Você está na página 1de 37

M.

Yunita Indriarini
Pengertian
 Coronary Artery Disease / Coronary Heart Disease
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
endapan lemak yang melapisi dinding arteri koroner
dan menyumbat aliran darah.

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara


bertahap dan tersebar di pembuluh darah koroner,
yaitu pembuluh darah yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung.
 CHD biasanya asimptomatis, shg dapat memicu
terjadinya Angina Pectoris, ACS, MI, disritmia, HF dan
sering kali kematian tiba-tiba.

 Hal ini disebabkan karena berkurangnya aliran darah


ke myocardium akibat akumulasi plak atherosclerosis.
 Proses pembentukan ateroma ini disebut
aterosklerosis.
 Endapan menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan
penyempitan arteri. Jika endapan terus membesar,
bagian dari endapan bisa pecah dan masuk ke dalam
aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah
ARTERI KORONER
(CORONARY ARTERIES)
 Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk,
bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah)
pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
 Penyebab utama dari iskemi miokardial (otot jantung)
adalah penyakit arteri koroner.
 Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah
angina dan serangan jantung (infark miokardial).
Etiologi
 Adanya aterosklerosis koroner di mana terjadi
kelainan pada intima bermula berupa bercak fibrosa
(fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi,
pendarahan, kalsifikasi, dan trombosis.
 Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya
disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi diperberat
juga oleh banyak faktor lain seperti:
hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang
abnormal.
PATOFISIOLOGI
 Tubuh memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan
melalui hati. Bila terlalu banyak mengonsumsi
makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah bisa berlebih
(hiperkolesterolemia).
 Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan
disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah
arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma
(Sumber utama plak berasal dari LDL-kolesterol.
 Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan
kolesterol ke dalam hati, sehingga mengurangi
penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh
darah).
 Ateroma berisi bahan lembut seperti keju,
mengandung sejumlah bahan lemak, terutama
kolesterol, sel-sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.
 Apabila makin lama plak yang terbentuk makin
banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding
pembuluh darah arteri sehingga terjadi penyempitan
pembuluh darah arteri.
 Kejadian ini disebut sebagai aterosklerosis
(terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi
kolesterol dan zat lemak lainnya).
 Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis
(penebalan pada dinding arteri dan hilangnya
kelenturan dinding arteri).
 Bila ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat
merobek lapisan dinding arteri dan terjadi bekuan
darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah
dalam arteri tersebut.
 Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran
darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen ke
daerah atau organ tertentu seperti jantung.
 Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi
menyuplai darah ke otot jantung (miokardium), maka
suplai darah jadi berkurang dan menyebabkan
kematian di daerah tersebut (infark miokard).
 Konsekuensinya adalah terjadi serangan jantung dan
menyebabkan timbulnya gejala berupa nyeri dada
yang hebat (dikenal sebagai angina pektoris).
Tanda & Gejala
 Endapan kolesterol atau ateroma pada pembuluh
darah koroner menyebabkan stenosis (kaku) yang
dapat menganggu aliran koroner dan menyebabkan
iskemia otot jantung (miokard).
 Stenosis koroner 60% atau lebih, menyebabkan
iskemia otot jantung (miokard) dan dirasakan sebagai
nyeri yang khas disebut angina pektoris.
 Nyeri angina adalah nyeri di belakang dada
(retrosternal) seperti rasa ditekan, sering menjalar ke
lengan kiri dan leher kiri sampai rahang dan telinga
kiri.
Manifestasi klinis iskemia miokard
dapat berupa:
1. Tanpa gejala (asimptomatis)
2. Angina stabil, angina tak stabil, angina varian, dan
3. Iskemia miokard tenang
4. Gangguan irama jantung (disritmia/aritmia) sampai
5. Kematian mendadak
6. Gagal jantung
7. Infark miokard akut
DIAGNOSIS
Diagnosa ditetapkan (ditegakkan) dengan
melihat/melakukan:
 1. Faktor resiko penyakit jantung koroner
 Merokok
 Hipertensi
 Obesitas
 Stres
 Pola perilaku (personality)
 Mendengkur
 Penderita asam urat
 Peminum alkohol, kopi, dll
 2.Keluhan angina pektoris
3. Pemeriksaan EKG (elektro kardiografi)
Pada istirahat menunjukkan depresi gelombang ST
atau inversi T
4. Uji latihan beban
5. Pemeriksaan bahan radio aktif (dalam keadaan
tertentu)
6. Ekokardiografi
7. Rekaman EKG 24 jam (holter monitoring)
8. Angiografi koroner (acuan dasar diaknostik
Penyakit Jantung Koroner)
Penatalaksanaan Coronary Artery
Disease
 Dasar-dasar penatalaksanaan:
1. Menghentikan, mengurangi, atau regresi proses aterosklerosis
dengan mengendalikan faktor resiko:
 tidak merokok
 olah raga sesuai kemampuan
 diet agar berat badan ideal
 mengendalikan hipertensi, diabetes, dan stres mental
 2. Obat untuk mengatasi iskemia miokard
3. Mengobati akibat iskemia (aritmia, gagal jantung)
4. Revaskularisasi
 Angioplasti koroner
 Bedah pintas koroner (coronary bypass)
 5. Penanggulangan infark miokard akut (penanganan khusus)
PENCEGAHAN
 Resiko terjadinya Coronary Artery Disease bisa dikurangi
dengan melakukan beberapa tindakan berikut:
 1. mencegah sebab penyakit dan faktor yang mendorong
terjadinya penyakit jantung
2. pengobatan terhadap penderita penyakit jantung
3. pencegahan kepada penderita yang telah sembuh dari
penyakit jantung
4. pencegahan sebab penyakit dan mengurangi faktor
resiko Coronary Artery Disease, yaitu perubahan sosio-
ekonomi, kebisaaan, dan pola hidup dari masyarakat
5. pendekatan melalui nutrisi
6. berhenti merokok
 7. menurunkan tekanan darah
8. mencegah menjadi penderita diabetes
9. mencegah peningkatan kadar lipid (kolesterol)
dalam darah
10. mencegah obesitas
11. melakukan olahraga
12. menghindari alkohol dan kopi
13. menghindari stres
14. pemakaian oral kontrasepsi
15. mencegah penyakit jantung dengan pengobatan
NURSING CARE
 Edukasi faktor resiko CHD
 Meningkatkan partisipasi untuk identifikasi faktor
resiko.
 Edukasi mengurangi resiko terserang CHD
HEALTH PROMOTION
 Hindari merokok
 Diet
 Mempertahankan berat badan ideal
 Mempertahankan kadar kolesterol optimal
 Kegunaan & pentingnya latihan/olah raga yang teratur
 Anjurkan klien untuk teratur melakukan screening
terhadap hipertensi, Diabetes, kadar lipid abnormal.
PENGKAJIAN
 Di fokuskan untuk identifikasi terhadap faktor resiko :
 Riwayat kesehatan : keluhan nyeri dada, nafas terasa
berat, , nafas pendek, lemah, pola diet, pola exercise,
riwayat pengobatan, riwayat merokok, riwayat minum
alkohol, riwayat penyakit jantung, Hipertensi atau
Diabetes, adanya riwayat keluarga yang menderita
CHD atau masalah jantung.
 Pemeriksaan Fisik : keseimbangan antara TB dan BB,
IMT, Tekanan darah, kekuatan dan kesamaan nadi
perifer.
Masalah Keperawatan
 Ketidak seimbangan Nutrisi : lebih dari kebutuhan
tubuh.
 Ketidak efektifan mempertahankan status kesehatan.
RENCANA KEPERAWATAN
 Kaji intake makanan dan pola makan
 Edukasi diet untuk CHD
 Kolaborasi dengan ahli gizi
 Diskusikan pentingnya latihan yang teratur manfaat
bagi kardiovaskuler dan mempertahankan berat
badan.
 Anjurkan untuk berhenti merokok

Você também pode gostar