Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pada DO meter :
Elektoda terdiri dari, katoda Ag dan anoda Pb atau Au
Sistem elektoda dilindungi membran plastik semi-
permeable terhadap O2 hanya O2 yang lewat
Reaksi
Katoda : O2 + 2H2O + 4e 4 OH-
Anoda : Pb + 2OH- PbO + H2O + 2e
arus listrik tergantung jumlah O2 di katoda
Alat DO meter
Penetapan DO metode Winkler
Prinsip Analisis :
Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi Mn2+ yang
ditambahkan pada kondisi basa, sehingga terbentuk
endapan MnO2. Dengan penambahan H2SO4 dan KI, maka
akan dibebaskan I2 yang ekivalen dengan O2 terlarut. I2
yang dibebaskan dititrasi oleh larutan standar Na2S2O3
Reaksi :
(1) MnSO4 + 2 KOH Mn(OH)2 + K2SO4
(2) Mn(OH)2 + ½ O2 MnO2 + H2O
(3) MnO2 + 2I- + 4H+ Mn2+ + I2 + 2H2O
(4) I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Tahapan Analisis
Penetapan DO metode Winkler
Masukkan sampel kedalam botol Winkler (Jika tidak ada
gunakan botol bersumbat yang diketahui volumenya)
1000
DO (mg/L) = x a x [Na2S2O3] x 8
(Vbotol – 4)
Chemical Oxygen Demand (COD)
COD didefinisikan sebagai mg Oksigen yang diperlukan
untuk mengoksidasi semua zat organik secara kimia
dalam 1 liter air
COD, sering dijadikan sebagai parameter penentu kualitas
limbah/ air buangan
Parameter COD dipengaruhi oleh tingkat pencemaran,
khususnya zat organik
COD tinggi zat organik tinggi pertumbuhan
mikroorganisme tinggi kualitas air semakin jelek
Berpengaruh terhadap DO level
Penetapan COD
COD dapat ditetapkan dengan metode :
Titrimetri,
Spektrofotometri, pengukuran di 420 atau 600 nm
Proses oksidasi zat organik oleh O2 secara kimia
berlangsung sangat lambat (perlu waktu yang sangat lama)
Pada proses pengerjaannya fungsi O2 digantikan dengan
larutan K2Cr2O7 atau KMnO4
Penggantian ini memunculkan berbagai pendapat, diantara :
pada saat penetapan COD bukan hanya zat organik yang
teroksidasi tetapi termasuk juga zat anorganik. Jadi COD
menjadi penunjuk tingkat pencemaran akibat adanya zat
organik dan anorganik.
Ini didasari oleh sifat K2Cr2O7 sebagai pengganti O2,
yang merupakan oksidator kuat
Penetapan COD
Gangguan pada analisis COD :
Klorida ( ≥ 2000 ppm) dapat mengganggu fungsi
katalisator dari Ag2SO4, pada keadaan tertentu turut
teroksidasi oleh dikromat
dihilangkan dengan menambahkan HgSO 4
Nitrit, teroksidasi oleh dikromat menjadi nitrat
dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat
Sulfit, teroksidasi oleh dikromat menjadi sulfat
dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat
Penetapan COD metode titrimetri
Prinsip :
Zat Organik dalam sampel air dioksidasi oleh K 2Cr2O7
berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan
K2Cr2O7 dititrasi kembali oleh larutan standar FAS
dengan indikator feroin.
TA : hijau-biru ke coklat-merah
Reaksi :
Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O72-(berlebih) CO2 + H2O + Cr3+
Cr2O72-(sisa) + 6Fe2+ + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Tahapan Analisis
Penetapan COD metode titrimetri
(a-b) x N x 8000
COD =
mL sampel
Ket. :
a = mL FAS untuk titrasi blanko
b = mL FAS untuk titrasi sampel
N = Normalitas FAS
Penetapan COD metode Spektrofotometri
Prinsip :
Zat Organik dalam sampel air dioksidasi oleh
sejumlah tertentu K2Cr2O7 dalam suasana asam dan
panas dengan katalis Ag2SO4. Warna yang terbentuk
kemudian diukur absorbansinya pada 420/600 nm.
COD sampel ditentukan dengan mengintrapolasikan
absorbansi sampel ke dalam kurva standar
Reaksi : Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O72- CO2 + H2O + Cr3+
420nm = mengukur A dari sisa K2Cr2O7 (kuning)
600nm = mengukur A dari Cr3+ (hijau)
Tahapan Analisis
Penetapan COD metode Spektrofotometri