Você está na página 1de 28

PENGAUDITAN 2

PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS


DAN PENYELESAIAN PEMERIKSAAN

Kelompok 5 :
1. Desy Aria Sandi (201612022)
2. Asriningati Yuliandari P (201612087)
3. Budi Santoso (201612221)
4. Maya Ulfah Fitrani (201612223)
5. Ridha Nurfadillah (201612270)
SIFAT DAN CONTOH SUBSEQUENT
EVENTS
Subsequents event adalah peristiwa atau transaksi yang
terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) tetapi
sebelum diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai akibat
yang material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan
penyesuaiaan atau pengungkapan dalam laporan tersebut.

Terdapat dua jenis subsequent events, yaitu :


1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) dan berdampak terhadap taksiran yang
melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan harus disesuaikan untuk setiap perubahan
estimasi sebagai akibat dari penggunaan bukti tambahan
tersebut.
2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan
dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi
tersebut ada sesudah tanggal neraca.
Peristiwa -peristiwa tersebut tidak memerlukan penyesuaian
terhadap laporan keuangan. Namun beberapa peristiwa mungkin
memerlukan pengungkapan agar laporan keuangan tidak
menyesatkan pembacanya.
Contoh :
 Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru
 Pembelian bisnis
 Terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang
terjadi sesudah tanggal neraca
 Kerugian aset tetap atau persediaan yang diakibatkan oleh
kebakaran atau
 Kerugian yang diakibatkan oleh kondisi (seperti penyebab utama
kebankrutan pelanggan) yang timbul setelah tanggal laporan posisi
keuangan.
MenurutSAK ETAP (IAI, 2009:156)
Peristiwa setalah akhir periode adalah peristiwa -peristiwa menguntungkan
maupun tidak menguntungkan yang terjadi setelah akhir periode pelaporan
sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan. Ada dua jenis peristiwa
setelah akhir periode pelaporan, yaitu sebagai berikut :
1.Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada
akhir periode pelaporan (Peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang
memerlukan penyesuaian).
Entitas harus membuat penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan, termasuk pengungkapan yang terkait, untuk mencerminkan peristiwa
setelah akhir periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian.
2.Peristiwa yang mengidikasikan timbulnya suatu kondisi setelah akhir
periode pelaporan (Peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak
memerlukan penyesuaian).
Entitas tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan atas peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian. Jika entitas mengumumkan deviden kepada pemegang saham
setelah akhir periode pelaporan, maka entitas tidak boleh mengakui deviden
tersebut sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan.
Menurut PSAK No.8 (Revisi 2014) 8.1
Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi
antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun yang tidak.
Peristiwa tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode
pelaporan (peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan)

2. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan


(peristiwa non-penyesuai setelah periode pelaporan)
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha
jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan
dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki
alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hal tersebut.

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang


lebih awal antara tanggal manajemen telah memberikan asersi bahwa
laporan keuangan telah diselesaikan dan tanggal manajemen menyatakan
bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
MenurutSukrisnoAgoes

Subsequent event yang harus diaudit oleh akuntan


publik adalah :
1. Subsequent Collection
Penagihan sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya pekerjaan lapangan/audit
field work yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan
Piutang, dan barang dalam perjalanan.
2. Subsequent Payment
Pembayaran sesudah tanggal neraca sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work yang
harus dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan
biaya yang masih harus dibayar.
Tujuan pemeriksaan subsequent event

1. Mencatat peristiwa kejadian yg terjadi setelah


tanggal neraca tetapi sebelum di terbitkan nya
laporan audit
2. Menentukan kemungkinan tertagih nya piutang
3. Untuk memastikan bahwa'barang dalam
perjlanan'yg tercantum di neraca per tanggal
neraca masih di perjlanan
4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yg masih
harus di bayar yg tercantum di neraca per tanggal
neraca merupakan kewajiban perusahaan yg harus
di lunasi pada saat jatuh tempo
5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban
perusahaan yg belum di catat per tanggal neraca
PROSEDUR PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS
1. Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal laporan keuangan, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
2. Periksa penerimaan kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan ,
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal laporan posisi
keuangan
4. Perikesa bukti pengeluaran barang sesudahtanggal laporan posisi
keuangan
5. Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan
6. Review laporan keuangan intern
7. Minta salinan (copy) notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang
saham dan pelajari notulen tsb
8. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang
9. Kirim konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan
10. Analisis perkiraan professional fees
11. Dapatkan surat pernyataan langganan (client presentasion letter)
PENJELASAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS
1. Prosedur 1 & 2 sudah cukup jelas
3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah barang yang diterima setelah tanggal pelaporan
merupakan pembelian di tahun yang diperiksa dan belum dicatat sebagai utang
per 31 Desember 2015.
Untuk memeriksa apakah barang dalam perjalanan yang terlihat di laporan
keuangan sudah diterima. Termasuk fob destination point atau fob shipping
point
4. Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah barang yang dikirim setelah tanggal laporan posisi
keuangan sudah dicatat sebagai penjualan di tahun yang diperiksa
5. Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan dengan memeriksa dokumen
penjualan dan pembelian
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah ada pergeseran waktu pencatatan pembelian dan
penjualan
6. Review laporan keuangan intern
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah di periode sesudah tanggal laporan posisi
keuangan terdapat hal-hal yang unusual dalam jumlah besar sehingga
dapat mempengaruhi kewajaran laporan laba rugi
7. Minta salinan (copy) notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang
saham dan pelajari notulen tsb
Tujuan :
untuk mengetahui apakah ada komitmen yang dibuat perusahaan dan baru
dipenuhi di periode setelah tanggal neraca
Prosedur no.8 sudah cukup jelas
9. Kirim konfirmasi ke penasehat hukum perusahaan
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah hukum di
pengadilan, misal karena ada tuntutan dari pihak ketiga dan bagaimana
pendapat penasehat hukum mengenai status perkara tersebut
10. Analisis perkiraan professional fees
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah ada pembebanan fee dari dari penasehat hukum
perusahaan yang menyangkut perkara di pengadilan.
Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Laporan Dicatat atas
Laporan Keuangan

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 :158)


Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
Entitas harus mengungkapkan tanggal penyelesaian laporan keuangan.
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kategori peristiwa setelah akhir
periode
Pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian sebagai berikut :
a. Sifat dan Peristiwa
b. Estimasi dampak keuangan atau suatu pernyataan bahwa estimasi tersebut
tidak dapat dilakukan.
Menurut PSAK No. 8 (Revisi 2014) 8.4
Tanggal Otorisasi untuk terbit
Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotoritasi untuk terbit dan
pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi keuangan.
Yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.
Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang
ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas memutakhirkan pengungkapan
kondisi tersebut sesuai dengan informasi terkini.
Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material. Jika
tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna
laporan keuangan. Selain dengan hal tersebut, entitas mengungkapkan informasi
berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut :
a. Sifat Peristiwa dan
b. Estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak
dapat dibuat.
PENYELESAIAN PEMERIKSAAN AKUNTAN
Setelah akuntan publik menyelesaikan berbagai macam audit prosedur,
mulai dari perencanaan audit, mendesain pendekatan audit, melakukan
test of control (compliance test), substantive test of transactions, analytical
review , dan test of detail balance langkah berikutnya adalah membuat
draft audit report, mendiskusikannya dengan klien kemudian meng-issue
audit report
Beberapa prosedur yang harus dilakukan akuntan publik sebelum
membuat draft audit report :
 Periksa kecukupan presentation dan disclosures
 Riview ada tidaknya contingent liabilitas dan commitments
 Riview subsequent events
 Riview final analyttical review
 Evaluasi going concern perusahaan
 Evaluasi kecukupan bukti yang dikummpulkan dengan mengisi Audit
Check List
MenurutArens (2015:772) ada 4 audit objective untukpresentation dan
disclosures seperti dibawah ini :
Audit Objectives Contoh Substantive Procedures

 Occurrence and Right and Obligation  Review kontrak-kontrak pinjaman untuk


kejadian-kejadian dan transaksi- mengetahui apakah piutang usaha
transaksi yang terjadi dan berkaitan
dengan entitas. dijadikan jaminan.
 Completeness Apakah semua  Gunakan disclosure checklist untuk
pengungkapan yang seharusnya ada menentukan apakah laporan keuangan
dalam laporan keuangan setelah telah mencakup seluruh pengungkapan
dimasukan. yang diharuskan oleh standar akuntansi.
 Classsification dan Undertandability  Rivew laporan keuangan untuk
Apakah informasi keuangan telah
disajikan dan dijelaskan secera tepat menentukan apakah asset telah
dan pengungkapan diekspredisi diklasifikasi secara tepat antara asset
secara jelas. lancer dan tidak lancer.
 Accuracy and Valuation Informasi  Reconcile jumlah yang termasuk dalam
keuangan dan lainnya sudah footnotes utang jangka panjang dengan
diungkapkan secara wajar pada informasi yang terdapat dalam kertas
jumlah yang tepat.
kerja utang jangka panjang.
Review Ada Tidaknya Contingent Liability dan Commitment
Contingent liability adalah liabilities yang mungkin terjadi, mungkin jga tidak terjadi tergantung pada
kejadian dalam periode berikutnya.
Menurut Arens (2015:733):
Contingent Liability adalah suatu kewajiban masa datang yang potensial kepada pihak ketiga yang
jumlahnya tidak diketahui dan berasal dari kegiatan yang sudah terjadi.
Contingent Liability yang jumlahnya material harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk adanya contingent liability, yaitu:
1. Adanya potensi pembayaran di masa yang akan datang kepada pihak ketiga atau adanya
impairment aset yang diakibatkan oleh kondisi yang ada saat ini.
2. Adanya ketidakpastian tentang jumlah pembayaran masa datang atau infairment dari aset.
3. Outcome tergantung pada kejadian-kejadian di masa datang.

Contingent liability bisa berasal dari:


 Masalah hukum di pengadilan yang belum selessai per tanggal neraca.
 Dispute (perbedaan pendapat) mengenai utang pajak.
 Pendiskontoan wesel tagih.
 Unused balances of ot standing letters of credit.
 Jaminan atas kewajiban pihak lain.
 Product warranties (jaminan produk).
 Pending litigation atas hak paten dan product liability.
REVIEW COMMITMENT
Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang ada
atau tidaknya sales commitment dan purchase commitment
yang mungkin bisa merugikan perusahaan.
Hal ini juga bisa dilakukan dengan membaca notulen rapat dan
kontrak-kontrak penjualan dan pembelian dengan pihak ketiga
yang dibuat di tahun berjalan (periode audit) tetapi
pelaksanaan dilakukan pada tahn berikutnya.
LAKUKAN FINAL ANALITYCAL REVIEW
Standart audit mengharuskan auditor untuk melakukan
analitycal review di bagian akhir proses audit. Biasanya
dilakukan oleh manajer dan partner audit yang pengalaman
dan wawasannya lebih luas untuk mengetaui apakah salam
draft final dari laporab keuangan yang sudah diaudit masih
terdapat hal-hal yang aneh/unusual, yang perlu diklarifikasi lagi
atau membutuhkan prosedur audit tambahan untuk
mendapatkan tambahan bukti audit.
EVALUASI GOING CONCERN PERUSAHAAN
Standart audit mengharuskan auditor untuk mengevaluasi
apakah terdapat keraguan yang benar mengenai kemampuan
klien untuk melanjutkan kegiatan usahanya (going concern)
paling tidak setahun setelah tanggal neraca.
Beberapa indikator yang bisa membauat auditor ragu atas going
concern kliennya antara lain:
 Kesulitan keuangan yang dihadapi klien antara lain terlihat dari
ketidakmampuan klien untuk melunasi kewajibannya kepada pihak
ketiga baik kewajiban jangka pendek maupun panjang.
 Kerugian terus menerus yang diderita klien sehingga akumulasi kerugian
sudah melebihi modal disetor (capital deficiency).
 Kehilangan pelanggan utamanya baik di dalam negeri maupun luar
negeri.
 Penjualan sebagian aset tetapnya untuk melunasi utangnya ke bank.
Sehubungan dengan kondisi-kondisi yang menimblkan keraguan
bagi auditor terhadap kelangsungan usaha klien, auditor harus
menajemen untuk mmbuat secara teulis tentang “Rencana
manajemen untuk mengatasi kondisi keungannya”. Audior harus
mengevaluasi reasonableness dari rencana manajemen tesebut
karena akan mempengaruhi jenis opini yang diberikannya.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik:
 Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan
di-review oleh atasan dari yang membuat kertas kerja tersebut.
Misalnya kertas kerja yang dibuat oleh junior auditor hars di-review
oleh senior auditor, yang dibuat oleh senior auditor hars di-review oleh
audit supervisor, yang dibuat audit supervisor harus di-review oleh
manajer dan seterusnya.
 Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan
review notes tersebut harus dijawab secara tuntas oleh staf yang di-
review (reviewee) secara tertulis.
Jika ada review yang belum terjawab, audit report belum boleh
diserahkan ke klien.
 Daftar audit adjusment yang harus disusun, lengkap dengan index
working paper-nya, dan disiskusikan dengan klien/komite audit.
Jika ada kesalahan yang material dan klien tidak menyetujui usulan
audit adjusment –nya, maka auditor tidak boleh memberikan
unqualified opinion.
 Audit adjusment yang sudah disetujui klien harus di posting ke
masing-masing kertas kerja yang berkaitan, baik di supporting
schedule, top schedule, working balance sheet maupun working profit
and loss.
 Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim-audit)
kemudian di-review oleh audit manager dan audit partner.
 Sebelm kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit
manager dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun apa
yang disebut notes to PPM (catatan untuk Partner, Principal, dan
Manager).
Notes tersebut berisi hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian
PPM yang dianggap mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang
lebih luas dari level di bawahnya.
 Setelah draft report di-review dan disetujui PPM, draft tersebut harus
didiskusikan dengan klien dan komite audit/komisaris. Jika klien setuju
barulah dibuat final audit report.
 Sebelum laporan audit disesrahkan kepada klien, auditor harus
meminta Surat Pernyataan Langganan dari klien. Biasanya draft surat
tersebut dibuiat oleh auditor, lalu dicetak di kop surat klien dan
ditandatangani oleh pejabat klien yang berwenang. Tanggal surat
harus sama dengan tanggal selesainya audit field work dan tanggal
laporan audit.
 Selain itu auditor harus membuat draft management latter yang
setelah di-review dan disetujui PPM, harus didiskusikan dengan klien.
Setelah klien setuju barulah dibuat management latter yang final untuk
diserahkan kepada klien.
 Tahap terakhir adalah menyelesaikan urusan pelunasan audit fee. Audit
fee tersebt ditambah PPN 10% dan dikurangi PPh 23 sebesar 2%.
 Dalam audit working papers harus dicantumkan “catatan untuk audit
tahun berikutnya”, yang berisi hal-hal yang penting untuk
dipertimbangkan dalam audit tahun berikutnya.
 Jenis opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan klien,
tergantung pada hasil pemeriksaan. Jika opini yang diberikan
unqualified berarti di setiap top schedule harus ada pernyataan auditor
bahwa pos atau perkiraan tersebut disajikan secara wajar.
Contoh-contoh audit report (auditor’s opinion) tidak dibahas lagi di
buku II ini, karena sudah dibahas di buku I.
 Dalam me-review kertas kerja pemeriksaan, sebaiknya KAP
mempunyai suatu daftar yang disebut “Audit Working Papers Review
Guide”.
Selain itu semua audit program baru di-cross index ke kertas kerja lain
yang berkaitan dan diparaf olrrh masing-masing audit staf yang yang
menjalankan audit prosedur yang bersangkutan. Di KAP yang cukup
besar, biasanya pada akhir pemeriksaan masing-masing audit staf
diberikan penilaian atas hasil kerjanya dengan menggunakan “Audit
Staff Evalation Sheet”.
TANYA - JAWAB
1. Slamet Riyanti (201612006) / Kel. 2
Berikan contoh peristiwa yang membebankan tambahan bukti yang
berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan
keuangan selain ada dibuku beserta jurnal penyesuaiannya (jika ada).
Jawab :
perusahaan melakukan penjualan FOB Destination di akhir Des pada
klien/pembeli yang berada di luar negeri. Karena jaraknya jauh
diestimasikan barang baru sampai awal Januari. Dalam hal ini perusahaan
“belum mengakui penjualan” di buku besar/tidak dijurnal, karena barang
belum sampai di gudang pembeli. Pada awal Januari barang sampai di
gudang pembeli, perusahaan baru mengakui sebagai penjualan dan
menjurnalnya. Disini terdapat perbedaan nominal “penjualan dan
persediaan” antara laporan keuangan tanggal neraca dengan kondisi
sebenarnya, maka dibutuhkan penyesuaian agar nominal yang tercantum di
dalam laporan neraca sama dengan kondisi yang sebenarnya.
Jurnal penyesuaian :
persediaan xxx
penjualan xxx
2. Asylikhna Fahriya (201612237) / Kel.6
Sebutkan hal-hal penting yang perlu
mendapat perhatian ppm (partner, principal,
manager) yang dianggap mempunyai
pengetahuan dan pengalaman yang lebih
luas dari level di bawahnya.
Jawab :
1. bertanggungjawab terhadap keseluruhan
jalannya audit, menandatangani laporan
audit, melakukan penagihan fee audit.
2. Pembuatan kertas kerja audit, membuat
audit program oleh manager. Dimana
manager tersebut sudah memiliki
pengalaman kerja 10-15 tahun.
TERIMAKASIH

Você também pode gostar