Você está na página 1de 13

ASKEP Ginekomastia

N S . INDA H M AWARTI,M .K EP
Gynecomastia
Anatomi Fisiologi
Pada pria dan wanita payudara adalah sama sampai masa pubertas, sampai
estrogen dan hormon-hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara
pada wanita dan pria.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar fibrosa, dan lemak. Jaringan-jaringan ini
terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior oleh
jaringan ikat. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila
mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. putting mempunyai
perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil, apertura duktus
laktiferosa. Tuberkel-tuberkel montgomery adalah kelenjar lemak pada
permukaan areola.
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting
dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga
penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase
atau lobus menuju ke dalam sinus laktiferosa, yang kemudian bermuara ke
puting. Di banyak tempat jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa
yang tegak lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia
subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu ligamentum cooper, merupakan
ligamentum suspensorium dari payudara.
Definisi
Ginekomastia merupakan perkembangan berlebih jaringan payudara pada pria
yang biasanya dialami oleh remaja pria dan pria dewasa (Brunner and Suddarth,
edisi 8, vol, 2002).

Ginekomastia adalah hipertrofi payudara dan dapat bersifat unilateral maupun


bilateral yang terjadi pada anak laki-laki selama pubertas dan pada pria berusia
di atas 50 tahun.
(Sylvia A. Price, edisi 4, buku 2, 1995).
Etiologi
• Ketidakseimbangan hormon estrogen/testosterone
• Obat-obatan seperti digitalis, cimetidine, spironolactone, reserpine, thiazide, isoniazid.
• Kerusakan sistemik seperti sirosis hati, infeksi hepatitis, CRF, hipertiroid, TBC, malnutrisi
kronis.
• Trauma psikologi
• Neoplasma
• Tumor
• Penggunaan terapi estrogen dalam frekuensi waktu sering.
Patofisiologi
Ginekomastia dapat terjadi pada pubertas dan usia lebih tua dan penyebabnya ialah pengaruh
estrogen yang berlebihan, biasanya dari kelenjar adrenal. Ginekomastia terjadi karena adanya
hiperestrinisme, yaitu bila:

• Penghancuran estrogen terganggu


Pada penderita sirosis hepatis fungsi hati berkurang sehingga terjadi peninggian kadar
estrogen dalam darah.

• Fungsi androgen berkurang


Karena fungsi androgen testis berkurang maka secara relatif estrogen bertambah. Ditemukan
pada usia lanjut dan pada sindrom klinefelter.
• Tumor testis
Pada kronik karsinoma testis juga dapat ditemukan ginekomastia.

Jadi kelainan ini dapat digolongkan dalam displasi: dapat unilateral biasanya dialami oleh pria
berusia di atas 50 tahun dan bilateral terjadi pada anak laki-laki selama masa pubertas.
Kelainan ini mula-mula dapat diraba sebagai jaringan keras seperti kancing pada daerah
subareola, dan bila telah lanjut maka payudara menyerupai payudara wanita. Kelainan ini dalam
gambaran mikroskopik menunjukkan proliferasi serabut kolagen, degenerasi hialin dan
hiperplasi epitel duktus. Epitel duktus menjadi hiperplastik dan bertumpuk-tumpuk tampak
disorientasi, tetapi tidak tampak anaplasi dan membran basalis masih utuh. Kelainan ini tidak
berhubungan dengan karsinoma.
Manifestasi Klinis
• Benjolan atau massa di ketiak • Nyeri tekan pada payudara, stadium lanjut
bisa timbul nyeri tulang
• Keluar cairan yang abnormal dari puting
susu (biasanya berdarah atau berwarna • Kulit di sekitar puting susu bersisik
kuning sampai hijau, mungkin juga
bernanah) • Retraksi puting susu : tertarik ke dalam
atau terasa gatal Timbul sebagai massa
• Perubahan ukuran atau bentuk payudara lunak di bawah areola
• Perubahan pada warna atau tekstur kulit • Ulserasi kulit
pada payudara tampak kemerahan dan
bengkak, puting susu maupun areola • Bila sudah menjadi kanker benjolan tidak
(daerah berwana coklat tua di sekeliling nyeri di bawah areola.
putting susu)
Komplikasi
• Kanker payudara
• Pemanjanan terhadap radiasi
• Sindrom klinefelter (kondisi kromosom yang mencerminkan penurunan kadar testosteron).
References
Brunner and Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta EGC.

Doengoes, Marilyn & Friends (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta EGC.

Price, Sylvia Anderson and Lorraine Mc. Carty Wilson (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 4, Buku 2, Jakarta EGC.

Lewis, Sharon M. (2002). Medical Surgical Nursing. Volume 2. Jakarta. EGC.

Black, Joyce M. (1993). Luckman and Sorensen’s. Medical Surgical Nursing, Assessment and
Management of Clinical Problems. Third Edition. Mosby Inc.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar