Você está na página 1de 36

ABORTUS

Ny. T 25 thn, G3P1A1 usia kehamilan 2 bulan dgn riwayat abortus mola pada
kehamilan kedua, datang dikirim dari bidan dgn keluhan perdarahan disertai
gumpalan dari kemaluan dan nyeri perut sejak 2 jam sebelumnya. Siklus haid
teratur dan pasien menikah 6 th yg lalu. Tidak ada riwayat penggunaan alat
kontrasepsi atau minum obat-obatan selama kehamilan. Pasien menginginkan
kehamilan ini. Kesadaran pasien compos mentis, Tek.Darah 100/70 mmHg,
nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu 36,7◦C. Konjungtiva
tidak pucat. Paru dan jantung dlm batas normal. Ekstremitas akral hangat.
Pada pemeriksaan inspekulo tampak ostium terbuka dan tampak jaringan di
ostium uteri eksternum. Pada pemeriksaan dalam teraba jaringan di ostium,
corpus uteri seukuran telur bebek, tidak ada massa maupun nyeri tekan pada
kedua adneksa. Hasil Lab menunjukkan Hb 9,5 gr/dL, hematokrit 28%,
leukosit 7.000/µL , trombosit 250.000/µL.
1. Apakah diagnosis yang paling mungkin dari
kasus di atas?
2. Jika perlu dilakukan evakuasi, prosedur apa
yang paling tepat, murah, dan relatif lebih
aman untuk kasus di atas?
3.
plasenta

Pars fetalis
Komponen
Pars
maternal
Plasenta
Pars Fetalis
• Chorionic plate  bagian yg kuat dari
korion
• Villi chorion
• Villi ancorales  timbul dari chorionic
plate berjalan ke decidual basalis
• Villi choreales
• Jar ikat berisi kapiler fetus dan sel
Hofbaueur (fagositosis)
• Jar ikat berisi sel trofoblast:
• Cytotrofoblas: lapisan dalam
• Sinsitiotrofoblast: lapisan luar
VILLI sitotrofoblast
• lapisan dalam sel-sel trofoblast
CHOREALE • sampai minggu ke -10 kehamilan
• disebut lapisan Langhans, terdiri dari sel-
sitotroblast sel pucat yang sitoplasmanya
mengandung vakuola dan glikogen,
dengan batas sel jelas dan melekat pada
lamina basalis.

sinsitiotrofoblast
• lapisan terluar dari sel trofoblast
• inti kecil dan gelap, batas sel tidak jelas,
di beberapa tempat pada permukaan
luarnya ada mikrovilli
sinsitiotrofoblast • sitoplasma gelap dan banyak
mengandung retikulum endopalsmik
granular
• Sekresi hCG
Pars maternal / desidua basalis

• Sel desidual
• sel stroma endometrial yang membesar, berbentuk bulat,
sitoplasmanya mengandung granula yang halus & glikogen
• Septa plasental
• tonjolan-tonjolan jaringan endomaterium ke dalam ruang
antar villous.
• Bagian plasenta yang terdapat di antara 2 buah septa
plasenta membentuk satu lobulus atau kotiledon
Pars materna

Pars fetalis
Definisi
Abortus adalah keluarnya hasil pembuahan
secara spontan sebelum mampu bertahan
hidup.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
sebelum janin mencapai berat 500 gr atau umur
kehamilan kurang dari 22 mgg atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar
kandungan.
Tanda-tanda terjadinya abortus :
- Terjadi kontraksi uterus
- Terjadi perdarahan uterus
- Dilatasi serviks
- Ditemukan sebagian atau seluruh hasil
konsepsi/pembuahan
ETIOLOGI:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
• Kelainan kromosom (kel pada abortus
spontan: trisomi, poliploidi dan kromosom
sex)
• Lingk diendometrium kurang sempurna shg
zat makanan ke hasil konsepsi terganggu
• Pengaruh dari luar (radiasi, virus, obat)
2. Kelainan pada plasenta
• Oksigenasi plasenta terganggu shg
mengganggu pertumbuhan dan kematian
janin (mis hipertensi menahun)
3. Penyakit ibu (pneumoni, tifoid, pielonefritis,
malaria). Kematian fetus dapat disebabkan
karena toksin, bakteri, virus atau plasmodium
dari ibu atau invasi kuman
• Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit
nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum
• Usia
4. Kelainan traktus genitalis.
• Kelainan letak uterus seperti retrofleksi uteri
fiksata
• Anomali congenital (hipoplasia uteri, uteri
bikornis)
• servic inkompeten yang disebabkan kelemahan
bawaan servic dilatasi servic berlebihan, robekan
servic yang luas)
5. Antagonis rhesus. Darah ibu yang melalui
plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi
anemia fetus yang berakibat kematian janin
6. Faktor Paternal.
Translokasi kromosom pada sperma dapat
menyebabkan abortus.
Penyakit ayah : Umur lanjut, peny kronis spt
TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi,
nefritis, sifillis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb),
avitaminosis
PATOGENESIS
Terjadi perdarahan pada decidua basalis disertai
nekrosis jaringan sekitarnya → hasil konsepsi
terlepas → merangsang kontraksi uterus shg
mnyebabkan ekspulsi jaringan.

Pada kehamilan < 8 mgg, hasil konsepsi biasanya


dikeluarkan seluruhnya, karena villi choreale
belum menembus desidua terlalu dalam
Klasifikasi abortus
1. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis
untuk mengosongkan uterus. “keguguran (Miscarriage)

A. Abortus Imminens (keguguran mengancam)


- Terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 mgg, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks
- Tanda dan gejala :
→ Adanya perdarahan sebelum usia 20minggu, disertai mules
sedikit atau tidak sama sekali
→ Besar uterus sesuai usia kehamilan
→ Tes kehamilan positif
→ Hasil pemeriksaan terdapat perdarahan dari kanalis
servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan
kontraksi otot rahim
B. Abortus Incipiens (keguguran berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 mgg
dgn adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.

Tanda-tanda:
• Perdarahan lebih banyak
• Perut mules (sakit) lebih hebat
• Dijumpai perdarahan lebih banyak pada pemeriksaan,
kanalis servikalis terbuka, dan jaringan/ hasil konsepsi
dapat diraba
C. Abortus Inkomplit
• Pengeluaran sebagian hasil konsepsi dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus atau
plasenta tidak dikeluarkan bersama janin
• Tertinggalnya sebagian atau semua dapat
menyebabkan perdarahan yang bertambah
berat atau infeksi
Tanda dan Gejala:
• Pada pemeriksaan vaginal kanalis servicalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam
kavum uteri atau sudah terkadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum
• Perdarahan banyak bisa sampai syok, bila
buah kehamilan tidak dikeluarkan
• Nyeri abdomen
E. Abortus Septik
Merupakan komplikasi dari prosedur abortus
yang tidak steril sehingga terjadi infeksi. Bentuk
infeksi yang sering terjadi adalah
endomiometritis. Bentuk lain : parametritis,
peritonitis, endokarditis.
F. Missed Abortion
Kematian janin sebelum berusia 20 mgg, tetapi janin yang
mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkan selama
8 mgg atau lebih.
Tanda dan Gejala :
• Biasanya didahului tanda- tanda Abortus Imminens yang
kemudian menghilang secara spontan atau setelah
pengobatan.
• Gejala subjektif menghilang perlahan, mammae agak
mengendor, uterus tidak membesar lagi malah mengecil
dari ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilaan ,
mungkin tidak ada perdarahan atau sakit dan serviks
tertutup, test kehamilan menjadi negative.
G. Abortus Habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
secara berturut-turut.
Pada dasarnya wanita tsb tidak sukar menjadi
hamil tetapi kehamilan berakhir sebelum 28
minggu.
2. Abortus Provokatus
A. Abortus Therapeutic
B. Abortus Kriminalis : abortus yg terjadi oleh
karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis
C. Unsafe Abortion
D. Abortus Komplit
perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda
dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari
kavum uteri.
Tanda dan Gejala :
- Perdarahan bercak hingga sedang
- Serviks tertutup/terbuka
- Ostium uteri telah menutup
- Uterus lebih kecil dari usia gestasi
- Sedikit atau tanpa nyeri perut bagian bawah
Komplikasi
• Perdarahan
• Infeksi
• Syok (syok hemoragik dan infeksi berat/syok
endoseptik)
• Gagal ginjal
• Perforasi dinding uterus

Você também pode gostar