Você está na página 1de 47

Case Report session

TINEA KORPORIS

Oleh:
Ahmad Giffar Danto Putro1010313065
Firda Razaq 1210313071
Meivita Wulandari 1210311008

Preseptor :
dr. Firdawati, M.Kes, PhD
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Tinea korporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai oleh
baik lesi inflamasi maupun non inflamasi pada glabrous skin (kulit yang
tidak berambut)

Penyebab infeksi dermatofita yang paling dominan adalah Tricophyton


diikuti Epidermophyton dan Microsporum dimana yang paling banyak adalah
spesies Tricophyton rubrum.
Pendahuluan

• mengenai hampir semua kelompok usia


1

• Maserasi dan oklusi lipatan menyebabkan peningkatan


2 suhu dan kelembapan kulit yang memudahkan infeksi

• Penularan melalui kontak langsung dengan individu yang


terinfeksi atau tidak langsung melalui benda yang mengandung
3 jamur, misalnya handuk, lantai kamar mandi, tempat tidur
hotel dan lain-lain.
Pendahuluan
Batasan Masalah
Makalah ini membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, tatalaksana,
prognosis, komplikasi, dan pencegahan tinea korporis

Tujuan penulisan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai
definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, pemeriksaan
penunjang, diagnosis, tatalaksana, prognosis, komplikasi, dan pencegahan tinea
korporis

Metode penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka
yang merujuk dari berbagai literatur
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFENISI

penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial


golongan dermatofita yang menyerang daerah kulit tidak
berambut (glabrous skin).

Menyerang semua umur dan paling sering terjadi pada iklim


yang panas (tropis dan subtropis).
EPIDEMIOLOGI

Tinea korporis terdapat diseluruh dunia, terutama pada daerah tropis dan
insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi
1

Di Jakarta, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah


2 dermatitis. Padang, Bandung, Semarang, Surabaya dan Manado, keadaanya
kurang lebih sama, yakni menempati urutan kedua sampai keempat
terbanyak dibandingkan dengan golongan penyakit lainnya.

3 Kebersihan badan dan lingkungan yang kurang, sangat besar pengaruhnya


terhadap perkembangan penyakit ini.
ETIOLOGI

Tinea korporis disebabkan oleh golongan dermatofita


yang menyerang jaringan berkeratin.
 Jamur ini bersifat keratinofilik dan keratinolisis
Dermatofita terbagi dalam tiga genus yaitu
Microsporon, Epidermophyton, dan Tricophyton.
Penyebab tersering tinea korporis adalah Tricophyton
rubrum dan Tricophyton mentagrophytes.
FAKTOR RISIKO

• Kontak langsung dengan penderita atau binatang


• Penggunaan sarana pemandian umum bersama
• Status gizi yang mempengaruhi daya tahan tubuh
seseorang terhadap penyakit
• Kebersihan pribadi yang kurang diperhatikan turut
mendukung tumbuhnya jamur.
PATOGENESIS

Infeksi dermatofita melibatkan tiga langkah utama :

1. Perlekatan ke keratinosit

2. Penetrasi melalui ataupun antara sel

3. Perkembangan respon host


PATOGENESIS

Setelah masa perkembangannya (inkubasi) sekitar 1-3 minggu


reson jaringan terhadap infeksi semakin jelas dan meninggi yang
disebut ringworm yang mengivasi bagian perifer kulit.

Respon terhadap infeksi, dimana bagan aktif akan meningkatkan


proses proliferasi sel epidermis dan menghasilkan skuama.
Kondisi ini akan menciptakan bagian tepi aktif untuk
berkembang dan bagian pusat akan bersih. Eliminasi dermatofit
dilakukan oleh system pertahanan tubuh (imunitas) seluler.
MANIFESTASI KLINIS

• Tinea korporis dapat bermanifestasi sebagai gambaran


tipikal, dimulai sebagai lesi eritematosa, plak yang
bersisik memburuk dan membesar, selanjutnya bagian
tengah dari lesi akan menjadi bentuk anular yang akan
mengalamai resolusi.
• Skuama, krusta, vesikel, dan papul sering berkembang,
khususnya pada bagian tepinya.
• Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan
• Rasa gatal
Efloresensi Tinea Korporis
DIAGNOSIS

• rasa gatal-gatal yang semakin berat


Anamnesis • Pasien berada pada tempat yang beriklim agak
lembab dan panas serta memakai pakaian yang
tidak menyerap keringat
• lesi anular, bulat atau lonjong berbatas tegas terdiri atas
eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan
papul di tepi, sementara tengahnya lebih tenang (central
Pem. Fisik Healing)
• kadang juga dijumpai erosis dan kusta akibat garukan
• Bila menahun meninggalkan daerahhiperpigmentasi dan
skuamasi saja
• mikroskopis untuk mendeteksi adanya hifa
Pem. Penunjang sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat,
dan bercabang atau spora berderet.6
DIAGNOSIS BANDING

• 1. Pitriasis rosea: gambaran makula eritematosa


denag tepi sedikit meninggi, ada papula, skuama,
diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
• 2. Psoriasis : skauama lebih tebal dan berlapis-
lapis
• 3. Neurodermatitis sirkumskripta: macula
eritematosa berbatas tegas terutama pada
daerah tengkuk,lipat lutut dan lipat siku.6
PENGOBATAN
Penyakit tinea korporis sering kambuh bahkan sampai menahun sehingga
untuk menghindari faktor resiko seperti hindari sumber penularan yaitu
binatang atau kontak dengan penderita lain, menjaga keberisihan badan
dan lingkungan.

Obat-obat dapat diberikan secara topikal (dioles), atau dalam bentuk oral
(obat minum).

Salep harus dioleskan pada kulit yang telah bersih, setelah mandi atau
sebelum tidur selama dua minggu, meskipun lesinya telah hilang. Tanda
dan gejala (seperti kemerahan, gatal, dan rasa panas) dapat diobati dengan
kombinasi steroid/krim anti jamur. Steroid tidak selalu diberikan, hanya
diberikan jika terdapat gejala inflamasi.
Obat Topikal
Golongan Nama Obat Dosis
Klotrimazol krim 1% 2 kali sehari
Ekonazol krim 1% 2 kali sehari
Mikonazol krim 2% 2 kali sehari
Azol-imidazol
Ketokonazol krim 2% 1-2 kali sehari

Bifonazole krim 1% 1 kali sehari

Tiokonazol krim 1% 2 kali sehari

Alilamin/ Naftifin hydrochloride 1 kali sehari

krim 1%
Benzilamin
Terbinafin 1% 1-2 kali sehari
Anti jamur topical lain
Haloprogin krim 1% 2 kali sehari
Tolnaftat Tolnaftat krim 1% 2-3 kali sehari
Obat Oral
Obat Oral :

Golongan Nama obat Dosis

Anti jamur Terbinafin 250 mg/hari

golongan lain

Itraconazole 400 mg/hari


Azol-imidazol
Fluconazole 200 mg/minggu

Griseofulvin Griseofulvin 0,5 g/hari


Pencegahan

• Mengurangi kelembapan tubuh penderita dengan


menghindari pakaian yang panas
• Menghindari sumber penularan yaitu binatang
atau kontak dengan penderita lain
• Meningkatkan kebersihan pribadi maupun
lingkungan
• Menjaga kekebalan tubuh dengan asupan gizi
yang cukup
Prognosis

Pada umumnya prognosis untuk tinea koporis adalah


baik dengan terapi yang benar dan mejaga
kebersihan kulit, pakaian dan lingkunga. Untuk tinea
korporis yang bersifat lokal, prognosisnya akan baik
dengan tingkat kesembuhan 70-100% setelah
pengobatan dengan antijamur.
LAPORAN
KASUS
Identitas pasien

Nama penderita : Ny. M


Umur : 64 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Koto Baru, Lubuk Begalung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
SukuBangsa : Minang
Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2018
Latar Belakang Sosial - Ekonomi - Demografi – Lingkungan Keluarga

• Status Perkawinan : kawin


• Jumlah anak :4
• Status ekonomi keluarga : Mampu
• KB :-
• Kondisi Rumah
– Rumah permanen, terdiri dari 3 kamar tidur, lantai keramik
– Pekarangan cukup luas
– Listrik ada
– Sumber air: PDAM, air minum: masak sendiri
– Jamban ada 2 buah, di dalam rumah
– Sampah dibuang ketempat pembuangan sementara dan diambil oleh petugas setiap hari
• Kesan :higienitas dan sanitasi baik
Kondisi lingkungan keluarga

– Pasien tinggal bersama dua orang anaknya


– Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup
padat penduduk.
Aspek psikologis keluarga

– Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain


baik.
– Faktor stress dalam keluarga tidak ada.
Keluhan utama

Bercak kemerahan yang terasa gatal pada paha kanan


bagian luar sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Awalnya timbul bercak kemerahan di paha kanan bagian
luar sebesar koin kemudian meluas dan disertai gatal, gatal
terutama dirasakan saat berkeringat.
•Pasien mandi 1-2 kali sehari dan selalu mengganti pakaian
•Pasien tidak memiliki hewan peliharaan di sekitar tempat
tinggal
•Kebiasaan memakai pakaian ketat tidak ada
•Riwayat aktivitas yang berkontak dengan tanah tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien sebelumnya mengeluhkan bercak kemerahan


yang gatal1 bulan yang lalu di perut, kemudian pasien
berobat ke Puskesmas Lubuk Begalung dan diberikan
obat Ketokonazol tab 200 mg serta cream ketokonazol
dan diminum satu kali sehari selama 14 hari. Setelah
14 hari bercak kemerahan berubah menghitam dan
tidak gatal.
•Riwayat atopi (-)
•Pasien tidak ada penyakit DM, hipertensi, dsb.
Riwayat Penyakit Keluarga/Atopi/Alergi

Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang


sama seperti pasien.
Riwayat atopi dalam keluarga tidak ada
Riwayat keganasan dalam keluarga tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Napas : 18x/menit
Berat Badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Status gizi : baik
Suhu : 37oC
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Hidung : tidak ada kelainan
KGB : tidak ada pembesaran
Pemeriksaan thorak : Jantung dan paru dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
Status Dermatologikus

Lokasi :sebelah luar paha kanan


Distribusi : terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : plak eritem berskuama yang dikelilingi papul eritem
dengan central healing
..cont
Status Venerologikus : Diharapkan dalam batas normal
Kelainan selaput : Diharapkan dalam batas normal
Kelainan kuku : Jaringan sekitar kuku tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : Diharapkan dalam batas normal
Kelainan Kelenjar Limfe : Diharapkan dalam batas normal
Diagnosa Kerja

Tinea Korporis

Diagnosa Banding

• Psoriasis
• Ptiriasis rosea
Pemeriksaan : KOH 10% hifa panjang bersekat
Tatalaksana
Promotif dan Preventif
Menjaga kebersihan kulit, mandi 2x sehari
Menjaga lesi agar tetap kering, tidak menggaruk lesi
Ganti baju kalau sudah berkeringat
Baju yang telah dipakai jangan dipakai kembali, harus dicuci
Jangan pakai barang pribadi secara bersama
Obati binatang peliharaan jika ada mempunyai penyakit kulit
Makan obat secara teratur
Kuratif

Sistemik
Ketokonazol 200 mg 1x1
Topikal
Ketokonazol cream 2x1
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Lubuk Begalung

Padang, 23 Maret 2018


R/ Ketokonazol tab 200 mg No.XIV
∫ 1dd tab 1
__________________________________________£
R/ Ketokonazol 2% Cream tube No.I
∫ 2dd applic loc dol
__________________________________________£
Pro : Ny. M
Umur : 64tahun
Alamat : Padang
Rehabilitatif
Kontrol ulang ke puskesmas jika keluhan masih ada
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
DISKUSI
Seorang pasien perempuan berusia 64 tahun, datang ke poliklinik
Puskesmas Lubuk Begalung pada tanggal 23 Maret 2018, dari
anamnesis didapatkan keluhan utama bercak kemerahan yang
terasa gatal pada paha kanan bagian luar sejak 1 minggu yang lalu.
Pada kasus yang tipikal didapatkan lesi bula yang berbatas tegas
pada lesi tampak tanda radang lebih aktif dan bagian tengah
cenderung menyembuh. Rasa gatal akan semakin meningkat jika
banyak berkeringat.
Awalnya timbul bercak kemerahan di paha kanan bagian luar sebesar
koin kemudian meluas dan disertai gatal, gatal terutama dirasakan saat
berkeringat. Pasien tinea korporis akan mengeluhkan rasa gatal-gatal,
karena rasa gatal semakin memberat pasien menggaruk lesi sehingga lesi
menjadi lebih luas.
Pasien mandi 1-2 kali sehari dan selalu mengganti pakaian. Pasien tidak
memiliki hewan peliharaan di sekitar tempat tinggal. Kebiasaan
memakai pakaian ketat tidak ada. Riwayat aktivitas yang berkontak
dengan tanah tidak ada. Hal ini ditanyakan pada pasien untuk melihat
faktor risiko timbulnya tinea korporis. Beberapa faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kejadian tinea korporis adalah kontak langsung dengan
penderita atau binatang, penggunaan sarana pemandian umum
bersama, atau kolam renang umum, kondisi sosial ekonomi serta
kurangnya kebersihan pribadi juga memegang peranan penting pada
infeksi jamur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi di sebelah
luar paha kanan, distribusi terlokalisir, bentuk tidak
khas, susunan polisiklik, batas tegas, ukuran plakat
dan efflorensensi plak eritem berskuama yang
dikelilingi papul eritem.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang dengan KOH
10% dan didapatkan hasil hifa panjang bersekat. Diagnosis
tinea korporis dibuat dengan memeriksa skuama yang
terinfeksi tersebut secara mikroskopis untuk mendeteksi
adanya hifa sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan
bercabang atau spora berderet.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang dapat didiagnosis sebagai tinea
korporis.
Terapi promotif dan preventif pada pasien yaitu menjaga kebersihan
kulit, mandi 2x sehari, menjaga lesi agar tetap kering, tidak menggaruk
lesi, ganti baju kalau sudah berkeringat, baju yang telah dipakai jangan
dipakai kembali, harus dicuci, jangan pakai barang pribadi secara
bersama, obati binatang peliharaan jika ada mempunyai penyakit kulit ,
makan obat secara teratur. Hal ini dilakukan karena penyakit tinea
korporis sering kambuh bahkan sampai menahun sehingga perlu untuk
menghindari faktor resiko. Terapi kuratif pada pasien diberikan obat anti
jamur baik sistemik maupun topikal, yaitu Ketokonazol 200 mg 1x1 dan
Ketokonazol cream 2x1.

Prognosis penyakit pada pasien ini adalah bonam. Untuk tinea korporis
yang bersifat lokal, prognosisnya akan baik dengan tingkat kesembuhan
70-100% setelah pengobatan dengan antijamur.
TERIMAKASIH

Você também pode gostar