Alustia Sri F

Nabil Shaumi M
Nita Tresnasari
Sarah Sumiati
Suci Wulan Sari
 JURNAL 1
PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP
KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI
SUBOSUKAWONOSRATEN
 3
Peraturan perundang-undangan yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah menunjukkan reformasi
pengelolaan keuangan negara.
Latar Belakang
• Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
•Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
•Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara

•Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

•Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
 4

Faktor Keperilakuan Organisasi

Faktor organisasi dalam implementasi

sistem menurut Chenhall (2004) ada
tiga aspek, meliputi DUKUNGAN
ATASAN, KEJELASAN TUJUAN, dan
PELATIHAN.
 Variabel yang terkait

Konflik Kognitif
Konflik Afektif
 JURNAL 2
ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI
DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG
 7
LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)
Adalah wujud transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah daerah.

PENDAHULUAN KEBERHASILAN SUATU SISTEM INFORMASI TIDAK LEPAS DARI

PERILAKU MANUSIANYA (ASRI, 2008)

FAKTOR YANG DIBUTUHKAN ADALAH KESIAPAN SUMBER

DAYA MANUSIA APARAT PEMERINTAH.

ETIKA DAN SIKAP POSITIF AKUNTAN DI INDONESIA

MERUPAKAN SALAH SATU FAKTOR UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (YULIANTI DAN FITRIANY,
2005)
 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terdiri dari 8

Bendahara dan Pejabat Penatausahaan Keuangan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK SKPD)

PASAL 15 PP 58/2005 : PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEPALA DAERAH ATAS USUL PEJABAT

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (PPKD)
MENGANGKAT :
1. BENDAHARA PENERIMAAN (ANGGARAN
PENDAPATAN)
2. BENDAHARA PENGELUARAN (ANGGARAN
BELANJA
 9
PROFESI AKUNTAN PUBLIK SERING
DIHADAPKAN PADA DILEMA ETIS DARI SETIAP
JASA YANG DITAWARKAN

RUGGER AND KING (1992), USTADI DAN UTAMI (2005), RENATA

(2005), FEBRIANTY (2010)

FAKTOR – FAKTOR : LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN,

PENGALAMAN KERJA, GENDER, DAN EQUITY SENSITIVITY
 KERANGKA KONSEP
PENELITIAN :
KARAKTERISTIK INDIVIDU: INDIKATOR PERILAKU ETIS:
1. LOCUS OF CONTROL 1. DISCLOSURE
2. LAMA MENJABAT 2. COST AND BENEFIT
3. GENDER 3. RESPONSIBILITY
4. EQUITY SENSITIVITY 4. MISSTATE
5. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN 5. KETEPATAN WAKTU
 11

KESIMPULAN

1. PERILAKU PELAKU AKUNTANSI YANG TERMASUK INTERNAL LOCUL OF

CONTROL LEBIH ETIS DARIPADA EXTERNA LOCUS OF CONTROL
2. PERILAKU PELAKU AKUNTANSI YANG TERMASUK KATEGORI SENIOR TIDAK
LEBIH ETIS DARIPADA JUNIOR
3. PERILAKU PELAKU AKUNTANSI WANITA TIDAK LEBIH ETIS DARIPADA PRIA
4. PERILAKU PELAKU AKUNTANSI YANG TERMASUK BENEVOLENT LEBIH ETIS
DARIPADA ENTITILEDS
5. PERILAKU PELAKU AKUNTANSI YANG BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN
AKUNTANSI TIDAK LEBIH ETIS DARIPADA NON PENDIDIKAN AKUNTANSI
 JURNAL 3
PERILAKU DISFUNGSIONAL DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL
PWENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA
AUDITOR APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAHAN DI KANTOR
INSPEKTORAT KABUPATEN MAJALENGKA)
 13

LATAR BELAKANG

Peraturan Menteri dalam Negeri No. 64 Tahun 2007 pasal 4

“Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi
sebagai berikut: 1) perencanaan program pengawasan; 2)
perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan: dan 3)
pemeriksaan, pengusustan, pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan”
 Faktor • Program
teknis • Prosedur audit

KINERJA
AUDITOR
• Sikap, mental,
Faktor emosi
non • Faktor
teknis psikologis,
moral, karakter
 15

Perilaku Perilaku
disfungsional menyimpang
 JURNAL 4
Perencanaan dan Penganggaran
Pemerintah Daerah Otonomi
Khusus Ditinjau dari Aspek
Keperilakuan
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah Otonomi Khusus
Ditinjau dari Aspek Keperilakuan
Tujuan Budget Participation
mengidentifikasi faktor-faktor keprilakuan
dalam proses penganggaran dengan
hasil kunci indikator kinerja untuk setiap
komponen

Fairness Perception

Subjek
Banda Aceh, Aceh Utara, Bireun, Aceh
Tengah dan Aceh Jaya

Faktor Kinerja
Eks : bencana alam, iklim politik, Goal Commitment
ekonomi, perubahan peraturan
Int : aspek keprilakuan
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah Otonomi Khusus
Ditinjau dari Aspek Keperilakuan

Budget Fairness Goal

Participation Perception Commitment Permasalahan

Anggaran tidak
53,24% 89,68% sesuai
85%
Sedang Anggaran tidak
Sangat baik Sangat baik
Distribusi tepat waktu
SDM saat
73% implementasi
Baik
Prosedur
 JURNAL 5
PENELITIAN AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK DI INDONESIA TINJAUAN
LITERATUR
Indrawati Yuhertiana
Departemen Akuntansi Indonesia

Universitas Pembangunan Nasional Veteran,

Jawa Timur, Indonesia

Dipublikasikan: 30 Juni 2015

 Latar Belakang
01 UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah

UU No. 25 tahun 1999 tentang keseimbangan keuangan

02 antara pemerintah pusat dan daerah

Tahap Tahap Tahap Tahap

Perencanaan Ratifikasi Implementasi Akuntabilitas
 Faktor yang mempengaruhi
Perkembangan akuntansi
Sektor Publik

Dalam Hal Sains Dalam Hal Praktik

Perkembangan akuntansi sektor publik (pemerintah)
tertinggal di belakang sektor komersial (swasta)
Munculnya perilaku disfungsional dan bahaya moral
dalam penggunaan keuangan negara semakin
memperkuat kebutuhan untuk menjelaskan perilaku
orang-orang yang terlibat dalam akuntansi dan
keuangan di sektor publik, terutama dalam
pemerintah.
Variabel Terikat
Perilaku yang
Menyimpang

Perilaku Disfungsional
Thank you