Você está na página 1de 39

Siswoyo

siswoyoys@yahoo.com
 7-8 juta orang per tahun mengalami nyeri
dada.
 Dari jumlah tersebut, 2 juta berkaitan dengan
arteri koroner.
 1,5 juta menderita serangan jantung.
 500.000 pasien serangan jantung mengalami
kematian.
 250.000 dari pasien serangan jantung
mengalami kematian dalam satu jam pertama
dari timbulnya gejala.
Menurut Jameson, dkk (2005)
“menyatakan bahwa cardiac arrest adalah
penghentian sirkulasi normal darah akibat kegagalan
jantung untuk berkontraksi secara efektif ”

Menurut AHA (2010)


 Hilangnya fungsi jantung scr tiba-tiba & mendadak
 Bisa terjadi pd seseorang yg didiagnosa peny.
jantung ataupun tidak.
 Waktu kejadiannya tidak bisa diperkirakan, tjd
dengan sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak
 Beberapa pasien serangan jantung bertahan
hidup dengan pertolongan di luar rumah
sakit.
 Faktor:
◦ Pengenalan dini dan aktivasi Sistem Gawat Darurat
◦ Segera melakukan CPR
◦ Early Defibrilasi
◦ Early ACLS
◦ Perawatan Post Cardiac arrest Terpadu
Seseorang dikatakan mpy risiko tinggi untuk
terkena cardiac arrest dengan kondisi:

 Ada jejas di jantung akibat dari serangan jantung


terdahulu.
 Penebalan otot jantung (Cardiomyopathy).
 Riwayat penggunaan obat-obatan jantung
 Abnormalitas kelistrikan jantung (sindroma
gelombang QT yang memanjang)
 Abnormalitas PD jantung (aterosklerosis)
 Riwayat penyalahgunaan obat.
 Penyakit jantung (82,4%);
 Internal nonjantung (8,6%) seperti akibat
penyakit paru, penyakit serebrovaskular,
penyakit kanker, perdarahan saluran cerna
obstetrik/pediatrik, emboli paru, epilepsi,
diabetes mellitus, penyakit ginjal; dan
 Penyebab eksternal nonjantung (9,0%) seperti
akibat trauma, asfiksisa, overdosis obat,
upaya bunuh diri, sengatan listrik/petir.
Penyakit jantung :
 IMA (mayoritas)
 Miokarditis
 Kardiomiopati
 Trauma/tamponade jantung
 Gagal jantung
Respirasi :
 Hipoksia
 Hiperkapnoe

Gangguan metabolisme :
 Hiperkalsemia
 Hiper/Hipokalemia
 Hipotermia

Sengatan listrik
 Denyut nadi besar tak teraba (karotis,
femoralis, radialas),
 Sianosis (kebiruan) atau pucat sekali,
 Pernapasan berhenti atau satu- satu
(gasping, apneu),
 Dilatasi pupil/respon pupil negatif (tak
bereaksi dengan rangsang cahaya), dan
 Pasien dalam keadaan tidak sadar (Latief dkk,
2009).
 Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit
setelah henti napas.
 Walaupun gagal nafas telah terjadi, denyut
jantung dan pembuluh darah masih dapat
berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit.
 Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran
darah ke otak berhenti dan dilatasi maksimal
terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik.
 Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini
menandakan sudah 50% kerusakan otak
irreversibel
Menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118
(2010). Kebanyakan korban henti jantung
diakibatkan oleh timbulnya aritmia o. k :

 Fibrilasi ventrikel (VF) – jantung bergetar saja

 Takhikardi ventrikel (VT):


Gg otomatisasi (pembentukan impuls) ataupun
akibat adanya gangguan konduksi  HR >>> 
pengisian ventrikel tdk maksimal  COP <<<

.
 Aktifitas listrik tanpa nadi (PEA : Pulseless
Electrical Activity)
Aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan
kontraktilitas atau menghasilkan
kontraktilitas ttp tdk adekuat  TD dan Nadi
tidak dapat diukur

 Asistol
Tdk tdp aktifitas listrik pada jantung,dan
pada monitor irama yang terbentuk adalah
seperti garis lurus
Pada kasus henti jantung akan tjd gangguan sirkulasi dan
suplai oksigen <<< shg menyebabkan tjd :

 Hipoksia
(otak : 15 detik PaO2 : 13  2,5. 1 menit PaO2  0 )

 Asidosis
◦ Tjd metabolisme anaerob  akumulasi CO2 dan laktat 
asidosis
◦ Kontraktilitas jantung t’gg dan mudah terjadi aritmia, pada
otak dpt tjd kematian sel

 Respon sistemik masif :


Katekolamin >>> , ADH >>>, Adrenalokortikosteroid
>>> (tjd hiperglikemia, hipokalemia, laktat meningkat)
 aritmia
 Ketiadaan respon;
pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara,
tepukan di pundak ataupun cubitan.

 Ketiadaan pernafasan normal;


tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan
pernafasan dibuka.

 Tidak teraba denyut nadi di arteri besar


no pulse on karotid, femoralis, and radialis
 Mengapa CPR Penting
 Studi telah menunjukkan bahwa masyarakat
awam akan mulai CPR hanya 1/3 dari waktu
standar dan hanya 15% dari total yang dilakukan
dengan benar
 Kompresi Dada dapat dimulai dalam waktu 18
detik setelah tiba di pasien, sedangkan
manajemen jalan nafas pertama dapat menunda
kompresi dengan 1-2 menit atau lebih
 CPR dapat memperpanjang periode dimana
defibrilasi dapat efektif
 Fibrilasi ventrikel (VF) adalah irama yang
paling sering ditemukan di serangan jantung
 Defibrilasi adalah pengobatan yang paling
efektif untuk VF
 Probabilitas defibrilasi berkurang dengan
cepatnya waktu penanganan
 VF akan menyebabkan detak jantung cepat
tanpa pengobatan yang tepat
 Pastikan tempat AMAN
 Periksa respon
 Jika sendirian menelepon 118 untuk
mendapatkan penanganan medis
 Periksa denyut nadi dan jika tidak ada
denyutan mulai CPR
 Selalu mulai CPR dengan Kompresi dada
terlebih dahulu
 Selalu mulai CPR dengan Kompresi dada
 Tekan dengan keras kedalaman 4-5 cm dan
cepat
 Frekuensi kompresi setidaknya 100 kali per
menit
 Kemudian 30 kompresi diikuti 2 napas
 Pastikan dada dapat mengembang secara
maksimal di akhir setiap kompresi
 Kompresi dada dan napas dilakukan sama
untuk orang dewasa, anak-anak, dan bayi.
 Usia Dewasa dimulai pada masa pubertas
(12-14 tahun)
 Anak adalah usia 1 tahun ke masa pubertas
 Bayi berusia di bawah 1 tahun
 Adalah melakukan resusitasi segera dgn
tujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
normal, diharapkan dpt mencegah kematian
dan kerusakan otak

Prinsip penanganan menurut AHA (2010):


 Early Access
 Early CPR
 Early Defibrilation
 Early ACLS
 Perawatan Post Cardiac arrest Terpadu
 Cepat hubungi fasilitas pelayanan
kegawatdarutan jantung, ex : call 118

Early CPR
 Jika diagnosis henti jantung dan paru ditegakkan
segera lakukan CPR, dengan prinsip :
D : Danger
R : Respon
C : Circulation/Compression
A : Airway
B : Breathing
 Penyebab henti jantung tersering adalah
ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa
nadi
 Jika (+) cepat lakukan defibrilasi

 Pilihan :
◦ I : 200 joule
◦ II dan III : 200 atau 360 joule

 Lihat algoritma !!!


 Berikan bantuan hidup lanjut degan alat bantu pernafasan
dan terapi medikamentosa untuk mengontrol sirkulasi.

 Airway :
Lakukan pemasangan intubasi endotrakheal

 Breathing :
pasang peralatan via ETT, ventilator mekanik

 Circulation :
pasang IV line berikan obat-obatan, monitor ritme

 Differensial diagnosis :
Cari diagnosis dan terapi yang tepat
 Adult Cardiac Arrest
1. Initiate CPR and attach monitor/defibrillator
2. Defibrillate at 360j or equivalent biphasic shock
3. Resume CPR immediately following defibrillation
and continue for 2 minutes
4. Initiate vascular access; manage airway
5. Reevaluate rhythm; defibrillate if needed; resume
CPR
6. Administer Epinephrine 1mg every 3-5 minutes
7. Defibrillate if needed; resume CPR
8. Administer Amiodarone 300mg; may repeat at
150 mg IV/IO in 5 minutes if needed.
9. Continue cycles of CPR and defibrillation as needed
1. Initiate CPR and attach monitor/defibrillator
2. Initiate vascular access; manage airway
3. Administer Epinephrine 1mg every 3-5
minutes
4. Consider possible causes and treatments
• “H’s and T’s”
 Hypovolemia (Volume infusion)
 Hypoxia (Ventilation and oxygenation)
 Massive Myocardial Infarction (Volume infusion)
 Tension Pneumothorax (Needle decompression)
 Acidosis/Hyperkalemia (Hyperventilation)
 Drug Overdose (Refer to appropriate protocol)
 Hypothermia (Refer to appropriate protocol)
 Pericardial Tamponade (Rapid transport)
 Massive Pulmonary Embolism (Ventilation, Volume
infusion)
 Optimize ventilation and oxygenation
 O2 Saturation > 94%
 Advanced Airway
 10-12 per minute
 PETCO2 35-40 mm/Hg (Pressure of End Tidal)
 Do not hyperventilate
 < cerebral perfusion
 Oxygen toxic
◦ Treat hypotension (SBP <90 mm Hg)
 Fluid Bolus –1-2 liters
 Vasopressors
 Epinephrine 0.1-0.5 mcg/kg/minute
 Dopamine 5-10 mcg/kg/minute
◦ Induced Hypothermia
 If not following commands
 Improved neurological recovery
 32º - 34º C for 12-24 hours
◦ Coronary reperfusion
 If STEMI
 May do concurrently with hypothermia
 Menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118
(2010), kematian otak dan kematian
permanen : 8- 10 menit setelah henti jantung

 Kondisi tersebut dapat dicegah dgn RJP dan


Defibrilasi sesegera mungkin

 RJP & Defibrilasi dlm waktu 5 sampai 7 menit


setelah henti jantung --- survival 30 - 45 %.
Keterlambatan BHD Kemungkinan berhasil
1 menit 98 dari 100
4 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
39

Você também pode gostar

  • DLRS
    DLRS
    Documento46 páginas
    DLRS
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Form Analisis Jurnal k5
    Form Analisis Jurnal k5
    Documento4 páginas
    Form Analisis Jurnal k5
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Aerobic Exercise
    Aerobic Exercise
    Documento6 páginas
    Aerobic Exercise
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Pico Hiv
    Analisa Pico Hiv
    Documento2 páginas
    Analisa Pico Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Biodata Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan 22
    Biodata Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan 22
    Documento2 páginas
    Biodata Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Angkatan 22
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Dampak Hiv
    Dampak Hiv
    Documento3 páginas
    Dampak Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Dan 4 Hiv
    Bab 1 Dan 4 Hiv
    Documento4 páginas
    Bab 1 Dan 4 Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Pernyataan Judul
    Pernyataan Judul
    Documento2 páginas
    Pernyataan Judul
    Julvainda Eka Priya Utama
    Ainda não há avaliações
  • Alur Tugas Akhir
    Alur Tugas Akhir
    Documento10 páginas
    Alur Tugas Akhir
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Documento4 páginas
    Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Pico Hiv
    Analisa Pico Hiv
    Documento5 páginas
    Analisa Pico Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Terapi Aerobik Efektif untuk ODHA
    Terapi Aerobik Efektif untuk ODHA
    Documento12 páginas
    Terapi Aerobik Efektif untuk ODHA
    LaelyAnggraeni
    100% (1)
  • Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Documento4 páginas
    Dampak HIV Ke Masyarakat + Bab 3 Penutup
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Dan 4 Hiv
    Bab 1 Dan 4 Hiv
    Documento4 páginas
    Bab 1 Dan 4 Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Jenis Cairan Dan Komposisi Makanan Untuk Enteral
    Jenis Cairan Dan Komposisi Makanan Untuk Enteral
    Documento14 páginas
    Jenis Cairan Dan Komposisi Makanan Untuk Enteral
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Intensive Care Unit
    Intensive Care Unit
    Documento13 páginas
    Intensive Care Unit
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Documento2 páginas
    Analisis Jurnal
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Pico Hiv
    Analisa Pico Hiv
    Documento2 páginas
    Analisa Pico Hiv
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • GDR
    GDR
    Documento12 páginas
    GDR
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Swot PJ Gizi
    Swot PJ Gizi
    Documento230 páginas
    Swot PJ Gizi
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Partograf2sisi
    Partograf2sisi
    Documento2 páginas
    Partograf2sisi
    Anonymous ntDYikdy
    Ainda não há avaliações
  • Swot PJ Gizi
    Swot PJ Gizi
    Documento13 páginas
    Swot PJ Gizi
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Format Askep Fkep Unej
    Format Askep Fkep Unej
    Documento85 páginas
    Format Askep Fkep Unej
    Rini Sulistyowati
    Ainda não há avaliações
  • Kisi Pai 8 K13-1
    Kisi Pai 8 K13-1
    Documento4 páginas
    Kisi Pai 8 K13-1
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Format Askep Fkep Unej
    Format Askep Fkep Unej
    Documento85 páginas
    Format Askep Fkep Unej
    Rini Sulistyowati
    Ainda não há avaliações
  • Laos
    Laos
    Documento5 páginas
    Laos
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Sop
    Sop
    Documento24 páginas
    Sop
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Sop Imunisasi
    Sop Imunisasi
    Documento6 páginas
    Sop Imunisasi
    ZakiyyahHusna
    Ainda não há avaliações
  • Undangan Seminar Medikal Bedah
    Undangan Seminar Medikal Bedah
    Documento9 páginas
    Undangan Seminar Medikal Bedah
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações
  • Rundown Acara Seminar+penutupan KMB
    Rundown Acara Seminar+penutupan KMB
    Documento2 páginas
    Rundown Acara Seminar+penutupan KMB
    Refina Nur Astrityawati
    Ainda não há avaliações