Você está na página 1de 22

Analisis Oksigen Dalam Air

 Dissolved Oxygen (DO)  Oksigen Terlarut (OT)


 Chemical Oxygen Demand (COD)  Kebutuhan
Oksigen secara Kimia (KOK)
 Biological Oxygen Demand (BOD)  Kebutuhan
Oksigen secara Biologi (KOB)
Keberadaan Oksigen Dalam Air
 Oksigen dalam air berasal dari udara dan hasil
fotosintesis tumbuhan air
 Manfaat oksigen dalam air :
- respirasi berbagai biota air
- oksidator untuk zat organik dan anorganik
 secara kimia atau mikrobiologi
 Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam air sangat
bermanfaat bagi kehidupan biota air dan manusia
tapi sangat merugikan bagi kegiatan industri
Dissolved Oxygen (DO)
 DO didefinisikan sebagai mg Oksigen yang
terlarut dalam 1 liter air
 Kelarutan Oksigen dalam air 8-9 mg/L (T=20oC)
 Kelarutan Oksigen dalam air dipengaruhi oleh :
- Suhu
- Tekanan
- Turbulensi air
- Tingkat pencemaran
 DO semakin tinggi  kualitas air semakin baik
 DO rendah  kualitas air jelek  kandungan
pencemar tinggi
Penetapan DO
Metode yang dapat digunakan untuk
penetapan DO dalam air :
1. Metode elektrokimia, dengan DO-meter,
menggunakan elektroda membran 
keperluan lapangan/ laboratorium
2. Metode titrasi, dengan cara Winkler 
untuk pengerjaan di laboratorium
Penetapan DO metode elektokimia
Prinsip Analisis :
Pengukuran arus listrik yang dihasilkan jika sistem
elektroda, yang terdiri dari katoda dan anoda direndam
dalam larutan elektrolit (larutan garam)

Pada DO meter :
 Elektoda terdiri dari, katoda Ag dan anoda Pb atau Au 
Sistem elektoda dilindungi membran plastik semi-
permeable terhadap O2  hanya O2 yang lewat
 Reaksi
Katoda : O2 + 2H2O + 4e  4 OH-
Anoda : Pb + 2OH-  PbO + H2O + 2e
 arus listrik tergantung jumlah O2 di katoda
Alat DO meter
Penetapan DO metode Winkler
Prinsip Analisis :
Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi Mn2+ yang
ditambahkan pada kondisi basa, sehingga terbentuk
endapan MnO2. Dengan penambahan H2SO4 dan KI, maka
akan dibebaskan I2 yang ekivalen dengan O2 terlarut. I2
yang dibebaskan dititrasi oleh larutan standar Na2S2O3

Reaksi :
(1) MnSO4 + 2 KOH  Mn(OH)2 + K2SO4
(2) Mn(OH)2 + ½ O2  MnO2 + H2O
(3) MnO2 + 2I- + 4H+  Mn2+ + I2 + 2H2O
(4) I2 + 2S2O32-  2I- + S4O62-
Tahapan Analisis
Penetapan DO metode Winkler
Masukkan sampel kedalam botol Winkler (Jika tidak ada
gunakan botol bersumbat yang diketahui volumenya)

Tambahkan 2 mL lar. MnSO4 dan 2 mL alkali-iodida-azida


(penambahan dimulai dari dasar botol)
Tutup botol dengan hati-hati, kocok selama 1 menit 
biarkan endapan turun

Tuangkan larutan jernihnya  kedalam endapan tambahkan


12 mL H2SO4 6N melalui dinding botol, kocok

Titrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,025 N,


menjelang TA tambahkan larutan kanji, TA saat warna biru
tepat menghilang
Perhitungan
1000
DO (mg/L) = x a x 0,2 mg/L
(Vbotol – 4)

a : Volume pamakaian thio

1000
DO (mg/L) = x a x [Na2S2O3] x 8
(Vbotol – 4)
Chemical Oxygen Demand (COD)
 COD didefinisikan sebagai mg Oksigen yang diperlukan
untuk mengoksidasi semua zat organik secara kimia
dalam 1 liter air
 COD, sering dijadikan sebagai parameter penentu kualitas
limbah/ air buangan
 Parameter COD dipengaruhi oleh tingkat pencemaran,
khususnya zat organik
 COD tinggi  zat organik tinggi  pertumbuhan
mikroorganisme tinggi  kualitas air semakin jelek
 Berpengaruh terhadap DO level
Penetapan COD
COD dapat ditetapkan dengan metode :
 Titrimetri,
 Spektrofotometri, pengukuran di  420 atau 600 nm
 Proses oksidasi zat organik oleh O2 secara kimia
berlangsung sangat lambat (perlu waktu yang sangat lama)
 Pada proses pengerjaannya fungsi O2 digantikan dengan
larutan K2Cr2O7 atau KMnO4
 Penggantian ini memunculkan berbagai pendapat, diantara :
pada saat penetapan COD bukan hanya zat organik yang
teroksidasi tetapi termasuk juga zat anorganik. Jadi COD
menjadi penunjuk tingkat pencemaran akibat adanya zat
organik dan anorganik.
 Ini didasari oleh sifat K2Cr2O7 sebagai pengganti O2,
yang merupakan oksidator kuat
Penetapan COD
Gangguan pada analisis COD :
 Klorida ( ≥ 2000 ppm) dapat mengganggu fungsi
katalisator dari Ag2SO4, pada keadaan tertentu turut
teroksidasi oleh dikromat
 dihilangkan dengan menambahkan HgSO 4
 Nitrit, teroksidasi oleh dikromat menjadi nitrat
 dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat
 Sulfit, teroksidasi oleh dikromat menjadi sulfat
 dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat
Penetapan COD metode titrimetri

Prinsip :
Zat Organik dalam sampel air dioksidasi oleh K 2Cr2O7
berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan
K2Cr2O7 dititrasi kembali oleh larutan standar FAS
dengan indikator feroin.
TA : hijau-biru ke coklat-merah
Reaksi :
Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O72-(berlebih)  CO2 + H2O + Cr3+
Cr2O72-(sisa) + 6Fe2+ + 14H+  6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Tahapan Analisis
Penetapan COD metode titrimetri

50 mL sampel air masukkan dalam erlenmeyer + batu didih

Tambahkan 1 g HgSO4 + 5 mL pereaksi asam sulfat


(H2SO4+Ag2SO4), kocok hingga HgSO4 larut
Tambahkan 25 mL larutan K2Cr2O7, diaduk (jika COD<50 ppm
[dikro] = 0,025 N, jika >50 ppm [dikro]=0,250 N)
Lakukan refluks selama 2 jam, lalu dinginkan dan bilas kondensor
dengan aquadest ± 25-50 mL

Encerkan sampel sampai 2x volume semula + indikator feroin


Titrasi dengan larutan standar FAS sampai TA

Lakukan titrasi blanko, dengan preparasi sama, sampel diganti


dengan air bebas zat organik
Perhitungan COD cara Winkler

(a-b) x N x 8000
COD =
mL sampel

Ket. :
a = mL FAS untuk titrasi blanko
b = mL FAS untuk titrasi sampel
N = Normalitas FAS
Penetapan COD metode Spektrofotometri

Prinsip :
Zat Organik dalam sampel air dioksidasi oleh
sejumlah tertentu K2Cr2O7 dalam suasana asam dan
panas dengan katalis Ag2SO4. Warna yang terbentuk
kemudian diukur absorbansinya pada  420/600 nm.
COD sampel ditentukan dengan mengintrapolasikan
absorbansi sampel ke dalam kurva standar
Reaksi : Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O72-  CO2 + H2O + Cr3+
 420nm = mengukur A dari sisa K2Cr2O7 (kuning)
 600nm = mengukur A dari Cr3+ (hijau)
Tahapan Analisis
Penetapan COD metode Spektrofotometri

Pembuatan larutan induk COD 500 ppm (KH-


Ptalat 425 mg dilarutkan dalam 1 L aquadest

Pembuatan larutan pengukuran 100 - 500 ppm Sampel Air

Pipet 10 mL + 6 mL lar. pencerna (K2Cr2O7+H2SO4+HgSO4) + 14


mL pereaksi H2SO4 (H2SO4+Ag2SO4)

Lakukan refluks selama 2 jam pada suhu 150oC

Dinginkan, biarkan endapan yang terbentuk turun

Baca absorbansi standar dan sampel pada  420/600 nm


Biological Oxygen Demand (BOD)
 BOD didefinisikan sebagai mg Oksigen yang diperlukan untuk
mengoksidasi seluruh zat organik secara biokimia dalam 1 liter
air
 BOD, dianggap pula sebagai prosedur oksidasi basah, dimana
mikroorganisme dalam air digunakan sebagai pengoksidasi zat
organik menjadi CO2, H2O dan NH3
 BOD, sering dijadikan sebagai parameter penentu kualitas
limbah domestik/industri
 BOD, menunjukkan tingkat pencemaran zat organik yang
bersifat biodegradable
 Parameter BOD dipengaruhi oleh : tingkat pencemaran,
khususnya zat organik (BOD tinggi  kualitas air semakin
jelek)
 Berpengaruh terhadap DO level
Penetapan BOD metode Titrimetri
Prinsip Analisis :
Pengukuran banyaknya oksigen terlarut dalam sejumlah
tertentu sampel air sebelum, maupun setelah inkubasi pada
temperatur 20oC selama 5 hari. Banyaknya oksigen terlarut
(DO) ditentukan melalui titrasi Winkler
Prinsip Winkler : Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi
Mn2+ yang ditambahkan pada kondisi basa, sehingga
terbentuk endapan MnO2. Dengan penambahan H2SO4 dan
KI, maka akan dibebaskan I2 yang ekivalen dengan O2
terlarut. I2 yang dibebaskan dititrasi oleh larutan standar
Na2S2O3
Reaksi

Reaksi pengoksidasian zat organik :

CxHyOzNc + O2  CO2 + H2O + NH3


Mikroorganisme

Reaksi Titrasi Winkler :


(1) MnSO4 + 2 KOH  Mn(OH)2 + K2SO4
(2) Mn(OH)2 + ½ O2  MnO2 + H2O
(3) MnO2 + 2I- + 4H+  Mn2+ + I2 + 2H2O
(4) I2 + 2S2O32-  2I- + S4O62-
Tahapan Analisis
Penetapan BOD metode titrimetri
Pengenceran sampel : Berdasarkan data COD. Misal COD
sampel 1000 ppm. Untuk BOD5, pengenceran = COD/5
pengenceran = 1000/5 = 200
Total volume pengenceran misal 800 mL. 800/Vsampel = 200
Volume sampel = 800/200 = 4 mL, diencerkan sampai 800 mL
dengan larutan pengencer

Masukkan sampel yang telah diencerkan kedalam 2 botol BOD


(kapasitas 300 mL) Botol I simpan dalam inkubator 20oC

Botol II + 2 mL MnCl2 20% dan 2 mL pereaksi O2. Kocok dan


biarkan endapan turun
Tampung sentrat dan endapan dilarutkan dengan penambahan
H2SO4 6 N aduk dan gabungkan dengan sentrat

Titrasi dengan larutan standat thio 0,025 N

Você também pode gostar