Você está na página 1de 12

PROSES KEPERAWATAN PASIEN

DISFUNGSI NEUROLOGIK

PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PENGKAJIAN
Pasien disfungsi neurologik menja-
lani pengkajian neurologik seksama
Pengkajian mencakup uji fungsi
serebral, saraf kranial, sistem
motorik, sistem sensoris, & respon
refleks
Hilangnya fungsi & adanya peruba-
han fungsi merupakan indikasi
disfungsi neurologis & harus
dilaporkan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tujuan keperawatan : membantu
pasien beradaptasi thd disfungsi &
terus melanjutkan kehidupan yang
berarti bila memungkinkan
Contoh Dx Kep u/ ggn Neurologi :
 Pola nafas tidak efektif b/d kerusakan
neuromuskuler
 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d
obstruksi trakeobronkial
 Resiko kerusakan integritas kulit b/d
paralisis/kerusakan sensori
 Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan
penurunan kekuatan otot
 Kurang perawatan diri b/d kelemahan
 Nyeri b/d peningkatan TIK
 Hipertermia b/d infeksi intrakranial
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d kelemahan otot u/ mengunyah /
menelan & perubahan kemampuan
mencerna
 Resiko tinggi terhadap trauma b/d
kelemahan umum, ataksia, vertigo
INTERVENSI
Sasaran :
 Perbaikan status respiratori & menelan
 Mempertahankan integritas kulit dan
kebersihan mulut
 Peningkatan mobilisasi & perawatan diri
 Pengurangan nyeri
 Mengontrol suhu tubuh
 Meningkatkan koping, kognitif, dan fungsi
seksual
 Mencegah komplikasi
Perbaikan status respiratori
Kerusakan neuromuskular menyebabkan :
 Kelemahan pada diafragma, otot-otot
interkostalis dan otot-otot aksesori per-
napasan
 Paralisis diafragma posisi telentang
berbahaya hipoventilasi ketidak-
mampuan menarik napas dalam & batuk
efektif tertahannya sekresi dan
atelektasis insufisiensi & kegagalan
pernapasan
Intervensi :
 Pengukuran frekuensi pernapasan yg
sering dan kapasitas vital
 Meninggikan kepala tempat tidur 30°
 Memberikan fisioterapi dada
 Melakukan pengisapan (suction)
nasotrakeal atau oral trakheal
 Gangguan semakin berat beri selang
endotrakea atau trakeostomi & ventilator
 Obstruksi jalan napas ekstensi kepala,
miringkan pasien, pemasangan jalan
napas orofaring
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENELAN
aspirasi
Gangguan menelan
regurgitasi
Intervensi :
 Bantu pasien pada posisi tidur yang tidak
menyebabkan aspirasi (menetralkan
hiperekstensi kepala)
 Pada pasien sadar, berikan posisi duduk
tegak selama & sesudah memberi makan
 Pemberian makanan melalui NGT
 Pengispan makanan dari lambung secara
periodik
MEMPERTAHANKAN
INTEGRITAS KULIT
Paralisis & kerusakan sensori kerusa-
kan mobilitas resiko luka tekan (deku-
bitus) PENCEGAHAN DEKUBITUS
 Mengobservasi kulit untuk mendeteksi
adanya tanda tekanan
 Mengubah posisi sesering mungkin
 Mempertahankan kesejajaran tubuh
(mencegah kontraktur)
MENINGKATKAN MOBILISASI
FISIK
Paralisis ekstremitas kontraktur
Intervensi :
 Memberikan posisi yang benar (sesuai
kesejajaran tubuh) : kepala, kaki, tangan
 Melakukan latihan rentang gerak aktif
dan pasif (ROM) meminimalkan atrofi
otot, meningkatkan sirkulasi, & mencegah
kontraktur
MENGURANGI NYERI
 Menentukan PQRST
 Mencatat adanya pengaruh nyeri, mis.,
hilangnya perhatian pada hidup,
penurunan aktivitas, dsb.
 Memberikan HE tentang nyeri dan cara
mengatasinya
 Menurunkan stimulus berbahaya
 Melakukan teknik relaksasi & distraksi
 Menggunakan teknik sentuhan terapeutik
EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
 Menunjukkan peningkatan status
pernapasan
 Integritas kulit baik
 Perbaikan mobilisasi sendi
 Mencapai asupan nutrisi adekuat
 Tidak terjadi komplikasi (penumonia;
ulkus peptikum; dekubitus)

Você também pode gostar