Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ERITROSKUAMOSA
Bimo Aryo Tejo
PSORIASIS
Bersifat Autoimun
Kronik & residif
Pada orang kulit putih
Kelainan kulit lebih tinggi dibanding
berupa Bercak kulit berwarna
eritema berbatas
tegas; skuama
kasar, berlapis lapis Psoriasis dapat
& transparan Insidens pada
mengenai semua
usia, namun
pria agak lebih
Fenomena tetesan banyak daripada
biasanya lebih
kerap dijumpai
wanita
lilin, Auspitz, pada orang
dewasa
Koebner.
ETIOLOGI
Faktor Herediter
• beresiko menderita Psoriasis sekitar 34-39% jika salah satu
orang tuanya menderita Psoriasis
Faktor Infeksi fokal
• psoriasis gutata yang umumnya disebabkan oleh streptococcus.
Faktor Psikis
• Terutama Stress, selain itu gelisah,cemas dan gangguan emosi
lainnya
Obat
• glukokortikoid sistemik, antimalaria, interferon, lithium, β
adrenergik blocker
GEJALA KLINIS
Eritema sirkumskrip dan
merata, tetapi pada
stadium penyembuhan
gatal ringan
sering eritema yang di
tengah menghilang dan
hanya terdapat di pinggir.
Tempat predileksi :
Skuama berlapis-lapis,
Scalp, Ekstremitas
kasar dan berwarna putih
bagian ekstensor
seperti mika serta
terutama siku dan lutut.
trasnparan
Daerah lumbosakral
Kelainan Sendi :
bercak-bercak eritema • Poli artikular
yang meninggi (plak) • Interfalangs distal
dengan skuama di Kelainan Kuku
atasnya • Pitting nail
• Hiperkeratosis subungual distal
BENTUK KLINIS
PSORIASIS VULGARIS
PSORIASIS GUTATA
PSORIASIS INVERSA
PSORIASIS EKSUDATIVA
PSORIASIS SEBOROIK
PSORIASIS PUSTULOSA
PSORIASIS ERITRODERMA
HISTOPATOLOGI
Hiperkeratosis/
Parakeratosis
Papilomatosis/ Hiperplasia psoriasiform
hiperplasia
psoriasiformis
Akantosis
Penipisan
suprapapilari dermis
Abses munro
Vasodilatasi
subepidermal
DIAGNOSIS BANDING
Dermatofitosis
Dermatitis seboroik
Pitiriasis rosea
Dermatitis numularis
Sifilis Stadium II
Onikomikosis Psoriasis kuku
PENATALAKSANAAN (CONT’D)
Kelainan kulit
berupa
bercak
mulai pada eritematosa,
usia permukaan
Insidens
pertengah lebih Tempat datar, buLat
penyakit atau lonjong
an, dapat sering predileksi
ini pada dengan
terus- pada pria pada diameter 2,5
orang kulit
menerus daripada badan dan cm dengan
berwarna
atau wanita ektremitas. sedikit
rendah. skuama yang
mengalami
berwarna
remisis merah jambu,
coklat atau
agak kuning.
HISTOPATOLOGI
sedikit infiltrat
Epidermis tampak
limfohistiositik di Gambarannya mirip
meinipis disertai
sekitar pembuluh dermatitis kronik
keratosis
darah superficial
Pada dermis
hyperplasia terdapat infiltrat
epidermal yang menyerupai pita
ringan terutama terdiri atas
limfosit
sedikit spongiosis
setempat
DIAGNOSIS BANDING
PSORIASIS
• skuamanya tebal,kasar, berlapis-lapis
• fenomena tetesan lilin dan Auspitz. Selain itu gambaran
histopatologiknya berbeda
PITIRIASIS ROSEA
• terdiri atas eritema dan skuama, tetapi perjalanannya
tidak menahun seperti pada parapsoriasis
• pada pitiriasis rosea susunan ruam sejajar dengan
lipatan kulit dan kosta
• Pitiriasis rosea ditandai dengan suatu lesi yang
berukuran 2-10 cm
PENATALAKSANAAN DAN
PROGNOSIS
PROGNOSIS
perjalanan penyakit yang kronik dan lama, kecuali
parapsoriasis en plaque yang berpotensi untuk menjadi
mikosis fungoides, yang berpotensi lebih fatal
PITIRIASIS ROSEA
Epidemiologi
• Pitiriasis rosea didapati pada semua umur (15-
40tahun)
• wanita ≈ pria
Etiologi
• Penyebab pitiriasis rosea masih belum pasti,
demikian pula cara infeksi.
• Ada yang mengemukakan hipotesis bahwa
penyebabnya virus, karena penyakit ini merupakan
penyakit swasima (self limiting disease)
GEJALA KLINIS
• Tahap awal Pitiriasis rosea ditandai dengan lesi (ruam) tunggal (soliter)
berbentuk oval, berwarna pink dan di bagian tepi bersisik halus.
Tahap Diameter sekitar 1-3 cm. Tanda awal ini disebut herald patch Rasa
awal gatal ringan dialami oleh sekitar 75 % penderita dan 25 % mengeluh
gatal berat
Peny. Eritema +,
Sistemik/kegana skuama kasar
san
PENGOBATAN
I. Topikal :
• Emolien
• Kortikosteroid
II. Sistemik :
• Sesuai peny yg mendasari
• Kortikosteroid jika karena obat / dermatitis / peny bulosa.
Dosis : 1-2 mg/kgBB (tapering off)
• Antihistamin
• AB infx sekunder
III. Suportif :
• Tx cairan
• Diet TKTP
• Tx kel jantung, dll
PROGNOSIS
Eritroderma
Akibat alergi obat → baik
Penyebab belum diketahui → pengobatan
kortikosteroid hanya mengurangi gejala dan
akan ketergantungan kortikosteroid
Akibat sindrom sezary → buruk
DERMATITIS SEBOROIK
Faktor kelelahan
Stress emosional
Infeksi
TEORI ETIOPATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Psoriasis
Berbeda karena ada skuama berlapis-lapis disertai tanda tetesan
lilin dan Auspitz
Tempat predileksi berbeda
Kandidosis
Terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan
satelit-satelit di sekitarnya
Otomikosis
Terlihat elemen jamur pada sediaan langsung
Otitis eksterna
Terlihat tanda-tanda radang, jika akut terdapat pus
PENATALAKSANAAN
SISTEMIK
Kortikosteroid : Prednison 20-30 mg/hari
Isotretinoin Dosis 0,1-0,3 mg/kgBB/hari
Narrow band UVB (TL-01) : 3x seminggu selama 8 minggu
Ketokonazol : 200 mg/hari
TOPIKAL
Pada pitiriasis sika dan oleosa : Selenium sulfida (selsun) 2-3x per minggu 5-15
menit
Jika ada skuama dan krusta : Emolien (mis: krim urea 10%)
Obat lain yang dapat diberikan:
Ter, misalnya: likuor karbonas detergens 2 -5%
Resorsin 1-3%
Sulfur presipitatum 4-20%, dapat digabung dengan asam salisilat 3 -6%
Kortikosteroid, misalnya krim hidrokortison 2,5%
Krim ketokonasol 2%
LUPUS ERITEMATOSUS
Sistemik :
-diberikan obat antimalaria, misalnya klorokuin. Dosis inisial ialah 1-2 tablet (@
100mg) sehari selama 3-6 minggu, kemudian 0,5 – 1 tablet selama waktu yang
sama. Obat hanya diberikan maksimal selama 3 bulan.
eritema fasial
lesi diskoid sikatrik hipotrofik fotosensitivitas
(butterfly rash)
kelainan ginjal
arthritis (non erosif,
ulserasi di mulut dan serositis ( pleuritis, (proteinuria >0,5
mengenai 2 atau
rinofaring perikarditis) gr/sehari,cellular
lebih sendi perifer)
casts)
Pemeriksaan laboratorium
• Kelainan laboratorium ialah anemia hemolitik dan anemia
normositter, leukopenia, trombositopenia, peninggian laju endap
darah, hiperglobulinemia, dan bila terdapat sindrom nefrotik,
albumin akan rendah.
Antibodi Antinuklear (ANA)
• Terdapat 4 pola ANA ialah membranosa (anular, perifer),
homogeny dan berbintik-bintik serta nuklear. yang dianggap
spesifik untuk L.E.S ialah pola membranosanya.terutama jika
titernya tinggi.
Lupus band test
• Pada pemeriksaam imunofloresens langsung dapat dilihat pita
terdiri atas deposit granular immunoglobulin G, M, dan A dan
komplemen C3 pada epidermal-dermal yang disebut lupus band
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anti-ds RNA
• Anti – autoantibodi yang lain selain ANA ialah anti-
ds-RNA yang spesifik untuk SLE, tetapi hanya
ditemukan pada 40 – 50 % penderita. Antibody ini
mempunyai hubungan dengan glomerulonefritis.
Anti-Sm
• Selain anti-ds-RNA masih ada antibody yang lain
yang spesifik ialah anti sm. tetapi hanya terjadi pada
sekitar 20-30% penderita
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis
Diagnosis dapat dibuat bila kriteria dari ARA Dipenuhi.
Harus diingat bahwa pengumpulan perbagai gejala di semua
alat dan kelainan laboratorik serta imunologik harus diadakn
untuk memastikan LES.
Diagnosis banding
Dengan adanya gejala diberbagai organ, makan harus
diinget , diagnosis banding banyak sekali. Beberapa
penyakit yang berasosiasi dengan L.E.S mempunyai gejala-
gejala yang dapat menyerupai LES yaitu arthritis
reumatika,sklerosis sistemik, dermatofitosis dan
purpura trombositopenik.
PENATALAKSANAAN