Você está na página 1de 64

Journal Reading

KELUARGA BINAAN

Oleh:
Ahmad Giffar Danto Putro
Giovandy Sauky
Mitra Nofembri
Poppy Permata Putri Pembimbing :
Wira Lestiani Alif
dr. Firdawati, M.kes, PhD
dr. Sylvia Dewi Anwar
dr. Viona Putria
1
Pendahuluan
Pendahuluan
Latar Belakang

Batasan Masalah
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi bakteri Mycobacterium
Metode tuberculsosis yang dapat menimbulkan komplikasi dan
penelitian kematian

. Indonesia merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar


dari 22 negara di dunia dengan beban TB. Kontribusi TB di
Indonesia sebesar 5,8%.
Pendahuluan
Latar Belakang

Manfaat
Penyebaran kuman Mycobacterium tuberkulosis terjadi melalui
Penulisan udara melalui partikel percik renik (droplet nuclei)

Metode Pencegahan dan pengendalian iInfeksi TB (PPI TB ) adalah


penelitian
upaya meminimalkan resiko terjadinya infeksi TB

Prinsip pencegahan infeksi adalah suatu upaya untuk


mencegah resiko penularan TB pada waktu kegiatan
penemuan pasien TB, penegakan diagnosis dini dan
pengobatan secepatnya.
Pendahuluan
Latar Belakang

Manfaat
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas
Penulisan untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
Metode wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga
penelitian

Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan


pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)
Pendahuluan
Latar Belakang
Program keluarga binaan kali ini bertujuan :
Manfaat
Penulisan
 mengidentifikasi masalah klinis pada pasien dan keluarga
 faktor-faktor yang berpengaruh
Metode
penelitian  menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan keluarga,
 mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta
 mangajak partisipasi seluruh anggota keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan terutama dalam
pencegahan dan penatalaksanaan tuberkulosis
Pendahuluan
Latar Belakang

Dapat menjadikan masukan pada


Manfaat masyarakat, petugas Puskesmas dan
Penulisan khususnya sebagai upaya untuk
mencegah berkembangnya penyakit
Metode Tuberkulosis di Indonesia
penelitian

Sebagai bahan pembelajaran dan


menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa dan memberikan solusi
pada permasalahan yang dihadapi oleh
keluarga binaan penulis.
Pendahuluan
Latar Belakang

Manfaat • Pembinaan langsung keluarga binaan yang


Penulisan
berobat ke puskesmas Lubuk Begalung keluarga
Metode dikunjungi beberapa kali dalam 1 bulan.
penelitian

• Pembinaan ini meliputi penatalaksanaan yang


komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif terhadap masalah TB Paru di
keluarga tersebut
2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• Tuberkulosis adalah penyakit


infeksius yang disebabkan oleh
infeksi dari bakteri Mycobakterium
tuberculosis dapat menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya termasuk meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe

10
Klasifikasi

BTA +
TB Paru
TB BTA -
TB
Ekstraparu

11
Klasifikasi
Kasus
Baru

Kasus
kambuh
Riw
Pengobat
an Kasus
Putus
berobat
Kasus
gagal
12
Etiologi
TB disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (MTB)

Bakteri ini berbentuk batang lurus atau


sedikit melengkung, tidak berspora dan
tidak berkapsul. Ukuran panjang sekitar 1 –
4 µm dan lebar 0,3 – 0,6 µm

Bakteri ini dapat menyebar melalui udara.

13
Gejala Klinis

Klinis TB
Paru

Respiratorik Sistemik

Batuk Batuk Sesak Demam Keringat


Anoreksia BB turun
berdahak darah nafas malaise malam

14
Diagnosis

Anmesis Gejala Klinis

Inspeksi, Palpasi, Pemeriksaan


Perkusi, Auskultasi Fisik

Pemeriksaan BTA Sputum


Penunjang Rontgen Thoraks

15
Diagnosis

16
Penatalaksanaan
• Pasien baru TB
BTA +
• Pasien TB paru
Kategori 1 BTA negatif foto
toraks positif
• Pasien TB ekstra
paru

• Pasien kambuh
Kategori 2 • Pasien gagal
• Putus berobat

17
Penatalaksanaan

18
Penatalaksanaan

19
Penatalaksanaan

20
Hasil Pengobatan

Sembuh

Pengobatan lengkap

Gagal pengobatan

Meninggal

Putus Berobat

21
3
KELUARGA BINAAN
KELUARGA BINAAN

▰ Nama Kepala Keluarga : Tn. Batdrianto


▰ Alamat : Palam Ria Indah Gurun Lawas Blok D no 14,
RT/RW 004/005, Kelurahan Gurun Laweh nan XX, Kecamatan
Lubuk Begalung, Kota Padang

23
Data Demografi Keluarga
No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam keluarga

1 Tn. Batdrianto Suami Laki-laki 61th SMA Wiraswasta

2 Ny. Rosnibar Istri Perempuan 59 Th SMA IRT


3 Shintani Widia Anak Perempuan 30 Th Tidak Sekolah Tidak Bekerja
Sakti

4 Ny. Lusianda Anak Perempuan 27 Th D3 PNS


Nike Sari

7 Gebi Mustika Anak Perempuan 22 Th SMA Mahasiswa


8 Tari Sang Suci Anak Perempuan 21 Th D3 Belum Bekerja

9 Danis Rayyan Cucu Laki-laki 3,5 - -


Altair bulan

Tabel 3.1. Anggota keluarga yang tinggal serumah 24


Genogram
Perempuan

Laki-laki

Serumah

Pasien

Gambar 3.2 Genogran 25


Eco-map
Fungsi
dalam
keluarga

Resiko
Pembinaan
kesehatan internal
keluarga

Keluarga

Masalah
Sarana
kesehatan kesehatan
keluarga

Lingkunan
keluarga

Gambar 3.3 Eco-map 26


SCREEM

Social Culture Religiou

Economic Educational Medical

27
FAMILY LIFELINE
Year Life Event

1985 Orang tua pasien menikah

1988 Anak pertama lahir

1991 Anak kedua lahir

1996 Anak ketiga lahir

1997 Anak keempat lahir (pasien)

2018 Cucu pertama lahir

Tabel 3.5 Family lifeline 28


FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
Kesimpulan pembina untuk fungsi
Fungsi Keluarga Penilaian
keluarga yang bersangkutan
Biologis: a. menilai fungsi biologis Keluarga masih belum mengetahui masalah
keluarga berjalan dengan baik / biologisnya dengan baik, belum memahami
Adalah sikap dan perilaku tidak bagaimana mengatasi atau mencegah masalah
keluarga selama ini dalam b. mengidentifikasi kelemahan / tersebut sehingga keluarga juga tidak tahu
menghadapi risiko masalah disfungsi biologis dalam bagaimana dampak yang ditimbulkan
biologis, pencegahan, cara keluarga kedepannya dari masalah yang mereka hadapi
mengatasinya dan beradaptasi c. menjelaskan dampak saat ini.
dengan masalah biologis disfungsi biologis terhadap
(masalah fisik jasmaniah) Namun setelah diberikan penjelasan, keluarga
keluarga. mau merubah pola pikir dan perilaku mengenai
penyakitnya.
Untuk permasalahan kesehatan dalam keluarga,
keluarga binaan menyikapinya dengan berobat
ke Puskesmas Lubuk Begalung dan juga ke
praktek swasta. Untuk kasus TB, pasien rutin
mengambil obat di Puskesmas Air Dingin.

29
Tabel 3.6. Fungsi-fungsi dalam keluarga
FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA

Psikologis: a. mengidentifikasi sikap dan Keluarga mampu membangun


perilaku keluarga dalam hubungan antar anggota
Adalah sikap dan perilaku membangun hubungan keluarga, memelihara kepuasan
keluarga selama ini dalam psikologis internal antar anggota keluarga, dan bisa
membangun hubungan anggota keluarga. menyelesaikan masalah dengan
psikologis internal antar anggota b. mengidentifikasi cara baik apabila terjadi perbedaan
keluarga. Termasuk dalam hal keluarga dalam hal memelihara pendapat diantaranya.
memelihara kepuasan psikologis kepuasan psikologis seluruh
seluruh anggota keluarga dan Di lingkungan sekitar pasien,
anggota keluarga
manajemen keluarga dalam pasien sedikit merasa rendah
c. identifikasi dan menilai
mengahadapi masalah psikologis diri karena pasien malu
manajemen keluarga dalam menggunakan masker, namun
menghadapi masalah keluarga memberikan
psikologis. dukungan dan motivasi kepada
pasien agar tetap menggunakan
masker dalam aktivitas sehari-
hari.
30
FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
Sosial: a. menilai sikap dan perilaku keluarga Keluarga bisa berbaur dengan baik
selama ini dalam mempersiapkan di tengah masyarakat. Pendidikan
Adalah sikap dan perilaku anggota keluarga untuk terjun ke formal orang tua mencapai SMA
keluarga selama ini dalam tangah masyarakat. serta tidak mempunyai/mengikuti
mempersiapkan anggota keluarga b. membuat daftar pendidikan formal pendidikan informal. Akan tetapi,
untuk terjun ke tengah dan informal (termasuk kegiatan anak pertama menderita retardasi
masyarakat. organisasi) yang didapat anggota mental sejak lahir sehingga tidak
Termasuk di dalamnya keluarga untuk dapat mandiri ditengah bisa bersosialisasi dengan
pendidikan formal dan informal masyarakat. lingkungan sekitar, anak kedua
untuk dapat mandiri bekerja di kantor perpajakan, dan
anak ketiga sedang menjalani
pendidikan strata I di perguruan
tinggi.

31
Tabel 3.6. Fungsi-fungsi dalam keluarga
FUNGSI-FUNGSI DALAM KELUARGA
Ekonomi dan pemenuhan a. menilai sikap dan Keluarga cukup mampu
perilaku keluarga selama memenuhi kebutuhan
kebutuhan:
ini dalam usaha pemenuhan harian dan berusaha untuk
Adalah sikap dan perilaku kebutuhan primer, sekunder melingkapi kebutuhan
keluarga selama ini dalam dan tertier. primer dan sekunder yang
usaha pemenuhan berasal dari orangtua dan
b. menilai gaya hidup dan
kebutuhan primer, sekunder kakak kedua pasien.
prioritas penggunaan uang
dan tertier
Keluarga mengkonsumsi
makanan seimbang namun
kurang olahraga.

32
Tabel 3.6. Fungsi-fungsi dalam keluarga
DATA RISIKO INTERNAL KELUARGA
Perilaku Sikap dan perilaku keluarga yang Kesimpulan Pembina untuk perilaku
menggambarkan perilaku tersebut keluarga
Kebersihan pribadi dan Pasien merupakan seorang tamatan Secara umum, kebersihan pribadi
lingkungan D3, tampilan individual rapi dan pasien dan keluarga sudah cukup
lingkungan cukup bersih. Keseharian baik.
Apakah tampilan individual dan
pasien di rumah membantu pekerjaan
lingkungan bersih dan terawat,
rumah tangga.
bagaimana kebiasaan perawatan
kebersihannya Pintu dan jendela kamar pasien sering
dibuka sehingga cahaya matahari
dapat masuk dan sirkulasi udara
bagus.
Pencegahan spesifik Keluarga mau mengikuti program Perhatian pasien dan keluarga
kesehatan oleh pemerintah dan terhadap pencegahan penularan
Termasuk perilaku imunisasi anggota
memiliki keingintahuan tentang penyakit dinilai baik.
keluarga, ANC, gerakan pencegahan
bagaimana perjalanan dari
penyakit lain yang telah dianjurkan
penyakit TB yang dialami pasien,
(baik penyakit menular maupun tidak
dan pencegahannya, selain itu
menular)
keluarga juga pedulian terhadap
pencegahan penyakit menular
lainnya.
33
Tabel 3.7. Perilaku kesehatan keluarga
DATA RISIKO INTERNAL KELUARGA
Gizi Keluarga Setiap hari ibu pasien memasak Pasien dan keluarganya
dengan menu yang berbeda, dimulai mengkonsumsi makanan seimbang
Pengaturan makanan keluarga, mulai
dari makanan pokok dan sayuran. walaupun kurang konsumsi buah-
cara pengadaan, kuantitas dan kualitas
Pasien tidak rutin mengkonsumsi buahan dan sayur-sayuran.
makanan serta perilaku terhadap diet
buah-buahan dan sayuran. Pasien
yang dianjurkan bagi penyakit tertentu Pasien dianjurkan untuk meningkatkan
mengonsumsi susu setiap hari. Status
pada anggota keluarga status gizinya dengan mengonsumsi
Gizi pasien tergolong gizi kurang
makanan tinggi protein setiap hari
disertai konsumsi buah dan sayur

Latihan jasmani/aktifitas fisik Pasien dan keluarga jarang melakukan Menganjurkan olahraga minimal tiga
olahraga meskipun ketika sedang libur kali seminggu ± 30 menit.
Kegiatan keseharian untuk
bekerja.
menggambarkan apakah sedentary life
cukup atau teratur dalam latihan
jasmani. Physical exercise tidak selalu
harus berupa olahraga seperti sepak
bola, badminton, dsb

34
DATA RISIKO INTERNAL KELUARGA

Penggunaan pelayanan Pasien rutin berobat ke Dalam penggunaan pelayanan


kesehatan puskesmas untuk mengambil kesehatan dinilai cukup baik.
Perilaku keluarga apakah datang obat TB. Bayi yang ada di
ke posyandu, puskesmas, dsb rumah pasien rutin dibawa ke
untuk preventif atau hanya Posyandu
kuratif, atau kuratif ke
pengobatan komplimenter dan
alternatif (sebutkan jenisnya dan
berapa keseringannya)

35
DATA RISIKO INTERNAL KELUARGA
Kebiasaan / perilaku Pasien memiliki kebiasaan Pasien dianjurkan untuk tidak
lainnya yang buruk untuk sering bergadang hampir bergadang. Apabila ada
kesehatan setiap malam hari. kesibukan, maka dianjurkan
Misalnya merokok, minum Ayah pasien seorang perokok diselesaikan sebelum tidur,
alkohol, bergadang, dsb. aktif, merokok 1 bungkus per atau bangun lebih awal.
Sebutkan keseringannya dan hari. Ayah pasien dianjurkan untuk
banyaknya setiap kali dan berhenti merokok.
jenis yang dikonsumsi

Tabel 3.7. Perilaku kesehatan keluarga 36


DATA SARANA PELAYANAN KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN KELUARGA
Faktor Keterangan Kesimpulan pembina untuk
faktor pelayanan kesehatan

Pusat pelayanan kesehatan yang Puskesmas dan praktek dokter swasta Keluarga rutin menggunakan fasilitas
digunakan oleh keluarga kesehatan sesuai dengan
kebutuhannya.
Cara mencapai pusat pelayanan Menggunakan motor Keluarga bisa mencapai tempat
kesehatan tersebut pelayanan kesehatan tanpa ada
kendala kendaraan
Tarif pelayanan kesehatan tersebut  Sangat mahal Pasien menggunakan BPJS.
dirasakan  Mahal Sebaiknya karena pasien telah
 Terjangkau memiliki BPJS, pasien dapat
 Murah memanfaatkan fasilitas BPJS yang
 Gratis ada untuk berobat.
Kualitas pelayanan kesehatan  Sangat baik Baik
tersebut dirasakan  Baik
 Biasa
 Tidak memuaskan
 Buruk
37
Tabel 3.8.1. Faktor pelayanan kesehatan
DATA SARANA PELAYANAN KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN KELUARGA
Kepemilikan rumah : milik sendiri
Daerah perumahan : padat dan bersih
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan pembina untuk lingkungan
tempat tinggal
Luas rumah : 8 x 16 m2 Cukup
Jumlah orang dalam satu rumah :7 orang Tidak terlalu ramai

Luas halaman rumah : 2 m2 Halaman rumah kurang luas.

Bertingkat
Lantai rumah : keramik

Tabel 3.8.2. Lingkungan tempat tinggal 38


DATA SARANA PELAYANAN KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN KELUARGA
Dinding rumah : tembok

Penerangan didalam rumah Jendela kamar sering dibuka


Jendela: jumlah cukup
Listrik : ada
Ventilasi Kelembaban udara baik
Kelembapan rumah : tidak lembab
Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada
Bila ada yaitu : kipas angin
Kebersihan dalam rumah Bersih
Tata letak barang dalam rumah Baik
Kamar mandi : ada Cukup bersih
Jamban : terpisah kamar mandi
Didalam rumah
Permanen
Saluran pembuangan dengan sumber air bersih : dekat
39
Tabel 3.8.2. Lingkungan tempat tinggal
Pengkajian Masalah Kesehatan
Masalah internal
1. Pasien menderita TB yang baru diketahui bulan Desember tahun 2017 dan
rutin berobat dan kontrol ke Puskesmas.
2. Pasien jarang menggunakan masker sehingga meningkatkan risiko
penularan kuman TB pada anggota keluarga yang lain.
3. Ayah pasien seorang perokok aktif di dalam rumah yang dapat menurunkan
fungsi pertahanan dalam saluran pernafasan anggota keluarga sehingga
mudah terserang penyakit.
4. Pasien tidak ada olahraga rutin.
5. Pasien seorang lulusan D3 yang sedang mencari pekerjaan tetap, hal ini
menambah beban pasien sehari-hari.
Pengkajian Masalah Kesehatan

Masalah eksternal keluarga


Pasien merasa rendah diri setelah mengetahui menderita TB dan
merasa malu jika diketahui oleh teman-temannya sehingga pasien
tidak mau memakai masker. Hal ini meningkatkan risiko
penularan kuman TB pada teman – temannya yang lain.
Faktor-Faktor yang Berperan dalam
Penyelesaian Masalah Kesehatan
Faktor pendukung
1. Pasien memiliki kartu BPJS.
2. Akses ke pelayanan kesehatan terjangkau dan transportasi
yang dimiliki mendukung.
3. Keluarga pasien mendukung penuh pasien untuk berobat rutin
karena pengobatan penyakitnya yang lama.
4. Pasien memiliki ekonomi yang cukup baik untuk
menyelesaikan masalah kesehatannya.
Faktor-Faktor yang Berperan dalam
Penyelesaian Masalah Kesehatan
Faktor penghambat
1. Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit,
tatalaksana, pencegahan, dan komplikasi mengenai TB masih
kurang.
2. Pengetahuan keluarga pasien masih kurang tentang pentingnya
berolahraga.
3. Kebiasaan merokok pada Ayah pasien yang sulit sekali untuk
dirubah, walaupun telah memiliki pengetahuan bahaya
merokok.
4. Pasien kurang mau terbuka mengenai keluhan penyakitnya
Rencana Pembinaan Kesehatan
Preventif
1. Jangan buang dahak sembarangan bila batuk, dahak sebaiknya langsung dibuang
ke lubang WC dan segera disiram.
2. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
3. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan diet seimbang dan olah raga teratur 2-3x/
minggu selama 30 menit.
4. Menggunakan alat-alat makan seperti sendok, garpu, dan gelas yang telah
dibersihkan untuk menghindari penularan dalam satu keluarga. Tidak menggunakan
peralatan yang telah digunakan penderita sebelum dicuci bersih kembali.
5. Menjaga sirkulasi udara tetap lancar serta menjaga pencahayaan rumah tetap baik.
Antara lain dengan membuka jendela supaya aliran udara lebih lancar.
Rencana Pembinaan Kesehatan
Preventif
6. Istirahat cukup dengan tidur sekurangnya 6 jam sehari.
7. Menganjurkan kepada anggota keluarga yang lain untuk turut serta memeriksakan
diri untuk deteksi dini.
8. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan menerapkan perilaku bersih dan
sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat,
berolahraga setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
9. Menggunakan masker setiap berkontak dengan anak-anak atau anggota keluarga
lain.
10. Mengkonsumsi diet tinggi kalori tinggi protein setiap hari, serta mengkonsumsi
buah dan sayur yang beranekaragam.
Rencana Pembinaan Kesehatan
Promotif
1. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menunjuk seorang yang
dipercaya sebagai Pendamping Makan Obat (PMO), dan peranan PMO dalam
memastikan pasien meminum obatnya (menyukseskan pengobatan pasien),dan
mengingatkan pasien untuk kontrol rutin ke puskesmas, dan mengingatkan jadwal
periksa dahak pada waktu yang ditentukan.
2. Memberikan pengertian dan pengetahuan pada pasien maupun keluarga
mengenai penyakitnya bahwa penyakit ini merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri.
3. Memberikan edukasi pada pasien bahwa penyakitnya menular melalui droplet
dahak sehingga pasien harus berhati-hati saat akan membuang dahak atau batuk
dan penggunaan masker.
Rencana Pembinaan Kesehatan
Promotif
4. Mengedukasi pasien bahwa pengobatan yang dilakukan tidak boleh terputus
demi kesembuhan pasien.
5. Mengedukasi pasien bahwa penting untuk melakukan evaluasi pengobatan
untuk memantau keberhasilan pengobatan.
6. Mengedukasi pasien mengenai komplikasi yang mungkin terjadi jika pasien
tidak berobat seperti efusi pleura.
7. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya kontrol secara teratur,
menambah obat TB dan minum obat secara teratur (pengobatan yang rutin), serta
menjelaskan dan mengedukasi kepada pasien jangka waktu pengobatan yang lama
6 bulan) yang membutuhkan kesabaran dalam berobat dan tetap meneruskan
minum obat sampai 6 bulan walaupun gejala sudah berkurang.
Rencana Pembinaan Kesehatan
Promotif

8. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga (PMO) tentang efek samping obat
yang mungkin dapat timbul selama pengobatan.
9. Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang pentingnya melakukan tes
mantoux kepada anak-anak yang tinggal serumah dengan pasien, dan memberikan
INH profilaks bila tes mantoux nya (-).
10. Menyarankan kepada keluarga yang tinggal serumah dengan pasien (untuk
dewasa), dan belum terinfeksi TB untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
istirahat cukup, makan makanan bergizi, dan olahraga secara teratur.
Rencana Pembinaan Kesehatan
Promotif
11. Menjelaskan kepada pasien pentingnya pemberantasan TB,
sehingga jika ada keluarga atau tetangga yang batuk > 2 minggu
agar memeriksakan diri ke dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit.
12. Menjelaskan kepada pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi
kalori tinggi protein setiap hari, serta mengkonsumsi buah dan sayur
yang beranekaragam.
13. Mengedukasi pasien mengenai etika batuk sehingga pasien tidak
mem buang dahak sembarangan bila dan menutup mulut ketika
batuk atau bersin.
Rencana Pembinaan Kesehatan

Kuratif

OAT kategori I 2RHZE+


4(HR)3
Rencana Pembinaan Kesehatan
Jika ada gejala
Rehabilitatif efek samping obat
seperti kulit dan
Jika ada gejala selaput lendir
Kontrol teratur ke seperti batuk menguning,
puskesmas dan darah segera gangguan telinga,
rutin minum obat kunjungi pusat ataupun
yang didapat dari pelayanan penglihatan,
Puskesmas. kesehatan. segera datang ke
puskesmas atau
rumah sakit.
Mapping kegiatan
Turun Hari/Tanggal Kegiatan Intervensi

I Rabu/ - Kunjungan awal ke keluarga - Perkenalan Dokter Muda ke


binaan bersama petugas seluruh anggota keluarga yang
04-04-2018
puskesmas sedang berada di rumah.
- Perkenalan dengan keluarga - Menyampaikan maksud dan
tujuan dari keluarga binaan.

52
II. Kamis / Identifikasi masalah yang terdapat pada - Edukasi mengenai penyakit TB
12-04-2018 keluarga binaan. - Memberikan dukungan penyakit ini
dapat disembuhkan jika berobat teratur
- Penerimaan pasien dan keluarga dan pola hidup sehat.
terhadap penyakit TB masih kurang - Edukasi penggunaan masker agar
tidak menularkan kuman TB ke anggota
- Penggunaan masker yang masih kurang keluarga lainnya. Edukasi cara batuk
- Kebiasaan Ayah merokok di rumah yang benar
- Edukasi pentingnya berhenti merokok
- Kebiasaan jarang olahraga pada ayah pasien serta menganjurkan
- Kebiasaan bergadang hampir setiap periksa dahak
-Edukasi pentingnya berolahraga serta
malam menganjurkan pasien serta keluarga
- Susah makan jika tidak diingatkan untuk berolahraga rutin 2-3 kali
seminggu.
- Ibu terlalu berlebihan menyikapi kondisi -
Edukasi pasien bahwa kebiasaan
penyakit pasien bergadang tidak baik untuk kesehatan
serta imunitas pasien

53
III Selasa / - Diskusi dengan -Memeriksa perkembangan pasien: keluhan
sekarang, apakah terdapat efek samping obat
17-04- keluarga pasien ataupun komplikasi penyakitnya.

2018 terkait masalah -Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rutin


mengkonsumsi obatnya.
yang ditemukan -Menilai apakah intervensi yang diberikan telah
dilaksanakan pasien dengan benar. Didapatkan
bahwa pasien berobat teratur, mulai memperbaiki
pola makannya, minum susu setiap sebelum tidur,
makan sayur dan buah setuap hari, namun
kebiasaan bergadang masih belum bisa diubah serta
masih jarang berolahraga.
-Ayah pasien sudah tidak merokok di dalam rumah

54
IV Rabu / - Follow up dari intervensi yang
-Meyakinkan kembali kepada pasien
diberikan, apakah telah sesuai
18-04-2018 tentang pentingnya istirahat cukup (tidak
dengan yang diharapkan atau tidak.
bergadang) serta olahraga teratur
- Pamitan pada pasien dan keluarga
sehingga pasien berupaya untuk
mengubah kebiasaan tersebut.

-Menyarankan keluarga agar tetap


melakukan hal-hal yag sudah disarankan
sebelumnya.

-Berpamitan dengan keluarga binaan


dan mengucapkan terima kasih atas
kesediaan keluarga.

55
4
Penutup
4.1 Kesimpulan
Daftar masalah:
▻ Pasien menderita TB yang baru diketahui bulan Desember tahun 2017.
▻ Pasien jarang menggunakan masker.
▻ Pasien dan keluarga tidak ada olahraga rutin.
▻ Pasien merasa rendah diri apabila diketahui menderita TB oleh teman kerjanya
sehingga pasien tidak mau memakai masker kerika bekerja.
▻ Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit, tatalaksana, pencegahan, dan
komplikasi mengenai TB masih kurang.
▻ Kebiasaan merokok pada ayah pasien masih ada.
▻ Kebiasaan pasien bergadang hampir setiap malam
▻ Kebiasaan pasien susah makan jika tidak diingatkan

57
Intervensi:
▻ Memberikan OAT kepada pasien dan teratur kontrol ke Puskesmas.

▻ Edukasi penggunaan masker saat batuk agar tidak menularkan kuman TB ke


anggota keluarga lainnya. Serta diedukasi cara batuk yang benar agar tidak
menularkan ke anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya.
▻ Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya berolahraga serta menganjurkan
pasien serta keluarga untuk berolahraga rutin 2-3 kali seminggu.
▻ Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit ini
dapat disembuhkan jika berobat teratur dan pola hidup sehat.
▻ Edukasi serta memperbaiki paradigma pasien dan keluarga mengenai penyakit TB
(perjalanan penyakit, penyebab, gejala, pengobatan, pencegahan penularan, dan
komplikasi, serta efek samping obat).

58
BAB 4 PENUTUP
▻ Edukasi tentang pentingnya berhenti merokok pada ayah pasien serta
menganjurkan pentingnya periksa dahak apabila terdapat gejala batuk
lama/berdarah.
▻ Edukasi pasien bahwa kebiasaan bergadang tidak baik untuk kesehatan
serta imunitas pasien
▻ Edukasi mengenai pola makan gizi seimbang serta makan teratur
▻ Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang solusi dari masalah yang
telah teridentifikasi pada pertemuan sebelumnya
▻ Melakukan tanya jawab mengenai solusi yang akan diberikan.
▻ Meminta kesediaan keluarga untuk dapat melakukan solusi yang sudah
direncanakan.
59
4.2 Saran
▻Melakukan skrining TB terhadap keluarga pasien
(riwayat kontak dengan pasien).
▻Pihak puskesmas mengadakan penyuluhan berkala
mengenai penyakit TB paru karena masih banyak
masyarakat yang belum tahu mengenai penyakit TB
paru.
▻Mengaktifkan kader TB untuk menjadi pengawas
minum obat.
▻Melakukan homevisite pada pasien TB yang memiliki
anak balita di dalam rumah 60
DOKUMENTASI KEGIATAN

61
Foto 2. Kondisi Rumah pasien

62
Foto 2. Kondisi Rumah pasien

63
Terimakasih

64

Você também pode gostar