Você está na página 1de 16

ASKEP SIROSIS HEPATIS

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Identitas pada pasien yang harus diketahui diantaranya:
nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku atau
bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa
keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan
prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.

3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit
yang sama atau penyakit lain yang berhubungan
dengan penyakit hati, sehingga menyebabkan
penyakit Sirosis hepatis. Apakah pernah sebagai
pengguna alkohol dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu apakah pasien memiliki penyakit
hepatitis, obstruksi empedu, atau bahkan pernah
mengalami gagal jantung kanan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga
membawa dampak berat pada keadaan atau yang
menyebabkan Sirosis hepatis, seperti keadaan sakit DM,
hipertensi,ginjal yang ada dalam keluarga.

5. Riwayat Tumbuh Kembang


Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan
dan pertumbuhan seseorang yang dapat mempengaruhi
keadaan penyakit, seperti ada riwayat pernah ikterus saat
lahir yang lama, atau lahir premature, kelengkapan imunisasi,
pada form yang tersedia tidak terdapat isian yang berkaitan
dengan riwayat tumbuh kembang.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Apakah pasien suka berkumpul dengan orang-orang
sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis,
berkumpul dengan orang-orang yang dampaknya
mempengaruhi perilaku pasien yaitu peminum alcohol,
karena keadaan lingkungan sekitar yang tidak sehat.

7. Riwayat Psikologi
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah
pasien dapat menerima, ada tekanan psikologis
berhubungan dengan sakitnya. Kita kaji tingkah laku dan
kepribadian,karena pada pasien dengan sirosis hepatis
dimungkinkan terjadi perubahan tingkah laku dan
kepribadian, emosi labil, menarik diri, dan depresi
8. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran dan keadaan umum pasien

Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar


(composmentis –coma)
 Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik dari kepala – kaki

Tekanan darah, nadi, respirasi, temperatur yang merupakan


tolak ukur dari keadaan umum pasien/kondisi pasien.
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan lebih fokus pada
pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpa dengan
menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi,
perkusi)
 Hati
Perkiraan besar hati, bila ditemukan hati membesar
tanda awal adanya cirosis hepatis, tapi bila hati
mengecil prognosis kurang baik, konsistensi biasanya
kenyal / firm, pinggir hati tumpul dan ada nyeri tekan
padaperabaan hati.
 Limpa
Pembesaran limpa dapat diukur dengan 2 cara :
- Schuffner, hati membesar ke medial dan ke bawah
menuju umbilicus (S-I-IV) dan dari umbilicus ke SIAS
kanan (S V-VIII)
- Hacket, bila limpa membesar ke arah bawah saja.

 Pada abdomen dan ekstra abdomen dapat diperhatikan


adanya vena kolateral dan acites, manifestasi diluar
perut: perhatikan adanya spinder nevi pada tubuh
bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput
medussae dan tubuh bagian bawah, perlunya
diperhatikan adanya eritema palmaris,
ginekomastiadan atropi testis pada pria, bias juga
ditemukan hemoroid.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan merawat


diri dan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d kelelahan
dan adanya ascites.
2. Perubahan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia
3. Ketidakseimbangan volume cairan tubuh berlebihan
b.d peningkatan tekanan intra kranial abdomen dan
penurunan tekanan osmotik.
C. INTERVENSI
Diagnosa 1 : Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
merawat diri dan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d
kelelahan dan adanya ascites
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan pasien mampu merawat diri sendiri
 Kriteria hasil : pasien mampu menunjukan aktifitas merawat
diri
 Rencana tindakan :
1. Berikan istirahat baring selama klien akut
Rasional : Peningkatan istirahat dan ketenangan
menyediakan energy yang digunakan untuk penyembuhan
2. Berikan aktifitas ringan selama bed rest
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
ini tepat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang
mengganggu periode istirahat
3. Jika klien lelah batasi kunjungan keluarga atau teman
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan
menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan
Diagnosa 2 : Perubahan pola nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
 Kriteria hasil : pasien mampu menunjukan perilaku
pola hidup untuk meningkatkan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai
menunjukan peningkatan berat badan mencapai
tujuan dengan nilai laboratorium dan bebas tanda
malnutrisi
Rencana tindakan :
1. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Awasi pemasukan diet atau jumlah kalori dan
berikan sedikit dalam frekuensi sering dan tindak
makan pagi paling besar
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila
klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama
siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada
sore hari
3. Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional : Menghilangkan rasa tidak dapat
meningkatkan nafsu makan
4. Awasi glukosa darah
Rasional : Hiperglikemia atau hipoglikemia dapat
terjadi memerlukan perubahan diet atau pemberian
insulin
5. Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli diet,
dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai
dengan kebutuhan pasien dengan masukan lemak dan
protein sesuai toleransi
Rasional : Berguna untuk membuat program diet
untuk kebutuhan individu. Pembatasan protein
diindikasikan pada penyakit berat misalnya hepatitis.
Diagnosa 3: Ketidakseimbangan volume
cairan tubuh berlebihan b.d peningkatan
tekanan intra kranial abdomen dan
penurunan tekanan osmotic
 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan intake dan out
put cairan seimbang
 Kriteria hasil : Tanda-tanda vital stabil,
turgor kulit seimbang, capilary reffil > 2
detik, dan pengeluaran urin sesuai
Rencana tindakan :
1. Awasi dan pengeluaran serta bandingkan dengan berat
badan harian. Catat kehilangan mulai usus, contoh :
muntah, diare
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan
pengganti atau efek therapi
2 Kaji tanda-tanda vital, nadi, perifer, pengisian kapiler, turgor
kulit dan membran mukosa
Rasional : Indukator volume sirkulasi atau perfusi
3. Periksa ascites atau pembentukan edema ukuran abdomen
sesuai dengan indikasi
Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam
jaringan
4. Kolaborasi : Awasi nilai laboratorium, contoh : hemoglobin,
hematokrit, albmin, dan waktu pembekuan
Rasional : Menunjukan hidrasi dan
mengidentifikasikan retensi natrium atau kadar protein
yang dapat menimbulkan pembentukan edema
THANK YOU 

Você também pode gostar