Você está na página 1de 111

ANATOMY REVIEW

CARDIORESPIRATORY
SYSTEMS
ASISTEN DOSEN 2016
DINDING THORAX DAN MEDIASTINUM
Bagus
RA. Jihan
DINDING THORAX
Apertura thoracica superior Lapisan dinding thorax dari paling
• dibatasi oleh: superficial:
• VT 1 • Cutis
• Pasangan costa 1 & kartilago • Subcutis/fascia superficialis
costalis 1 • Fascia pectoralis /fascia profunda
• Tepi atas manubrium • Otot & tulang
• Fascia endothoracica
Apertura thoracica inferior • Pleura parietalis costalis
• dibatasi oleh:
• VT 12
• Pasangan costa 11 & 12
• Arcus costalis
• Sinkrondosis xiphosternalis
OTOT PERNAPASAN
INSPIRASI EKSPIRASI
Otot utama inspirasi: Otot utama ekspirasi:
• M. intercostalis externus • M. intercostalis internus 
•  membentuk huruf V, terdapat membentuk huruf A, terdapat
membrana intercostalis externus membrana intercostalis internus
• M. levator costae • M. transversus thoracis
• M. serratus posterior superior • M. serratus posterior inferior
• Mm. scaleni
• M. subcostalis
Otot bantu inspirasi:
Otot bantu ekspirasi:
• M. pectoralis major
• M. pectoralis minor • M. obliquus externus abdominis
• M. latissimus dorsi • M. obliquus internus abdominis
• M. serratus anterior • M. transversus abdominis
• M. rectus abdominis
INERVASI DAN VASKULARISASI
Inervasi
• Arteri Intercostalis Posterior
• SIC 1-2 cabang dari A. intercostalis suprema, cabang dari truncus costocervicalis, cabang dari A. subclavia
• SIC 3-11 cabang dari pars thoracica aortae

• Arteri Intercostalis Anterior
• SIC 1-6 cabang dari A. mammaria/thoracica interna
• SIC 7-9 cabang dari A. musculophrenica

• Vena Intercostalis Posterior Dextra
• SIC 1 bermuara ke V. brachiocephalica dextra  V. cava superior
• SIC 2-4 bermuara ke V. intercostalis superior dextra  V. azygos  V. cava superior
• SIC 5-11 bermuara ke V. azygos  V. cava superior

• Vena Vena Intercostalis Posterior Sinistra
• SIC 1 bermuara ke V. brachiocephalica sinistra  V. cava superior
• SIC 2-4 bermuara ke V. intercostalis superior sinistra  V. brachiocephalica sinistra  V. cava superior
• SIC 5-8 bermuara ke V. hemiazygos accesoria  V. azygos  V. cava superior
• SIC 9-11 bermuara ke V. hemiazygos  V. azygos  V. cava superior
Diafragma
MEDIASTINUM
Pericardiocentesis

Indikasi klinis: cardiac temponade


Dilakukan di
1. ICS 5 atau 6 LINEA STERNALIS
2. Inferior angulus sternalis dgn arah
superolateral/superoposterior
Needle Thoracostomy
Indikasi klinis: tension pneumothorax
Dilakukan di ICS 2
1. Linea midclavicula
2. Linea midaxila
Chest Tube
Indikasi klinis: Pneumothorax atau Efusi
pleura
Dilakukan di ICS 5-7 linea mid axila
Disambungkan dengan water seal
drainage
Thoracotomy
Thoracotomy anterior:
ICS 4-5
Thoracotomy posterior:
ICS 5-7
Thoracotomy axillary:
ICS 4-5
Median sternotomy:
linea mid sternalis
Barrel Chest Flail Chest
Fraktur Costae Fraktur Sternum
Block n.
Paralisis Diafragma intercostalis
ANATOMI DASAR JANTUNG
Dhanti
PERIKARDIUM
• Vaskularisasi perikardium :
• Utama dari a. Pericardiophrenicus dan a. Musculophrenica cabang dari
a. Thoracica interna
• perikardium serosa visceral (epikardium) diperdarahi oleh a.
Coronarius
• v. Pericardiophrenicus cabang dari v. Brachiocephalica
• Inervasi perikardium :
• n. Phrenicus (C3-C5) sebagai persyarafan sensoris  sensasi nyeri
menjalar ke kulit sesuai dermatom C3-C5
• Pericardium fibrosum dan lamina parietalis pericardium serosum
dipersarafi oleh nervus phrenicus.
• Lamina visceralis pericardium serosum dipersarafi oleh cabang-cabang
dari truncus sympathicus dan nervus vagus.
• Truncus sympaticus sebagai vasomotor
Sinus transversus pericardii 
Antara SVC dan atrium sinistra di posterior dengan truncus
pulmonalis dan aorta di anterior
• Permukaan jantung
• Anterior : facies sternocostalis terutama dibentuk ventrikel dextra
• Inferior : facies diafragmatica dibentuk oleh ventrikel dextra dan sinistra
• Lateral : facies pulmonalis dibentuk oleh atrium dextra dan sinistra
• Apex cordis
• dibentuk oleh bagian inferolateral ventrikel sinistra
• Setinggi 4 cm dibawah papila mamae sinistra / SIC 5
• Basis cordis
• Dibentuk oleh atrium dextra dan sinistra
• Setinggi vertebra T6-T9
• Superior  Biffucartio A. Pulmonalis
• Inferior  Sulcus Coronarius
• Dextra  sulcus terminalis
• Sinistra  vena obliqua atrii sinistra
KATUP JANTUNG
Sinus aortae dextra: ostium A. coronaria dextra
Sinus aortae sinistra: ostium A. coronaria sinistra
Sinus aortae posterior: -
KERANGKA JANTUNG
• Katup tertanam pada kerangka jantung yang tdd jaringan
ikat  membentuk cincin disebut Anuli fibrosi dextra dan
sinistra di sekitar katup atrioventrikularis (AV) dan cincin
fibrosa di sekitar katup semilunaris
• Diantara anuli fibrosi terdapat Trigonum fibrosum dextrum
 berkas His melintas dari atrium kanan ke septum
interventrikularis.
KERANGKA JANTUNG
ATRIUM DEXTRA
• Tdd bagian halus  sinus venae cavae, dan bagian kasar  Mm. Pectinati
• Kedua bagian dipisahkan oleh Crista terminalis  petunjuk lokasi nodus SA di ujung crista
terminalis.
• Di septum interatrial  Fossa ovalis (dari foramen ovale yg menutup)
• Ostium sinus coronarii (vaskularisasi vena jantung), mempunyai sebuah katup (valvula sinus
coronarii/ tabhecii) dan ostium vena cava inferior juga ada katup (valvula vena cava
inferior/eusthacii)
• Vena jantung yang lebih kecil langsung masuk atrium kanan mll foramina venarum
minimarum
• Kedua valvula dihubungkan dengan tendo  tendon TODARO
• Trigonum KOCH dibentuk oleh  tendon TODARO, ostium sinus coronarius dan katup
trikuspidalis.
• Trigonum KOCH  Lokasi nodus AV
VENTRIKEL DEXTRA
• Struktur halus terdiri atas infundibulum  conus arterious yang terletak
dekat katup semilunar pulmonal
• Struktur kasar dibentuk oleh otot papilaris
• Masing-masing cuspis (anterior, posterior, septalis) menempel melalui
Chordae tendinae pada 3 m. Papilaris
• Mulai dari septum interventricularis, serabut spesifik pada jalur sistem
konduksi jantung ke otot papilaris anterior hubungan ini disebut trabecula
septomarginalis
• Ostium truncus pulmonalis  ada katup semilunar pulmonal
• Septum interventriculare
• Pars membranacea septi
• Pars muscularis septi
ATRIUM SINISTRA
• Keempat vena pulmonalis masuk ke dinding atrium kiri yg
berdinding halus
• Di permukaan dalam auricula ada bagian muskular m.
Pectinati/ bagian kasar
• Ostium atrioventrikular sinistra  ada valvula mitralis
• Struktur fossa ovalis bila dilihat dari arah atrium sinistra 
depressio semilunar
VENTRIKEL SINISTRA
• Dinding lebih tebal daripada ventrikel dextra dan dinding dalam kasar
struktur trabeculae carnae
• Katup mitral  2 cuspis (anterior dan posterior) melekat pada chodae
tendinae lalu 2 otot m.papilaris
• Dibawah katup mitral  pars membranacea dari septum
interventriculare, namun mayoritas septum interventriculare tdd
serabut otot  pars muscularis
• Katup semilunar aorta  saat menutup akan mengalirkan darah ke
arteri coronaria
INERVASI JANTUNG
• Plexus cardiacus yang tersusun dari serabut saraf simpatis dan parasimpatis, terletak di
anterior bifucartio trachea.
• Badan sel serabut saraf simpatis post ganglionik berasal dari truncus symphaticus
ganglion cervicalis
• Stimulasi simpatis :
• Kronotropik (+)  heart rate meningkat
• Dromotropik (+)  kecepatan konduksi
• Batmotropik (+)  eksitabilitas
• Inotropik (+)  kontraktilitas
• Lusitropik (+)  relaksasi dipercepat
• Stimulasi parasimpatis  kebalikan dari parasimpatis
• Serabut saraf parasimpatis berasal dari serabut saraf praganglionik N. Vagus (CN. X)  di plexus
cardiacus serabut saraf bersinaps dengan neuron pascaganglionik
• Simpatis  dilatasi dari arteri coronaria.
• Parasimpatis  konstriksi arteri coronaria.
Cabang A. coronaria yang sering mengalami oklusi
(paling sering → paling jarang)

• Ramus interventricular (IV) anterior A. coronarius sinister (40-50%)


• A. coronarius dexter (30-40%)
• Ramus circumflexa A. coronarius sinister (15-20%)
• A. coronarius sinister
• Ramus interventricular posterior A. coronarius dexter
ANATOMI KLINIS JANTUNG
Aditya B
Alandra R
Penyakit Jantung
Bawaan
Review Anatomi 2016

ARV 2016
Asianotik

• Dengan pirau/shunt : ASD, VSD, PDA


• Tanpa pirau/shunt : stenosis
Penyakit pulmonal, stenosis aorta, koartasio
Jantung aorta

Bawaan Sianotik

• Tetralogy of Fallot, atresia pulmonal,


transposisi arteri besar

ARV 2016
Atrial Septal Defect
Manifestasi:
• Asianosis tapi bisa jadi sianosis
• Pembesaran atrium dextra,
dilatasi ventrikel dan dilatasi
truncus pulmonal (arteri
pulmonal)
• Murmur sistolik pada katup
pulmonalis (murmur kontinu)
• Fixed splitting S2
Lubang pada septum interatrial. Darah kaya O2 dari atrium
sinistra terpompa ke atrium dextra.
(Left-to right shunt)

ARV 2016
Ventricular Septal Defect
Lubang pada septum interventrikel.

Pada awalnya, darah dari ventrikel sinistra


terpompa ke ventrikel dextra (asianosis). (left-to-
right shunt)  hipertrofi ventrikel sinistra

Tetapi lama-kelamaan darah ke right ventrikel


naik dan terjadi hipertensi pulmonal, tekanan di
ventrikel dexter > tekanan ventrikel sinister.
Dibarengi juga dengan hiperthropi ventrikel
dexter. Sehingga lama-kelamaan akan terjadi
aliran right-to-left shunt, dan menimbulkan
sianosis. Sindromnya namanya SINDROM
EISENMENGER’S,
efek terparah ialah terjadinya gagal jantung
(heart failure).
ARV 2016
ARV 2016
Ventricular Septal
Defect
1. Conoventricular Ventricular Septal Defect
In general, this is a hole where portions of the
ventricular septum should meet just below the
pulmonary and aortic valves.
2. Perimembranous Ventricular Septal Defect
This is a hole in the upper section of the ventricular
septum.
3. Inlet Ventricular Septal Defect
This is a hole in the septum near to where the blood
enters the ventricles through the tricuspid and mitral
valves. This type of ventricular septal defect also might
be part of another heart defect called an
atrioventricular septal defect (AVSD).
4. Muscular Ventricular Septal Defect
This is a hole in the lower, muscular part of the
ventricular septum and is the most common type of
ventricular septal defect.

ARV 2016
Diseksi
Jantung
Normal

ARV 2016
Patent Ductus Arteriosus

ARV 2016
Patent Ductus Arteriosus
• Ductus ini menghubungkan truncus pulmonal dan arcus aorta. Sehingga kalau tidak
menutup, maka left-to-right, dan manifestasinya acyanosis.
• Ductus arteriosus biasanya menutup/obliterasi pada hari ke-2 atau 3 kelahiran →
ligamentum arteriosum
• Letak ductus arteriosus : di pangkal a. pulmonalis sinister, bagian bawah dari a. subclavius
sinsiter. Ramus sinister n. vagus terkait di bagian lateral dan inferiornya
• Gejala yang muncul sangat berkaitan dengan ukuran ductus arteriosus, semakin besar
ukurannya, semakin rendah resistensi ductus arteriosus tercipta hubungan yang bebas
antara aorta dan a. pulmonalis yang akan menyebabkan tekanan sistolik di kedua tempat
tsb sama. Apabila ini terjadi, ventrikel sinister akan mengalami hipertrofi, resistensi
vaskuler pulmonal meningkat, dan ventrikel dexter akan kesulitan memompa darah. Jika
resistensi pulmonal sama atau melebihi sistemik, akan terjadi right-to-left shunt, dengan
sianosis yang terjadi pada bagian ujung kaki dan tidak mengenai bagian tangan (berkaitan
dengan posisi ductus arteriosus)
• Murmur continuous

ARV 2016
Stenosis Pulmonal dan Stenosis Aorta
• Stenosis  penyempitan
• Dapat terjadi pada katup pulmonal atau katup Aorta, sehingga darah sulit
terpompa keluar dari ventrikel.  Suara murmur pada area katup yang terkena.
• Ventrikel kanan  katup Pulmonal
• Ventrikel kiri  katup Aorta
• Stenosis katup ini dapat terjadi akibat menyatunya beberapa bagian katup (valva)
aorta atau pulmonal yang normalnya 3, jadi 2; juga dapat terjadi akibat penebalan
valva; dan penyempitan jalur di atas/bawah kedua katup.
• Dampaknya adalah darah tertahan pada ventrikel terkait  menimbulkan gagal
jantung

ARV 2016
Stenosis Pulmonal dan Stenosis Aorta

Stenosis Pulmonal Stenosis Aorta


ARV 2016
Koartasio Aorta
• Terjadi penyempitan pada bagian distal arcus
aorta
• Dampak kelainan utamanya adalah hipertrofi
ventrikel sinister
• Daerah di atas coarctatio mengalami kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Daerah di bawah
coarctatio tekanan sistoliknya akan lebih
rendah dari tubuh bagian atas
• Manifestasi klinis yang timbul adalah denyut
nadi di ekstremitas atas terasa sangat kuat,
sementara denyut nadi di ekstremitas bawah
terasa lemah
• Perbedaan tekanan sistolik antara ekstremitas
atas dan bawah yang melebihi 10mmHg →
tanda penting dalam coarctatio aorta

ARV 2016
Tetralogy of Fallot

Kelainan kompleks yang


terjadi dengan 4 jenis
kelainan.
• Stenosis pulmonal
• hiperthropi ventrikel
dexter
• overriding aorta
• ventricular septal defect.

ARV 2016
Atresia
Pulmonal
Katup Pulmonal
tertutup/absen, menyebabkan
darah dari ventrikel dextra
tidak bisa menuju paru.

ARV 2016
Transposisi Arteri
Besar
• Aorta dan Arteri Pulmonal
berada pada ventrikel yang
salah (tertukar).

ARV 2016
Penyakit Jantung
Lain

ARV 2016
Patent Foramen
Ovale

• Tidak tertutupnya foramen


ovale ketika sudah lahir.
• Memungkinkan darah dari
atrium dextra  atrium
sinistra.
• Thrombus yang terbentuk
pada sirkulasi sistemik
(seharusnya di filtrasi di
kapiler paru) dapat masuk
ke atrium sinistra dan
diedarkan ke sistemik 
(stroke, dsb).
• Terapi  antikoagulan
(aspirin, warfarin)

ARV 2016
Aneurisma Aorta

• Pelebaran pada dinding


Aorta akibat
melemahnya dindin
aorta.
• Dapat pecah  fatal
• Sering terjadi pada
sindroma Marfan

ARV 2016
Pericarditis
• Inflamasi pada bagian
pericardium nantinya akan
menyebabkan pericardium
serosa menjadi kasar, Inflamasi
 chest pain.
• Karena struktur kasar, seolah-
olah menimbulkan gesekan,
sehingga muncul suara berdecit
dalam cavitas pericardii, pada
saat melakukan auscultasi di
linea sternalis sinister.
• Munculnya fenomena bunyi ini
disebut PERICARDIAL FRICTION
RUB. ARV 2016
Tamponade Jantung
Akumulasi cairan asing yang banyak,
nantinya akan menambah volume
cairan di cavitas pericardium.
Akibatnya jantung akan terkompresi
dan susah untuk mengembang selama
ejeksi dan relaksasi, sehingga
manifestasinya Cardiac output akan
turun. Kondisi ini kita sebut CARDIAC
TEMPONADE.
Tanda: Beck’s triad (hipotensi, JVP
meningkat, suara jantung lemah) +
pulsus paradoksus
Treatment  PERICARDIOCENTESIS
ARV 2016
Coronary Artery Bypass
Grafting (CABG)

Pilihan vasanya adalah :


1. A. thoracica interna (prognosisnya paling
baik)
2. V. saphena magna
3. A. radialis
4. A. gastroepiploica
5. A. epigastrica inferior
• Note : 3-5 biasa digunakan sebagai alternatif jika 1
dan 2 tidak memungkinkan untuk digunakan

ARV 2016
DEXTROCARDIA
Kartagener syndrome
• Katagener syndrome adalah trias tipe dengan adanya bronkiektasis, sinusitis,
situs inversus.
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan rontgen toraks, elektrokardiogram (EKG), USG abdomen dan
echocardiografi.

Pada foto radiografi toraks didapatkan gambaran dekstrokardia dengan udara


gaster di sebelah kanan.

Pemeriksaan EKG mendapatkan hasil berupa aksis jantung ke kanan dan aksis
atrium ke kanan (gelombang P terbalik di I dan positif di aVR)
1. Stenosis Mitral

• Patofisiologi :
Abnormalitas katup, fibrosis, kalsifikasi Mitral →
Penyempitan katup mitral → obstruksi aliran darah
dari atrium kiri ke ventrikel kiri → volume & tekanan
atrium kiri meningkat → dilatasi atrium.
• Penyebab : reumatic fever
• Manifestasi klinis : dispnea pd saat exercise, fatigue,
orthopnea, palpitasi, edema perifer, kelemahan tubuh.
Temuan yang dijumpai pada stenosis mitral:
• Auskultasi : bising diastolic berfrekuensi rendah dan bunyi jantung pertama
(sewaktu katup AV menutup) mengeras, dan timbul suara saat pembukaan daun
katup (opening snap) akibat hilangnya kelenturan daun katup.
• Ekokardiografi : menilai keparahan stenosis mitral. EKG biasanya memberikan
perhitungan daerah katup yang akurat.
• EKG : pembesaran atrium kiri (gelombang P melebar dan bertakik, paling jelas
pada sadapan II, dikenal sebagai P mitral), bila iramanya sinus normal; hipertrofi
ventrikel kanan;fibrilasi atrium lazim terjadi tetapi tidak spesifik untun stenosis
mitral.
• Radiografi dada : pembesaran atrium kiri dan ventrikel kanan; kongesti vena
pulmonalis; edema paru interstisial; redistribusi pembuluh darah paru ke lobus
bagian atas; kalsifikasi katup mitral.
2. INSUFISIENSI MITRAL
• Patofisiologi :
IM → aliran darah dr ventrikel kiri kembali lagi ke atrium kiri selama sistole→ atrium kiri membesar
→ ventrikel kiri berdilatasi
• Penyebab : Kardiomiopati hipertropi, gagal ventrikel kiri, prolap katup mitral, reumatic fever.
• Manifestasi klinik : angina, dispnea, fatigue, orthopnea, edema perifer.
Temuan yang dijumpai pada regurgitasi
mitral
• Auskultasi : bising sepanjang fase sistol (bising holosistolik atau pansistolik)
• Ekokardiografi : memastikan pembesaran ruang jantung, pemeriksaan aliran darah
dengan warna pada katup mitral memberikan pola gangguan aliran darah akibat
regurgitasi pada katup mitral.
• EKG : pembesaran atrium kiri (P mitral) bila iramanya sinus normal; fibrilasi atrium;
hipertrofi ventrikel kiri.
• Radiografi dada : pembesaran atrium kiri; pembesaran ventrikel kiri; kongesti
pembuluh darah paru-paru dalam berbagai derajat.
• Temuan hemodinamik : peningkatan tekanan atrium kiri
3. Stenosis Aorta
• Stenosis aorta menghalangi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta (waktu sistolik
ventrikel)beban tekanan ventrikel kiri meningkatventrikel kiri menjadi hipertrofi

• Trias gejala khas


(1) angina,
(2) sinkop,
(3) kegagalan ventrikel kiri.
Tanda-tanda yang menonjol pada stenosis aorta berat
• Auskultasi : bising ejeksi sistolik; pemisahan bunyi jantung kedua yang
paradoksal.
• Ekokardiografi : alat pilihan untuk menilai mobilitas daun katup, ketebalan
katup, kalsifikasi pada katup, penyatuan subvalvular, perkiraan daerah katup,
dan tampilan komisura.
• EKG : hipertrofi ventrikel kiri; cacat hantaran.
• Radiografi dada : dilatsi pasca stenosis pada aorta asendens (akibat trauma
local ejeksi darah bertekanan tinggi yang mengenai dinding aorta); kalsifikasi
katup (paling baik diamati dari lateral atau oblik).
• Temuan hemodinamik :perbedaan tekanan aorta yang bermakna (50 sampai
100 mmHg); peningkatan tekanan diastolic akhir ventrikel kiri
4. Regurgitasi Aorta
• Patofisiologi :
Penutupan katup aorta tdk sempurna → aliran darah kembali ke ventrikel kiri selama diastol →
overload cairan di ventrikel kiri → overload cairan di atrium kiri → edema pulmonal.
• Penyebab : endokarditis, hipertensi, idiopatik, reumatic fever
• Manifestasi klinik : angina, batuk, dispnea, fatigue, palpitasi, kongesti vena pulmonal, nadi cepat &
lemah.
Tanda-tanda regurgitasi aorta kronis
• Auskultasi : bising diastolic, bising Austin Flint yang khas atau bising diastolic
yang kasar; systolic ejection click disebabkan oleh peningkatan volume ejeksi.
• EKG : hipertrofi ventrikel kiri
• Radiografi dada : pembesaran ventrikel kiri; dilatasi aorta proksimal
• Temuan hemodinamik : pengisian dan pengosongan denyut arteri yang cepat;
tekanan nadi melebar disertai peningkatan tekanan sistemik dan penurunan
tekanan diastolic
• Kateterisasi jantung : ventrikel kiri tampak opak selama penyuntikan bahan
kontras ke dalam pangkal aorta.
5. Penyakit katup trikuspidalis

• menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan selama diastolic
• meningkatkan beban kerja atrium kanan
• memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar
• Kemampuan kompensasi atrium kanan terbatas  atrium akan mengalami
dilatasi dengan cepat
Tanda-tanda berikut ini berkaitan dengan
stenosis trikuspidalis:
• Auskultasi : bising diastolic
• EKG : pembesaran atrium kanan (gelombang P yang runcing dan tinggi, dikenal
sebagai P pulmonal)
• Radiografi dada : pembesaran atrium kanan
• Temua hemodinamik : perbedaan tekanan pada kedua sisi katup trikuspidalis
dan peningkatan tekanan atrium kanan dan tekanan vena sentralis
Regurgitasi trikuspidalis berkaitan dengan
gagal jantung kanan
• Auskultasi : bising sepanjang sistol
• EKG : pembesaran atrium kanan (gelombang P tinggi dan sempit dikenal
sebagai P pulmonal) bila irama sinus normal; fibrilasi atrium; hipertrofi ventrikal
kanan
• Radiografi dada : pembesaran ventrikel dan atrium kanan
• Temuan hemodinamik : peningkatan tekanan atrium kanan dengan gelombang
v yang nyata.
6. Penyakit katup pulmonalis
• Etilogi : congenital
• Stenosis katup pulmonalis meningkatkan beban kerja ventrikel kanan  menyebabkan
hipertrofi ventrikel kanan.
• Gejala-gejala baru timbul bila terjadi kegagalan ventrikel kanan yang menimbulkan
pelebaran vena sistemik dan segala sekuele klinisnya.
• Insufisiensi pulmonalis fungsional dapat terjadi sebagai sekuele disfungsi katup
sebelah kiri dengan hipertrofi pulmonalis kronis dan dilatasi orifisium katup
pulmonalis.
Angioplasti Coroner/PCI
Cardiac reffered pain
• Oklusi A. coronaria → suplai
oksigen menurun pada
miokard → kompensasi
glikolitik cepat anaerob
menghasilkan asam laktat
→ reseptor visceral otot
jantung tersensitisasi oleh
penurunan pH → visceral
afferen menerjemahkannya
sebagai rangsang nyeri
• medulla spinalis cervical
inferior C8 dan T1-T5.
Saraf dari jantung
nyerinya dibawa oleh
simpatis, nanti dia akan
overlapping dengan n.
Cutaneous medial
Cor Bovinum
akibat infeksi sifilis
PACEMAKER JANTUNG ARTIFISIAL
PERICARDIOCENTESIS
• Kondisi cardiac temponade merupakan kondisi yang emergency, sehingga
membutuhkan penolongan yang segera. Pertolongannya dengan mengeluarkan
cairan atau udara dari cavitas pericardium agar tekanan didalamnya berkurang
dan jantung tidak terkompresi. Teknik ini kita sebut dengan
PERICARDIOCENTESIS.
• Pericardiocentesis dilakukan untuk mengambil cairan dengan memasukkan
jarum ke SIC 5/6 sinister dekat sternum dengan tujuan cavitas pericardii. Cara
kedua di angulus infrasternal, dengan jarum diarahkan superolateral. Pada cara
ini harus hati-hati, ingat ada a.thoracica interna yang berjalan di sana.
ANATOMI DASAR SISTEM RESPIRASI
Arsyka
Rendy
Cavitas Nasal
Sinus
Paranasal
Sal. Napas Atas (Pharynx)
Laryng
TRAKEA • Terletak setinggi V. Cervicalis 6 – V. Thoracalis 4/5 (angulus strenalis)
• Dimulai dari bawah cartilago cricodea – carina
• Cartilago hialin dan M. Trachealis. Penyatuan cartilago oleh Lig. Anulare
• Membrana mukosa trachea: epitel silindris bertingkat semu bersilia,
banyak sel goblet dan glandula mukosa tubular
• Pars cervicalis dan pars thoracalis

Dewasa Bayi
 Vaskularisasi:
 2/3 sup: A. Thyroidea inf
 1/3 inf: A. Bronchialis
Panjang trakea: Panjang trakea:  Persarafan: N. Vagus dan N.
11-25 cm 4-5 cm Laryngeus recurrens

Diameter: 2,5 Diameter: 3mm


cm
Batas-batas Trachea
• Batas trachea dalam leher (pars cervicalis)
Anterior Posterior Lateral

Kulit, facsia, isthmus, N. Laryngeus recurrens dex et sin, Lobus glandula thyroidea, sarung
gland.thyroidea, V. thyrodea inf, esofagus carotis
arcus jugularis, A. Thyroidea ima, V.
brachiocephalica sinistra

• Batas trachea dalam mediastinum sup (pars thoracalis)


Anterior Posterior Dekstra Sinistra

Sternum, timus, V. Esofagus, N. Laryngeus Vena azygos, N. Vagus dex Arcus aorta, A. Carrotis
brachiocepahlica sin, A. dex et sin et sin com sin, A. Subclavia sin,
brachiocephalica, arcus N. Vagus sin, N. Phrenicus
aorta sin dan pleura
Bronkus
• Alur respi: bifurcatio trachea —> broncus principalis dex et sin—> broncus lobaris
dex(3) et sin(2)—> broncus segmentalis dex(10) et sin(9)—> bronciolus terminalis—>
broncioulus respiratorii—> ductus dan sacculus alveolus—> alveolus
• Broncus lobaris sup, med, inf ; broncus lobaris sup, inf.

Broncus principalis dekstra Broncus principalis sinsitra

Lebih lebar, lebih pendek, lebih vertikal Lebih sempit, lebih panjang, lebih horizontal

Panjang 2,5cm Panjang 5cm

Vena azygos melengkung diatas pinggir Bercabang lobaris sup et inf


superiornya
Bercabang menjadi: broncus lobaris sup, med, inf
Bronkiolus tidak memiliki kartilago dan
kelenjar pada dindingnya, diameter uk.
<1mm
Pulmo
A. Pleura
• Merupakan kantong serosa yang mengelilingi dan
melindungi paru
• Pleura terdiri dari 2 lapisan:
i. Lapisan parietalis: meliputi dinding thoraks,
diafragma, lateral mediastinum
ii. Lapisan visceral: meliputi paru, meluas ke dalam
fisura interlobaris
• Cavitas pleura: mengandung sedikit cairan jaringan.
Cairan pleura membasahi permukaan pleura
• Recessus costodiafragmaticus: daerah yang paling
rendah dari cavitas pleura
• Persarafan pleura:
i. Pleura parietalis: N. Intercostalis (pleura costalis)
dan N. Phrenicus (pleura mediastinalis dan
diafragmatica)
ii. Pleura visceralis: plexus pulmonalis
B. Pulmo

Pulmo Dekstra
• lebih besar
• 2 fisura: oblique dan
horizontalis
• 3 lobus: sup, med dan inf
• Lobus media paling sempit
dan kecil

Pulmo sinistra
• Terdapat incisura cardiaca
• 1 fisura: fisura obliqua
• 2 lobus: sup et inf
Pertengahan facies mediastinalis:
Hilus Pulmonalis, isi:
i. Broncus principalis
ii. A. Pulmonalis
iii. V. Pulmonalis
iv. Nodus limfoideus
tracheobrachialis
Pembuluh darah paru
• Bronkus, jar.ikat paru,
pleura visceralis—> A.
Bronchialis
• V. Bronchialis
mengalirkan darahnya ke
V. Azygos dan V.
Hemiazygos

Persarafan Paru
• Berasal dari Plexus
pulmonalis (cabang
truncus sympaticus dan
serabut parasimpatis
N.vagus
 Serabut simpatis:
vasokonstriksi dan
bronkodilatasi
 Serabut parasimpatis:
vasodilatasi dan
bronkokonstriksi
Segmenta
Bronchopulmoner
ANATOMI KLINIS RESPIRASI
Rendy
Rizky Aprilia
Aspirasi Benda Asing (Manuver Heimlich)
• Benda asing, dapat teraspirasi secara tidak
sengaja melalui aditus larynges ke dalam
vestibulum laryngis
• Benda terperangkap di atas plica
vestibularis
• Otot laryngeal akan mengalamis spasme
dan Menegangkan plica vocalis sehingga
rima glotiditis menutup dan tidak ada
udara masuk trakea
Pada kasus aspirasi benda asing yang ekstrem, diindikasikan untuk
dilakukan cricothyroidotomy
Trakeostomi
Suatu lubang dibuat pada trakea di antara cincin I dan II
Perhatikan hub. Anatomis dengan bagian berikut:
• V. thyroidea inferior yg berasal dari plexus venosus pada glandula tiroid dan
turun di anterior trakea
• A. thyroidea ima kecil terdapat pada sekitar 10% orang. Arteri ini naik dari
truncus brachiocephalicus atau arcus aorta ke isthmus glandula tiroid
• V. brachiocephalica sinistra, arcus jugularis, dan pleura, terutama pada bayi dan
anak-anak
• Thymus menutupi pars inferior pada trakea bayi dan anak-anak
• Trakea berukuran kecil, dapat bergerak, dan bertekstur lunak pada bayi dapat
membuatnya mudah dipotong dan melalui dinding posteriornya ke esophagus
Salah satu pemeriksaan penunjang: Bronkoskopi
Bronkiektasis
• Pelebaran bronkus yang disebabkan oleh kelemahan dinding bronkus yang sifatnya
permanen. Diagnosis ditegakkan dengan bantuan bronkografi, tetapi sekarang sudah
mulai digantikan oleh HRCT.
• Etiologi: kongenital ataupun didapat, adanya kerusakan jaringan.
• Kasus kongenital sering berkaitan dengan adanya dekstrokardia dan sinusitis. Jika
ketiga keadaan ini hadir bersamaan, disebut Sindrom kartagener. Jika disertai pula
dengan dilatasi trakea dan bronkus utama, maka disebut trakeobronkomegali.
Berdasarkan lokasi, dapat dibagi menjadi localized & generalized
• Tatalaksana: mengupayakan pengeluaran dan mengurangi sekresi dahak dengan cara
drainase postural. Pada kasus yang berat, mungkin pembedahan paru diperlukan,
yaitu berupa reseksi bagian yg rusak atau transplantasi paru pada pasien yang
berumur dibawah 60 thn dengan FEV1 < 30% dari predicted.
Bronkitis
peradangan pada saluran bronkus

 Bronchitis akut ditandai dengan batuk berdahak


kekuningan dan demam, seperti pada radang
tenggorokan atau influenza biasadisebabkan oleh
virus, Pneumococcus, Streptococcus beta-
hemolitik, dan Haemophilus influenzae. Factor
etiologi utama adalah merokok dan polusi udara
yang biasa terdapat pada daerah industri
 Bronchitis kronis ditandai dengan batuk lama dan
berdahak banyak. Batuk terutama terjadi pada
waktu tidur atau pagi hari hipertropi kelenjar
mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel
goblet dengan infiltrasi pada sel-sel radang dan
edema mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang
meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk
produktif..
Bronkiolitis
 Bronkiolitis adalah infeksi saluran nafas bawah
yang disebabkan virus. Merupakan kondisi berat
pada bayi. Terjadi endemic setiap tahun dan
ditandai dengan obstruksi saluran nafas
 Sering pada usia 2-24 bulan, dengan puncaknya
pada usia 2-8 bulan. Banyak terjadi pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI dan pada lingkungan yang
padat penduduk.
 Penyebabnya adalah RSV (Respiratory Syncytial
Virus)
 Gejala: Batuk, wheezing, sesak nafas, takipneu,
sianosis, retraksi intercostal, nafas cuping hidung
TRAKEOESOFAGEAL FISTULA (TEF)

A. Isolated esophageal tanpa TEF


B. Eshopageal atresia dengan TEF proksimal
C. Esophageal atresia dengan TEF distal
D. Esophageal atresia dengan TEF distal dan proksimal.
E. Isolated TEF
Berdasarkan aliran udara:
PNEUMOTHORAX Simple udara bisa keluar masuk
Tension udara terperangkap
Berdasarkan hubungan dengan dunia luar:
Open hubungan dgn dunia luar, karena trauma
tajam
Closed tak ada hubungan dengan dunia luar,
trauma tumpul yang merobek pleura viscera

 Kondisi kegawatan:
Tension pneumothorax merupakan kondisi di
mana udara yang terkumpul pada rongga
pleura tidak dapat keluar, tetapi udara dari
dinding dada dan paru-paru terus masuk ke
rongga tersebut, sehingga akan menekan
bukan hanya paru-paru, melainkan juga
jantung dan organ lainnya. Gejala berupa
hipotensi, hipoksia, nyeri dada, dan dispneu
Hydrothorax

EFUSI PLEURA
Penumpukan cairan pada cavitas pleura

Hemothorax Empiema
Atelektasis
Kondisi klinis dimana paru
mengalami kolaps akibat
adanya obstruksi yang kronis.
Bronkus yang mengalami
obstruksi akan menyebabkan
udara pada bagian distalnya
terperangkap dan lama-
kelamaan akan habis karena
terserap dan alveolus akan
kolaps.
SEKIAN...
• BELAJAR LAGI DARI ABK/SOBOTTA DAN LIHAT GAMBAR DI YOKOCHI
YAAAAA
• SEMANGAT UP NYA TR16EMINUS, SEMOGA BONAM AAMIIN !!!

Você também pode gostar