Você está na página 1de 167

ANALISA TEKNIK DAN BIAYA

PENGANTAR.
• Setiap produk Teknik yang dihasilkan, memerlukan biaya (Bahan
baku,Tenaga Kerja, Energi dll).
• Produk tersebut akan dijual langsung ke konsumen ( produk
manufaktur) atau digunakan secara tidak langsung yang akhirnya
juga mendatangkan manfaat /hasil (jalan jembatan, pembangkit
listrik, energi).
• Produk teknik yang dijual diharapkan mendatangkan keuntungan
(harga jual lebih besar dari biaya).
• Untuk menghasilkan suatu produk Teknik banyak alternatif
proses/alat yang bisa dipilih. Dan yang harus dipilih adalah yang
mempunyai biaya rendah namun tidak mengurangi kualitas.
• Karena itu kita perlu malakukan analisa teknik yang dikaitkan dengan
biaya.
POKOK POKOK BAHASAN
1. Konsep dasar analisis teknik dan biaya.
2. Bunga dan rumus bunga.
3. Jenis bunga dan pemajemukan kontinyu
4. Pemilihan alternatif alternatif ekonomi.
5. Metode Rate of Return
6. Analisis titik impas dan sensitivitas.
7. Pertimbangan risiko dan ketidak pastian.
8. Depresiasi.
9. Pengaruh pajak pada Analisis Teknik dan Biaya
10. Analisis penggantian.
11. Ekivalensi dengan mempertimbangkan Inflasi.
Literatur

1. I.Nyoman Pujawan; Ekonomi Teknik ;


Penerbit Guna Wijaya; Surabaya ; 2012.

2. E.Paul De Garmo, William G Sullivan, James


A.Bontadelli, Elin M.Wicks ; Ekonomi Teknik ;
PT Prenhallindo Jakarta; 1997
I. KONSEP DASAR ANALISIS TEKNIK DAN
BIAYA
a.Ilustrasi
Suatu perusahaan manufaktur menerima order kontrak
pembuatan komponen mesin M sebanyak 10.000 unit yang
dipesan selama 4 tahun. Tahapan prosesnya : Potong,
bubut,drill dan pengepakan. Ongkos /unit Rp 5000.
Bagi perusahaan kontrak sebesar ini sangat menguntungkan
namun dengan jumlah mesin yang ada tidak memungkinkan.
Perusahaan merencanakan membeli 1 unit mesin bubut yang
bisa menggantikan proses potong, bubut dan drill pada satu
mesin saja.
Perlu dianalisa pembelian mesin baru untuk menggantikan
mesin mesin yang ada menguntungkan atau tidak. Juga
pertimbangan bagaimana penggunaan mesin mesin lama
a. Ilustrasi proyek pembangkit
• Ada proyek pembangkit listrik disuatu wilayah yang
berpenduduk 5000 kk. Sumber daya alam yang ada
berupa air, matahari dan angin.
• Perlu ditentukan berapa MW pembangkit yang
harus diadakan di wilayah tersebut.
• Pilihan sistem pembangkit apa yang harus dipilih
agar ekonomis.
• Alternatif teknis yang perlu dikaji adalah apakah
sumber daya alam yang ada mampu mencukupi
kebutuhan, dan apakah secara teknis bisa
digunakan
. b Konsep Analisa Teknik dan Biaya (Ekonomi
Teknik)
• Berdasarkan ilustrasi diatas secara umum dapat
dikatakan analisa ekonomi teknik adalah analisa
ekonomi dari suatu investasi teknik.
• Pengambilan keputusan dilakukan dengan
melakukan kajian mana alternatif (teknis) yang
dianggap paling menguntungkan bagi
perusahaan.
• Kajian ini butuh pengetahuan tentang aspek
teknis (yang terkait dengan produksi komponen
atau sistem pembangkitan) serta aspek kinerja
ekonomi.
Hal Hal Yang Dibutuhkan Untuk Bisa Melakukan
Evaluasi Kinerja Ekonomi
• Estimasi biaya investasi yang harus dikeluarkan
saat ini.
• Estimasi biaya-biaya operasional dan perawatan
di tahun tahun mendatang.
• Estimasi nilai sisa sistem atau mesin pada saat
mau diganti atau sudah tidak digunakan lagi
• Estimasi lamanya sistem bisa beroperasi (umur
ekonomis).
• Estimasi tingkat suku bunga
Hal-hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Evaluasi Kinerja Ekonomi.
• Umur ekonomis yang panjang ( 5 bahkan 10
sampai 25 tahun)
• Nilai uang dari waktu kewaktu tidak sama.
Karena 2 hal diatas maka perlu dilakukan proses
alternatif menggunakan nilai terbanekivalensi
nilai mata uang sehingga perbandingan dingkan
C. Proses pengambilan keputusan
pada analisa teknik dan biaya (ekotek)
• Pengambilan keputusan pada ekonomi teknik
hampir selalu berkaitan dengan :
 Penentuan mana yang terbaik dari
alternatif-alternatif yang ada (lihat
Ilustrasi)
 Adanya keterbatasan sumber daya untuk
melakukan investasi sehingga tidak semua
alternatif bisa dipilih.
Langkah Langkah Dalam Pengambilan
Keputusan

1. Penentuan alternatif – alternatif yang layak


2. Penentuan horizon perencanaan.
3. Estimasi aliran kas
4. Penentuan MARR (Minimum Atractive Rate
of Return)
5. Membandingkan alternatif
6. Melakukan analisa suplemen
7. Memilih alternatif terbaik
d. Konsep ongkos dalam analisis teknik dan
biaya (ekonomi teknik)
• Analisis Ekonomi Teknik terutama ditujukan
untuk mengevaluasi membandingkan perfor-
mansi finansial dari masingmasing alternatif
proyek investasi teknik.
• Proses perbandingan ini melibatkan berbagai
konsep dan terminologi ongkos.
• Hal ini akan sangat membantu dalam
memahami cara mengukur efektifitas ekonomi
suatu alternatif proyek.
1. Ongkos Siklus Hidup

Ongkos
awal

Ongkos Ongkos Operasional


Siklus Hidup & Perawatan

Ongkos
Disposal
Pengertian Ongkos Siklus Hidup
• Ongkos siklus hidup suatu item : semua
pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut
sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi .
• Ongkos awal : seluruh investasi awal yang
dibutuhkan untuk mengadakan item tersebut dan
tidak akan berulang selama masa pakai .
• Ongkos operasional dan perawatan : ongkos yang
terjadi berulangulang yang diperlukan untuk
mengoperasikan dan merawat item tersebut.
• Ongkos Disposal : selalu terjadi pada akhir siklus
dari suatu item
Uraian Dari Masing Masing Komponen
Ongkos Siklus
• Ongkos awal dari pengadaan sebuah mesin adalah : harga
mesin, ongkos pelatihan operator, ongkos pengangkutan
dan instalasi serta ongkos tambahan untuk alat bantu.
• Ongkos operasional dan perawatan : ongkos tenaga kerja,
ongkos bahan , dan ongkos-ongkos tambahan lainnya
(overhead cost), dinyatakan per tahun.
• Ongkos disposal : ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memindahkan item, ongkos pengiriman dan berbagai
ongkos lain yang diperlukan untuk pemindahan dan
penghancuran item. Bila item masih mempunyai nilai jual
maka nilai jual – ongkos disposal disebut nilai sisa (salvage
value)
2. Ongkos langsung, tak langsung dan
overhead
Bila dilihat dari hubungannya dengan proses
produksi/proyek, Ongkos dibagi atas
• Ongkos langsung : ongkos bahan langsung dan ongkos
tenaga kerja langsung
• Ongkos tak langsung : yang sulit bahkan tidak mungkin
dilakukan secara langsung pada suatu operasi, produk
atau proyek spesifik terdiri dari ongkos bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung.
• Ongkos Overhead : ongkos manufakturing selain ongkos
langsung
Struktur Ongkos Manufakturing
3. Ongkos Tetap dan Variabel

Bila dikaitkan dengan jumlah produksi maka ongkos


dibagi atas :
• Ongkos tetap : Ongkos yang tidak terpengaruh
dengan besarnya produksi . Contoh : ongkos
untuk keperluan umum dan administrasi, pajak
dan asuransi, depresiasi bangunan maupun
peralatan.
• Ongkos variabel : ongkos yang dipengaruhi
jumlah produksi . Contoh ongkos bahan kerja
langsung, ongkos tenaga kerja langsung
Rumus Ongkos Tetap dan Ongkos Variabel

TC (x) = FC + VC(x)
TC (x) = Ongkos total untuk menghasilkan
sejumlah produk (x)
FC = Ongkos tetap
VC(x) = Jumlah ongkos untuk setiap unit yang
diproduksi
3. Ongkos Rata-rata dan Ongkos Marginal

AC (x) = TC (x) / X
AC (x) = Ongkos rata-rata per unit produk.
TC (x) = Ongkos total untuk X unit produk.
X = Jumlah produksi
MC = dTC(x) / d(x)
MC = Ongkos Marginal
dTC(x) = Pertambahan ongkos total
d(x) = Pertambahan jumlah produksi
II .BUNGA DAN RUMUS BUNGA

a. Nilai Uang Dari Waktu


Nilai uang dari suatu produk akan berobah sesuai
berubahnya waktu.
Contoh :
• Harga sepeda motor bebek tahun 1994 : Rp 5 juta
• Harga sepeda motor bebek tahun 2016 : Rp 12 juta
• Sesorang pengusaha menyimpan uang di Bank tahun
2015 ; Rp 10 juta pada bank yang memberi bunga 12
% tiap tahun maka nilai uang tersebut tahun 2020 :
b. Perhitungan Bunga Sederhana

dari contoh soal diatas dapat dihitung bunga


yang harus dibayar :
I=PxixN
P = Uang yang mula-mula disimpan.
I = bunga yang harus dibayar
i = tingkat suku bunga (%)
N = jumlah periode yang dilibatkan
I = 10 x 0,12 x 5 = 6 juta
Jumlah Simpanan

• Jumlah simpanan pengusaha pada tahun 2020


Rp 10 juta + 6 juta = Rp 16 juta

• Disini terlihat bahwa nilai uang si pengusaha


pada tahun 2015 yang hanya Rp 10 juta
menjadi Rp 16 juta tahun 2020.
• Ada pengaruh waktu terhadap nilai uang
c. Rumus Rumus Bunga Majemuk Diskret

• Jika Bunga yang diterapkan bukan bunga


sederhana tapi bunga Majemuk Diskrit
• Setiap akhir tahun ke 1 uang mengalami
pertambahan akibat bunga.
• Pada tahun ke 2 yang dihitung persentasi bunga
dari uang yang sudah dibungakan pada tahun ke
1
• Pada tahun ke 3 yang dihitung persentasi bunga
dari uang yang sudah dibungakan pada tahun ke
2, begitu seterusnya sampai tahun ke n
d. Penurunan Rumus Pembayaran Tunggal

• Mencari F(Nilai akan datang) bila diketahui P


(nilai sekarang)
• F1 = P + i.P = P (1 + i )
• F2 = P ( 1 + i) + (P(1+i)) i
• F2 = P (1+i) [ 1 + i ] = P (1 + i)2
• F3 = P (1+ i ) 2 + [ P (1+i)2] i
• F3 = P (1+i)2 ( 1 + i ) = P (1+ i )3
• ...................................
• Fn = P ( 1+ i )n bila digunakan tabel diberi notasi
(F/P; i; n) yaitu pada kolom ke 1
Contoh Perhitungan Mencari Nilai Akan Datang
(F) Bila Diketahui Nilai Sekarang.
• Seorang pengusaha menyimpan uangnya di bank
pada tahun 2015 sebesar Rp 500.000.000. Berapa
nilai uang tersebut pada saat akan digunakan
untuk modal usaha di tahun 2020, jika bunga
bank 3 % pertahun.
• Penyelesaian secara teori :
• F = 500.000.000 (1 + 0,03)5 = 579.637.037
• Kalau menggunakan tabel maka kita cari dulu di
tabel untuk i = 3% dan n =5 diperoleh (F/P;3;5) =
1,15927, faktor ini kemudian dikalikan dengan
500.000.000 akan diperoleh hasil yang sama
Cara mencari nilai sekarang (P) bila diketahui
nilai akan datang F
• F = P (1+i )n
• P = F . 1/ (1+i)n
• Faktor 1/(1+i)n disebut discount faktor
• Di tabel ditulis dengan simbol ( P/F ; i ;n )
terdapat pada kolom 2 tabel
Contoh perhitungan diketahui nilai akan datang
(F) dihitung nilai sekarang (P)
• Seorang investor membutuhkan dana untuk
membuka usaha di tahun 2021 sebanyak
200.000.000 berapa uang yang harus ditabung
sekarang (tahun 2018) di bank yang memberi
bunga 2% per tahun.
• P = 200.000.000 ( 1/(1+0.02)3 = 188.464.467
• Kalau pakai tabel di cari di kolom ( P/F;i;n) pada
tabel dengan i = 2% dan n = 3.
• Discount faktor yang didapat dari tabel
kemudian di kalikan dengan 200.000.000 akan
diperoleh hasil yang sama.
e. Faktor Pemajemukan Deret Seragam (A)

• Jika aliran kas sama sebesar A selama N periode


dengan bunga i. Aliran ini disebut deret seragam
(annuity) diberi simbol A

1 2 3 4 5
a. Deret seragam (Mencari F bila
diketahui A)
• Rumus yang digunakan :
F = A[{ (1+i)N -1} / i ]
Atau
F/A = [{ (1+i)N -1} / i ]
• Simbol atau notasi yang digunakan :
(F/A, i% , N )
• Terdapat pada kolom 3 di tabel :
Contoh soal 1

• Seorang pengusaha yang akan mendirikan


suatu pabrik menabung tiap tahun Rp 25 juta
rupiah, mulai tahun 2017 pada Bank yang
memberikan bunga 12% pertahun. Berapa
nilai tabungan tersebut tahun 2022?
• Dik : A = Rp 25 juta; i = 12%; N = 5 tahun
• Dit : F = .....?
• Peny : nilai F = 25 (F/A; 12% ; 5) = 25 x 6,3528
= Rp 158,82 juta
Contoh soal 2
• Untuk membangun pembangkit listrik tenaga
mikro hidro (PLTMH), di tahun 2023 suatu
desa menganggarkan dana tiap tahun sebesar
20 juta dan ditabung di bank pembangunan
daerah yang memberikan bunga 10 % / tahun.
Jika biaya investasi untuk pembangunan
PLTMH tersebut 110 juta, Apakah dana ynag
ditabung tersebut cukup untuk membiayai
proyek tersebut ?
• Dik : A = 20 juta ; I = 10% dan N = 5
• Dit : F = …..? Banding dengan 110 juta
• Peny : F = 20 ( F/A ; 10 ; 5)
F = 20 x 6,1051 = 122,102 juta
• Rencana pembangunan PLTMH di desa itu bisa
dilaksanakan karena dana yang terkumpul
sudah lebih dari biaya yang sebesar 110 juta
b. Deret Seragam ( Mencari A bila
diketahui F)
• Nilai ini merupakan kebalikan dari point a
Rumus : A = F [ i / ( 1+ i )N – 1 ]
• Notasinya A/F; i% ; N , kolom 4 tabel
• Contoh Soal : Seorang pengusaha ingin
membeli sebuah mesin seharga Rp 300 juta
pada tahun 2023. berapa uang yang harus
ditabung tiap tahun mulai tahun 2018 pada
bank yang memberi bunga 8 % pertahun.
Penyelesaian Soal
• Dik : I = 8% ; n = 5 ; F = 300 juta
• Dit : A = …..?
• Peny : A = F x ( A/F ; 8 ; 5)
A = 300 x 0,1705 = 51.150 juta
Jadi pengusaha tersebut harus menabung
setiap tahun 51,150 juta mulai 2018 sampai
2022 untuk beli mesin tersebut
c. Mencari P bila diketahui A
F = P (1+i)N ........................... (1)
F = A [ {(1+i)N – 1}/ i ] ............. (2)
bila (2) dimasukkan ke (1) maka
A [ {(1+i)N – 1}/ i ] = P (1+i)N
P = A [ {(1+i)N – 1}/ i ] / (1+i)N
P = A (P/A ; i%; N);
Faktor(P/A ; i%; N) ada pada tabel
pemajemukan diskrit kolom 5
d. Mencari A bila diketahui P

• Dari uraian pada pont c dapat dilihat


• P = A [ {(1+i)N – 1}/ i ] / (1+i)N
• A = P [(1+i)N ] / [ {(1+i)N – 1}/ i ] atau
• A = P ( A/P ; i% ; N)
• Faktor dibelakang P ada pada tabel bunga
kolom 6
Contoh soal
• Seorang karyawan perusahaan swasta
dipotong Rp 1.200.000 tiap tahun mulai dari ia
berusia 25 tahun sampai usia pensiunnya (55
tahun). Uang ini ditabung di Bank yang
memberi bunga 12% / tahun. Jika dana
potongan itu diharapkan akan dinikmati
sebagi pensiun mulai dari usia 55 tahun
sampai 75 tahun, berapa uang pensiun yang
akan diterimanya setiap tahun?
Penyelesaian Soal
• Dik : A1 = 1,2 juta ; I = 12% n1 = 30 (usia 25
sampai 55) ; n2 = 20 ( usia 55 sampai 75 )
• Dit : A2 = ……
• Peny : Yang pertama harus dihitung nilai
tabungan pada waktu karyawan tersebut berusia
55 tahun.
• F = 1,2 ( F/A ; 12 ; 30) = 1,2 x 241,3327 = 347,519
juta. Ini menjadi nilai P untuk periode (usia 55
sampai 75)
• A = 347.519 x ( A/P ; 12 ; 20) = 347,519 x 0,1339 =
46,532 juta
4. Dered Gradient Aritmatik

• Dalam menyelesaikan masalah analisa teknik dan


biaya sering dijumpai penerimaan atau
pengeluaran tunai yang meningkat atau
berkurang secara seragam setiap periode.
• Besarnya peningkatan atau penurunan disebut
Gradien.
• Ada 2 jenis biaya yang biayanya mempunyai pola
gradien yaitu :
a.Biaya peralatan dan perawatan mekanik,
b.Perhitungan beban depresiasi
Gambar Aliran Kas Gradien
Perhitungan Menggunakan Gradien Aritmatik
• Sesuai gambar diatas, untuk perhitungan meng-
gunakan Gradien Aritmatik, aliran kas terbagi dua.
• Aliran kas yang pertama sama dan bisa dihitung
menggunakan metode A.
• Aliran kas ke dua mempunyai besaran yang terus
meningkat :
 tahun ke 2 sebesar G
 tahun ke 3 sebesar 2G dan seterusnya sampai
Tahun ke N sebesar (N-1)G
• P = G(P/F,i%, 2) + 2G(P/F, i %,3) + ..... [N-1][P/F , i %, N)
Perhitungan P menggunakan Gradien
Faktor /Koefisian G untuk Hitung P

Faktor ini ditulis dalam bentuk ( P/G ; i% ; N)


terdapat pada tabel kolom 8
Menghitung A jika diketahui G
• Jika dihubungkan rumus menghitung P bila
diketahui G dan rumus menghitung A jika
diketahui P dapat diturunkan rumus
1 𝑁
• A=G −
𝑖 (1+𝑖)𝑁 −1
• Faktor ini juga dapat ditulis dalam bentuk
A = G (A/G , i% , N )
• Faktor (A/G , i% , N) terdapat pada tabel
kolom 7
Contoh Soal aliran kas yang gradien
Perkiraan ongkos operasi dan perawatan mesin-
mesin suatu industri adalah 5 juta tahun pertama,
5,5 juta tahun ke 2 danterus meningkat 0,5 juta tiap
tahun sampai tahun ke 5. Bila tingkat bunga 10%
pertahun hitung :
a. Nilai sekarang (P) dari semua ongkos tersebut.
b. Nilai semua ongkos tersebut tahun ke 5
c. Nilai deret seragam (A) dari ongkos tersebut tiap
tahun selama 5 tahun
Penyelesaian Soal
Dik : A = 5 juta ; G = 0,5 juta ; I = 10 ; n = 5
Dit : a. Nilai P dari semua ongkos tersebut
b. Nilai F dari semua ongkos tahun ke 5
c. Nilai A dari semua ongkos
Peny : a. P = P1 + P2
= 5 (P/A , 10% , 5 ) + 0,5 ( P/G,10%, 5)
= 5 x 3,7908 + 0,5 x 6,8618 = 18,954
+ 3,430 = 22,384
b. F = P ( F/P , 10% , 5 )
= 22,384 x 1,6105 = 36,049 juta

c. A = A1 + A2
= 5 + 0,5 ( A/G , 10% , 5)
= 5 + 0,5 x 1,8101 = 5,905 juta
Menangani Aliran Kas Yang Tidak Teratur
• Sering terjadi aliran kas tidak teratur, baik
nilainya maupun waktu terjadinya.
• Untuk menangani aliran kas seperti ini maka
tiap nilai aliran kas pada suatu periode
tertentu harus dikonversi ke satu nilai apakah
nilai pada tahun ke 0 yakni nilai P atau nilai
pada tahun terakhir (nilai F) atau nilai A (rata-
rata tiap periode)
• Perhitungan dalam menghitung nilai konversi
menggunakan tabel-tabel bunga majemuk
III. PEMILIHAN ALTERNATIF-
ALTERNATIF EKONOMI
• Berbagai kriteria kualitatif maupun kuantitatif
harus diperhitungkan bila kita dihadapkan
pada pemilihan alternatif terutama yang
berkaitan dengan investasi.
• Salah satu kriteria yang selalu disertakan
dalam pemilihan alternatif investasi adalah
kriteria moneter (terkait masalah keuangan)
• Ada 7 langkah yang digunakan
7 langkah sistematis pengambilan
keputusan dalam ATB
1. Defenisikan sejumlah alternatif yang akan
dianalisis.
2. Defenisikan horison perencanaan dalam
membanding alternatif.
3. Estimasi aliran kas masing-masing alternatif
4. Menentukan MARR yang digunakan
5. Membandingkan alternatif dengan
ukuran/teknik yang dipilih
6. Lakukan Analisis suplementer.
7. Pilih Alternatif terbaik
Defenisikan Alternatif Investasi
• Ini fase yang sangat teknis
• Hanya bisa dilakukan oleh orang yang
mengetahui aspek teknis dari setiap
alternatif
• Ada 3 jenis alternatif : Independent ;
Mutually Exclusife dan contingen
Alternatif Independent
• Alternatif yang independent : Pemilihan atau
penolkan satu alternatif tidak akan
mempengaruhi alternatif lainnya.
• Jika ada alternatif A dan B maka pemilihan
atau penolakan A tidak mengakibatkan
apakah B akan ditolak atau dipilih.
• Pengambilan keputusannya : pilih A saja, pilih
B saja, pilih A dan B atau tidak memilih
keduanya
Alternatif Mutually Exclusive
• Pemilihan satu alternatif mengakibatkan
penolakan alternatif lain atau sebaliknya.
• Dalam banyak persoalan Analisa Teknik dan
Biaya jenis alternatifnya adalah “Mutually
Exclusive”
• Hal ini karena keterbatasan sumber daya,
sehingga orang harus memilih yang terbaik.
• Keputusan yang mungkin adalah memilih A
saja, B saja atau tidak memilih keduanya.
Alternatif Yang Contingen Atau
Conditional
• Pemilihan satu alternatif tergantung pada satu
atau lebih alternatif lain yang menjadi
prasyarat.
• Contoh Pembukaan suatu tujuan wisata
didaerah terpencil tergantung dari sarana
transportasinya. Pengadaan pembangkit listrik
tenaga air tergantung dari pembangunan
bendungannya
Menentukan Horizon Perencanaan
• Suatu periode study untuk membandingkan berbagai alternatif Investasi.
• HP menggambarkan samapai sejauh mana ke depannya cash flow (aliran
kas) masih akan dipertimbangkan dalam analisis.
• Ada perbedaan antara horizon perencanaan dengan umur teknis dan
depresiasi.
• Dalam menentukan hp kita dihadapkan pada salah satu dari 3 situasi :
 Alternatif memiliki umur teknis yang sama.
 Umur teknis yang berbeda
 Memiliki umur abadi.
• HP tergantung pada jenis aset atau investasi yang akan dibandingkan.
• Untuk produk-produk yang perkembangan teknologinya cepat
membutuhkan umur teknis yang lebih pendek (Komputer, alat-alat
elektronik).
• Jika alternatif memiliki umur teknis yang tidak sama ada beberapa cara
untuk menentukan horizon perencanaan
Menentukan HP Bila Umur Teknis Berbeda

• Ada 5 alternatif penentuan HP bila umur teknis


berbeda.
1. Menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).
2. Menggunakan ukuran deret seragam dari tiap aliran
kas.
3. Menggunakan umur alternatif yang lebih pendek
dengan menganggap sisa nilai dari periode yang lebih
panjang dianggap sebagai nilai sisa.
4. Menggunakan umur alternatif yang lebih panjang
5. Menetapkan suatu periode yang umum dipakai
biasanya antara 5 sampai 10 tahun
1. Menetapkan HP dengan KPK
• Jika ada 3 alternatif A,B dan C yang mempunyai
umur teknis 2, 3 dan 4 tahun, maka HP
ditetapkan dengan KPK dari 2, 3 dan 4 adalah 12.
• Alternatif A dibuat berulang 6 kali. Alternatif B
berulang 4 kali dan altertif C berulang 3 kali.
• Metode ini bila inflasi dan teknologi berkem-bang
secara cepat juga bila umur teknis masing –
masing alternatif besar; misal A murnya 11 tahun
dan B 17 tahun, maka KPK adalah 187 tahun. HP
sepanjang ini tidak menjamin estimasi maupun
analisisnya bisa dipercaya
2. Menetapkan HP Menggunakan
Deret Seragam
• Dengan deret seragam maka kita akan
memperoleh nilai yang sama di setiap tahun.
• Horizon perencanaan tidak perlu dibuat sama
untuk setiap alternatif jika setiap alternatif
mempunyai umur yang berbeda.
• Perlu dilakukan perhitungan untuk 1 siklus
saja, dan jika dilanjutkan akan tetap seragam
Contoh Perhitungan HP Menggunakan Deret
Seragam
Sebuah musium harus dicat ulang karena sudah
tua. Ada 2 alternatif cat yang bisa diguanakan,
yaitu cat minyak seharga Rp 52.000/galon dan
cat latex seharga Rp24.000/galon. Setiap galon
cat bisa mengecat 60 m persegi. Ongkos tenaga
kerja Rp32.000/jam, dalam 1 jam luas areal yang
bisa dicat 20 m persegi. Tentukan cat mana yang
sebaiknya digunakan menggunakan deret
seragam jika cat minyak diperkirakan 8 tahun,
latex 5 tahun dan i = 8%
Penyelesaian soal
Nilai A untuk cat minyak : A1 = [ (52.000/60) +
(32.000/20) ] = 2.467/m2.
Nilai A untuk cat latex : A2 = [ (24.000/60) + (
32.000/20) ] = 2.000 / m2.
Untuk cat minyak A = A1 ( A/P, 8%,8)
A = 2.467 ( 0,1740) = 429/m2
Untuk cat latex A = A2 (A/P, 8% , 5)
A = 2.000 ( 0,2505) = 501/m2
Dipilih cat minyak karena A nya lebih kecil atau
biaya tiap m2 lebih kecil
3. Menggunakan Umur Alternatif Lebih Pendek

• HP dibuat untuk umur yang lebih pendek


• Untuk alternatif dengan umur yang lebih panjang,
maka aliran kas pada umur selanjutnya dihitung
sebagai nilai sisa pada periode yang pendek
• Jika A umur 5 tahun dan B 7 tahun maka kedua
alternatif dihitung menggunakan HP 5 tahun.
Untuk yang berumur 7 tahun maka aliran pada
tahun ke 6 dantahun ke 7 dihitung sebagai nilai
sisa dan ditempatkan pada tahun ke 5
Contoh perhitungan
Alternatif A

Alternatif B
4. Menggunakan Umur Yang lebih Panjang

• Untuk kasus di point 3, dimana Alternatif A 5


tahun dan B selama 7 tahun, digunakan HP
selama 7 tahun.
• Untuk Alternatif A dibuat berulang (menjadi
10 tahun), namun aliran kas pada tahun ke 8,
9 dan 10 dihitung sebagai nilai sisa pada tahun
ke 7
Contoh perobahan HP ke periode
panjang
5. Menetapkan HP sesuai periode yang
umum dipakai
• Periode yang umum dipakai adalah 5 tahun
atau 10 tahun
• Jika alternatif A periode 7 tahun dan B periode
11 tahun di jadikan periode 10 tahun.
• Alternatif A diulang 2 kali namun aliran pada
tahun ke 11, 12, 13 dan 14 di hitung sebagai
ninai Terminal (TV) pada tahun ke 10.
• Alternatif B dengan periode 11 tahun, maka
aliran tahun ke 11 dijadikan TV di tahun ke 10
Contoh HP digunakan periode yang
umum
3. Mengestimasi Aliran Kas
• Estimasi aliran kas dilakukan dengan dengan
pertimbangan prediksi kondisi masa datang
• Perlu juga memperhatikan kecenderungan yang
digambarkan oleh data masa lalu.
• Perlu dipertimbangkan juga kemampuan
investasi.
• Dalam mengestimasi aliran kas setiap alternatif
termasuk pendapatan, ongkos dan nilai sisa perlu
digambarkan dengan lengkap, walaupun tidak
perlu terlalu detail
4.Menetapkan MARR
• MARR (Minimum Atractive Rate of Return)
adalah tingkat bunga yang dipakai sebagai
patokan dasar dalam mengevaluasi dan
membandingkan berbagai alternatif.
• Adalah nilai minimal dari tingkat
pengembalian atau bunga yang bisa diterima
investor.
• Jika suatu Investasi menghasilkan bunga (rate
of Return) < MARR, investasi tidak ekonomis
Cara Penetapan MARR
1. Tambahkan suatu persentasi tetap pada ongkos modal
(cost of capital) perusahaaan.
2. Nilai rata-rata tingkat pengembalian (ROR) selama 5
tahun lalu digunakan sebagai MARR tahun ini.
3. Gunakan MARR berbeda untuk horizon perencanaan
berbeda dari investasi awal.
4. Gunakan MARR berbeda untuk perkembangan
berbeda.
5. Gunakan MARR berbeda untuk Investasi baru dan
Investasi untuk proyek perbaikan.
6. Gunakan rata-rata tingkat pengembalian modal para
pemilik saham pada kelompok industri yang sama
Perhitungan MARR berdasar cost of
capital
• Salah satu Cara penentuan MARR ( Minimum
Attractive Rate of Return):
• Tambahkan % tertentu pada ongkos modal (Cost
of Capital) .
• Cost of capital dapat dihitung dengan rumus :
• Ic = rd.id + (1-rd) ie
• rd = persentasi modal yang dipinjam dari Bank
• id = tingkat (%) bunga Bank
• Ie = tingkat pengembalian modal yang
diharapkan
Contoh soal
Suatu perusahaan meminjam 40% modalnya
dari bank yang memberi bunga 17% setahun,
dan selebihnya modal sendiri yang diharapkan
menghasilkan tingkat pengembalian 13%.
Hitung cost of capitalnya
Hitung Cost of Capital dan Penentuan
MARR
Dari soal diatas dapat ditentukan rd = 0,40; id =
0,17 dan ie = 0,13.
Ic = 0,40x 0,17 + (1- 0,40)x 0,13 = 0,146= 14,6%
MARR dapat ditentukan diatas ic yaitu 16 atau
17%
5. Membandingkan Alternatif Investasi
• Sesudah mendefenisikan alternatif, menentukan horison
perencanaan, mengestimasi aliran kas dan menentukan
MARR (untuk kriteria pemilihan investasi), langkah
selanjutnya membanding alternatif.
• Ada beberapa teknik untuk membanding alternatif :
1) Analisis Nilai Sekarang (Present Worth)
2) Analisis deret seragam (annual Worth)
3) Analisis nilai mendatang (Future Worth)
4) Analisis Tingkat Pengembalian (Rate of Return)
5) Analisis manfaat/ongkos (B/C)
6) Analisis periode pengembalian (Payback Period)
1) Metode Nilai Sekarang (P)
• Pada metode ini semua aliran kas dikonversi-kan
menjadi nilai sekarang (P) dan di jumlah-kan, sehingga
P merupakan nilai netto dari seluruh aliran kas.
• Tingkat bunga yang dipakai untuk menghitung P adalah
MARR
• Alternatif yang dipilih adalah yang memiliki nilai P atau
NPV terbesar ( dengan catatan nilainya positif).
• Bila aliran kas hanya terdiri dari ongkos yang dipilih
adalah nilai P terendah, dan tanda yang dipakai adalah
tanda positif.
2) Metode Dered Seragam
• Pada metode ini semua aliran kas yang terjadi
selama horison perencanaan di konversikan
kedalam deret seragam, dengan tingkat bunga
sebesar MARR.
• Lebih mudah konversi ke deret seragam
dihitung dari nilai P.
• Bila alternatif bersifat mutually exclusive yang
dipilih adalah yang memiliki nilai A tertinggi
Contoh Perhitungan Metode Deret Seragam

Perusahaan X menyewa gudang untuk melayani


kawasan industri. Penghasilan per tahun
diperkirakan Rp 500 juta, sedangkan biaya-biaya
(perawatan, operasional, asuransi dan pajak) per
tahun Rp 130 juta. Nilai sisa diestimasi Rp 100
juta pada akhir tahun ke 30. Suatu perusahaan Y
ingin membeli gudang tersebut dengan harga Rp
4000. Jika PT X menggunakan MARR 10% untuk
mengevaluasi penawaran tersebut apakah
seharusnya gudang itu dijual?
Penyelesaian Soal

• Jika gudang itu dijual sekarang dengan harga Rp


4000 juta nilai seragamnya A1
• A1 = P1 (A/P, 10% , 30)
= 4000 (0,10608) = 424,32 juta / tahun
• Jika tidak menjual nilai seragamnya A2
• A2 = 500 -130 + 100 (A/F, 10% , 30)
A2 = 370 + 100 ( 0,0068) = 370,613 juta/tahun
• Yang dipilih A1 jadi sebaiknya gudang tersebut
dijual
3) Metoda Nilai Mendatang

• Semua aliran kas dikonversi ke suatu nilai pada


satu titik dimasa mendatang (F).
• Bila alternatif bersifat “Mutually exclusiv”
yang dipilih adalah alternatif dengan F
tertinggi.
• Bila alternatif bersifat independent maka
sewmua alternatif dimana F > 0 dapat
dipertimbangkan
4). Metode Pay Back Period (PBP)

• Pay Back Period atau periode pengembalian


adalah jumlah periode dimana Investasi bisa
dikembalikan.
• Prinsipnya adalah kita menghitung N dari
koefisien yang dikalikan pada aliran kas
sehingga total aliran menjadi 0.
……….(4.4.1)
• Dari rumus (4.4.1) , At adalah aliran kas yang
terjadi pada periode ke t dan N’ adalah
periode pengembalian yang akan dihitung.
• Bila , At merupakan deret seragam maka
koefisien (P/F, i% , t) dapat diganti dengan
koefisien (P/A , i%, t).
• Alternatif suatu investasi bisa diterima jika
umur ekonomis dari investasi tersebut > N’.
Bila sebaliknya alternatif ditolak
• Dalam praktek kalangan industri seringkali
menghitung N’ dengan mengabaikan
pengaruh waktu terhadap uang.
• Jika ini yang digunakan, rumusnya :

0 = −𝑃 + σ𝑁′ 𝑡=1 𝐴𝑡 ……(4.4.2)


• Jika aliran kas berupa deret seragam makaN’
bisa ditentukan dengan rumus

′ 𝑃
𝑁 = …………… (4.4.3)
𝐴𝑡
• Rumus (4.4.3) diturunkan dengan ketentuan
At adalah deret seragam dan asumsi I = 0 %
• Metode ini memiliki 2 kelemahan :
 Mengabaikan konsep nilai uang dari waktu
Semua aliran kas yang terjadi sesudah N’
diabaikan, dan ini merupakan suatu
kelemahan dalam perhitungan
Contoh Soal
Sebuah mesin perakit otomatis bisa dibeli dengan
harga Rp 18 juta dengan pendapatan Rp 3 juta
/tahun dan nilai sisa Rp 3 juta. Apabila perusahaan
memperkirakan umur ekonomis mesin tersebut 10
tahun apakah perusahaan sebaiknya membeli
mesin tersebut.
Gunakan metode Pay Back Period :
a. Dengan menganggap tingkat pengembalian 0.
b. Dengan menggunakan tingkat pengembalian (i)
= 15%
Penyelesaian Soal
a. Jika I = 0% , digunakan rumus (4.4.2)
0 = -18 + N’ (3) + 3.
N’ = (18 -3) /3 = 5 tahun ( < 10 tahun)
mesin tersebut bisa dibeli
b. Jika menggunakan I = 15%
0 = -18 + 3 (P/A, 15% , N’ ) + 3 (P/F , 15%, N’)
persamaan diatas tidak bisa langsung memberi nilai
N’ tetapi kita harus memberi nilai untuk N’ yang
menghasilkan ruas kiri (-) dan nilai lainnya yang
menghasilkan ruas kiri (+ ) kemudian dilakukan
interpolasi untuk menetapkan N’
Bila diberikan N’ = 15 tahun nilai ruas kiri adalah
: -18 + 3 (5,8474 ) + 3 ( 0,1229) =
-18 + 17,5422 + 0,3687 = - 0,0891
Bila diberikan N’ = 16 tahun nilai ruas kiri adalah
-18 + 3 (5,9542 ) + 3 (0,1069 ) =
-18 + 17,8626 + 0,3207 = 0,1833
Untuk menghitung interpolasi kita gunakan
metode geometris sebagai berikut :
D
0,1833
A
-0,0891 0 B

C
AO : OB = 0,0891 : 0,1833
AO/ (1-AO) = 0,486
AO = 0,486 – 0,486 AO
1,486 AO = 0,486
AO = 0,327 atau PBP pada 15,327 tahun dibulatkan
jadi 15,3 tahun (> 10 tahun)
Mesin tidak bisa dibeli karena PBP > umur ekonomisnya
IV.METODE RATE OF RETURN (ROR)

• ROR adalah suatu tingkat bunga (i) yang mengakibatkan


NPW (net present worth) sama dengan nol.
• NPW pada suatu periode tertentu bisa (+) pada tingkat i
tertentu dan akan (-) pada tingkat i lainnya.
• i dimana NPW = 0 disebut ROR.
• NPW = PWR – PWE = 0.
• ROR terbagi 2 yaitu IRR (Internal Rate of Return ) bila
setiap hasil yang diperoleh langsung diinvestasikan
kembali. Selain IRR ada ERR (External Rate of Return )
, bila hasil yang diperoleh digunakan untuk proyek
lainnya
1. Perhitungan Rate of Return (ROR)
• Sesuai pengertian ROR diatas maka secara
matematis pengertian itu dapat ditulis dalam
bentuk :
𝑁𝑃𝑊 = σ𝑁 𝐹
𝑡=0 𝑡 (1 + 𝑖 ∗ −𝑡
) = 0 ….. ( 4.1)
NPW = Net Present Word = Net Present Value
𝐹𝑡 = aliran kas pada periode t
N = umur proyek, sesuai horison perencana-
an
𝑖∗ = nilai ROR dari proyek atau investasi ter-
sebut
Rincian Rumus
• Ft pada rumus 4.1 bisa bernilai (+) atau (-) tergantung
apakah aliran itu pemasukan atau pengeluaran, maka
rumus (4.1) dapat diurai lebih lanjut sebagai berikut :
NPW = PWR - PWE = 0 atau :
σ𝑁 𝑅
𝑡=0 𝑡 (P/F, i%,t ) - σ𝑁
𝑡=0 𝐸𝑡 (P/F,i%, t) = 0

PWR = nilai present word dari semua pemasukan


PWE = nilai present word dari semua pengeluaran
𝑅𝑡 = penerimaan netto yang terjadi pada periode
ke t
𝐸𝑡 = pengeluaran netto yng terjadi pada periode ke t
Contoh Soal 1
Aliran kas dari suatu kegiatan terlihat seperti
gambar dibawah ini. Hitunglah ROR dari aliran
kas tersebut
F = 150 juta
0 1 2
P = 50 juta 7 8
Penyelesaian Soal
NPW = PWR – PWE = 0
= 150 (P/F, i% , 8) – 50 = 0
(P/F , i% , 8) = 50/150 = 0,333
Dari persamaan diatas kita harus cari di tabel di
kolom (P/F , i% , 8 ) yang nilainya sama atau
mendekati 0,333. Untuk itu kita menggunakan
metode trial and error.
Untuk I = 12% , nilai (P/F, 12% , 8) = 0,4039
Jika i = 15% , nilai (P/F, 15% , 8) = 0,3269. Untuk
mendapat nilai i harus dilakukan interpolasi dengan
bantuan segitiga sebangun seperti gambar berikut
ini
Penyelesaian Soal Dengan Metoda Interpolasi
0,4039

0,333

0,3269

12% i% 15%
Menggunakan prinsip segitiga sebangun dapat ditulis perbandingan
sebagai berikut:
15 − 𝑖 0,333 − 0,3269
=
15 − 12 0,4039 − 0,3269
(15 – i)/3 = 0,0792 , 15- i = 0,2376
i = 15 – 0,2376 = 14,762 %
ROR = 14,762 %
Contoh Soal 2
Sebuah peralatan untuk pekerjaan kontraktor
dibeli seharga 18 juta. Umur alat tersebut 5
tahun, dengan nilai sisa 2 juta. Data pendapatan
dan pengeluaran tahunan seperti pada tabel .
a. Hitung ROR dari aliran kas itu
b. Apakah investasi dapat diterima jika MARR =
12 %.
Tabel Aliran Kas (dalam Juta Rp)

Thn Penerimaan Nilai Pengeluaran Aliran Kas Netto


ke Sisa
0 -18 -18

1 10,0 6,2 3,8

2 11,5 6,0 5,5

3 11,5 5,9 5,6

4 10,5 6,0 4,5

5 9,5 2,0 6,5 5,0


Penyelesaian Soal No 2
Rumus yang digunakan adalah :
NPW = PWR – PWE = 0 …….. (1)
Sesuai tabel aliran kas dapat ditentukan :
PWR = 3,8 (P/F , i% , 1) + 5,5 ( P/F , i%,2) + 5,6
(P/F,i%,3) + 4,5 (P/F , i% , 4) + 5(P?F , i% ,5)
PWE = 18
Untuk bisa disubstitusi harus diberikan nilai i% ,
dan itu dilakukan secara trial and error.
HITUNG NPW DENGAN i = 10%

HITUNGAN NPW UNTUK I = 10%


THN (N) (P/F , 10% , N) ALIRAN KAS NETTO NPW
0 1 -18 -18
1 0.90909091 3.8 3.454545455
2 0.82644628 5.5 4.545454545
3 0.7513148 5.6 4.207362885
4 0.68301346 4.5 3.073560549
5 0.62092132 5 3.104606615
NPW = 0.385530049
HITUNG NPW DENGAN i = 11%
HITUNGAN NPW UNTUK I = 11%
THN (N) (P/F , 11% , N) ALIRAN KAS NETTO NPW
0 1 -18 -18
1 0.900900901 3.8 3.423423423
2 0.811622433 5.5 4.463923383
3 0.731191381 5.6 4.094671735
4 0.658730974 4.5 2.964289384
5 0.593451328 5 2.96725664
NPW = -0.086435435
HITUNG ROR

Untuk i = 10% diperoleh NPW = 0,3855 dan


untuk i = 11% sudah dihitung NPW = - 0,0864.
Penentuan ROR untuk NPW = 0 harus dilakukan
dengan metode interpolasi :
D

0,3855
B C
A 11%

10% i% -0,0864
E
𝐴𝐵 0,3855
=
𝐵𝐶 0,0864
𝐴𝐵
= 4,46 ; AB = 4,46 – 4,46AB
1−𝐴𝐵
5,46 AB = 4,46
AB = 0,816 = 0,82
jadi i = 10,82 % atau ROR = 10,82%
Bila dibandingkan dengan MARR yang ditentukan
12% , dapat disimpulkan bahwa :
Investasi tidak dapat diterima karena
ROR < MARR
VI. ANALISA TITIK IMPAS DAN SENSITIVITAS
• Analisa Teknik dan Biaya dilakukan untuk periode waktu
yang panjang ; 5 bahkan 10 tahun atau lebih.
• Estimasi Investasi, Pendapatan dan Biaya dalam jangka
waktu yang panjang itu mengandung ketidak pastian.
• Ada 4 faktor yang dianggap menjadi summber ketidak
pastian :
 Cara estimasi yang dilakukan : Jika dilakukan dengan
prosedur ilmiah akan lebih baik dari perkiraan.
 Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan: bisnis
dibidang hiburan mengandung ketidak pastian lebih besar
dibanding grosir.
 Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan : Fasilitas
produksi dengan fungsi khusus lebih tinggi risikonya dari
fasilitas untuk fungsi umum.
 Panjang horison perencanaan : makin panjang makin tinggi
ketidak pastiannya
Cara Menangani Ketidak Pastian

1. Analisis Titik Impas (Break Even Point) : Teknik


ini dipakai jika pemilihan alternatif sangat
ditentukan oleh satu faktor tunggal yang tidak
pasti.
2. Analisis Sensitivitas : Cocok digunakan bila
permasalahan mengandung satu atau lebih
faktor ketidak pastian.
3. Analisis Risiko : Jika nilai-nilai suatu faktor
mengikuti suatu distribusi probabilitas yang
merupakan fungsi dari variabel random
1. Analisis Titik Impas
• Merupakan analisis yang populer
• Berguna untuk keputusan pemilihan alternatif yang cukup
sensitif terhadap variabel / para-meter yang sulit
diestimasi.
• Melalui analisis ini bisa ditentukan nilai dari parameter
tersebut dan dengan nilai itu bisa dipilih salah satu.
• Penggunaan metode titik impas:
a) Menentukan nilai ROR
b) Menentukan tingkat produksi dari 2 atau lebih fasilitas
produksi.
c) Melakukan analisis untuk membuat suatu komponen atau
sebaik membeli aja.
d) Menentukan jumlah tahun atau jumlah produksi agar
perusahaan berada pada titik impas
a. Analisis Titik Impas Pada Masalah Produksi
• Titik impas pada kasus ini adalah perpotongan
curva biaya total (TC) dengan kurva
penerimaan total (TR).
• TC = FC + VC
• TC = FC + c.X , c = biaya pembuatan/unit, X =
jumlah produksi
• TR = p.X ; p = harga jual / unit ; X = jumlah
produksi terjual.
• Titik Impas (BEP) terjadi bila TR = TC
Waktu tercapai BEP ; TR = TC.
TR = TC
p.X = FC + c.X , maka dapat dihitung X sbb:
(p – c ) X = FC
X = FC / (p-c)
X adalah jumlah produksi ketika terjadi BEP.
X adalah absis dari titik BEP
Grafik TC , TR dan BEP

Ongkos
TR

Daerah
Daerah Untung
Rugi TC

BEP

Volume
Produksi
Contoh Soal 1
Suatu perusahaan pembuat sabun mandi, mempunyai
ongkos total sebagai berikut : Bila dibuat 10.000 unit
biayanya 25 juta, dan jika produksi 15.000 biayanya
mencapai 30 juta. Bila diasumsikan biaya variabel
berhubungan secara proporsional dengan jumlah
produksi, hitung
a) Ongkos variabel / unit
b) Bila harga jual ditetapkan Rp 6000/unit, berapa yang
harus diproduksi /bulan agar berada pada titik impas.
c) Bila jumlah produksi 12.000 /bulan apakah
perusahaan untung atau rugi dan berapa besar
keuntungan / kerugiannya.
Penyelesaian Soal 1
a) Untuk produksi 10.000 unit :
TC = FC + c X ; 25.000.000 = FC + c .10.000 …..(1)
Untuk produksi 15.000 unit
TC = FC + c X ; 30.000.000 = FC + c. 15.000 …..(2)
(2) – (1) : 5.000.000 = 5000 c
c = 5.000.000 / 5000 = 1000/ unit
Substitusi nilai c ke pers.(1)
25.000.000 = FC + 1000 x 10.000
FC = 25.000.000 – 10.000.000
FC = 15.000.000
b) Bila p = 6000
𝐹𝐶 15.000.000
𝑋= = = 3.000 unit /bulan
𝑝 −𝑐 6000 −1000
untuk mencapai titik impas jumlah produksi
harus 3.000 unit / bulan
c) Karena titik impas 3000 maka produksi 12.000
unit / bulan akan memperoleh keuntungan.
Besar keuntungan TR – TC = 12.000 x 6000 –
(15.000.000 + 12.000 x 1000) = 45.000.000
Contoh Soal 2
Suatu perusahaan akan memproduksi produk
baru yang memerlukan ongkos awal 150 juta.
Ongkos operasional dan perawatan 35.000 /
jam, dan untuk produksi 1000 unit dibutuhkan
waktu 150 jam. Perusahaan juga butuh ongkos
lain 75 juta /tahun. Diestimasi harga jual produk
15.000/unit dan investasi diasumsi berumur 10
tahun dengan nilai sisa 0. Dengan MARR 20%
hitung berapa unit yang harus diproduksi agar
mencapai titik impas.
Penyelesaian Soal 2
Penyelesaian : Misal jumlah produksi untuk
mencapai titik impas X.
Untuk kasus ini Titik Impas akan tercapai bila :
Annual Cost (AC) = Annual Revenue (AR)
AC = 150.000.000 (A/P; 20% ; 10) + 75.000.000 +
0,150(35.000)X
= 150.000.000 (0,2385) + 75.000.000 + 5.250X
= 110.775.000 + 5.250X
AR = 15.000 X , jadi persamaaan titik impas :
110.775.000 + 5.250 X = 15.000X
X = 11.362 unit pertahun
b. Analisa Titik Impas pada Pemilihan Alternatif
Investasi
• Dalam pemilihan fasilitas produksi ada investor
yang membeli mesin dengan biaya rendah namun
biaya variabelnya lebih tinggi (Alt B), namun
tingkat produksi cukup tinggi biasanya investor
memilih membeli mesin yang mahal tetapi biaya
variabelnya lebih murah (Alt A).
• Kapan kita harus memilih Alt A atau kapan harus
memilih B, perlu ditentukan lebih dahulu titik
impasnya
Grafik Titik Impas Pada pemilihan Alternatif
Investasi

Ongkos
Total
B

BEP

X Unit Variabel
Contoh Soal 1
Sebuah perusahaan pelat baja sedang mem-
pertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong pelat untuk
sistem produksinya.
Alternatif 1 mesin otomatis , Harga awal 23 juta nilai sisa
4 juta sesudah 10 tahun. Untuk mesin ini biaya operator
per jam 12.000, out put 8 ton/jam ongkos operasi dan
perawatan tahunan 3,5 juta.
Alternatif 2 mesin semi otomatis, harga awal 8juta masa
pakai 5 tahun tanpa nilai sisa. Biaya operator per jam
24.000, ongkos operational dan perawatan 1,5
juta/tahun, 6 ton /jam; MARR 10%.
a) Berapa ton pelat harus diproduksi /tahun agar mesin
otomatis lebih ekonomis dibanding mesin semi
otomatis.
b) Jika ditetapkan tingkat produksi 2000 ton/tahun
mesin mana yang sebaiknya dipilih.
Penyelesaian Soal 1
a) Tentukan titik impas
 Misal X adalah jumlah ton yang diproduksi
selama setahun.
 Ongkos variabel tahunan untuk mesin otoma-
tis :
12.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛 12.000
 AC1 = 𝑥 x = X
𝑗𝑎𝑚 8 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 8
 Ongkos ekuivalen tahunan (EUAAC1) dihitung
sbb : EUAAC1= 23(A/P;10%;10) – 4
(A/F;10%;10) + 3,5 + 12.000X/8
• EUAAC1 = 23(0,16275) – 4 (0,06275) + 3,5 +
12.000X /8
• EUAAC1 = 6,992juta + 1500 X
Untuk mesin semi otomatik :
24.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛
𝐴𝐶2 = x x = 4000 X
𝑗𝑎𝑚 6 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
EUAAC2 = 8( A/P ; 10%;5) + 1,5 + 4000 X
= 8 ( 0,26380) +1,5 + 4000 X
= 3,610 juta+ 4000 X
Titik Impas terjadi jika EUAAC1 = EUAAC2
6,992 + 1500 X = 3,610 + 4000X
X = 1352,8 Ton
• Karena titik impasnya pada 1352,8 ton, sesuai
grafik titik impas maka mesin otomatis lebih
ekonomis digunakan jika tingkat produksinya
lebih besar dari 1352,8 ton.
b) Bila menejemen menentukan tingkat produksi
per tahun 2000 ton ( > 1352,8 ton) maka
mesin otomatis yang harus dipilih
c. Analisis Titik Impas pada Keputusan Buat-Beli

• Suatu produk terdiri dari beberapa komponen.


• Tidak setiap komponen harus dibuat di pabrik
yang sama.
• Untuk menentukan suatu komponen harus dibuat
atau sebaiknya dibeli saja, digunakan analisa titik
impas.
• Bila suatu komponen dibuat maka ada
perhitungan investasi, biaya bahan baku , biaya
bahan baku serta nilai sisa dari fasilitas.
• Namun bila komponen dibeli biayanya hanya
Harga / unit dikalikan jumlah unit yang dibeli
Contoh Soal
• Seorang manajer produksi diberi tugas untuk
menganalisis 2 komponen A dan B apakah harus
dibuat atau dibeli saja. Data ongkos untuk tiap
komponen terlihat seperti tabel dibawah ini. Jika
asumsi i = 15%
a) Pada kebutuhan berapa komponen / tahun
perusahaan sebaiknya membuat sendiri.
b) Bila kebutuhan masing masing komponen 2000
unit per tahun, keputusan apa yang harus
diambil perusahaan
Tabel Data Biaya Dan Harga Komponen
Uraian Komponen A Komponen B
Ongkos Awal Rp 200 juta Rp 350 juta
Ongkos tenaga kerja/unit Rp 2000 Rp 2500
Ongkos bahan baku /unit Rp 3000 Rp 2500
Nilai Sisa Rp 10 juta Rp 15 juta
Biaya Overhead / tahun Rp 18 juta Rp 15 juta
Umur Fasilitas 5 tahun 7 tahun
Harga beli / unit Rp 10.000 Rp 15.000
Penyelesaian Soal
a) Misal kebutuhan komponen A dalam setahun
XA dan kebutuhan komponen B selama seta-
hun XB
Untuk Komponen A
 UEAC beli = 10.000 XA
 UEAC buat = 200 juta (A/P;15% ,5) + 18 juta +
(3000 + 2000) XA – 10juta
(A/F;15% ; 5)
= 200 juta ( 0,2983) + 18juta +
5000XA – 10juta ( 0,1483)
= 74,49 juta + 5000 XA
• Titik Impas komponen A tercapai bila :
EUAC beli = EUAC buat
10.000 XA = 74,97 juta + 5000 XA
5.000 XA = 74,97juta
XA = 14.994 unit
Untuk Komponen B
• EUAC beli = 15.000 XB
• EUAC buat = 350 juta (A/P ; 15% ; 7) + (2.500 +
2.500) XB – 15juta (A/F;15%;7) +
15 juta
= 350 juta ( 0,24036) + 5000 XB
- 15 juta ( 0,09036) + 15 juta
= 97,7706 juta + 5000 XB
• Titik impas untuk komponen B , bila EUAC beli =
EUAC buat
• EUAC beli = EUAC buat
15.000 XB = 97,7706 juta + 5000 XB
XB = 9.777 unit
 Untuk komponen A jika kebutuhan diatas 14.997 unit
dan komponen B diatas 9.777 unit sebaiknya dibuat
aja,
 Kalau kebutuhan masing masing unit hanya 2000
unit, sebaiknya dibeli aja
2. ANALISA SENSITIVITAS

• Nilai parameter dalam studi Analisa Teknik dan Biaya


diestimasikan, sehingga tidak luput dari kesalahan
• Jika salah satu atau beberapa parameter berubah
maka akan mengubah output/ hasil
• Perubahan hasil akan merubah preferensi dari satu
alternatif ke alternatif lainnya.
• Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan
terhadap perubahan parameter-parameter dilakukan
analisa sensitifitas
Contoh Soal
• Suatu alternatif investasi membutuhkan dana awal
10 juta, dengan nilai sisa 0 di akhir tahun kelima.
Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar 3 juta.
Perusahaan menggunakan MARR = 12 %. Buatlah
analisa sensitifitas dengan mengubah nilai-nilai :
a. Tingkat bunga.
b. Investasi awal dan
c. Pendapatan tahunan,
Pada interval ± 40 %
Gambar Aliran Kas
A = 3 juta

4 5
1 2 3
I = 12 %

P = 10 juta
Penyelesaian Soal
• Langkah awal harus dihitung dulu NPW
NPW = - 10 + 3 (P/A,12%,5)
= - 10 +3 ( 3,6048 ) = 0,8144 juta
• Karena NPW > 0 alternatif layak dilaksanakan
• Bila terjadi perubahan pada i , Investasi awal,
pendapatan tahunan maka kemungkinannya
bisa berubah jadi tidak layak atau bahkan
lebih menguntungkan, tergantung arah
perubahan.
a. Penyelesaian soal bila i berubah ±
40%
1. i bertambah 40%
i yang baru menjadi 1,4 x 12% = 16,8%
NPW = - 10 + 3(P/A , 16,8% , 5)
= - 10 + 3 ( 3,2139) = - 0,3583
(1+0,168)5 −1
Cara hitung (P/A, 16,8% ,5 ) =
0,168(1+0,168)5
1,1737
= = 3,2139
0,3652
2. Bertambah 25% , i = 1,25 x 12% = 15%
NPW = -10 + 3 (P/A, 15%, 5) = -10 + 3( 3,3522)
= 0,0566
3. Berkurang 25% , I = 0,75 x 12% = 9%
NPW = -10 + 3 (P/A,9%,5) = -10 +3( 3,8897)
= 1,6691
4. Berkurang 40% , i = 0,6 x 12% = 7,2%
NPW = -10 + 3(P/A, 7,2%,5) = -10 +3(4,0787)
= 2,2361
• Dari hasil perhitungan diatas bisa dibuat grafik
hubungan antara perubahan i dan NPW.
• Keputusan akan berubah dari layak menjadi tidak
layak jika NPW berubah dari positif menjadi
negatif.
• Nilai i pada saat NPW = 0 dapat dihitung sbb:
- 10 + 3 (P/A , i% , 5 ) = 0
(P/A , i% , 5) = 3,333
i = 15,25 %
• Jadi keputusan akan berubah jika i menjadi lebih
besar dari 15,25% atau bila i meningkat sekitar 25
% dari nilai i awal
Grafik Hubungan Antara i Dengan NWP
b. Bila Investasi awal berubah ± 40 %
1. Bertambah 40 %
NPW = -10 (1,4) + 3 (P/A, 12% , 5)
= - 14 + 3 ( 3, 6048) = - 3,1856 juta.
2 . Bertambah 25 %
NPW = - 12,5 + 3 (3,6048) = - 1,6856 juta
3. Berkurang 25%
NPW = -7,5 + 3 (3,6048) = 3,3144 juta
4. Berkurang 40%
NPW = - 6 + 3( 3,6048) = 4,8144
Gambar hubungan antara perubahan Investasi
awal terhadap NPW
• Dari grafik terlihat pada perubahan investasi
positif ( bertambah) NPW bernilai negatif,
sedangkan pada waktu investasi berkurang,
NPW berubah jadi positif.
• Perlu dicari pada investasi berapa NPW
bernilai 0
• NPW = -I + 3 (3,6048)
0 = - I + 10,8144 juta
I = 10,8144 atau bertambah sebesar :
10,8144 −10
x 100% = 8,144 %
10
c. Perubahan Pendapatan Tahunan ±40%

1. Pendapatan tahunan naik 40%


NPW = - 10 + 3(1,4) (P/A, 12% , 5)
= - 10 + 4,2 ( 3,6048 )
= - 10 + 4,2 ( 3, 6048)
= 5,14 juta
2. Pendapatan tahunan naik 25%
NPW = - 10 + 3,75 ( 3, 6048) = 3,518 juta
3. Pendapatan tahunan turun 25%
NPW = -10 + 2,25 ( P/A ; 12%, 5)
= -1,8892 juta
4. Pendapatan tahunan turun 40 %
NPW = - 10 + 1,8 (P/A , 12% , 5)
= - 3,511
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa titik krusial
adalah pada saat NPW = 0. itu terjadi pada pendapatan
tahunan sebesar :
0 = - 10 + X ( 3,6048)
X = 10/ 3,6048 = 2,774 juta / tahun
Persentasi penurunannya dapat dihitung sebagai :
3 −2,774
x 100% = 7,53%
3
Grafik Hubungan Antara Perubahan
Pendapatan Tahunan Terhadap NPW
Contoh Soal
Rencana modernisasi pergudangan sebuah
perusahaan butuh investasi sebesar 3 milyar; pada
akhir tahun ke 10 ada nilai sisa sebesar 0,6 milyar,
serta penghematan dari ongkos-ongkos operasional
dan perawatan diperkirakan sebesar 0,7 milyar
/tahun. Untuk keperluan analisis sensitivitas
digunakan MARR 18%. Karena biaya-biaya diatas
masih merupakan estimasi , buatlah analisis
sensitivitas terhadap kesalahan estimasi nilai nilai
tadi dalam kaitan dengan kelayakan ekonomis dari
rencana modernisasi tersebut.
Penyelesaian Soal
Untuk Analisis sensitivitas digunakan perubahan
nilai-nilai sebesar ±30 %
a. Perobahan nilai MARR
1. i naik (bertambah 30 % )
i = 1,3 x 18 % = 23,4 %
(1+0,234)10 −1
( P/A , 23,4% , 10 ) = 10 = 3,7517
0,234(1+0,234)
1
(P/F , 23,4% , 10 ) = 10 = 0,2228
(1+0,234)
NPW = -3 + 0,7 (P/A, 23,4% , 10) + 0,6( P/F, 23,4% , 10)
= -3 + 0,7 ( 3,7515) + 0,6 ( 0,1221) =-0,3007
2. i Bertambah 20% ; i = 1,2 x 18% = 21,6 %
NPW = -3 + 0,7 ( P/A, 21,6% , 10) + 0,6 (P/F, 21,6%,10)
= -3 + 0,7 (3,9746) + 0,6 (0,1414) = -0,1330
3. i Bertambah 10% ; i = 1,1 x 18% = 21,78
NPW = -3 + 0,7 (P/A , 21,78%,10) + 0,6 (P/F, 21,78%,10)
= -3 + 0,7 ( 3,95130) + 0,6 ( 0,1393) = - 0,1505
4. i Berkurang 10% ; i = 0,9 x 18% = 16,20%
NPW = -3 + 0,7 (P/A, 16,20%,10) + 0,6 ( P/F , 16,20%,10)
= -3 + 0,7 (4,7974) + 0,6 (0,2228) = 0,4918
5. i berkurang 20% ; i = 0,8 x 18% = 14,40%
NPW = -3 + 0,7(P/A, 14,40% , 10) + 0,6(P/F,14,40%,10)
= -3 + 0,7 ( 5,1357) + 0,6 (0,2604) = 0,7512.
6. i Berkurang 30% ; i = 0,7 x 18% = 12,60 %
NPW = -3 + 0,7(P/A, 12,60%, 10) + 0,6 (P/F, 12,60%,10)
= -3 + 0,7 ( 5,5141) + 0,6 ( 0,3052) = 1,0430
Untuk mendapatkan i yang menghasilkan NPW =0
dilakukan interpolasi antara i = 21,78% dan 16,2%
diperoleh i = 20,47% ; ini berarti kriteria kelayakan
proyek tersebut adalah i tidak boleh melebihi 20,47%,
jika lebih maka proyek menjadi tidak layak.
b. Perobahan Investasi ±30%
1. Investasi bertambah 30%, I = 1,3 x 3 = 3,9 M
NPW = - 3,9 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= - 3,9 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = - 0,6395
2. Investasi bertambah 20% , I = 1,2 x 3 = 3,6 M
NPW = -3,6 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = - 0,3395
3. Investasi bertambah 10% , I = 1,1 x 3 = 3,3 M
NPW = -3,3 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = - 0,0395
4. Investasi berkurang 10% , I = 0,9 x 3 = 2,7M
NPW = - 2,7 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = 0,5605
5. Investasi berkurang 20% , I = 0,8 x 3 = 2,4 M
NPW = - 2,4 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = 0,8605
6. Investasi berkurang 30% , I = 0,7 x 3 = 2,1 M
NPW = - 2,1 + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911) = 1,1605
Besarnya Investasi yang merupakan batas kelayakan
proyek yaitu jika NPW = 0.
NPW = - I + 0,7(4,4941) + 0,6 ( 0,1911)
0 = - I + 3,2605 ; I = 3,2605 M, jika Investasi lebih
besar dari nilai tersebut, proyek menjadi tidak layak
c. Perobahan nilai penghematan biaya
operasional ±30%
1. Penghematan biaya bertambah 30% , HBO = 1,3x
0,7M = 0,91M
NPW = - 3 + 0,91(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,91( 4,4941) + 0,6 (0,191) = 1,2042
2. Penghematan biaya bertambah 20% , HBO = 1,2 x
0,7M = 0,84M
NPW = - 3 + 0,84(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,84( 4,4941) + 0,6 (0,191) = 0,8896
3. Penghematan Biaya bertambah 10% , HBO = 1,1 x 0,7
0,77 M
NPW = - 3 + 0,77(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,77( 4,4941) + 0,6 (0,191) = 0,5750M

4. Penghematan biaya berkurang 10% , HB0 = 0,9 x 0,7


0,63M
NPW = - 3 + 0,63(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,63( 4,4941) + 0,6 (0,191) = - 0,0541M

5. Penghematan biaya berkurang 20% , HB0 = 0,8 x 0,7


0,56M
NPW = - 3 + 0,56(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,56( 4,4941) + 0,6 (0,191) = - 0,3687 M
6. Penghematan biaya berkurang 30% , HB0 = 0,7 x 0,7
0,49M
NPW = - 3 + 0,49(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
= -3 + 0,49( 4,4941) + 0,6 (0,191) = - 0,6833 M
Nilai penghematan biaya yang merupakan batas
kelayakan proyek ini dapat dihitung sbb
NPW = - 3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,6(P/F,18%,10)
0 = -3 + HBO ( 4,4941) + 0,6 ( 0,191)
0 = -3 + 4,4941 HB0 + 0,1146
HBO= 2,8854 / 4,4941 = 0,64 M
Proyek dikatakan layak bila penghematan biaya
operasional > 0,64 M
d. Perubahan Nilai Sisa ± 30%

1. Nilai sisa bertambah 30% , NS = 1,3x 0,6 = 0,78M


NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,78(P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,78 ( 0,191) = 0,2948
2. Nilai sisa bertambah 20% , NS = 1,2x 0,6 = 0,72M
NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,72(P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,72 ( 0,191) = 0, 2834
3. Nilai sisa bertambah 10% , NS = 1,1x 0,6 = 0,66M
NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,66(P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,66 ( 0,191) = 0,2719
4. Nilai sisa berkurang 10% , NS = 0,9 x 0,6 = 0,54M
NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,54(P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,54 ( 0,191) = 0, 249M
5. Nilai sisa berkurang 20% , NS = 0,8 x 0,6 = 0,48M
NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,48 (P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,48 ( 0,191) = 0,237M
6. Nilai sisa berkurang 30% , NS = 0,7 x 0,6 = 0,42M
NPW = -3 + 0,7(P/A,18%,10) + 0,42(P/F,18%,10)
= -3 + 0,7 ( 4,4941) + 0,42 ( 0,191) = 0,226M
Kesimpulannya Nilai Sisa jika turun sampai 100% pun
NPW tetap positif, jadi Nilai Sisa bukan merupakan
parameter ketidak layakan proyek
V.DEPRESIASI
• Depresiasi dan pajak adalah 2 faktor yang sangat penting
dalam study Analisis Teknik dan Biaya.
• Walaupun Depresiasi bukan aliran kas namun besar dan
waktunya akan mempengaruhi pajak, karena pajak
dihitung dari total income dikurangi depresiasi.
• Pajak adalah aliran kas yang harus dipertimbangkan
seperti halnya ongkos-ongkos peralatan, bahan, energi
dan tenaga kerja
• Pengetahuan yang baik tentang depresiasi dan sistem
pajak akan membantu dalam pengambilan keputusan
tentang investasi
• Depresiasi pada dasrnya adalah penurunan nilai suatu
aset karena waktu atau pemakaian.
• Depresiasi terhadap suatu properti/aset disebabkan oleh
satu atau beberapa sebab berikut ini :
1) Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat/properti
tersebut.
2) Kebutuhan produksi/jasa yang lebih baru dan lebih
besar
3) Penurunan kebutuhan produksi/jasa
4) Aset tersebut menjadi usang karena adanya
perkembangan teknologi.
5) Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan
produk yang lebih baik dengan ongkos yang lebih
rendah dan tingkat keselematan yang lebih memadai
• Besarnya depresiasi tahunan pada suatu properti
tergantung pada :
1) Ongkos investasi properti tersebut
2) Tanggal pemakaian awalnya
3) Estimasi masa pakainya
4) Nilai sisa yang ditetapkan
5) Metode depresiasi yang digunakan
• Besarnya depresiasi biasanya diatur sedemikian rupa
agar bisa menekan pajak.
• Karena pertimbangan nilai waktu terhadap uang
maka depresiasi biasanya dikenakan besar di tahun-
tahun awal dan makin hari makin kecil
Syarat Aset Bisa Di Depresiasi
1. Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau
memperoleh penghasilan.
2. Umur ekonomisnya bisa dihitung
3. Umur ekonomisnya lebih dari 1 tahun
4. Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu
yang menjadi usang, atau sesuatu yang nilainya
menurun karena sebab-sebab alamiah
Aset yang didepresiasi bisa yang berwujud atau tidak
berwujud. Berwujud bisa dilihat dan diraba, yang tidak
berujud tidak bisa dilihat/ diraba seperti hak
cipta/paten
1. Akuntansi Depresiasi
• Depresiasi : Beban tahunan untuk menutupi nilai
investasi awal dikurangi nilai sisa selama masa pakai
ekonomis dari aset yang didepresiasi.
• Akuntansi depresiasi adalah alat untuk mengalokasikan
nilai terdepresiasi dari suatu asetselama umur
depresiasinya.
• Akuntansi depresiasi akan memberikan :
(1) Pengembalian modal yang telah diinvestasikan pada
proprti/aset.
(2) Estimasi nilai jual dari aset yang didepresiasikan
(3) Depresiasi maksimum yang diperbolehkan oleh undang-
undang pajak.
Karena tujuan 2 dan 3 bisa memberikan angka depresiasi
yang berbeda, maka biasanya perusahaan membuat 2
laporan keuangan, untuk internal dan eksternal
2. Dasar Perhitungan Depresiasi
• Pengeluarn-pengeluaran yang terjadi pada saat
produksi ( pengeluaran untuk tenaga kerja, bahan,
perawatan, asuransi, tingkat bunga) dikurangkan
secara langsung pada saat dipakaisehingga
pendapatan yang kena pajak telah dikurangi terlebih
dahulu dengan pengeluaran diatas.
• Pemakaian fasilitas produksi (gedung, mesin,
kendaraan, hak paten) bukan pengeluaran langsung,
tapi merupakan pengeluaran tidak langsung
diwujudkan dalam bentuk depresiasi.
• Untuk melakukan depresiasi diperlukan data: Ongkos
awal, umur ekonomis, dan nilai sisa dari properti
• Harga awal dari suatu properti terdiri dari : Harga beli,
ongkos pengiriman, ongkos instalasi dan ongkos-ongkos
lainnya yang terjadi pada saat menyiapkan aset sehingga
siap dipakai.
• Nilai sisa : nilai perkiraan suatu aset pada akhir umur
depresiasinya.
Nilai sisa = nilai jual – ongkos pemindahan.
• Nilai buku suatu aset = Nilai investasi – total nilai depresiasi
sampai saat itu.
• Nilai jual suatu aset : jumlah uang suatu aset yang bisa
diperoleh jika dijual di pasar bebas.
• Nilai buku selalu tidak sama dengan nilai jual. Sering nilai
jual suatu aset bangunan komersial sering lebih tinggi dari
nilai buku.
• Nilai jual suatu aset lebih penting dipertimbangkan jika
akan dilakukan studi analisis teknik dan biaya untuk
mengambil keputusan terkait alternatif-alternatif investasi
3. Metode Metode Depresiasi
• Banyak metode yang bisa dipakai untuk
menghitung depresiasi tahunan dari suatu
aset, diantaranya :
1) Metode garis lurus/straight line (SL)*
2) Metode jumlah digit tahun/sun of years digit
(SOYD)*
3) Metode keseimbangan menurun/ declining
balans (DB)
4) Metode dana sinking / sinking fund (SF)
5) Metode unit produksi / production unit (UP)
4. Metode Garis Lurus (SL)
• Metode ini didasarkan pada asumsi : berkurangnya
nilai suatu aset secara linier / proporsional terhadap
waktu / umur aset tersebut.
𝑃 −𝑆
𝐷𝑡 = …………. (5.1)
𝑁
𝐷𝑡 = besarnya depresiasi pada tahun ke t
P = Ongkos awal dari aset bersangkutan.
S = Nilai sisa dari aset tersebut
N = masa pakai ( umur ) dari aset tersebut (tahun)
• Nilai buku pada suatu tahun tertentu (BVt ) dapat
ditentukan sebagai :
𝑃 −𝑆
BVt = P – t. Dt = P - t …………..(5.2)
𝑁
• Tingkat depresiasi (d) , untuk metode SL ditentukan
sebagai : d = 1/N ……………..(5.3)
Contoh Soal
Sebuah perusahaan membeli alat transportasi dengan
harga Rp38 juta. Biaya pengiriman dan uji coba Rp 1. Masa
pakai ekonomis dari alat ini 6 tahun dengan perkiraan nilai
sisa Rp 3. gunakan metode depresiasi garis lurus untuk
menghitung :
a. Nilai awal dari alat tersebut
b. Besarnya depresiasi tiap tahun.
c. Nilai buku alat tersebut pada akhir tahun ke kedua dan
akhir tahun ke lima
d. Buat tabel jadwal depresiasi dan nilai buku selama masa
pakai.
e. Buat grafik hubungan antara umur dan nilai buku alat
tersebut
Penyelesaian Soal
a. Nilai awal = harga + biaya pengiriman dan uji
coba
Nilai awal (P) = 38 + 1 = 39 juta
b. Besarnya depresiasi tiap tahun :
𝐷𝑡= (𝑃 −𝑆)/𝑁 = (39 – 3)/6 = Rp 6 juta
c. Nilai buku akhir tahun ke 2 dan akhir tahun ke 5
BV2 = P – 2.D2
= 39 – 2 x 6 = 27 juta
BV5 = P – 5.D5
= 39 – 5.6 = 9 juta
d. Tabel jadwal depresiasi
Akhir Tahun ke Depresiasi tahun Nilai Buku

0 0 Rp 39 juta

1 Rp 6 juta RP 33 juta

2 Rp 6 juta Rp 27 juta

3 Rp 6 juta Rp 21 juta

4 Rp 6 juta Rp 15 juta

5 Rp 6 juta RP 9 juta

6 Rp 6 juta Rp 3 juta
e. Grafik Nilai Buku (BV) Versus Umur Alat
5. Metoda Jumlah Digit Tahun (SOYD)
• Metode ini dirancang untuk membebankan
depresiasi lebih besar pada tahun-tahun awal dan
semakin kecil untuk tahun-tahun berikutnya.
• Metode ini membebankan depresiasi yang lebih
cepat dari metode garis lurus (SL), sebagai dasar
perhitungan pajak pendapatan.
• Metode SL membagi beban secara merata pada
harga pokok produksi , sehingga harga jual
produk relatif tetap
Rumus Rumus Depresiasi Metode SOYD
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝐷𝑡 = 𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎
𝑆𝑂𝑌𝐷
𝑁 −𝑡+1
= 𝑃 − 𝑆 , 𝑡 = 1,2, … 𝑁 ….. (5.3)
𝑆𝑂𝑌𝐷
Dt = Beban depresiasi pada tahun ke-t
SOYD = Jumlah digit tahun dari 1 sampai N
Besarnya SOYD dari aset yang umurnya N tahun :
SOYD = 1 + 2 + 3 + .. + (N-1) + N
𝑁(𝑁+1)
SOYD = ………………… (5.4)
2
Misal suatu aset mempunyai umur ekonomis 6 tahun,
maka SOYD = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 atau 6x7/2 = 21
• Besarnya nilai buku pada suatu saat bisa diperoleh
tanpa harus menghitung depresiasi pada tahun ta-
hun sebelumnya
• Rumus yang digunakan :
𝑡
𝑡(𝑁 −2+0,5)
𝐵𝑉𝑡 = 𝑃 − (P – S) …………….. (5.5)
𝑆𝑂𝑌𝐷
• Seperti asas perhitungan depresiasi ini maka tingkat
depresiasi akan menurun tiap tahun. Tingkat depre-
siasi pada tahun ke t dapat dihitung dengan rumus :
𝑁 −𝑡+1
𝑑𝑡 = ……………………(5.6)
𝑆𝑂𝑌𝐷
• Bila suatu aset berumur 6 tahun maka tingkat
depresiasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

t 1 2 3 4 5 6
dt 6/21 5/21 4/21 3/21 2/21 1/21

Contoh soal
Dengan menggunakan data pada contoh soal 1,
gunakan metode depresiasi SOYD untuk menghitung
besarnya depresiasi dan nilai buku tiap tahun dan
gambarkan grafik nilai buku selama umur aset
Penyelesaian Soal
• Jumlah digit tahun = 1+2+3+4+5+6 =21
𝑁−𝑡+1
𝐷𝑡 = (P –S)
𝑆𝑂𝑌𝐷
6 −1+1
𝐷1 = (39 – 3) = (6/21) x 36 = 10,286
21
6−2+1
𝐷2 = (36) = 8,571
21
6 −3+1
𝐷3 = (36) = 6,857
21
• Nilai depresiasi dan nilai buku untuk tahun ke1
sampai ke 6 dapat dilihat pada tabel berikut
Depresiasi tahun Nilai buku akhir tahun
Akhir Tahun ke
(Rp) (Rp)

0 39,000 juta

1 10,286 juta 28,714 juta

2 8,571 juta 20,143 juta

3 6,857 juta 13,286 juta

4 5,143 juta 8,143 juta

5 3,429 juta 4,714juta

6 1,714 juta 3,000 juta


Grafik Nilai Buku Untuk Setiap Tahun

Você também pode gostar