Você está na página 1de 82

SISTEM PERSAMAAN LINEAR Dr.

Abdul Wahid Surhim


BAB 1
POKOK BAHASAN
1.1 Pengantar Sistem Persamaan Linear (SPL)
1.2 Eliminasi GAUSS-JORDAN
1.3 Matriks dan operasi matriks
1.4 Aritmatika Matriks, Matriks Balikan
1.5 Matriks Elementer
1.6 Cara Mencari Matriks Balikan
1.7 Jenis‐jenis matriks

Rujukan: Anton, H. and Rores, C. (2005). Elementary Linear Algebra, Ninth


Edition. John Wiley & Sons, Inc.
PENGANTAR
• Informasi sains dan matematika sering ditampilkan dalam bentuk baris dan kolom
yang disebut dengan MATRIKS
• Matriks sering berupa TABEL data-data numerik yang
• muncul dari observasi fisik
• terjadi pada berbagai konteks matematika

• Contoh: Menyelesaikan persamaan berikut


5x + y = 3
2x – y = 4
Semua informasi tentang solusinya diterjemahkan dalam matriks
5 1 3
2 −1 4
Solusi diperoleh dengan melakukan OPERASI MATRIKS YANG TEPAT
CONTOH SPL
SOLUSI Bagaimana dengan SPL ini?
1. DUA PEUBAH 𝑥 + 2𝑦 = 5
𝑥 + 2𝑦 = 5 3𝑥 + 6𝑦 = 15
3𝑥 + 2𝑦 = 7 x = 1, y = 2

2. TIGA PEUBAH
𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 8
3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 10 x = 1, y = 2, z = 3
2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 12

3. EMPAT PEUBAH
𝑤 + 𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 9
𝑤 + 3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 11
w = 1, x = 1, y = 2, z = 3
𝑤 + 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 13
2𝑤 + 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 14
SOLUSI: ELIMINASI DAN SUBSTITUSI
𝑥 + 2𝑦 = 5 |3|: 3𝑥 + 6𝑦 = 15
3𝑥 + 2𝑦 = 7 |1|: 3𝑥 + 2𝑦 = 7

4𝑦 = 8 → 𝑦 = 2  𝑥 = 1

𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 8 |3|: 3𝑥 + 6𝑦 + 3𝑧 = 24
4𝑦 + 2𝑧 = 14 |1|: 4𝑦 + 2𝑧 = 14
3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 10 |1|: 3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 10
6𝑧 = 18  𝑧 = 3
3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 10 |2|: 6𝑥 + 4𝑦 + 2𝑧 = 20
2𝑦 + 4𝑧 = 16 |2|: 4𝑦 + 8𝑧 = 32
2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 12|3|: 6𝑥 + 6𝑦 + 6𝑧 = 36

𝑦=2
𝑥=1
SOLUSI: ELIMINASI DAN SUBSTITUSI
𝑤 + 𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 9 2𝑥 + 2𝑦 = 2 𝒙=𝟏
𝑤 + 3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 11

𝑤 + 𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 9
𝑥+𝑧 =4 𝒛=𝟑
𝑤 + 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 13
𝑥+𝑧 =4
𝑤 + 𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 9 𝒚=𝟐
𝑥+𝑦+𝑧 =6
2𝑤 + 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 14 |1/2|: 𝑤 + 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 7
APLIKASI SPL DI TEKNIK ELEKTO DAN SIPIL
Berikut buku dan makalah terkait aplikasi SPL di Teknik Sipil dan
Elektro:
1. Lystyarini, Wuri. 2012. Matriks Konverter untuk Aplikasi Pembangkit
Listrik Tenaga Angin. Skripsi. Departemen Teknik Elektro FTUI
2. Purba, H. O. 2015. Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik.
Makalah IF2123 Aljabar Geometri. Informatika ITB
3. Wang, Chu Kia. 1985. PENGANTAR ANALISIS STRUKTUR DENGAN
CARA MATRIKS. Penerbit Erlangga
1.1 PENGANTAR SISTEM PERSAMAAN
LINEAR (SPL)
LINEAR NON LINEAR
• SEMUA VARIABEL dalam persamaan • ADA VARIABEL dalam persamaan
memiliki PANGKAT = 1 memiliki PANGKAT ≠ 1
x + 2y = 6 x + 2y0.5 = 6
y = ½ x + 3z y = ½ x + 3zx
• Jika digambarkan dalam suatu bidang • Jika digambarkan dalam suatu bidang
bentuknya GARIS LURUS bentuknya BUKAN GARIS LURUS
x + 2y = 6 x + 2y0.5 = 6
4 10

3 8
6
2
4
1
2
0
0 2 4 6 8 0
-1 0 2 4 6 8
SISTEM LINEAR
• Kumpulan persamaan linear dengan variabel x1,
x2, … xn disebut SISTEM PERSAMAAN LINEAR
atau SISTEM LINEAR
• Urutan angka s1, s2, … sn disebut SOLUSI dari
sistem linear tersebut jika x1 = s1, x2 = s2, … xn =
sn adalah solusi untuk setiap persamaan dalam
sistem tersebut
CONTOH 1

Solusinya adalah
x1 = 1, x2 = 2, x3 = -1
karena cocok untuk dua persamaan di atas
Bukan
x1 = 1, x2 = 8, x3 = 1
karena HANYA cocok untuk persamaan pertama saja
KONSISTEN DAN INKONSISTEN
• KONSISTEN: jika ada paling tidak satu solusi dalam sistem
• INKONSISTEN: sistem yang tidak memiliki solusi, karena persamaan linear
yang ada dalam sistem sebenarnya ekuivalen
• Contoh

• Persamaan kedua adalah 2 kali persamaan persamaan dengan hasil yang


berbeda
• Jadi, sebenarnya persamaannya adalah

INKONSISTEN, tidak ada solusinya


3 KEMUNGKIN SPL
AUGMENTED MATRICES
SPL AUGMENTED MATRIX (matrix dari
koefisien SPL, a, beserta hasilnya, b)
METODE DASAR SOLUSI SPL
TAHAPAN SOLUSI dari SPL adalah
1. Perkalian BARIS dengan konstanta yang bukan nol
2. Pertukaran dua baris
3. Penambahan perkalian satu baris ke baris lainnya
TUJUANNYA: merubah matriks awal ke matriks solusi
Eliminasi y baris 3: baris 2 kali -3 tambahkan ke baris 3

Eliminasi x baris 2: baris 1 kali -2 tambahkan


ke baris 2
Koefisien z baris 3 dibuat = 1: kalikan dengan -2

Eliminasi x baris 3: baris 1 kali -3 tambahkan


ke baris 3 Eliminasi y baris 1: baris 2 kali -1 tambahkan ke baris 1

Koefisien y baris 2 dibuat = 1: kalikan 1/2


Eliminasi z baris 1 dan 2: baris 3 kali -11/2 tambahkan
ke baris 1 dan baris 3 kali 7/2 tambahkan ke baris 2
1.2 ELIMINASI GAUSS-JORDAN
Matrik solusi pada SPL:
disebut BENTUK ESELON-BARIS TERREDUKSI (reduced row-echelon form)
Untuk membentuk matrik seperti itu, sebuah matrik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Jika sebuah baris tidak berisi nol seluruhnya, maka angka bukan nol pertama di baris tersebut
adalah 1. Ini disebut LEADING 1
2. Jika ada sembarang baris yang berisi nol seluruhnya, maka dikelompokkan bersama pada bagian
bawah matrik
3. Jika ada dua baris berurutan yang tidak berisi nol seluruhnya, maka leading 1 baris lebih rendah
terletak di sebelah kanan leading 1 baris atasnya
4. Setiap kolom yang berisi leading 1 memiliki nol di baris lain di kolom tersebut
• Setiap matrik yang memiliki TIGA SIFAT PERTAMA disebut BENTUK ESELON-BARIS
• Karena itu, matrik BEBT pasti BEB, tapi tidak sebaliknya:
• BEBT berisi NOL di bawah dan di atas leading 1
• BEB berisi NOL di bawah leading 1, tapi bukan nol di atasnya
CONTOH 2 BEBT DAN BEB
Matrik BEBT

Matrik BEB
CONTOH 3 SOLUSI 4 SPL
Augmented matrices berikut dicari solusinya menggunakan operasi baris sehingga
menjadi matrik BEBT
SOLUSI

0x1 + 0x2 + 0x3 = 1 TIDAK ADA SOLUSI


SOLUSI
3 persamaan dengan 4 anu

• Karena x1, x2, dan x3 adalah leading 1, maka disebut LEADING VARIABLE atau PIVOT
• Non-leading variable (x4) disebut dengan FREE VARIABLE (variabel bebas)
• Ubah ke bentuk pivot sebagai fungsi variabel bebas (x4):

• x4 dapat ditandai dengan sembarang nilai, sebut saja t, maka solusinya:


SOLUSI
3 persamaan dengan 5 anu

• Ubah ke bentuk pivot sebagai fungsi variabel bebas (x4):

• x2 dan x5 dapat ditandai dengan sembarang nilai, sebut saja s dan t, maka solusinya:
METODE ELIMINASI
 Metode eliminasi GAUSS adalah 5 TAHAPAN,
hasilnya BEB
 JORDAN menambahkan tahapan ke-6, hasilnya
BEBT
 Jadi, Metode Eliminasi Gauss-Jordan menjadi 6
tahapan
ILUSTRASI
TAHAP 1. Tempatkan kolom paling kiri yang tidak berisi nol seluruhnya

TAHAP 2. Tukarkan baris atas dengan baris lainnya, jika diperlukan, untuk
membawa elemen bukan nol ke atas kolom yang ditemukan pada Tahap 1
TAHAP 3. Jika elemen pada baris atas adalah a, maka kalikan
dengan 1/a untuk mendapatkan leading 1

TAHAP 4. Tambahkan perkalian yang tepat pada baris atas ke


baris di bawahnya agar elemen-lemen di bawah leading 1 sama
dengan nol
TAHAP 5. TUTUP baris atas dan lakukan Tahap 1 untuk submatrik sisanya sehingga
menadapatkan BEB
TAHAP 6. Memulai dengan baris bukan nol yang terakhir, lakukan perkalian yang
sesuai tiap baris ke baris di atasnya sehingga semua elemen di atas leading 1
bernilai nol
CONTOH 4
Selesaikan SPL berikut dengan Eliminasi Gauss-Jordan

SOLUSI: Augmented matrix-nya adalah


-2B1+B2

-2B1+B4
-1B2 -5B2+B3

B4/6

B3↔B4
-3B3+B2 2B2+B1
SUBSTITUSI-BALIK (BACK-SUBSTITUTION)
• Hasil Eliminasi Gauss bisa tidak dilanjutkan ke Eliminasi Jordan, tetapi dilanjutkan
dengan SUBSTITUSI BALIK

CATATAN: Sembarang nilai dari variabel bebas r, s, dan t disebut paramater


PR: SELESAIKAN SPL BERIKUT DENGAN CARA
BIASA DAN ELIMINASI GAUSS-JORDAN
1. DUA PEUBAH
3𝑥 + 2𝑦 = 8
2𝑥 + 5𝑦 = 9

2. TIGA PEUBAH
4𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 13
3𝑥 + 5𝑦 + 2𝑧 = 19
𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 16

3. EMPAT PEUBAH
3𝑤 + 3𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 25
2𝑤 + 3𝑥 + 4𝑦 + 5𝑧 = 36
𝑤 + 𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 11
2𝑤 + 2𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 = 21
SISTEM LINEAR HOMOGEN
• SPL disebut HOMOGEN jika semua konstantanya (hasil persamaannya) adalah
NOL

• Setiap SPL Homogen adalah konsisten, karena sistem tersebut memiliki x1 = 0, x2 =


0, …, xn = 0 sebagai sebuah solusi
• Solusi ini disebut SOLUSI TRIVIAL; jika ada solusi lain, maka disebut SOLUSI
NONTRIVIAL
DUA KEMUNGKINAN SOLUSI
Karena SPL Homogen selalu memiliki solusi trivial, maka hanya ada dua kemungkinan
solusinya
1. Sistem tersebut hanya memiliki solusi trivial
2. Sistem tersebut memiliki tak terbatas solusi tambahan di samping solusi trivialnya
Contoh:
CONTOH

Solusi trivial didapat jika s = 0 dan t = 0


DUA CATATAN PENTING
1. Tidak satupun dari tiga operasi baris elementer mengubah
kolom akhir dari nol di matriks yang diperbesar, sehingga sistem
persamaan sesuai dengan bentuk eselon baris tereduksi dari
matriks yang diperbesar juga harus menjadi sistem homogen
[lihat sistem 2].
2. Tergantung pada apakah bentuk eselon baris tereduksi dari
matriks yang diperbesar mempunyai nol baris, jumlah
persamaan dalam sistem berkurang sama atau kurang dari
jumlah persamaan dalam sistem yang asli [membandingkan
sistem 1 dan 2] .
DUA CATATAN PENTING
Jadi, jika sistem homogen diberikan memiliki persamaan m pada n anu dengan m<n,
dan jika ada r non nol baris dalam bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang
diperbesar, kita akan memiliki r<n. Oleh karena itu sistem persamaan sesuai dengan
bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang diperbesar akan memiliki bentuk

Sehingga solusinya
TEOREM 1.2.1
Sebuah sistem homogen dari persamaan linear
dengan anu lebih banyak dari persamaannya
akan memiliki tak terhingga banyaknya solusi.
1.3 MATRIKS DAN OPERASI MATRIKS
Matriks adalah susunan persegi panjang dari bilangan. Bilangan-bilangan dalam
matriks disebut dengan ENTRI (ELEMEN)
Notasi matriks dengan huruf capital, sedang entrinya dengan huruf kecil

 a11 a12  a1n  Baris pertama


  𝑎𝑖𝑗 atau 𝑎𝑖𝑗
 a21  a2 n  𝑚𝑥𝑛
a22
A
     Entri matriksnya dapat
  dinyatakan
a  amn  Unsur / entri /elemen
 m1 am 2
ke-mn 𝐴 𝑖𝑗 = 𝑎𝑖𝑗

(baris m kolom n)

Kolom kedua
MATRIKS BUJUR SANGKAR (PERSEGI)

Matriks yang jumlah baris dan jumlah kolomnya adalah sama


(n x n)
Contoh :

 2 1 0
 
B  1 2 1 Unsur diagonal
 0 1 2
 
OPERASI PADA MATRIKS
1. Persamaan 7. Produk Matriks sebagai Kombinasi
Linear
2. Penjumlahan dan
8. Bentuk Matriks dari SPL
Pengurangan
9. Matriks Mendefinisikan Fungsi
3. Perkalian Skalar
10. Transpose Matriks
4. Mengalikan Matriks
11. Menemukan (Tracing) Sebuah
5. Menentukan Apakah Sebuah Matriks
Produk Terdefinisi
6. Matriks yang Dipartisi
PERSAMAAN, PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
PERSAMAAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

Jika x = 5, maka A = B
A dan C tidak sama karena berbeda
ukuran matriksnya
A + C, B + C, A – C, B – C tidak
didefinisikan karena berbeda ukuran
PERKALIAN SKALAR

Secara praktis (-1)B dapat dinyatakan dengan –B


KOMBINASI LINEAR-nya:
MENGALIKAN MATRIKS

SYARAT PERKALIAN MATRIKS: inside-


nya harus SAMA
MENENTUKAN APAKAH SEBUAH PRODUK
TERDEFINISI

Perkalian matriks:
• TERDEFINISIKAN
 AB terdefinisikan dengan 3 x 7
 BC terdefinisikan dengan 4 x 3
 CA terdefinisikan dengan 7 x 3

 TAK TERDEFINISIKAN: BA, CB,


dan AC, karena ukuran
dalamnya tidak sama
MATRIKS YANG DIPARTISI
Matriks dapat dipartisi menjadi beberapa bagian submatriks:
PRODUK MATRIKS SEBAGAI KOMBINASI
LINEAR
Baris dan kolom matriks menyediakan cara lain dalam perkalian matriks:
BENTUK MATRIKS DARI SPL
Sebuah SPL dinyatakan sebagai berikut:

Dapat dibentuk kedalam matriks:

Ax = b
MATRIKS MENDEFINISIKAN FUNGSI

Produk y = Ax adalah

Jika B:

Maka y = Bx adalah
TRANSPOSE MATRIKS
Notasinya adalah AT, hasilnya adalah baris matriks A menjadi kolom matriks AT, dan
kolom matriks A menjadi baris matriks AT
MENEMUKAN SEBUAH MATRIKS
Notasinya adalah tr(A), hasilnya adalah JUMLAH seluruh diagonal utama matriks
1.4 ARITMATIKA MATRIKS, MATRIKS
BALIKAN
SIFAT-SIFAT ARITMATIKA MATRIKS
CONTOH: ASOSIATIF UNTUK PERKALIAN
MATRIKS KHUSUS: MATRIKS NOL
Matriks NOL:

Notasinya adalah 0:
A+0=0+A=A
a+0=0+a=a
Hukum PEMBATALAN:
 Jika ab = ac dan a ≠ 0, maka b = c (membatalkan a dari persamaan)
 Jika ad = 0, maka paling tidak satu faktor di ruas kiri adalah 0
Hukum ini tidak berlaku secara umum dalam aritmatika matriks
CONTOH

Apakah hokum pembatalan berlaku pada matriks-matriks di atas?


Tidak, meski A ≠ 0, tetapi B ≠ C dan meski AD = 0, tetapi salah
satu dari A atau D tidak ada yang 0
SIFAT-SIFAT MATRIKS NOL
MATRIKS KHUSUS: MATRIK IDENTITAS (I)

Dinotasikan dengan I. Matriks I selalu matriks bujur sangkar atau ditulis In


Jika ada matriks Am x n, maka AIn = A dan ImA = A

TEOREMA 1.4.3

Jika R adalah matriks BEBT dari


matriks An x n, maka R juka memiliki
sebuah baris nol, dan R adalah In
MATRIKS KHUSUS LAIN (UTS 2017)
3 2 0 0
𝐴= 4 3 0 0
0 0 6 5
0 0 7 6
Untuk membuat balikannya cukup lihat pojok kiri atas dan kanan bawah: perlakukan
3 −2 6 −5
seperti matriks 2x2. maka balikannya masing-masing: dan
−4 3 −7 6
3 −2 0 0
maka 𝐴−1 = −4 3 0 0
0 0 6 −5
0 0 −7 6
MATRIKS BALIK
DEFINISI: Jika A matriks bujur sangkar, dan B juga matriks dengan ukuran yang
sama, lalu ditemukan bahwa AB = BA = I, maka A dikatakan DAPAT DIBALIKKAN
dan B disebut MATRIKS BALIK DARI A. Jika tidak ditemukan matriks B yang demikian,
maka matriks A disebut SINGULAR

adalah matriks singular

Jika kolom ketiga dikalikan dengan:


TEOREMA 1.4.4, 1.4.5 DAN 1.4.6
TEOREMA 1.4.4
Jika B dan C keduanya matriks balik dari A, maka B = C
TEOREMA 1.4.5

TEOREMA 1.4.6
CONTOH
MATRIKS PANGKAT
HUKUM EKSPONEN
CONTOH
SOAL UTS 2017
2𝑎 2𝑏 2𝑐 𝑎 𝑏 𝑐
Determinan dari 3 𝑑 − 𝑎 𝑒−𝑏 𝑓 − 𝑐 , jika 𝑑 𝑒 𝑓 =𝑡
𝑔 + 2𝑎 ℎ + 2𝑏 𝑓 + 2𝑐 𝑔 ℎ 𝑖
Semua baris dikali 3, maka det-nya 33
Baris 1 dikalikan 2, maka det-nya dikali 2
Baris 2 dan 3 dilakukan operasi baris, det-nya tidak berubah
Maka
2𝑎 2𝑏 2𝑐
𝑑𝑒𝑡 3 𝑑 − 𝑎 𝑒−𝑏 𝑓−𝑐 = 33 2 𝑡 = 54𝑡
𝑔 + 2𝑎 ℎ + 2𝑏 𝑓 + 2𝑐
POLINOMIAL MATRIKS
Jika A matriks bujur sangkar (Am x m), dan jika
adalah polynomial, maka kita mendefinisikan

dengan Im x m. Dengan kata lain, p(A) adalah matriks m x m


SOAL UTS 2017
Kombinasi Linear Fungsi
𝑓1 = 1 + 3𝑥 dan 𝑓2 = 2 + 7𝑥 maka 𝑎 + 𝑏𝑥 = 𝑘1 𝑓1 + 𝑘2 𝑓2
1 2 𝑘1 𝑎 1 2
=  det = 1 (ada solusi trivial untuk setiap a dan b)
3 7 𝑘2 𝑏 3 7
𝑘1 7 −2 𝑎
=
𝑘2 −3 1 𝑏
TRANSPOS MATRIKS: SIFAT-SIFATNYA
Jika A dapat dibalikkan, maka AT juga dapat
dibalikkan:
1.5 MATRIKS ELEMENTER
Jika matriks A diubah ke matriks Identitas melalui Operasi
Baris Elementer (OBE), lalu di saat yang sama diterapkan
juga ke MATRIKS IDENTITAS di setiap tahapan OBE-nya,
maka akan menghasilkan MATRIKS ELEMENTER (E)
Ada 3 Jenis Operasi:
I. Perkalian baris ke-1 dengan k ≠ 0
II. Menukar baris ke-i dengan baris ke-j
III. Penjumlahan k dikalikan baris ke-i ke baris ke-j
CONTOH
PERNYATAAN MATRIKS DENGAN MATRIKS E
Dua matriks nxn A dan B adalah EKUIVALEN BARIS
jika dan hanya jika ada sebuah tahapan (tertentu)
E1, E2, ..., Ek adalah matriks-matriks elementer
sedemikian rupa hingga B = Ek ... E2 E1A
CONTOH
CONTOH (SOAL UTS 2016)
1 3
Diketahui Matriks 𝐴 = . Nyatakan A sebagai perkalian matriks-
2 7
matriks elementer!
JAWABAN:
1 3 -2B1+B2
1 3 1 0 -2B1+B2 1 0
 maka  𝐸1 =
2 7 0 1 0 1 −2 1
-3B2+B1
1 3 1 0 1 0 -3B2+B1 1 −3
 maka  𝐸2 =
0 1 0 1 0 1 0 1
𝐸2 𝐸1 𝐴 = 𝐼 atau 𝐴 = 𝐸1−1 𝐸2−1 𝐼
1 −3 1 0 1 3 1 0 1 0 1 3 1 0 1 3
= atau =
0 1 −2 1 2 7 0 1 2 1 0 1 0 1 2 7
1.6 SOLUSI SPL DENGAN MATRIKS BALIKAN
Jika matriks SPL adalah
Ax = b
Maka, solusi SPLnya adalah
x = A-1b
MENCARI MATRIKS BALIKAN
Operasi matriks elementer dapat digunakan untuk mencari matriks balik:

Contoh:

2B2+B3
-2B1+B2

-1B1+B3

-1B3

-2B2+B1
3B3+B2

-3B3+B1
3 KEMUNGKINAN SOLUSI (UTS 2017)
𝑎𝑥 + 4𝑦 + 5𝑧 = 𝑎
𝑥 + 𝑎𝑦 − 2𝑧 = 1
2𝑥 + 2𝑎𝑦 − 𝑎2 𝑧 = 𝑎
𝑎 −2 4 5 4 5
𝑎 − + 2 =0
2𝑎 −𝑎2 2𝑎 −𝑎2 𝑎 −2
𝑎 −𝑎3 + 4𝑎 − −4𝑎2 − 10𝑎 + 2 −8 − 5𝑎 = 0
−𝑎4 + 4𝑎2 + 4𝑎2 + 10𝑎 − 16 − 10𝑎 = 0
−𝑎4 + 8𝑎2 − 16 = 0
𝑎2 − 4 −𝑎2 + 4 = 0
𝑎 = ±2
3 KEMUNGKINAN SOLUSI (UTS 2017)
−2 4 5 −2 1 −2 −2 1
𝒂 = −𝟐, maka 1 −2 −2อ 1  − 2 4 5 อ −2 
2 −4 −4 −2 2 −4 −4 −2
1 −2 −2 1
0 0 1อ 0
0 0 0 −𝟒
 Tidak konsisten: TIDAK ADA SOLUSI
2 4 5 2 1 2 −2 1 1 2 −2 1
𝒂 = 𝟐, maka 1 2 −2อ 1  2 4 5 อ 2  0 0 9 อ 0 Non-trivial
2 4 −4 2 2 4 −4 2 0 0 0 0
𝒂 ≠ ±𝟐 (solusi trivial)
1.7 JENIS‐JENIS MATRIKS
1. Matriks Diagonal
2. Matriks Segitiga
3. Matriks Simetris
MATRIKS DIAGONAL
MATRIKS BUJUR SANGKAR yang semua elemen selain diagonal utamanya adalah
NOL
Contoh:

Bentuk umumnya:

Balikan dan pangkatnya:


CONTOH
MATRIKS SEGITIGA
Ada dua jenis:
 Matriks segitiga ATAS (MSA): semua elemen DI BAWAH diagonal utamanya
adalah NOL
 Matriks segitiga BAWAH (MSB): semua elemen DI ATAS diagonal utamanya
adalah NOL

MSA MSB

Hasil perkalian MSA dan MSA adalah MSA, MSB ya MSB


Balikan MSA adalah MSA, balikan MSB adalah MSB
MATRIKS SIMETRIS
Matriks yang ditranspos hasilnya sama dengan matriks asalnya: A = AT

Sifat-sifatnya:
1. 𝐴−1 𝑇
= 𝐴𝑇 −1
= 𝐴−1
2. 𝐴𝐴𝑇 𝑇 = 𝐴𝑇 𝑇 𝐴𝑇 = 𝐴𝐴𝑇
3. 𝐴𝑇 𝐴 𝑇
= 𝐴𝑇 𝐴𝑇 𝑇
= 𝐴𝑇 𝐴
CONTOH
PR
Exercise Set 1.4 no. 4 dan 19
Exercise Set 1.5 no. 3 dan 13
Exercise Set 1.6 no. 3 dan 20
Exercise Set 1.7 no. 3 dan 25

Você também pode gostar