Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENGANTAR.
• Setiap produk Teknik yang dihasilkan, memerlukan biaya (Bahan
baku,Tenaga Kerja, Energi dll).
• Produk tersebut akan dijual langsung ke konsumen ( produk
manufaktur) atau digunakan secara tidak langsung yang akhirnya
juga mendatangkan manfaat /hasil (jalan jembatan, pembangkit
listrik, energi).
• Produk teknik yang dijual diharapkan mendatangkan keuntungan
(harga jual lebih besar dari biaya).
• Untuk menghasilkan suatu produk Teknik banyak alternatif
proses/alat yang bisa dipilih. Dan yang harus dipilih adalah yang
mempunyai biaya rendah namun tidak mengurangi kualitas.
• Karena itu kita perlu malakukan analisa teknik yang dikaitkan dengan
biaya.
POKOK POKOK BAHASAN
1. Konsep dasar analisis teknik dan biaya.
2. Bunga dan rumus bunga.
3. Jenis bunga dan pemajemukan kontinyu
4. Pemilihan alternatif alternatif ekonomi.
5. Metode Rate of Return
6. Analisis titik impas dan sensitivitas.
7. Pertimbangan risiko dan ketidak pastian.
8. Depresiasi.
9. Pengaruh pajak pada Analisis Teknik dan Biaya
10. Analisis penggantian.
11. Ekivalensi dengan mempertimbangkan Inflasi.
Literatur
Ongkos
awal
Ongkos
Disposal
Pengertian Ongkos Siklus Hidup
• Ongkos siklus hidup suatu item : semua
pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut
sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi .
• Ongkos awal : seluruh investasi awal yang
dibutuhkan untuk mengadakan item tersebut dan
tidak akan berulang selama masa pakai .
• Ongkos operasional dan perawatan : ongkos yang
terjadi berulangulang yang diperlukan untuk
mengoperasikan dan merawat item tersebut.
• Ongkos Disposal : selalu terjadi pada akhir siklus
dari suatu item
Uraian Dari Masing Masing Komponen
Ongkos Siklus
• Ongkos awal dari pengadaan sebuah mesin adalah : harga
mesin, ongkos pelatihan operator, ongkos pengangkutan
dan instalasi serta ongkos tambahan untuk alat bantu.
• Ongkos operasional dan perawatan : ongkos tenaga kerja,
ongkos bahan , dan ongkos-ongkos tambahan lainnya
(overhead cost), dinyatakan per tahun.
• Ongkos disposal : ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memindahkan item, ongkos pengiriman dan berbagai
ongkos lain yang diperlukan untuk pemindahan dan
penghancuran item. Bila item masih mempunyai nilai jual
maka nilai jual – ongkos disposal disebut nilai sisa (salvage
value)
2. Ongkos langsung, tak langsung dan
overhead
Bila dilihat dari hubungannya dengan proses
produksi/proyek, Ongkos dibagi atas
• Ongkos langsung : ongkos bahan langsung dan ongkos
tenaga kerja langsung
• Ongkos tak langsung : yang sulit bahkan tidak mungkin
dilakukan secara langsung pada suatu operasi, produk
atau proyek spesifik terdiri dari ongkos bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung.
• Ongkos Overhead : ongkos manufakturing selain ongkos
langsung
Struktur Ongkos Manufakturing
3. Ongkos Tetap dan Variabel
TC (x) = FC + VC(x)
TC (x) = Ongkos total untuk menghasilkan
sejumlah produk (x)
FC = Ongkos tetap
VC(x) = Jumlah ongkos untuk setiap unit yang
diproduksi
3. Ongkos Rata-rata dan Ongkos Marginal
AC (x) = TC (x) / X
AC (x) = Ongkos rata-rata per unit produk.
TC (x) = Ongkos total untuk X unit produk.
X = Jumlah produksi
MC = dTC(x) / d(x)
MC = Ongkos Marginal
dTC(x) = Pertambahan ongkos total
d(x) = Pertambahan jumlah produksi
II .BUNGA DAN RUMUS BUNGA
1 2 3 4 5
a. Deret seragam (Mencari F bila
diketahui A)
• Rumus yang digunakan :
F = A[{ (1+i)N -1} / i ]
Atau
F/A = [{ (1+i)N -1} / i ]
• Simbol atau notasi yang digunakan :
(F/A, i% , N )
• Terdapat pada kolom 3 di tabel :
Contoh soal 1
c. A = A1 + A2
= 5 + 0,5 ( A/G , 10% , 5)
= 5 + 0,5 x 1,8101 = 5,905 juta
Menangani Aliran Kas Yang Tidak Teratur
• Sering terjadi aliran kas tidak teratur, baik
nilainya maupun waktu terjadinya.
• Untuk menangani aliran kas seperti ini maka
tiap nilai aliran kas pada suatu periode
tertentu harus dikonversi ke satu nilai apakah
nilai pada tahun ke 0 yakni nilai P atau nilai
pada tahun terakhir (nilai F) atau nilai A (rata-
rata tiap periode)
• Perhitungan dalam menghitung nilai konversi
menggunakan tabel-tabel bunga majemuk
III. PEMILIHAN ALTERNATIF-
ALTERNATIF EKONOMI
• Berbagai kriteria kualitatif maupun kuantitatif
harus diperhitungkan bila kita dihadapkan
pada pemilihan alternatif terutama yang
berkaitan dengan investasi.
• Salah satu kriteria yang selalu disertakan
dalam pemilihan alternatif investasi adalah
kriteria moneter (terkait masalah keuangan)
• Ada 7 langkah yang digunakan
7 langkah sistematis pengambilan
keputusan dalam ATB
1. Defenisikan sejumlah alternatif yang akan
dianalisis.
2. Defenisikan horison perencanaan dalam
membanding alternatif.
3. Estimasi aliran kas masing-masing alternatif
4. Menentukan MARR yang digunakan
5. Membandingkan alternatif dengan
ukuran/teknik yang dipilih
6. Lakukan Analisis suplementer.
7. Pilih Alternatif terbaik
Defenisikan Alternatif Investasi
• Ini fase yang sangat teknis
• Hanya bisa dilakukan oleh orang yang
mengetahui aspek teknis dari setiap
alternatif
• Ada 3 jenis alternatif : Independent ;
Mutually Exclusife dan contingen
Alternatif Independent
• Alternatif yang independent : Pemilihan atau
penolkan satu alternatif tidak akan
mempengaruhi alternatif lainnya.
• Jika ada alternatif A dan B maka pemilihan
atau penolakan A tidak mengakibatkan
apakah B akan ditolak atau dipilih.
• Pengambilan keputusannya : pilih A saja, pilih
B saja, pilih A dan B atau tidak memilih
keduanya
Alternatif Mutually Exclusive
• Pemilihan satu alternatif mengakibatkan
penolakan alternatif lain atau sebaliknya.
• Dalam banyak persoalan Analisa Teknik dan
Biaya jenis alternatifnya adalah “Mutually
Exclusive”
• Hal ini karena keterbatasan sumber daya,
sehingga orang harus memilih yang terbaik.
• Keputusan yang mungkin adalah memilih A
saja, B saja atau tidak memilih keduanya.
Alternatif Yang Contingen Atau
Conditional
• Pemilihan satu alternatif tergantung pada satu
atau lebih alternatif lain yang menjadi
prasyarat.
• Contoh Pembukaan suatu tujuan wisata
didaerah terpencil tergantung dari sarana
transportasinya. Pengadaan pembangkit listrik
tenaga air tergantung dari pembangunan
bendungannya
Menentukan Horizon Perencanaan
• Suatu periode study untuk membandingkan berbagai alternatif Investasi.
• HP menggambarkan samapai sejauh mana ke depannya cash flow (aliran
kas) masih akan dipertimbangkan dalam analisis.
• Ada perbedaan antara horizon perencanaan dengan umur teknis dan
depresiasi.
• Dalam menentukan hp kita dihadapkan pada salah satu dari 3 situasi :
Alternatif memiliki umur teknis yang sama.
Umur teknis yang berbeda
Memiliki umur abadi.
• HP tergantung pada jenis aset atau investasi yang akan dibandingkan.
• Untuk produk-produk yang perkembangan teknologinya cepat
membutuhkan umur teknis yang lebih pendek (Komputer, alat-alat
elektronik).
• Jika alternatif memiliki umur teknis yang tidak sama ada beberapa cara
untuk menentukan horizon perencanaan
Menentukan HP Bila Umur Teknis Berbeda
Alternatif B
4. Menggunakan Umur Yang lebih Panjang
′ 𝑃
𝑁 = …………… (4.4.3)
𝐴𝑡
• Rumus (4.4.3) diturunkan dengan ketentuan
At adalah deret seragam dan asumsi I = 0 %
• Metode ini memiliki 2 kelemahan :
Mengabaikan konsep nilai uang dari waktu
Semua aliran kas yang terjadi sesudah N’
diabaikan, dan ini merupakan suatu
kelemahan dalam perhitungan
Contoh Soal
Sebuah mesin perakit otomatis bisa dibeli dengan
harga Rp 18 juta dengan pendapatan Rp 3 juta
/tahun dan nilai sisa Rp 3 juta. Apabila perusahaan
memperkirakan umur ekonomis mesin tersebut 10
tahun apakah perusahaan sebaiknya membeli
mesin tersebut.
Gunakan metode Pay Back Period :
a. Dengan menganggap tingkat pengembalian 0.
b. Dengan menggunakan tingkat pengembalian (i)
= 15%
Penyelesaian Soal
a. Jika I = 0% , digunakan rumus (4.4.2)
0 = -18 + N’ (3) + 3.
N’ = (18 -3) /3 = 5 tahun ( < 10 tahun)
mesin tersebut bisa dibeli
b. Jika menggunakan I = 15%
0 = -18 + 3 (P/A, 15% , N’ ) + 3 (P/F , 15%, N’)
persamaan diatas tidak bisa langsung memberi nilai
N’ tetapi kita harus memberi nilai untuk N’ yang
menghasilkan ruas kiri (-) dan nilai lainnya yang
menghasilkan ruas kiri (+ ) kemudian dilakukan
interpolasi untuk menetapkan N’
Bila diberikan N’ = 15 tahun nilai ruas kiri adalah
: -18 + 3 (5,8474 ) + 3 ( 0,1229) =
-18 + 17,5422 + 0,3687 = - 0,0891
Bila diberikan N’ = 16 tahun nilai ruas kiri adalah
-18 + 3 (5,9542 ) + 3 (0,1069 ) =
-18 + 17,8626 + 0,3207 = 0,1833
Untuk menghitung interpolasi kita gunakan
metode geometris sebagai berikut :
D
0,1833
A
-0,0891 0 B
C
AO : OB = 0,0891 : 0,1833
AO/ (1-AO) = 0,486
AO = 0,486 – 0,486 AO
1,486 AO = 0,486
AO = 0,327 atau PBP pada 15,327 tahun dibulatkan
jadi 15,3 tahun (> 10 tahun)
Mesin tidak bisa dibeli karena PBP > umur ekonomisnya
IV.METODE RATE OF RETURN (ROR)
0,333
0,3269
12% i% 15%
Menggunakan prinsip segitiga sebangun dapat ditulis perbandingan
sebagai berikut:
15 − 𝑖 0,333 − 0,3269
=
15 − 12 0,4039 − 0,3269
(15 – i)/3 = 0,0792 , 15- i = 0,2376
i = 15 – 0,2376 = 14,762 %
ROR = 14,762 %
Contoh Soal 2
Sebuah peralatan untuk pekerjaan kontraktor
dibeli seharga 18 juta. Umur alat tersebut 5
tahun, dengan nilai sisa 2 juta. Data pendapatan
dan pengeluaran tahunan seperti pada tabel .
a. Hitung ROR dari aliran kas itu
b. Apakah investasi dapat diterima jika MARR =
12 %.
Tabel Aliran Kas (dalam Juta Rp)
0,3855
B C
A 11%
10% i% -0,0864
E
𝐴𝐵 0,3855
=
𝐵𝐶 0,0864
𝐴𝐵
= 4,46 ; AB = 4,46 – 4,46AB
1−𝐴𝐵
5,46 AB = 4,46
AB = 0,816 = 0,82
jadi i = 10,82 % atau ROR = 10,82%
Bila dibandingkan dengan MARR yang ditentukan
12% , dapat disimpulkan bahwa :
Investasi tidak dapat diterima karena
ROR < MARR
VI. ANALISA TITIK IMPAS DAN SENSITIVITAS
• Analisa Teknik dan Biaya dilakukan untuk periode waktu
yang panjang ; 5 bahkan 10 tahun atau lebih.
• Estimasi Investasi, Pendapatan dan Biaya dalam jangka
waktu yang panjang itu mengandung ketidak pastian.
• Ada 4 faktor yang dianggap menjadi summber ketidak
pastian :
Cara estimasi yang dilakukan : Jika dilakukan dengan
prosedur ilmiah akan lebih baik dari perkiraan.
Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan: bisnis
dibidang hiburan mengandung ketidak pastian lebih besar
dibanding grosir.
Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan : Fasilitas
produksi dengan fungsi khusus lebih tinggi risikonya dari
fasilitas untuk fungsi umum.
Panjang horison perencanaan : makin panjang makin tinggi
ketidak pastiannya
Cara Menangani Ketidak Pastian
Ongkos
TR
Daerah
Daerah Untung
Rugi TC
BEP
Volume
Produksi
Contoh Soal 1
Suatu perusahaan pembuat sabun mandi, mempunyai
ongkos total sebagai berikut : Bila dibuat 10.000 unit
biayanya 25 juta, dan jika produksi 15.000 biayanya
mencapai 30 juta. Bila diasumsikan biaya variabel
berhubungan secara proporsional dengan jumlah
produksi, hitung
a) Ongkos variabel / unit
b) Bila harga jual ditetapkan Rp 6000/unit, berapa yang
harus diproduksi /bulan agar berada pada titik impas.
c) Bila jumlah produksi 12.000 /bulan apakah
perusahaan untung atau rugi dan berapa besar
keuntungan / kerugiannya.
Penyelesaian Soal 1
a) Untuk produksi 10.000 unit :
TC = FC + c X ; 25.000.000 = FC + c .10.000 …..(1)
Untuk produksi 15.000 unit
TC = FC + c X ; 30.000.000 = FC + c. 15.000 …..(2)
(2) – (1) : 5.000.000 = 5000 c
c = 5.000.000 / 5000 = 1000/ unit
Substitusi nilai c ke pers.(1)
25.000.000 = FC + 1000 x 10.000
FC = 25.000.000 – 10.000.000
FC = 15.000.000
b) Bila p = 6000
𝐹𝐶 15.000.000
𝑋= = = 3.000 unit /bulan
𝑝 −𝑐 6000 −1000
untuk mencapai titik impas jumlah produksi
harus 3.000 unit / bulan
c) Karena titik impas 3000 maka produksi 12.000
unit / bulan akan memperoleh keuntungan.
Besar keuntungan TR – TC = 12.000 x 6000 –
(15.000.000 + 12.000 x 1000) = 45.000.000
Contoh Soal 2
Suatu perusahaan akan memproduksi produk
baru yang memerlukan ongkos awal 150 juta.
Ongkos operasional dan perawatan 35.000 /
jam, dan untuk produksi 1000 unit dibutuhkan
waktu 150 jam. Perusahaan juga butuh ongkos
lain 75 juta /tahun. Diestimasi harga jual produk
15.000/unit dan investasi diasumsi berumur 10
tahun dengan nilai sisa 0. Dengan MARR 20%
hitung berapa unit yang harus diproduksi agar
mencapai titik impas.
Penyelesaian Soal 2
Penyelesaian : Misal jumlah produksi untuk
mencapai titik impas X.
Untuk kasus ini Titik Impas akan tercapai bila :
Annual Cost (AC) = Annual Revenue (AR)
AC = 150.000.000 (A/P; 20% ; 10) + 75.000.000 +
0,150(35.000)X
= 150.000.000 (0,2385) + 75.000.000 + 5.250X
= 110.775.000 + 5.250X
AR = 15.000 X , jadi persamaaan titik impas :
110.775.000 + 5.250 X = 15.000X
X = 11.362 unit pertahun
b. Analisa Titik Impas pada Pemilihan Alternatif
Investasi
• Dalam pemilihan fasilitas produksi ada investor
yang membeli mesin dengan biaya rendah namun
biaya variabelnya lebih tinggi (Alt B), namun
tingkat produksi cukup tinggi biasanya investor
memilih membeli mesin yang mahal tetapi biaya
variabelnya lebih murah (Alt A).
• Kapan kita harus memilih Alt A atau kapan harus
memilih B, perlu ditentukan lebih dahulu titik
impasnya
Grafik Titik Impas Pada pemilihan Alternatif
Investasi
Ongkos
Total
B
BEP
X Unit Variabel
Contoh Soal 1
Sebuah perusahaan pelat baja sedang mem-
pertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong pelat untuk
sistem produksinya.
Alternatif 1 mesin otomatis , Harga awal 23 juta nilai sisa
4 juta sesudah 10 tahun. Untuk mesin ini biaya operator
per jam 12.000, out put 8 ton/jam ongkos operasi dan
perawatan tahunan 3,5 juta.
Alternatif 2 mesin semi otomatis, harga awal 8juta masa
pakai 5 tahun tanpa nilai sisa. Biaya operator per jam
24.000, ongkos operational dan perawatan 1,5
juta/tahun, 6 ton /jam; MARR 10%.
a) Berapa ton pelat harus diproduksi /tahun agar mesin
otomatis lebih ekonomis dibanding mesin semi
otomatis.
b) Jika ditetapkan tingkat produksi 2000 ton/tahun
mesin mana yang sebaiknya dipilih.
Penyelesaian Soal 1
a) Tentukan titik impas
Misal X adalah jumlah ton yang diproduksi
selama setahun.
Ongkos variabel tahunan untuk mesin otoma-
tis :
12.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛 12.000
AC1 = 𝑥 x = X
𝑗𝑎𝑚 8 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 8
Ongkos ekuivalen tahunan (EUAAC1) dihitung
sbb : EUAAC1= 23(A/P;10%;10) – 4
(A/F;10%;10) + 3,5 + 12.000X/8
• EUAAC1 = 23(0,16275) – 4 (0,06275) + 3,5 +
12.000X /8
• EUAAC1 = 6,992juta + 1500 X
Untuk mesin semi otomatik :
24.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛
𝐴𝐶2 = x x = 4000 X
𝑗𝑎𝑚 6 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
EUAAC2 = 8( A/P ; 10%;5) + 1,5 + 4000 X
= 8 ( 0,26380) +1,5 + 4000 X
= 3,610 juta+ 4000 X
Titik Impas terjadi jika EUAAC1 = EUAAC2
6,992 + 1500 X = 3,610 + 4000X
X = 1352,8 Ton
• Karena titik impasnya pada 1352,8 ton, sesuai
grafik titik impas maka mesin otomatis lebih
ekonomis digunakan jika tingkat produksinya
lebih besar dari 1352,8 ton.
b) Bila menejemen menentukan tingkat produksi
per tahun 2000 ton ( > 1352,8 ton) maka
mesin otomatis yang harus dipilih
c. Analisis Titik Impas pada Keputusan Buat-Beli
4 5
1 2 3
I = 12 %
P = 10 juta
Penyelesaian Soal
• Langkah awal harus dihitung dulu NPW
NPW = - 10 + 3 (P/A,12%,5)
= - 10 +3 ( 3,6048 ) = 0,8144 juta
• Karena NPW > 0 alternatif layak dilaksanakan
• Bila terjadi perubahan pada i , Investasi awal,
pendapatan tahunan maka kemungkinannya
bisa berubah jadi tidak layak atau bahkan
lebih menguntungkan, tergantung arah
perubahan.
a. Penyelesaian soal bila i berubah ±
40%
1. i bertambah 40%
i yang baru menjadi 1,4 x 12% = 16,8%
NPW = - 10 + 3(P/A , 16,8% , 5)
= - 10 + 3 ( 3,2139) = - 0,3583
(1+0,168)5 −1
Cara hitung (P/A, 16,8% ,5 ) =
0,168(1+0,168)5
1,1737
= = 3,2139
0,3652
2. Bertambah 25% , i = 1,25 x 12% = 15%
NPW = -10 + 3 (P/A, 15%, 5) = -10 + 3( 3,3522)
= 0,0566
3. Berkurang 25% , I = 0,75 x 12% = 9%
NPW = -10 + 3 (P/A,9%,5) = -10 +3( 3,8897)
= 1,6691
4. Berkurang 40% , i = 0,6 x 12% = 7,2%
NPW = -10 + 3(P/A, 7,2%,5) = -10 +3(4,0787)
= 2,2361
• Dari hasil perhitungan diatas bisa dibuat grafik
hubungan antara perubahan i dan NPW.
• Keputusan akan berubah dari layak menjadi tidak
layak jika NPW berubah dari positif menjadi
negatif.
• Nilai i pada saat NPW = 0 dapat dihitung sbb:
- 10 + 3 (P/A , i% , 5 ) = 0
(P/A , i% , 5) = 3,333
i = 15,25 %
• Jadi keputusan akan berubah jika i menjadi lebih
besar dari 15,25% atau bila i meningkat sekitar 25
% dari nilai i awal
Grafik Hubungan Antara i Dengan NWP
b. Bila Investasi awal berubah ± 40 %
1. Bertambah 40 %
NPW = -10 (1,4) + 3 (P/A, 12% , 5)
= - 14 + 3 ( 3, 6048) = - 3,1856 juta.
2 . Bertambah 25 %
NPW = - 12,5 + 3 (3,6048) = - 1,6856 juta
3. Berkurang 25%
NPW = -7,5 + 3 (3,6048) = 3,3144 juta
4. Berkurang 40%
NPW = - 6 + 3( 3,6048) = 4,8144
Gambar hubungan antara perubahan Investasi
awal terhadap NPW
• Dari grafik terlihat pada perubahan investasi
positif ( bertambah) NPW bernilai negatif,
sedangkan pada waktu investasi berkurang,
NPW berubah jadi positif.
• Perlu dicari pada investasi berapa NPW
bernilai 0
• NPW = -I + 3 (3,6048)
0 = - I + 10,8144 juta
I = 10,8144 atau bertambah sebesar :
10,8144 −10
x 100% = 8,144 %
10
c. Perubahan Pendapatan Tahunan ±40%
0 0 Rp 39 juta
1 Rp 6 juta RP 33 juta
2 Rp 6 juta Rp 27 juta
3 Rp 6 juta Rp 21 juta
4 Rp 6 juta Rp 15 juta
5 Rp 6 juta RP 9 juta
6 Rp 6 juta Rp 3 juta
e. Grafik Nilai Buku (BV) Versus Umur Alat
5. Metoda Jumlah Digit Tahun (SOYD)
• Metode ini dirancang untuk membebankan
depresiasi lebih besar pada tahun-tahun awal dan
semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya.
• Metode ini membebankan depresiasi yang lebih
cepat dari metode garis lurus (SL), sebagai dasar
perhitungan pajak pendapatan.
• Metode SL membagi beban secara merata pada
harga pokok produksi , sehingga harga jual
produk relatif tetap
Rumus Rumus Depresiasi Metode SOYD
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝐷𝑡 = 𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎
𝑆𝑂𝑌𝐷
𝑁 −𝑡+1
= 𝑃 − 𝑆 , 𝑡 = 1,2, … 𝑁 ….. (5.3)
𝑆𝑂𝑌𝐷
Dt = Beban depresiasi pada tahun ke-t
SOYD = Jumlah digit tahun dari 1 sampai N
Besarnya SOYD dari aset yang umurnya N tahun :
SOYD = 1 + 2 + 3 + .. + (N-1) + N
𝑁(𝑁+1)
SOYD = ………………… (5.4)
2
Misal suatu aset mempunyai umur ekonomis 6 tahun,
maka SOYD = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 atau 6x7/2 = 21
• Besarnya nilai buku pada suatu saat bisa diperoleh
tanpa harus menghitung depresiasi pada tahun ta-
hun sebelumnya
• Rumus yang digunakan :
𝑡
𝑡(𝑁 −2+0,5)
𝐵𝑉𝑡 = 𝑃 − (P – S) …………….. (5.5)
𝑆𝑂𝑌𝐷
• Seperti asas perhitungan depresiasi ini maka tingkat
depresiasi akan menurun tiap tahun. Tingkat depre-
siasi pada tahun ke t dapat dihitung dengan rumus :
𝑁 −𝑡+1
𝑑𝑡 = ……………………(5.6)
𝑆𝑂𝑌𝐷
• Bila suatu aset berumur 6 tahun maka tingkat
depresiasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
t 1 2 3 4 5 6
dt 6/21 5/21 4/21 3/21 2/21 1/21
Contoh soal
Dengan menggunakan data pada contoh soal 1,
gunakan metode depresiasi SOYD untuk menghitung
besarnya depresiasi dan nilai buku tiap tahun dan
gambarkan grafik nilai buku selama umur aset
Penyelesaian Soal
• Jumlah digit tahun = 1+2+3+4+5+6 =21
𝑁−𝑡+1
𝐷𝑡 = (P –S)
𝑆𝑂𝑌𝐷
6 −1+1
𝐷1 = (39 – 3) = (6/21) x 36 = 10,286
21
6−2+1
𝐷2 = (36) = 8,571
21
6 −3+1
𝐷3 = (36) = 6,857
21
• Nilai depresiasi dan nilai buku untuk tahun ke1
sampai ke 6 dapat dilihat pada tabel berikut
Depresiasi tahun Nilai buku akhir tahun
Akhir Tahun ke
(Rp) (Rp)
0 39,000 juta