Você está na página 1de 32

OUTLINES

Pendahuluan

Status Pasien

Tinjauan Pustaka

Analasis Kasus
PENDAHULUAN
Pendahuluan
 Autisme berasal dari kata yunani yaitu autos yang berarti “diri
sendiri” dan “isme” yang berarti suatu aliran, sehingga dapat
diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri
(Suryana, 2004).
•terganggunya interaksi sosial
•keterlambatan dalam bidang komunikasi
Pada tahun 2003, 1 dari 1000 anak, •gangguan dalam bermain, bahasa, perilaku
tahun 2007 1 dari 166 anak, dan saat ini •gangguan perasaan dan emosi, interaksi
1 dari 150 anak atau setiap tahun timbul social
sekitar 9000 anak autisme baru (Winarno •gangguan dalam perasaan sensoris
dan Agustina, 2008). • serta tingkah laku yang berulang-ulang.
STATUS PASIEN
Status Pasien
 Nama : M.Ryufateh Ramadhanish
 Umur : 6 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tempat/Tgl.Lahir : Pangkal Pinang/11 Agustus 2012

 Agama : Islam
 Suku bangsa : Melayu
 Status Marital : Belum Menikah
 Pendidikan Terakhir: Sekolah

ANAMNESIS (Tanggal 12 November 2018)


Keluhan Utama
Anak belum dapat berbicara dengan jelas pada usia saat ini (6 tahun)
Riwayat Perjalanan Penyakit

Karena tidak ada


perubahan, dibawa ke rumah
Ibu menyadari jika anaknya sakit umum daerah dan
Ibu pasien mengatakan jika tidak sama dengan anak akhirnya sering kontrol
anak belum dapat berbicara, lainnya yang seusia pasien secara rutin di rumah sakit
hal ini dirasakan oleh ibu saat itu, sehingga saat pasien khusus autis di Pangkal
sejak kurang lebih saat pasien berusia 3 tahun dibawa ke Pinang ampai akhir 2017.
berusia 2 tahun. klinik alternatif untuk Awal 2018 pindah ke
berobat. Palembang, sehingga pasien
datang Rehabilitasi Medik RS
Mohammad Hoesin.
Riwayat Penyakit Dalam Riwayat Sosial, Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga Kehamilan dan
Pemeliharaan Prenatal
• R/ darah tinggi (-) • R/ darah tinggi (-) • Status Sosial Ekonomi
• R/ kencing manis (-) • R/ kencing manis (-) dan Gizi: menengah ke
• R/ alergi (-) • R/ alergi (-) atas
• R/ keganasan (-) • R/ keganasan (-) • ANC = 4 x
• R/ keluhan yang sama • riwayat perdarahan
dalam keluarga selama kehamilan (-)
• riwayat trauma saat
kehamilan, riwayat
minum jamu jamuan dan
obat tanpa resep (-)
• Obat yang diminum ibu
selama masa kehamilan
adalah vitamin dan
obat penambah darah.
Riwayat Riwayat
Riwayat Pemelihara Riwayat Perkemban
Persalinan an Imunasasi gan dan
• Anak laki • Ibu
Postnatal • Imunisasi •Pertumbuha
Pertumbu
laki lahir membawa lengkap n Anak
han
dari ibu anaknya • Berat
G1P0A0, ke badan
hamil 38 Posyandu sekarang
minggu secara tidak
lahir rutin dan dinilai,
spontan di mendapat tinggi
Dokter imunisasi badan
Kandungan dasar tidak
PEMERIKSAAN FISIK (13 November2018)
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Tekanan darah : - Kepala : kesan mesocephal,
• Keadaan Umum: Compos rambut hitam
mentis, aktif Nadi : 116 x/ menit, isi dan
tegangan cukup Mata : konjungtiva anemis (- HIDUNG
/-), sklera ikterik (-/-), Refleks sekret (-), perdarahan (-)
Suhu : 36,7 C cahaya (+/+), isokor (± 3mm)
Pernapasan : 28 x/ menit Telinga : discharge (-/-)

FARING/TONSIL MULUT
LEHER Dinding faring posterior LIDAH Pucat (-), perdarahan di gusi (-),
JVP 5-2 mmH2O, pembesaran hiperemis (-), tonsil T1- Atropi papil (-) sianosis (-), mukosa mulut dan
KGB (-) T1, tonsil tidak hiperemis, bibir kering (-), fisura (-), cheilitis
detritus (-) (-)

ABDOMEN
Inspeksi : datar
COR Auskultasi: peristaltik (+), bising
iktus cordis tidak terlihat dan PULMO usus (+) normal EKSTREMITAS
teraba, thrill (-), Jantung dalam tidak terdapat kelainan pada Pucat (+), CRT >2, edema
batas normal, BJ I-II normal, pulmo Perkusi: timpani di seluruh pretibial (-)
murmur (-), gallop (-) kuadran
Palpasi: supel (+), nyeri tekan
 DAFTAR ABNORMALITAS  DIAGNOSIS BANDING
Anak tidak bisa duduk diam dirumah
 Sindrom autisme

 Sulit untuk diperintahkan duduk diam
sebentar, atau beristirahat  Retardasi mental dengan
 Sulit untuk tidur siang gangguan emosi dan perilaku
 Selalu bergerak kesana kemari tanpa  ADHD
tujuan
 Susah diajak bermain dengan orang lain.  Speech delay
 Anak sering mengoceh sendiri dengan
bahasa yang tidak dimengerti
 Tidak bisa membentuk sebuah kata  DIAGNOSIS SEMENTARA
lengkap atau kalimat.  Sindrom Autisme
 Tidak bisa mengerti perintah jelas dari
orang lain  Speech delay
 Sulit diajak komunikasi dengan orang lain.
DIAGNOSA

Sindrom autisme
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanam : ad malam
 Quo ad fungsionam : Dubia ad malam
TATALAKSANA
 TERAPI
 Medikamentosa
-
 Non medikamentosa
 Konsul ke dokter spesialis kejiwaan, untuk pertimbangan penggunaan terapi medikamentosa
 Konsul ke bagian rehabilitasi medik untuk dilakukan terapi wicara dan okupasi
 EDUKASI
 Edukasi tentang keadaan dan menjelaskan penyakit pasien.
 Mengedukasi bagaimana cara memberikan perintah dan mendidik pasien dengan
gangguan perkembangan.
 Melatih untuk berbicara dengan mengucapkan kata kata yang mudah diucap secara
sering.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Autisme merupakan salah satu kelompok gangguan pada anak


yang ditandai dengan munculnya gangguan dan keterlambatan
dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi
sosial, dan perilakunya (Sadock, 2007).
EPIDEMIOLOGI

1 2 3

• Penyandang autisme • Secara global • Sedangkan


pada anak (autisme prevalensinya penyandang autis di
infantile) dalam berkisar 4 per Indonesia
kurun waktu 10 10.000 penduduk, diperkirakan lebih
sampai 20 tahun dan pengidap dari 400.000 anak
terakhir semakin autisme laki-laki (Lubis, 2009).
meningkat di lebih banyak
dunia. dibandingkan
wanita (lebih
kurang 4 kalinya).
ETIOLOGI
• Teori yang dikemukakan oleh Bruto Bettelheim (1967) menyatakan

Teori bahwa autisme terjadi karena penolakan orangtua terhadap anaknya.


Anak menolak orang tuanya dan mampu merasakan persaan negatif
mereka

psikoanalitik
• Kelainan dari gen pembentuk metalotianin juga berpengaruh pada
kejadian autis. Metalotianin adalah kelompok protein yang
merupakan mekanisme kontrol tubuh terhadap tembaga dan seng.

Genetik • Disfungsi metalotianin akan menyebabkan penurunan produksi asam


lambung, ketidakmampuan tubuh untuk membuang logam berat dan
kelainan sisten imun yang sering ditemukan pada orang autis.
Studi biokimia dan riset neurologis

1 • kurang berkembangnya dua daerah pada sistem limbik yaitu amygdala dan hippocampus. Kedua
daerah ini bertanggung jawab atas emosi, agresi, sensory input, dan belajar.

2 • Penelitian ini juga menemukan adanya defisiensi sel Purkinye di serebelum.

• dua daerah di serebelum, lobulus VI dan VII, yang pada individu autistik secara nyata lebih kecil
3 dari pada orang normal. Satu dari kedua daerah ini dipahami sebagai pusat yang bertanggung
jawab atas perhatian.

4 • Dari segi biokimia jaringan otak, penderita autistik menunjukkan kenaikan dari serotonin dalam
darah dan cairan serebrospinal dibandingkan dengan orang normal (Kasran,2003).
Tipe-tipe Autisme

• Aloof : anak autis yang berusaha • Low functioning (IQ rendah) : Anak
menarik diri dari kontak sosial dengan autis tipe low functioning tidak dapat • Autisme klasik : Kerusakan saraf
orang lain dan lebih suka menyendiri mengenal huruf dan membaca. sejak lahir. Kerusakan saraf
• Passive : anak autis yang hanya Kemandirian yang bersifat basic life disebabkan oleh virus rubella (dalam
menerima kontak sosial tapi tidak skills (cara menggunakan sabun, kandungan) atau terkena logam berat
berusaha untuk menanggapinya menggosok gigi) (merkuri dan timbal).
• Active but odd : anak autis yang • High functioning (IQ tinggi) : Anak autis • Autisme regresif : Muncul saat anak
melakukan pendekatan tapi hanya tipe high functioning memiliki berusia antara 12-24 bulan.
bersifat satu sisi saja dan bersifat aneh komunikasi yang baik, pintar, sangat Perkembangan anak sebelumnya
senang dan berminat pada satu relatif normal, namun setelah usia dua
bidang, tetapi kurang berinteraksi tahun kemampuan anak menjadi
sosial (tidak bisa bersosialisasi). merosot.

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


perilaku tingkat munculnya
kecerdasan gangguan
GAMBARAN KLINIS
Menurut Acocella (1996)
Isolasi sosial

• Banyak anak autis yang menarik diri dari segala kontak social ke
dalam suatu keadaan yang disebut extreme autistic aloneness.

Kelemahan kognitif

• Sebagian besar (± 70%) anak autis mengalami retardasi mental


(IQ < 70) tetapi anak autis sedikit lebih baik, contohnya dalam
hal yang berkaitan dengan kemampuan sensori montor
Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal
seperti terlambat bicara.
• Lebih dari setengah anak autis tidak dapat berbicara, yang lainnya hanya
mengoceh, merengek, menjerit, atau menunjukkan ekolali, yaitu menirukan
apa yang dikatakan orang lain. Beberapa anak autis mengulang potongan
lagu, iklan TV, atau potongan kata yang terdengar olehnya tanpa tujuan.

Tingkah laku stereotip

• Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perlaku yang
berlebih (excessive) dan kekurangan (deficient) seperti impulsif, hiperaktif,
repetitif namun dilain waktu terkesan pandangan mata kosong, melakukan
permainan yang sama dan monoton
Kriteria Diagnosis Gangguan Autisme
Menurut DSM IV-TR (APA, 2000)
1. Secara kualitatif terdapat hendaya dalam interaksi
2.Secara fluktuatif terdapat hendaya dalam komunikasi
social sebagai manifestasi paling sedikit dua dari yang sebagai menifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:
berikut:
 Hendaya di dalam perilaku non verbal  Keterlambatan atau berkurangnya
seperti pandangan mata ke mata, ekspresi perkembangan berbicara (tidak menyertai
wajah, sikap tubuh, dan gerak terhadap usaha mengimbangi cara komunikasialternatif
rutinitas dalam interaksi social. seperti gerak isyarat atau gerak meniru-niru)
 Kegagalan dalam membentuk hubungan  Individu berbicara secara adekuat, hendaya
pertemanan sesuai tingkat dalam menilai atau meneruskan oembicaraan
perkembangannya. orang lain.
 Kurang kespontanan dalalm membagi  Menggunakan kata berulang kali dan
kesenangan, daya pikat atau pencapaian stereotip dan kata-kata aneh.
akan orang lain, seperti kurang  Kurang memvariasikan gerakan spontan yang
memperlihatkan, mengatakan atau seolah-olah atau pura-pura bermain seuai
menunjukkan objek yang menarik. tingkat perkembangan.
 Kurang sosialisasi atau emosi yang labil.

a. Sejumlah enam hal atau lebih dari 1, 2, dan 3, paling sedikit dua dari 1 dan satu masing-masing dari 2 dan 3
C. Tingkah laku berulang dan terbatas, tertarik dan aktif
sebagai manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut:

 Keasyikan yang meliputi satu atau lebih


stereotip atau kelainan dalam intensitas
maupun focus perhatian akan sesuatu yang
terbatas.
 Ketaatan terhadap hal-hal tertentu tampak
kaku, rutinitas atau ritual pun tidak fungsional.
 Gerakan stereotip dan berulang misalnya
memukul, memutar arah jari dan tangannya
serta meruwetkan gerakan seluruh tubuhnya.
 Keasyikan terhadap bagian-bagian objek
yang stereotip.
b. Keterlambatan atau kelainan fungsi paling sedikit satu
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett
dari yang berikut ini dengan serangan sebelum sampai
atau gangguan disintegrasi masa anak.
usia 3 tahun :

 Interaksi sosial
 Bahasa yang dipergunakan
dalam komunikasi sosial
 Permainan simbol atau
imaginatif.
Sindroma Rett
Pemutusan Sindroma
psikososial Asperger

Ketulian
kongenital
atau Sindroma
gangguan Disintegratif
pendengaraan DIAGNOSIS BANDING
parah

Afasia Gangguan
didapat perkembang
dengan an bahasa
kejang (disfasia)
Skizofrenia
Retardasi dengan onset
Mental (RM) masa anak-
anak
PENATALAKSANAAN

Terapi Perilaku Terapi wicara

 Metode ABA (Applied Behavioral Analysis):


Terapi dilakukan dengan memberikan positive  Penanganannya berbeda dengan
reinforcement bila anak menuruti perintah penderita gangguan bicara oleh
terapis. Disini anak diarahkan untuk sebab lain.
mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan
menggantikannya dengan perilaku yang lebih  Terapi wicara ini diberikan agar
bisa terima. kemampuan berkomunikasi pada
 Metode Option: lebih child intered, dimana penyandang autis dapat bertambah
terapis selalu mengikuti perilaku anak. Yang begitu pula agar terciptanya interaksi
direkankan disini adalah “acceptance” and dengan orang lain.
“love”. Orang tua justru harus berusaha untuk
masuk kedalam dunia anak tersebut.
 Metode Floor time. Ini sejenis terapi bermain
yang dilakukan pada anak.
Psikoterapi
 Dengan adanya pengetahuan tentang faktor
biologi pada autisme, psikodinamik psikoterapi
yang dilakukan pada anak yang masih kecil
termasuk disini terapi bermain yang tidak
terstruktur, adalah tidak sesuai lagi.

 Psikoterapi individual, baik dengan atau tanpa


obat, mungkin lebih sesuai pada mereka yang
telah mempunyai fungsi lebih baik, saat usia
mereka meningkat, mungkin timbul perasaan
cemas dan depresi ketika mereka menyadari
kelainan dan kesukaran dalam membina hubungan
dengan orang.
Antipsikotik-memblok reseptor
Terapi obat dopamin

 Pada sekelompok anak autistik, dengan SSRI-merupakan selective


gejala-gejala seperti temper tantrums, serotonin reuptake inhibitor
agregasivitas, melukai diri sendiri,
hiperaktivitas dan stereotipi, pemberian Methylphenidate-merupakan
obat-obatan yang sesuai dapat merupakan hiperaktivitas, inatensi
salah satu bagian dari program terapi yang
komprehensif. Naltrexsone-antagonis opioda

 Juga sering dipakai untuk mengobati kondisi


yang terkait seperti depresi, cemas, perilaku Clomipramine-antidepresan
obsesif-kompulsif, membantu mencegah
self-injury dan perilaku lain yang
menimbulkan masalah. Clonidine-menurunkan aktivitas
noradenergik
Prognosis
Prognosis anak autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
 Berat ringannya gejala atau kelainan otak.
 Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anak
saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.
 Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnya
 Bicara dan bahasa, 20 % anak autis tidak mampu berbicara seumur hidup,
sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara dengan kefasihan yang
berbeda-beda.
 Terapi yang intensif dan terpadu.
KESIMPULAN
 Autisme merupakan gangguan pada anak yang ditandai dengan
munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif,
komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya.
 Beberapa faktor diduga menjadi penyebab autisme infantil antara lain
teori psikoanalitik, genetik, serta berdasarkan studi biokimia dan riset
neurologis
 Terapi perilaku merupakan tata laksana yang paling penting dengan
menggunakan metode Lovaas.
 Faktor yang mempengaruhi prognosis autisme infantil antara lain berat
ringannya gejala, usia, kecerdasan, bicara dan bahasa, serta terapi
intensif dan terpadu.

Você também pode gostar