen : dalam batas normal
 KGB : tidak ada pembesaran KGB
Status Dermatologis
 Lokasi : dibawah ketiak, bokong dan sela
paha
 Distribusi : terlokalisir
 Bentuk : tidak khas
 Susunan : polisiklik
 Batas : tegas
 Ukuran : numular – plakat
 Effloresensi : plak hiperpigmentasi dan sentral healing
dengan bagian tengah sembuh tetapi bagian tepi nya aktif
 Status Venerologikus : tidak ditemukan kelainan
 Kelainan selaput : tidak ditemukan kelainan
 Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan
 Kelainan kelemjer limfe : tidak ditemukan kelainan
 Diagnosis Kerja: Tinea korporis et kruris
Diagnosis banding :
 Psoriasis
 Ptiriasis rosea
Pemeriksaan : KOH 10% tidak dilakukan
Penatalaksaan
Terapi umum
 Menjaga kebersihan kulit, mandi 2x sehari
 Menjaga lesi agar tetap kering, tidak menggaruk lesi
 Ganti baju kalau sudah berkeringat
 Baju yang telah dipakai jangan dipakai kembali, harus
dicuci
 Jangan pakai barang pribadi secara bersama
 Obati binatang peliharaan jika ada mempunyai
penyakit kulit
 Makan obat secara teratur
Terapi khusus
 Sistemik
 Griseofulvin 1 x 500 mg/hari
 Cetirizin 1x10 mg
 Topikal
 Mikonazol cream 2% 2x sehari
Prognosis
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanationam : bonam
 Quo ad cosmetikum : bonam
DISKUSI
 Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun, datang
ke poli klinik Puskesmas Lubuk Buaya pada tanggal 31
Januari 2018, dari anamnesis didapatkan keluhan
utama bercak kemerahan dan kehitaman di bokong,
dibawah ketiak, dan sela paha yang semakin gatal
dengan berkeringat sejak 1 bulan yang lalu.
 Awalnya bercak kemerahan timbul pada bokong
kemudian meluas ke sela paha dan dibawah ketiak.
Pasien seorang ibu rumah tangga yang sering
memasak dirumah, setelah memasak pasien sering
berkeringat hingga baju pasien lembab oleh keringat,
namun pasien tidak mengganti pakaian tersebut.
Pasien memiliki kucing peliharaan dirumah tetapi
tidak memiliki penyakit kulit.
 Saat membersihkan perkarangan rumah, pasien tidak
ada duduk di tanah. Pasien sudah berobat 1 minggu
yang lalu diberikan obat griseofulvin 1x500 di minum
saat malam hari dan cream mikonazol, keluhan
berkurang. Keluhan berkurang tetapi saat pasien
berkeringat masih bertambah gatal. Kemudian pasien
membeli obat dexametashon 2x 2mg dipasar tanpa
resep dokter. Bercak kemerahan bertambah meluas
dan semakin gatal
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi di bawah
ketiak, bokong dan sela paha, distribusi terlokalisir,
bentuk tidak khas, susunan polisiklik, batas tegas,
ukuran nummular sampai plakat dan efflorensensi
plak hiperpigmentasi dan sentral healing dengan
bagian tengah sembuh tetapi bagian tepi nya aktif.
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dapat
didiagnosis sebagai tinea korporis et kruris.
 Tatalaksana umum yaitu menjaga kebersihan kulit,
mandi 2x sehari, menjaga lesi agar tetap kering, tidak
menggaruk lesi, ganti baju kalau sudah berkeringat,
baju yang telah dipakai jangan dipakai kembali, harus
dicuci, jangan pakai barang pribadi secara bersama,
obati binatang peliharaan jika ada mempunyai
penyakit kulit , makan obat secara teratur. Terapi
Sistemik diberikan obat griseofulvin 1 x 500 mg/hari
dan Cetirizin 1x10 mg. Topikal Mikonazol cream 2% 2x
sehari.

Você também pode gostar