Você está na página 1de 15

PENGAJARAN KONSEP

1. Ikhtisar Tentang Pembelajaran Konsep


2. Dukungan Teoritis Dan Empiris
3. Merencanakan Pengajaran Konsep
4. Melaksanakan Pengajaran Konsep
5. Mengelola Lingkungan Belajar
6. Asesmen Dan Evaluasi
Ikhtisar Tentang Pembelajaran Konsep

• Model-model pengajaran konsep terutama telah


dikembangkan untuk mengajarkan konsep-konsep kunci
yang berfungsi sebagai siswa untuk berfikir dengan
tingkat yang lebih tinggi dan menjadi dasar-dasar
pemahaman bersama dan komunikasi.
• Model ini dikembangkan dengan tujuan siswa mampu
mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke bidang-
bidang yang lebh umum dengan menekankan pada
konsep-konsep kunci.
• Jadi pendeknya Tujuan dari pengajaran konsep terutama
adalah membantu siswa memperoleh pemahaman
konseptual dari pelajaran yang sedang dipelajari dan
memberikan landasan bagi pemikiran tingkat tingginya
Pendekatan Yang Digunakan

DIRECT PRESENTATION

PENDEKATAN
DASAR CONCEPT ATTAINMENT
FASE UTAMA PENGAJARAN
KONSEP
Mempresentasikan Tujuan Atau Establishing Set

Memberikan Masukan Contoh Dan Non-contoh

Menguji Pencapaian Konsep

Menganalisis Proses Berpikir Siswa


HASIL YANG DIHARAPKAN
KONSEP-KONSEP SPESIFIK

SIFAT KONSEP
PENGAJARAN
KONSEP
PENALARAN LOGIS DAN
BERPIKIR TINGKAT TINGGI

KOMUNIKASI
DUKUNGAN TEORITIS
DAN EMPIRIS

• Pengajaran konsep sebagian besar didasarkan pada karya-


karya psikolog kognitif asal Amerika, Jerome Bruner. Ia percaya
bahwa orang-orang menafsirkan dunia dalam hal persamaan
dan perbedaan . Bruner menulis buku The Process of
Education pada tahun 1960 . Salah satu hal yang disoroti
dalam bukunya adalah bahwa pengajaran dan pembelajaran
seharusnya tidak hanya menjadi penguasaan fakta dan teknik .
Hal ini juga menyoroti bahwa belajar harus memanfaatkan
pemikiran intuitif dan analitis.
DUKUNGAN TEORITIS
DAN EMPIRIS

• Hilda Taba yang merupakan tokoh untuk berpikir induktif,


seorang ahli teori kurikulum dan pendidik, juga berperan
penting dalam hal ini. Taba percaya bahwa siswa dapat
membuat generalisasi hanya setelah informasi ini
diorganisasikan, dan bahwa mereka bisa diarahkan membuat
generalisasi melalui pengajaran konsep .
DUKUNGAN TEORITIS
DAN EMPIRIS

• Pengembangan konsep dan hubungannya dengan cara kerja


pikiran telah menarik minat para teoritis, filsuf, dan peneliti
selama bertahun-tahun. Hal ini menyebabkan dukungan
teoritis dan empiris untuk mengajar dan belajar konsep sangat
ekstensif dan mencakup beragam topik.
• Salah satunya berasal dari bidang psikologi, diantaranya
termasuk kontribusi Jean Piaget, Jerome Bruner, David
Ausubel, dan Howard Gardner. Studi-studi mereka
menunjukkan bagaimana berpikir konseptual berkembang
pada anak-anak dan remaja dan bagaimana pendekatan
pengajaran konsep tertentu mempengaruhi proses
pembelajaran ini.
SIFAT KONSEP
• Konsep dapat Dimasukkan ke dalam Beberapa Kategori
(konjungtif, Disjungtif dan relasional)
• Konsep Dipelajari melalui Contoh dan Bukan Contoh
• Konsep Dipengaruhi oleh Konteks Sosial
• Konsep Memiliki Definisi dan Nama
• Konsep Memiliki Atribut Penting dan Atribut Tidak Penting
Manusia dan Konsep
• Penelitian dalam bidang perkembangan manusia, menunjukkan bahwa
bagaimana usia dan perkembangan intelektual mempengaruhi kesiapan
dan kemampuan siswa untuk mempelajari berbagai jenis konsep
(Barsalou, 2000; Benjafield 1992; Piaget 1954, 1963; Starkey, 1980;
Tharp & Entz, 2003).
• Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dapat belajar konsep pada
usia sangat dini melalui kegiatan menyortir dan mengklasifikasikan
objek-objek dan belajar konsep berlanjut sepanjang hayat. Bagaimana
konsep dipelajari dipengaruhi oleh umur, perkembangan bahasa, dan
tingkat perkembangan intelektual si pelajar. Teori perkembangan
kognitif Jean Piaget dan Jerome Bruner penting bagi guru dalam
kaitannya dengan belajar konsep oleh siswa.
• Psikolog Swiss Jean Piaget mengembangkan sebuah teori tentang
bagaimana manusia berkembang dan memahami dunianya. Dari
Perspektif Piaget, manusia selalu berusaha memahami lingkungannya,
dan kematangan biologisnya, interaksinya dnegan lingkungan, dan
pengalaman sosialnya saliang berkomunikasi dalam memengaruhi
bagaimana mereka memikirkan tentang berbagai hal. Kontribusi utama
Piaget adalah teori tahapan perkembangan kognitif
Tahapan-Tahapan Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget
TAHAP UMUR JENIS KEMAMPUAN BERPIKIR

Sensorimotor Lahir-2 tahun Mulai mengenali objek-objek; dapat meniru

Praoperasional 2-7 tahun Mengembangkan penggunaan bahasa ;


memulai kemampuan untuk berpikir secara
simbolis ; dapat melihat dari sudut pandang
orang lain; belum memiliki opresai mental logis
pada tahapan ini
Operasional konkrit 7-11 tahun Dapat menyelesaikan berbagai masalah secara
logis; mampu mengklarifikasikan

Operasional formal 11-15/dewasa Dapat menyelesaikan berbagai masalah


abstrak; memiliki kepedulian terhadap isu-isu
sosial
MERENCANAKAN
PEMBELAJARAN KONSEP
• Selama fase perencanaan dari pelajran konsep, guru harus membuat keputusan
mengenai konsep apa yang akan diajarkan dan pendekatan yang mana yang akan
digunakan. Mereka juga harus melakukan pekerjaan mendalam dalam
mendefinisikan dan menganalisis konsep yang sedang diajarkan dan
memutuskan contoh dan bukan contoh mana yang yang akan digunakan dan
cara terbaik menyajikan kepada siswa selama pelajaran.

• Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain:

1. Memilih Konsep
2. Menentukan Pendekatan ( direct presentation or concept attainment)
3. Mendefinisikan Konsep
4. Menganalisis Konsep
5. Memilih dan Mengurutkan Contoh dan Bukan Contoh
6. Penggunaan Gambar Visual
7. Penggunaan Pengorganisasian Grafis
8. Penggunaan Analogi
9. Perencanaan Waktu dan Ruang
MELAKSANAKAN PENGAJARAN KONSEP
Tahapan Perilaku Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan dan prosedur pelajaran dan
Mengklarifikasi tujuan menyiapkan siswa untuk belajar.
dan membuka pelajaran
Tahap 2 Dalam pendekatan presentasi langsung, guru menamai
Menggunakan contoh dan konsep,mengidentifikasi atribut penting dan menggambarkan
bukan contoh dengan contoh dan bukan contoh.
Dalam pemerolehan konsep, diberikan contoh dan bukan
contoh, dan secara induktif siswa sampai pada konsep dan
atribut-atributnya.
Tahap 3 Guru menyajikan contoh dan bukan contoh tambahan untuk
Menguji pencapaian menguji pemahaman siswa menganai konsep tersebut.Siswa
diminta untuk menyediakan contoh dan bukan contoh mereka
sendiri tentang konsep tersebut.
Tahap 4 Guru menyuruh siswa berpikir mengenai proses pemikiran
Menganalisis proses mereka sendiri. Siswa diminta untuk menguji keputusan mereka
pemikiran siswa dan dan konsekuensi dari pilihan mereka. Guru membantu siswa
integrasi belajar mengintegrasikan pelajaran baru dengan menghubungkan
konsep tersebut dengan konsep lainnya dalam unit belajar.
MENGELOLA LINGKUNGAN
BELAJAR
• Lingkungan pembelajaran untuk pengajaran konsep digambarkan
cukup terstruktur dan berpusat pada guru. Peralihan ke dan dari
pelajaran konsep harus direncanakan.
• Selama pembelajaran konsep, dibanyak kesempatan peran utama
guru adalah merespon ide-ide siswa , mendorong partisipasi siswa,
dan mendukung siswa ketika mereka mengembangkan berbagai
kemampuan penalaran. Memeriksa pemahaman siswa dan memberi
mereka kesempatan untuk mengeksplorasi proses-proses
berpikirnya sendiri juga membutuhkan dukungan dan dorongan
guru. Sementara sebuah pelajaran konsep berjalan, tidak ada waktu
untuk mengobrol dengan teman sebelah, mempelajari hal-hal lain,
atau kegiatan lain yang mengalihkan perhatian siswa dari pelajaran
yang sedang diberikan.
ASESEMEN DAN EVALUASI
• Ketika mengevaluasi pemahaman siswa tentang sebuah konsep,
penting bagi guru untuk meminta siswa untuk lebih dari sekadar
mendifinisikan konsep itu dengan kata-kata.
• Untuk mencapai tingkat belajar konsep yang lebih tinggi, siswa
seharusnya mampu untuk: (1) mendifinisikan konsep dan
mengetahui atribut- atribut kritisnya, (2) mengenali contoh dan
bukan contoh, dan (3) mengevaluasi contoh dan bukan contoh
dalam kaitannya dengan atribut-atribut kritisnya.
• soal-soal tes seharusnya memasukkan contoh-contoh yang
mengukur kemampuan siswa untuk menggeneralisasikan ke contoh-
contoh yang baru didapatnya untuk sebuah konsep.
• Soal-soal tes itu seharusnya juga mengeses kemampuan siswa
untuk memilihkan antara contoh dan bukan contoh. Tes dapat
menggunakan format-format berbeda, seperti benar-salah, pilihan
ganda, menjodohkan , jawaban pendek, atau esai pendek.

Você também pode gostar