Você está na página 1de 10

Antara Kelor dan Stunting

Latar Belakang

Status Gizi ↓

Malnutrisi

Stunting

WHO 2012
Indonesia negara ke 3
162 jt balita
tertinggi prevalensi
mengalami
stunting di ASEAN
Stunting
Grafik tersebut menunjukan
bahwa keadaan stunting di
Kabupaten Garut di tahun 2013
untuk keadaan 5,42%, sedangkan
di tahun 2014 adalah 6,99%, pada
tahun 2015 angka balita pendek
adalah 7,67%, prevalensi stunting
pada balita di tahun 2016 adalah
6,80%. (data Kesga Dinkes Garut)
Stunting (tubuh yang pendek) merupakan salah satu kategori dari malnutrisi
yang di akibatkan kekurangan energi kronis dan kekurangan energi protein yang
di derita waktu lampau.
Stunting merupakan suatu masalah yang sedang dihadapi di dunia ini. Menurut
data WHO 2012, terdapat sebanyak 162 juta anak usia di bawah 5 tahun (balita)
secara global mengalami stunting.
Pendek Lintas
Generasi

Dampak Jangka Panjang:


Dampak Jangka Pendek:
Pendek usia dewasa, kespro,
Morbiditas, Disabilitas
kemampuan terbatas, PTM

Malnutrisi gizi berdasarkan


TB/U (stunting)

Faktor Bayi: Penyakit


Penyebab Kurang Asupan Terutama Penyakit
Langsung Gizi Infeksi, Riwayat BBLR
dan Status Imunisasi

Kesehatan Lingkungan
Penyebab Tidak Ketahanan Pangan Pola Asuh dan Pola
& Pelayanan
Langsung Keluarga Makan Keluarga
Kesehatan

Penyebab Dasar Pendidikan, Kemiskinan, Disparitas, Sosial Budaya, Kebijakan Pemerintah,


Politik DLL
Masalah balita pendek menggambarkan adanya
masalah gizi kronis, dipengaruhi dari kondisi
ibu/calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita,
termasuk penyakit yang diderita selama masa
balita. Seperti masalah gizi lainnya, tidak hanya
terkait masalah kesehatan, namun juga
dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara
tidak langsung mempengaruhi kesehatan.

Oleh karenanya upaya perbaikan harus meliputi


upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan
secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya
untuk mencegah dan mengurangi gangguan
secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif).
Kelor: Manfaat Gizi, Obat dan Solusi Stunting
Moringa oleifera (marungge, kelor) adalah
pohon yang dapat memenuhi aneka-ragam
kebutuhan gizi, dan berguna sebagai obat
banyak penyakit.
Hampir semua bagian pohon ini memberi
manfaat yang berbeda.
Pohon ini dikenal bernilai gizi tinggi
Apa itu Moringa Oleifera?
Nama Botani : MORINGA OLEIFERA
Nama Keluarga : MORINGACEAE
Nama Umum : MORINGA, HORSE RADISH TREE, DRUMSTICK TREE, SAHIJAN, MERUNGGAI,
MARUNGGE, KELOR
Bagian yang digunakan: AKAR, BIJI, DAUN

Habitat: Walaupun tumbuhan ini berasal dari Pegunungan Himalaya, namun sekarang tumbuh di
India, Sri Lanka, Malaysia, Filipina, Indonesia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Latin.

Kegunaan: Akarnya tajam, mudah dicerna, antihelmentic, mengurangi stres, bitter alexipharmic
stimulant and vesicant. Berguna untuk menanggulangi kelumpuhan, inflamasi, deman, batuk,
flu, bronchitis, penyakit dada sakit, epilepsi, histeria. Daunnya berguna menyembuhkan kulit
yang gatal-gatal seperti kudis. Bijinya pedas, pahit, anti-peradangan, pencahar (cuci perut), dan
berguna untuk penyembuhan saraf, inflamasi, dan demam.
Pohon Moringa kaya gizi dan dapat
berperan sebagai sumber penyembuhan gizi
buruk. Daunnya mengandung vitamin A, B
and C beserta protein, calcium, dan besi.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa 25
gram bubuk daun Moringa dapat memberi
Calcium 125%, Potassium 41%, Protein 42%,
Magnesium 61%, Vitamin A 272%, Vitamin C
22%, dan Besi 71% yang sulit ditemukan
pada bahan makanan lain.
Karena nilai gizi dan khasiat pengobatannya,
pohon Moringa dapat disebut Pohon
Mujizat, Pohon Ajaib,

Você também pode gostar