Você está na página 1de 29

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

PENYAKIT

AMANDEL

KEKAYAAN HAYATI

COCOR BEBEK
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:

• Bagaimana khasiat air perasan dari daun cocor


bebek, terkait dengan warna, bau dan batas
waktu ketahanan obat ?
• Bagaimana pengaruh daun cocor bebek terhadap
kesehatan bagi penderita penyakit amandel ?
• Proses pengolahan daun cocor bebek agar dapat
dijadikan sebagai obat kumur bagi penderita
penyakit amandel ?
Rumusan Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang
dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

• Mengetahui khasiat air perasan dari daun cocor


bebek, terkait dengan warna, bau dan batas
waktu ketahanan obat
• Mengetahui pengaruh daun cocor bebek terhadap
kesehatan bagi penderita penyakit amandel
• Mengetahui proses pengolahan daun cocor bebek
agar dapat dijadikan sebagai obat kumur bagi
penderita penyakit amandel
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi penulis (siswa)
• Menambah wawasan penulis tentang khasiat daun
cocor bebek sebagai obat penyakit amandel secara
herbal.
• Dapat menerapkan cara-cara mengolah daun cocor
bebek sebagai bahan alternatif penyembuhan penyakit
amandel.
• Memotivasi penulis untuk melakukan penelitian
lanjutan tentang pemanfaatan daun cocor bebek yang
ditinjau dari sudut lain.
Manfaat bagi Penderita Penyakit Amandel

Dapat memperluas wawasan penderita tentang


pemanfaatan daun cocor bebek khususnya sebagai
bahan alternatif penyembuhan penyakit amandel secara
herbal.

Manfaat bagi masyarakat

Dapat memperluas wawasan masyarakat tentang


pemanfaatan daun cocor bebek khususnya sebagai
bahan alternatif penyembuhan penyakit amandel. Serta
mendorong masyarakat untuk membudidayakan cocor
bebek.
BAB II
LANDASAN TEORI

Daun Cocor Bebek

Cocor bebek atau suru bebek (Latin:Kalanchoe


pinnata) adalah tumbuhan sukulen (mengandung air)
yang berasal dari Madagaskar. Tanaman ini terkenal
karena metode reproduksinya melalui tunas daun.
Klasifikasi Kandungan Kimia
Kingdom : Plantae • Appelzuur
(Tumbuhan) • Damar
Subkingdom : Tracheobionta • Zat lendir
(Tumbuhanberpembuluh) • Magnesium malat
Super Divisi : Spermatophyta • Kalsium oksalat
(Menghasilkan biji) • Asam format
Divisi : Magnoliophyta • Tannin
(Tumbuhan berbunga) • Saponin
Kelas : Magnoliopsida • Flvonoid
(berkeping dua / dikotil) • Quercetin glukoside
• Polifenol
Sub Kelas : Rosidae • Asam lemon
Ordo : Rosales • Asam apel
Famili : Crassulaceae • Vitamin C
Genus : Kalanchoe • Bryophyliin
Spesies : Kalanchoe • Glukosa
blossfeldiana Poelln
Khasiat Daun Cocor Bebek
Dalam pengobatan tradisional cocor bebek
digunakan untuk mengobati infeksi,
peradangan, hipertensi, batu ginjal, dan
rematik.
Daun cocor bebek mengandung kadar kalium
(boorsma) yang cukup tinggi, serta
mengandung pula glikosida orthosiphonin
yang berkhasiat untuk melarutkan asam urat,
fosfat dan oksalat dari tubuh.
Penyakit Amandel

• Amandel atau tonsil adalah kumpulan jaringan


limfoid yang terletak pada kerongkongan di
belakang kedua ujung lipatan belakang mulut.
Amandel atau Tonsil berfungsi mencegah agar
infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh
dengan cara menahan kuman memasuki tubuh
melalui mulut, hidung, dan kerongkongan,
oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami
peradangan.
Radang amandel/tonsil (tonsilitis) disebabkan
oleh infeksi bakteri kelompok A streptokokus
beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan
oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.
Pada radang amandel yang akut biasanya dimulai
dengan gejala sakit tenggorokan yang ringan
hingga menjadi parah, sakit saat menelan
makanan, kadang-kadang muntah.
Gejala –gejala penderita radang amandel
Keluhan seseorang yang menderita radang
amandel biasanya adalah:

• Nyeri pada tenggorokan dan sakit pada saat


menelan makanan
• Ludah yang terasa pahit
• Mual, muntah dan berubahnya suara
• Mudah capek dan sakit pada otot dan persendian
• Demam tinggi dan nafas yang berbau.
• Ketika dilakukan pemeriksaan, dapat terlihat
amandel yang membengkak, merah, terkadang
adanya pembengkakan pada daerah leher.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
• Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Maret
sampai tanggal 3 April 2014. Bertempat di
Br.Tebuana Sukawati untuk aplikasi eksperimen
sedangkan untuk survey pendapat para penderita
penyakit amandel dilakukan di daerah puskesmas
Sukawati.

Populasi dan Sampel


• Populasi penelitian adalah para penderita penyakit
amandel di puskesmas Sukawati. Yang dijadikan
sampel penelitian berjumlah 10 orang penderita
penyakit amandel
Metode Pengumpulan Data
Teknik Observasi
• Teknik observasi dilakukan untuk mendapat data
tentang efektifitas dan efisiensi pemanfaatan
daun cocor bebek sebagai obat amandel.

Teknik Wawancara
• Teknik wawancara dilaksanakan untuk
memperoleh data tentang khasiat dari air
perasan daun cocor bebek yang dihasilkan dari
percobaan, dari tanggapan langsung sample
yang telah dipilih/ditentukan.
Teknik Kuisioner
• Teknik kuesioner ini dilaksanakan
untuk memperoleh data tentang
khasiat air perasan daun cocor bebek
hasil percobaan dari pendapat sampel
yang telah ditetapkan yaitu penderita
penyakit amandel di puskesmas
Sukawati.
Sumber Data
• Sumber Primer
Data sumber primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari hasil observasi
percobaan, hasil wawancara dan kuesioner.

• Sumber Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui catatan, dokumentasi dan kajian
pustaka
.
–Metode Pengolahan Data
• Data penelitian ini, baik data dari sumber
primer maupun sumber sekunder dianalisis
dengan metode analisis deskriptif kualitatif,
yaitu menggambarkan secara rinci hasil
pengumpulan data secara triangulasi. Data
dari teknik observasi, wawancara, dan
dokumen direkronstruksi selanjutnya
dipaparkan sesuai dengan masing-masing
permasalahan yang dibahas.
BAB IV
PEMBAHASAN

• Khasiat air perasan dari daun cocor bebek


(Kalanchoe pinnata)
Sesuai teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini maka
berikut ini adalah data yang khusus untuk
menjawab tentang khasiat air perasan dari
daun cocor bebek, terkait dengan warna,
bau dan batas waktu ketahanan obat.
Berdasarkan Data Hasil Observasi Percobaan
• Warna
Obat tanaman herbal ini setelah mengalami beberapa
proses pengujian menghasilkan air yang berwarna hijau
tua. Hal ini sesuai dengan warna daun cocor bebek yang
hampir di semua bagian daunnya mengandung banyak
klorofil (zat hijau daun).
• Aroma
Sesuai dengan hasil pengujian, proses pengolahan
ramuan tanaman herbal ini memiliki aroma yang khas
sama seperti jamu ramuan tradisional lainnya. Baunya
tidak terlalu menyengat, apalagi seperti obat-obatan
berbahan dasar zat kimia. Namun, apabila sudah
melewati batas ketahanan obat baunya akan berubah
tidak sedap.
.
• Batas waktu ketahanan obat
Obat ini termasuk dalam obat berkategori sekali
pakai, sehingga obat ini tidak dapat bertahan
lama. Batas waktu maksimal yaitu kurang lebih 2
hari. Dikarenakan obat ramuan herbal alami ini
tidak disertai bahan kimia semacam pengawet.
Apabila lebih dari 2 hari obat ini akan mengalami
beberapa perubahan diantaranya:

• a) Warna menjadi hijau kusam atau tidak segar.


• b) Tumbuh jamur
• c) Disertai bau yang tidak sedap.
• d) Menjadi berlendir
Hasil kuesioner disajikan seperti
grafik berikut :
Pengaruh daun cocor bebek terhadap kesehatan bagi
penderita penyakit amandel.

Dari hasil jawaban responden diperoleh : prosentase sample yang


menjawab bahwa terjadi perubahan setelah meminum obat
kumur dari daun cocor bebek merasa sangat baik berjumlah 65%,
yang menjawab merasa baik sebanyak 20%, yang menjawab
merasa cukup baik sebanyak 15% dan yang menjawab merasa
kurang baik adalah 0%.
Proses pengolahan daun cocor bebek agar dapat
dijadikan sebagai obat kumur bagi penderita penyakit
amandel.
Alat Bahan
(1). Parut atau penumbuk (1). Daun cocor bebek
(2). Panci kecil (2). Air dingin dan air
(3). Saringan matang secukupnya
(4). Sendok makan
(5). Gelas
(6). Kain tipis untuk
memeras
(7). Piring
Proses Pengolahan Daun Cocor
Bebek
Langkah kerja dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

• Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam


penelitian.
• Ambillah 5-10 lembar daun cocor bebek yang utuh dan
dalam keadaan tidak berjamur ataupun berlubang.
• Cucilah sampai bersih, setelah itu bilas dengan air masak
yang sudah disediakan.
• Parut sampai habis atau dapat juga ditumbuk sampai halus.
• Peraslah hasil pemarutan tersebut.
• Kemudian saring sampai benar-benar terpisah antara air
dengan ampasnya.
• Gunakan hasil penyaringan sebagai obat kumur.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
• Tanaman cocor bebek yang dikenal masyarakat luas sebagai
tanaman hias atau tanaman pagar, ternyata memiliki
manfaat yang sangat banyak dalam hal pengobatan
penyakit.
• Meskipun tanaman cocor bebek banyak tumbuh di sekitar
kita, namun masyarakat belum memanfaatkannya secara
maksimal.
• Memanfaatkan tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia
terlihat lebih bijak, selain dapat meminimalisir efek
samping, harga yang diperoleh dari ramuan herbal juga
cenderung lebih terjangkau.
Saran
.
• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai pemanfaatan tanaman cocor
bebek agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai kandungan yang terdapat
dalam cocor bebek.
• Perlu adanya publikasi kepada
masyarakat luar mengenai hasil-hasil
yang tepat guna.

Você também pode gostar