Você está na página 1de 37

ABSES MANDIBULA

Oleh
Edwin P Mudumi
Vita D Fidmatan

Pembimbing
drg. Meiske,Sp.BM
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. Syarif Ramdani
• Tanggal Lahir: 04 Agustus 1998
• Umur : 29 tahun
• Alamat : Graha Youtefa
• Agama : Kristen
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan : Swasta
• Tanggal Masuk : 14 Desember 2018
• No RM : 453013
• Autoanamnesa
• Keluhan Utama
• Bengkak dan nyeri pada daerah pipi kanan sejak 2 hari yang lalu.

• Keluhan Tambahan
• Sulit membuka mulut
• Nyeri menelan
• Demam
• Nafsu makan menurun
• Nyeri pada gigi kanan bawah belakang
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poliklinik gigi dan mulut dengan keluhan
bengkak dan nyeri pada daerah pipi kanan sejak 2 hari yang lalu.
Os mengatakan pada awalnya nyeri pada gigi kanan bawah
belakang, kemudian lama kelamaan bengkak pada daerah pipi,
bengkak semakin lama semakin membesar dengan konsistensi
lunak berukuran panjang ±5cm dan lebar ±4cm, teraba hangat
dan tampak hiperemis . Os mengatakan semenjak bengkak dan
nyeri pada pipi kanan, os sulit untuk membuka mulut, nyeri
menelan sehingga nafsu makan menurun. Os mengatakan sejak 1
hari terdapat demam. Os mengatakan bengkak pada pipi kanan
juga terjadi 2 minggu lalu tetapi mereda dengan minum obat.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Os belum pernah mengalami gejala ini sebelumnya.
• Riwayat sakit asma, darah tinggi dan diabetes disangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Di keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.
• Riwayat sakit asma, darah tinggi dan diabetes pada keluarga disangkal.

• Riwayat Pengobatan
• Os mengatakan 2 minggu yang lalu os berobat ke RSUD Abepura diberikan
obat dan bengkak menurun.

• Riwayat Alergi
• Os tidak ada alergi obat, makanan dan cuaca dingin atau panas.

• Riwayat Psikososial
• Os mengatakan sering makan pinang (+) dan merokok (+).
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda-Tanda Vital
• TD : 110/70 mmHg
• T : 36,7
• N : 84 x/menit RR : 22 x/menit
• Status Generalis
• Kepala/Leher : Normocephal, pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
• Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada epitaksis
• Mulut : bibir kering (+), sianosis (-), sulit membuka mulut (trismus 2 ½ jari pasien), gigi 8
kanan tertutup gusi, tonsil sulit dinilai,
• Telinga : Tidak ada sekret yang keluar, nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tarik (-/-)
• Thoraks :
• Jantung : I: Iktus kordis tidak terlihat
• P: Iktus cordis teraba pada ICS 4 linea midclavikularis
sinistra
• P: Batas jantung kanan setiinggi ics 4 linea parasternal
dekstra, Batas jantung kiri setinggi ics 4 linea
midclavikularis sinistra
• A: BJ I dan II normal, murmur (-), Gallop (-).
• Pulmo : I: Bentuk dan gerak simetris,
• P: Vocal Fremitus kiri=kanan,
• P: Sonor, kiri=kanan,
• A: Vesikuler (+/+), ronkhi basah (+/+) Wheezing (-)
• Abdomen : I: Datar, laserasi (-), spidernevi (-)
• A: Bising usus +
• P: Nyeri tekan (-), defans muskular (-), nyeri lepas (-)
Hepar dan lien tidak teraba
• P : Timpani pada 4 kuadran abdomen

• Ektremitas sup (dextra,sinistra) : Akral: hangat,Sianosis (-/-)
capillary refill < 2 ” (-/-),
edema (-/-)
• Ektremitas inf (dextra,sinistra) : Akral: hangat,Sianosis (-/-)
capillary refill < 2 ” (-/-),
edema (-/-)
Status Lokalis
• Ektra Oral
• Regio facialis : Asimetri (+), Edem pada regio mandibula dextra
dengan berukuran panjang ±5cm dan lebar ± 4cm. Konsistensi
lunak, nyeri tekan (+), hiperemis (-), hangat (+).

• Intra Oral

87654321 12345678

876543 21 12345678

8
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium : Tanggal 15 Desember 2018


• Hb : 15 gr%
• Leukosit : 8,4 ribu/uL
• Trombosit : 152.000 /uL
• Hematokrit : 44 %/uL
• Eritrosit : 4,8 juta/uL
• LED (1jam) : 13 mm/jam
• GDS : 86 mg/dL
• Segmen : 61 %
• Limfosit : 32 %
• Monosit :7%
• MCV : 89 fl
• MCH : 31 pg
• MCHC : 34g/ddl
Radiologi : Tanggal 18-10-2018
Resume
Pasien datang ke poliklinik gigi dan mulut dengan keluhan
bengkak dan nyeri pada daerah pipi kanan sejak 2 hari yang lalu.
Os mengatakan pada awalnya nyeri pada gigi kanan bawah
belakang, kemudian lama kelamaan bengkak pada daerah pipi,
bengkak semakin lama semakin membesar dengan konsistensi
lunak berukuran panjang ±5cm dan lebar ±4cm, teraba hangat
dan tampak hiperemis . Os mengatakan semenjak bengkak dan
nyeri pada pipi kanan, os sulit untuk membuka mulut, nyeri
menelan sehingga nafsu makan menurun. Os mengatakan sejak 1
hari terdapat demam. Os mengatakan bengkak pada pipi kanan
juga terjadi 2 minggu lalu tetapi mereda dengan minum obat.
Keadaan Umum tampak sakit sedang. Kesadaran compos Mentis
Tanda-Tanda Vital TD : 110/70 mmHg T : 36,7 N : 84 x/menit RR :
22 x/menit
• Diagnosis Kerja
• Abses Mandibula dextra e.c impaksi gigi 8 kanan
• Diagnosis Banding
• Abses Submandibular
• Abses Buccal meluas ke Mandibula
• Angina Ludovici (Ludwig’s angina)
• Abses Peritonsiler
• Penatalaksanaan
• Cefadroxil tab 500 mg 2x1
• Metronidazol tab 500 mg 3x1
• Natrium Diklofenat tab 50 mg 2x1

• Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad Fuctionam : Dubia ad bonam
• Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Abses terjadi sebagai akumulasi dari pus
dalam suatu rongga patologis yang dapat
D terjadi dibagian tubuh manapun sebagai
reaksi pertahanan tubuh terhadap benda

E asing. Abses merupakan tahap terakhir


dari suatu infeksi jaringan yang diawali
dengan proses peradangan
F
I Abses mandibula adalah abses yang terjadi
di mandibula. Abses dapat terbentuk di

N
ruang submandibula atau salah satu
komponennya sebagai kelanjutan infeksi
dari daerah leher dalam.
I
S Abses leher dalam dapat berupa abses
I peritonsil, abses retrofaring, abses
submandibulla, dan Ludwig’s Angina.
Gambar Anatomi ruang submandibula
I %

N
S
Perempuan
22%

I
D Laki-Laki
78%

E
N
S Sakaguchi dkk, menemukan kasus infeksi leher
dalam sebanyak 91 kasus
I
Kasus abses leher dalam di Rumah Sakit dr. M. Djamil
Padang pada Oktober 2009 s/d September 2010
25

20

15

10

5 Jumlah kasus

0
Ruang submandibula
• Ruang submandibula tdd ruang sublingual, submaksila, dan
submental. Muskulus milohioid memisahkan ruang sublingual
dgn ruang submental dan submaksila.
• Ruang sublingual dibatasi oleh mandibula dibagian lateral dan
anterior, pada bagian inferior oleh m.milohioid. Di bagian
superior oleh dasar mulut dan lidah & di posterior oleh tulang
hioid
Gambar potongan vertikal ruang submandibula
E Beberapa penelitian
melaporkan bahwa Dapat bersumber
T infeksi odontogenik
merupakan
dari gigi, dasar mulut,
faring, kelenjar liur
I penyebab
terbanyak dari
atau kelenjar limfa
submandibula
O abses leher dalam.

L Dimana ruang
O submandibula sering
terkena infeksi. Infeksi
Lee dkk,
melaporkan 83,3%
G
gigi dapat mengenai
hasil kultur positif
pulpa dan periodontal.
untuk kuman aerob
Penyebaran infeksi
I dapat meluas melalui
foramen apikal gigi ke
dan 31,3% untuk
anaerob
daerah sekitarnya
Lanjutan..

• Pada abses leher dalam yang bersumber dari infeksi gigi,


bakteri yang paling sering ditemukan adalah grup
Streptococcus milleri dan bakteri anaerob

Yang dkk (2008), melaporkan dari 100 penderita


infeksi leher dalam, 77 (77%) penderita dapat
diidentifikasi sumber infeksi sebagai penyebabnya.
Penyebab terbanyak berasal dari infeksi orofaring
35%, odontogenik 23%. Penyebab lain adalah infeksi
kulit, sialolitiasis, trauma, tuberkulosis, dan kista yang
terinfeksi.
Sebagian sel mati dan
Bakteri masuk ke
P jaringan yang
hancur, meninggalkan
rongga yang berisi
sehat, maka akan
A terjadi infeksi
jaringan dan sel-sel
yang terinfeksi
T
O Leukosit yang
setelah menelan
G bakteri, leukosit akan
mrpkn pertahanan
tubuh dalam
mati & membentuk
E nanah yang mengisi
melawan infeksi,
bergerak kedalam
N rongga tersebut
rongga tersebut

E
S jaringan disekitarnya akan terdorong,

A pada akhirnya tumbuh di sekliling abses


dan menjadi dinding pembatas
• Infeksi odontogen dapat menyebar melalui jaringan ikat
(perikontinuitatum), pembuluh darah (hematogenous), dan
pembuluh limfe (limfogenous). Yang paling sering terjadi
adalah penjalaran secara perkontinuitatum karena adanya
celah di antara jaringan berpotensi sebagai tempat
berkumpulnya pus.
• Ujung akar molar kedua dan ketiga terletak dibelakang bawah
linea mylohyoidea (tempat melekatnya m. Mylohyoideus),
sehingga jika molar kedua dan ketiga terinfeksi dan membentuk
abses, pus nya dapat menyebar ke ruang submandibula dan
dapat meluas ke ruang parafaringeal. Abses pada akar gigi
menyebar ke ruang submandibula akan menyebabkan sedikit
ketidaknyamanan pada gigi, dan pembengkakan sekitar wajah
di daerah bawah.
• Setelah 3 hari pembengkakan akan terisi pus. Jika tidak
diberikan penanganan, maka pus akan keluar menyebabkan
terbentuknya fistel pada kulit.
Pus tersebut juga dapat menyebar ke jaringan lain sekitar
tenggorokan, dan ini dapat menyebabkan masalah
pernafasan.
GEJALA KLINIS
• Nyeri leher
• Nyeri tekan
• Teraba hangat
• Udema di bawah mandibula dan/ lidah
• Eritema
• Demam
• Trismus
• Disertai sakit gigi atau terlihat karies gigi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen servikal lateral
Dapat memberikan gambaran adanya
pembengkakan jaringan lunak pada daerah
prevertebra, adanya benda asing, gambaran udara di
subkutan, air fluid levels, erosi dari korpus vertebra

Rontgen panoramiks
Dilakukan pada kasus infeksi leher
dalam yang dicurigai berasal dari gigi

Rontgen toraks
Perlu dilakukan untuk evaluasi mediastinum,
empisema subkutis, pneumonia yang
dicurigai akibat aspirasi dari abses
Lanjutan..

CT Scan / USG / MRI


CT Scan memberikan gambaran abses berupa adanya air
fluid levels

Pemeriksaan darah rutin & bakteriologi


Setelah desinfeksi kulit, pus dapat diambil dengan aspirasi
memakai jarum aspirasi atau dilakukan insisi.
DIAGNOSA
Anamnesis
Dari anamnesis di dapatkan adanya riwayat sakit gigi, mengorek
atau mencabut gigi atau adanya riwayat higiene gigi yang buruk.
Dari anamnesis juga didapatkan gejala berupa sakit pada dasar
mulut dan sukar membuka mulut.

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan tanda vital biasa ditemukan demam. Selain itu juga
ditemukan adanya pembengkakan di bawah dagu. Bila di palpasi,
akan terasa kenyal dan terdapat pus.

Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAAN
• Antibiotik (parenteral)
Antibiotik kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan
anaerob, gram positif dan gram negatif) adalah pilihan terbaik
mengingat kuman penyebabnya adalah campuran dari
berbagai kuman. Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan
metronidazole masih cukup baik.
Antibiotik biasanya dilakukan selama ±10 hari
• Bila abses telah terbentuk, maka evakuasi abses dapat
dilakukan dgn anestesi lokal untuk abses yang dangkal dan
terlokalisasi atau eksplorasi dalam bila letak abses dalam dan
luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau
setinggi os hioid, tergantung letak dan luas abses. Bila abses
belum terbentuk, dilakukan penatalaksanaaan secara
konservatif dengan antibiotik IV, setelah abses terbentuk
(biasanya dalam 48-72 jam) maka evakuasi abses dapat
dilakukan.
• Mengingat adanya kemungkinan sumbatan jalan nafas, maka
tindakan trakeostomi perlu dipertimbangkan.

• Pasien dirawat inap 1-2 hari hingga gejala dan tanda infeksi
reda.
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi
Kakibat dari Abses mandibula menurut Siregar
O(2004) adalah:
M • Kehilangan gigi
• Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan
P selulitis wajah dan Ludwig’s angina
• Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan
L osteomyelitis mandibula atau maksila
I • Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan
abses serebral, endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya.
K
A
S
I
TERIMA
KASIH ^_^

Você também pode gostar