Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Rindy Yaniarti 30101407308
Pembimbing:
dr. Rona Yulia, Sp. Rad
dr. Arie Kusumaningrum, Sp. Rad
Sekalipun kelainan
telah dapat
diidentifikasi, untuk
Sulit untuk
memberian
membedakan
diagnosis banding
ductus biliaris
Ductus biliaris yang tepat tetap
communis distal
communis distal dan sulit dilakukan
yang normal disertai
ampulla dapat
dilatasi ringan
menjadi lokasi yang
dengan ductus
sangat menantang
biliaris communis
bagi ahli radiologi
distal disertai
untuk menilainya
dilatasi patologi
yang nyata
PENDAHULUAN
Tujuan
Penelitian
PENILAIAN DILATASI
DUKTUS BILIARIS
MALIGNA BENIGNA
• Ampullary Adenoma • Distal common bile duct
• Cholangiocarcinoma stones
• Pancreatic adenocarcinoma
• Periampullary duodenal
carcinoma
MALIGNA
ADENOMA AMPULLA
3 subtipe:
• 1) cholangiocarcinoma karena
pembentukan massa (paling mudah
didiagnosa);
• 2) cholangiocarcinoma infiltrasi
periduktal,
• 3) cholangiocarcinoma intraduktal
Gambar 3. Wanita 75 tahun dengan riwayat 1 tahun ikterus berulang. A dan B, coronal
volume rendered, CT menunjukkan penyempitan tiba-tiba, ireguler dan putusnya
duktus biliaris distal dengan enhancement ireguler (panah). Kasus ini ditemukan
kolangiokarsinoma duktus biliaris komunis distal
Gambar 4. Laki-laki 75 tahun dengan peningkatan kadar
enzim hepar dan bilirubin selama kunjungan rutin.
Gambaran Coronal multiplanar reformation CT
menunjukkan jaringan lunak fokal (panah) menyumbat
duktus biliaris medial dengan dilatasi biliaris proksimal
pada lokasi transisi. Kasus ini ditemukan
kolangiokarsinoma.
Gambar 5. Laki-laki 50 tahun dengan peningkatan tes
fungsi hepar dan nyeri abdomen. Gambaran Coronal
multiplanar reformations CT menunjukkan
enhancement difus dan penebalan dinding duktus
biliar komunis (panah). Duktus intrahepatik (tidak
terlihat) tidak terlibat. Meskipun dianggap inflamasi
atau infeksi kolangitis, kasus ini ditemukan
cholangiokarsinoma.
KARSINOMA AMPULLA
3 kelompok:
Jarang terjadi
• Metastasis ke limfonodi
• Kecenderungan untuk menyumbat saluran biliaris
CT
• Batu dengan kalsifikasi tinggi biasanya cukup mudah diidentifikasi
sering dengan “rim” atau “bulan sabit” di sekitar empedu
• Batu densitas jaringan lunak lebih sulit untuk divisualisasikan (Gambar
16)
Gambar 16. Laki-laki 76b tahun dengan kolelitiasis yang
diketahui pada USG sebelumnya. Gambaran aksial CT
menunjukkan batu densitas jaringan lunak (panah) pada
duktus biliaris komunis distal dan ampulla dengan
karakteristik rim di sekitar empedu.
Gambar 17. Laki-laki 84 tahun dengan riwayat batu
empedu. Gambaran coronal volume rendered CT
menunjukkan penyumbatan batu (panah) pada duktus
biliaris komunis distal dan dilatasi duktus biliaris
proksimal.
Gambar 18. Wanita 91 tahun dengan koledokolitiasis secara
kebetulan ditemukan selama penilaian melanoma.
Gambaran coronal volume rendered CT menunjukkan batu
duktus biliaaris komunis (panah) tanpa dilatasi duktus
biliaris proksimal yang signifikan.
STRIKTUR DUKTUS BILIARIS
Etiologi:
Cedera iatrogenik (setelah kolesistektomi dan
transplantasi hepar)
Pankreatitis kronis
Cholangiopati HIV
Tuberkulosis
Gambar 19. Wanita 78 tahun dengan demam dan
ikterus, gambaran coronal volume rendered CT
menunjukkan penebalan fokal dukstus biliaris komunis
distal (panah) pada awalnya dianggap kanker pankreas
atau karsinoma ampulla. Kasus ini akhirnya ditemukan
sebagai tuberkulosis, dan ada beberapa lokasi infeksi di
organ tubuh lain.
Primary Scleroting Cholangitis: autoimun
Gambar 20. Laki-laki 30 tahun dengan PSC. A dan B, Axial (A) dan coronal (B) gambaran
CT menunjukkan penebalan dan enhancement duktus hepatika dextra (panah, A), dan duktus
biliaris komunis (panah, B), temuan ini disertai inflamasi duktus biliaris aktif.
KESIMPULAN