Você está na página 1de 26

ADENOTONSILITIS KRONIK

G H I FA R I SYA’ B A N I | 2 01 8 4 010 0 07
Keluhan Utama
Sesak saat berbaring dan nyeri
telan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Tidar
Kota Magelang dengan keluhan
IDENTITAS PASIEN sesak nafas saat berbaring dan
Nama : An. AF
Umur : 10 th
nyeri telan. Pasien juga mengeluh
Jenis kelamin : Laki-laki sering batuk dan pilek selama
Pekerjaan : Pelajar beberapa tahun terakhir sehingga
Agama : Islam
Alamat : Wates, Magelang
berat badan tidak bertambah
Tanggal Masuk : 22 Juli 2018 signifikan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa sejak 2014 (+), alergi (-), asma (-) ISPA (-), gangguan
di telinga (-), HT (-), DM (-), riwayat sakit jantung (-), flek saat umur
1,5 tahun (+), riwayat ISK (+)

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien pernah mengidap penyakit serupa dan telah dilakukan
operasi adenotonsilektomi.

Riwayat Personal Sosial


Hygine hidung baik, alkohol (-), merokok (-), lingkungan rumah
bersih (+)
Telinga Dextra Sinistra

Tragus Nyeri tekan (-), edema (- Nyeri tekan (-), edema


) (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : baik Aurikula Normotia, hematoma (-) Normotia, hematoma (-)
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4M6V5 = 15 Liang Telinga Lapang, serumen (-), Lapang, serumen (-),
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
hiperemis (-) hiperemis (-)
N : 81 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,3 °C Membran Intak : retraksi (-), Intak : retraksi (-),
Timpani bulging (-), edema (-), bulging (-), edema (-),
cone of light (+) cone of light (+)
Hidung Dextra Sinistra
Bentuk Simetris Simetris
Mukosa Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Secret - -
Cavum Nasi - -
Konka Inferior Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Massa - -
Dischare - -
Septum Nasi Ditengah, tidak ada deviasi, perdarahan (-)
Tenggorokan Dextra Sinistra
Tonsil T4 T4
Uvula Ditengah, hiperemi (-), edema (-)
Thorax
Inspeksi: simetris, retraksi (-)
Palpasi: nyeri tekan (-)
Auskultasi: vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-), S1/S2 reguler,
bising (-)

Abdomen
Inspeksi: distensi (-), jejas (-)
Auskultasi: peristaltik 8 kali, bising usus (+)
Perkusi: timpani semua bidang
Palpasi: nyeri tekan (-)

Ekstremitas
Tidak diperiksa
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Leukosit 12.4 4.5-13.5 Ribu/ul
Eritrosit 4.6 4.1-5.5 Juta/ul
Hemoglobin 12.9 11.5-14.5 g/dl
Hematokrit 35.6 37-45 Vol%
Trombosit 603 150-450 Ribu/ul
MCV 77.9 77-91 Fl
MCH 28.2 24-30 Pg
MCHC 36.2 30-35 g/dl
CT 4’30” 1-10 Menit
BT 2’00” 2-7 menit
Hitung Jenis
Eosinofil% 7 1-6 %

Basofil% 0 0.0-1.0 %

Limfosit% 26 20-45 %

Monosit% 7 2-10 %

Neutrofil% 60 40-75 %

Imuno/Serologi
HBs Ag (rapid) Negatif Negarif
DIAGNOSIS BANDING
Adenotonsilitis Kronik
Tonsilitis Kronik
Tonsilitis Akut
Hipertrofi Adenoid
Keganasan
DIAGNOSA KERJA
Adenotonsilitis Kronik

PENATALAKSANAAN PASIEN
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1x2 gr
Inj. Dexamethason 3x¾ mg
Inj. Ketorolac
ADENOTONSILITIS
KRONIK
DEFINISI
ADENOTONSILITIS
KRONIK
Adenotonsilitis kronis adalah
infeksi yang menetap atau
berulang dari tonsil dan
adenoid. Definisi
adenotonsilitis kronis yang
berulang terdapat pada pasien
dengan infeksi 6x atau lebih
per tahun.
ANATOMI FARING
FISIOLOGI FARING
Respirasi

Menelan

Resonansi Suara

Artikulasi
ANATOMI TONSIL
FISIOLOGI TONSIL
Menangkap dan Mengumpulkan Bahan Asing

Memproduksi Antibodi dan Sensitisasi Sel


Limfosit T dengan Antigen Spesifik
ANATOMI ADENOID
ETIOLOGI
Penyebab yang tersering pada adenotonsilitis kronis
adalah bakteri Streptococcus ß hemoliticus grup A.
Bakteri penyebab tonsilitis kronik sama halnya dengan
tonsilitis akut yaitu kuman Streptokokus beta hemolitikus
grup A, Pneumokokus, Streptokokus viridian dan
Streptokokus piogenes, Stafilokokus, Hemophilus
influenza, namun terkadang ditemukan bakteri golongan
gram negatif. Kadang-kadang tonsillitis dapat disebabkan
oleh bakteri seperti spirochaeta, dan Treponema vincent.
PATOFISIOLOGI
Kejadian menahun (3 bulan berturut-turut)

Tidak adekuatnya terapi, status gizi, imunitas menurun

Terjadinya infeksi berulang mengakibatkan 3 respon imun


MANIFESTASI KLINIK

• Nyeri tenggorokan
Gejala • Nyeri menelan
Lokal • Nafas berbau
• Rasa kering di tenggorokan

• Nafsu makan berkurang


Gejala • Badan lesu
Sistemik • Malnutrisi
• Nyeri otot dan sendi
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Ratio Tonsil


PENATALAKSANAAN
Terapi Lokal

Terapi Radikal
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
TONSILEKTOMI
•Mengganggu jalan nafas
•Tidak membaik dengan medis & drainase
Absolut •Kejang demam
•Keganasan

•3 episode infeksi per tahun dengan antibiotik adekuat


•Terjadi halitosis
Relatif
•Tonsilitis kronik berulang pada karier streptokokus yang tidak
membaik dengan antibiotik beta laktam

•Diskrasia darah kecuali ada ahli hematologi


Kontraindikasi •Usia dibawah 2 tahun jika ahli tidak berpengalaman
•Infeksi saluran nafas atas berulang
KOMPLIKASI
Radang kronik tonsil dapat menimbulkan
komplikasi ke daerah sekitarnya berupa
rhinitis kronik, sinusitis, atau otitis media
secara perkontinuitatum. Komplikasi jauh
terjadi secara hematogen atau limfogen dan
dapat timbul endokarditis, artritis, miositis,
nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis,
pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.
Tonsilektomi dilakukan jika terjadi infeksi
berulang atau kronik, gejala sumbatan serta
kecurigaan neoplasma
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 10 tahun datang dengan keluhan sesak nafas jika berbaring dan nyeri telan.
Keluhan tidak disertai demam. Pasien memiliki riwayat batuk dan pilek yang sering selama beberapa tahun terakhir.
Pasien juga pernah di diagnosis tonsilitis sejak tahun 2014.
Kecurigaan terhadap adenotonsilitis berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis tergambar
mengenai perjalanan penyakit pasien. Anamnesis yang mendukung diagnosis adalah sesak nafas saat berbaring
(sleep apnea), nyeri telan, riwayat sering batuk dan pilek, serta diagnosis penyakit tonsilitis sejak tahun 2014. Dari
pemeriksaan fisik pada daerah tonsil didapatkan bahwa besarnya peradanganan tonsil sudah hampir mencapai uvula
atau sudah mencapai T4.
Gejala sesak nafas dan nyeri telan bisa disebabkan karena adanya peradangan pada tonsil yang menutup masuknya
oksigen lewat mulut atau hidung dan masuknya makanan ke dalam tubuh. Seringnya batuk dan pilek juga bisa
menjadi penyebab secara tidak langsung yang menyerang daerah faring pasien.
Adenotonsilitis kronik pada pasien kemungkinan besar disebabkan karena diagnosis awal saat tahun 2014, dimana
adenotonsilitis kronik bisa terjadi akibat tonsilitis yang tidak sembuh dan berlangsung berulang kali selama 4 tahun
terakhir.
Pembedahan merupakan penatalaksanaan yang dianjurkan karena sudah memenuhi indikasi absolut yaitu obstruksi
jalan nafas serta indikasi relatif yaitu tonsilitis yang tidak membaik selama beberapa tahun. Walaupun dapat terjadi
komplikasi pembedahan yaitu perdarahan maka harus dilakukan oleh ahli dan di tempat yang memiliki fasilitas
lengkap. Tindakan operasi ini bertujuan untuk memperbaiki keluhan yang dirasakan pasien yaitu sesak nafas dan nyeri
saat menelan.
Kontrol setelah tindakan operasi diperlukan untuk menilai ada tidaknya keluhan atau komplikasi paska operasi dan
juga menilai hasil operasi.
KESIMPULAN
Penyakit tonsilitis sering terjadi pada remaja yang bisa semakin
parah dan menjadi penyakit tonsilitis kronik atau adenotonsilitis
kronik. Ini disebabkan karena berbagai hal, namun yang paling
sering adalah tidak tuntasnya pengobatan di masa lalu terhadap
penyakit tonsilitis akut.
Dampak dari tingkat kronisitas penyakit ini harus dinilai oleh ahli
sehingga semua kemungkinan yang terjadi atau komplikasi dari
penyakit ini bisa dicegah agar tidak menjadi semakin parah. Oleh
karena itu melihat dari kronisitas penyakit pada pasien ini
tindakan pembedahan sudah benar mengingat fungsi utama
tubuh pasien yaitu bernafas terganggu.
TERIMAKASIH 

Você também pode gostar