Você está na página 1de 26

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE

METODE NUMERIK

OLEH :
M. Taufiq Yuda Saputra
PENGANTAR METODE NUMERIK
Metode Numerik adalah suatu teknik penyelesaian yang
diformulasikan secara matematis dengan cara operasi
hitungan/aritmatik dan dilakukan secara berulang-ulang
dengan bantuan komputer atau secara manual.

Beberapa bahasa pemrograman yang dapat dipakai untuk


melakukan penghitungan dengan metode numerik antara
lain C++, Fortran, Turbo Pascal dan Basic.
METODE ANALITIS VS METODE NUMERIK
* Solusi Metode numerik selalu berbentuk angka
sedangkan metode analitis biasanya menghasilkan dalam
bentuk fungsi matematik.

* Dengan metode numerik kita hanya punya solusi yang


mendekati nilai eksak (solusi hampiran) dan punya galat
(error) sedangkan metode analitis kita dapat menemukan
solusi eksak dengan galat (error) = 0
1. PERSAMAAN NON-LINEAR

Untuk menyelesaikan persamaan :

f ( x)  a.x 2  b.x  c  0

 b  b  4a.c
2
x1, 2 
2a

Namun utk bentuk persamaan non linier dengan derajat


lebih dari dua, terkadang akan kesulitan untuk
menemukan akar-akarnya.
A. Metode Interval Tengah
Jika fungsi f(x) bernilai riil dan kontinu dalam selang (xl,xu) serta f(xl) dan f(xu)
berlawanan tanda, yakni : f(xl).f(xu) < 0
Maka pasti akan terdapat paling sedikit satu buah akar riil antara xl dan xu.
Langkah-langkah dalam menjalankan metode interval tengah :
1. Pilih xl sebagai batas bawah dan xu sebagai batas atas untuk taksiran akar
sehingga terjadi perubahan tanda fungsi dalam selang interval tersebut.
Atau periksa apakah benar bahwa f(xl).f(xu) < 0
2. Taksiran nilai akar baru xr diperoleh dari :
xl  xu
xr 
2
3. Lakukan evaluasi berikut untuk menentukan dalam selang interval mana
akar berada :
a. Jika f(xl).f(xr) < 0, akar berada pada bagian interval bawah, maka
xu = xr dan kembali ke langkah 2
lanjutan

b. Jika f(xl).f(xr) > 0, akar berada pada bagian interval atas maka xl = xr dan
kembali ke langkah 2
c. Jika f(xl).f(xr) = 0, akar setara dengan xr, hentikan perhitungan.

Iterasi dapat dihentikan apabila kesalahan relatifnya (a) sudah lebih kecil dari
syarat yang diberikan (s), atau :

 xr
baru lama
xr
a  baru
 100%
xr
Contoh :
Carilah salah satu akar dari persamaan berikut :
y = x3 + x2 – 3x – 3
Disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif a < 0,01%
Iterasi 1 :
xl = 1 ; f(x=1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4
xu = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
xr = (1+2)/2 = 1,5 ; f(x=1,5) = (1,5)3 + (1,5)2 – 3(1,5) – 3 = -1,875
f(xl).f(xr) = (-4) x (-1,875) = 7,5 ; εa = -

Iterasi 2 :
xl = 1,5 ; f(x=1,5) = (1,5)3 + (1,5)2 – 3(1,5) – 3 = -1,875
xu = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
xr = (1,5+2)/2 = 1,75 ; f(x=1,75) = (1,5)3 + (1,5)2 – 3(1,5) – 3 = 0,171875
f(xl).f(xr) = (-1,875) x (0,171875) = -0.3222656

 xr 1,75  1,5
baru lama
xr
a  baru
100%  100%  14.2857143%  0.01%
xr 1,75

Dengan cara yang sama lanjutkan iterasi sampai diperoleh εa< 0.01%
lanjutan
Hasil hitungan ditabelkan sebagai berikut :
Iterasi xl xu xr f(xl) f(xu) f(xr) f(xl).f(xr) a (%)

1 1 2 1.5 -4 3 -1.875 7.5

2 1.5 2 1.75 -1.875 3 0.171875 -0.3222656 14.2857143%

3 1.5 1.75 1.625 -1.875 0.171875 -0.9433594 1.7687988 -7.6923077%

4 1.625 1.75 1.6875 -0.9433594 0.171875 -0.4094238 0.3862338 3.7037037%

5 1.6875 1.75 1.71875 -0.4094238 0.171875 -0.1247864 0.0510905 1.8181818%

6 1.71875 1.75 1.734375 -0.1247864 0.171875 0.0220299 -0.0027490 0.9009009%

7 1.71875 1.734375 1.7265625 -0.1247864 0.0220299 -0.0517554 0.0064584 -0.4524887%

8 1.7265625 1.734375 1.7304688 -0.0517554 0.0220299 -0.0149572 0.0007741 0.2257336%

9 1.7304688 1.734375 1.7324219 -0.0149572 0.0220299 0.0035127 -5.25399E-05 0.1127396%

10 1.7304688 1.7324219 1.7314453 -0.0149572 0.0035127 -0.0057282 8.5678E-05 -0.0564016%

11 1.7314453 1.7324219 1.7319336 -0.0057282 0.0035127 -0.0011092 6.354E-06 0.0281928%

12 1.7319336 1.7324219 1.7321777 -0.0011092 0.0035127 0.0012013 -1.333E-06 0.0140944%

13 1.7319336 1.7321777 1.7320557 -0.0011092 0.0012013 0.0000460 -5.098E-08 -0.0070477%


lanjutan

Dari hasil hitungan dengan tabel, diperoleh salah satu akar persamaan adalah
1,7320557.

B. Metode Interpolasi Linear


Metode interpolasi linear dilakukan dengan menarik garis lurus antara f(xl) dan
f (xu), titik potong garis ini dengan sumbu x kemudian kita jadikan sebagai xr.
f(x)
f(xu)

xl xr
x
xu

f(xl)
Gambar. Metode Interpolasi Linear
lanjutan
Dari gambar, maka akan diperoleh hubungan :

f (xl ) f ( xu )

xr  xl xr  xu

f ( x l ).( x r  x u )  f ( x u ).( x r  x l )

x r .f x l   f x u   x u .f x l   x l .f x u 

x u .f x l   x l .f x u 
xr 
f x l   f x u 

f x u . xl  xu 
xr  xu 
f x l   f x u 

Langkah berikutnya sama dengan metode interval tengah


Contoh :
Hitung kembali akar dari persamaan berikut dengan metode interpolasi linear :
y = x3 + x2 – 3x – 3
Disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif a < 0,01%
Jawab :
Iterasi 1 :
3  1 2
xl = 1 ; f(x=1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4 xr  2   1.571429
 4  3
xu = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
f(x=1,571429) = -1.3644315
f(xl).f(xr) = (-4) x (-1,3644315) = 5.4577259 ; εa = -

Iterasi 2 :
xl = 1,571429 ; f(x=1,571429) = -1,3644315 3  1,571429  2
xr  2   1.705411
xu = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3  1,3644315  3
f(x=1,705411) = -0.2477451
f(xl).f(xr) = (-1,36443) x (-0,2477451) = 0.3380312 ; εa = 7.856304%

Dengan cara yang sama lanjutkan iterasi sampai diperoleh εa< 0.01%
Hasil hitungan ditabelkan sebagai berikut :

Iterasi xl xu xr f(xl) f(xu) f(xr) f(xl).f(xr) a (%)

1 1 2 1.571429 -4 3 -1.3644315 5.4577259

-
2 1.571429 2 1.705411 3 -0.2477451 0.3380312 7.856304%
1.364431487

3 1.705411 2 1.727883 -0.2477451 3 -0.0393396 0.0097462 1.300546%

4 1.727883 2 1.731405 -0.0393396 3 -0.0061107 0.0002404 0.203427%

5 1.731405 2 1.731951 -0.0061107 3 -0.0009459 0.0000058 0.031524%

6 1.731951 2 1.732035 -0.0009459 3 -0.0001463 0.0000001 0.004878%

Dari hasil hitungan seperti tabel di atas, diperoleh salah satu akar persamaan
adalah 1,732035.
C. Metode Secant
Misalkan diasumsikan bahwa f(x) adalah linear di sekitar xr. Sekarang pilih titik lain
xl yang dekat dengan xo dan juga dekat dengan xr , lalu kita gambarkan garis lurus
melewati dua titik itu (Lihat gambar). Jika f(x) benar-benar linear, garis lurus itu
akan memotong sumbu x tepat pada xr. Namun kenyataannya f(x) jarang berupa
fungsi linear, sebab tidak akan menggunakan metode ini pada fungsi linear. Hal ini
berarti bahwa perpotongan garis lurus tadi dengan sumbu x tidak pada x = xr ,
namun letaknya cukup berdekatan.
Dari gambar, diperoleh persamaan segitiga sebangun :

x 0  x 2   x 0  x1 
f x 0  f x 0   f x1 

x 2  x 0  f x 0 .
x 0  x1 
f x 0   f x1 
lanjutan

f(x0)

f(x1)

xr
x2 x1 x0

Gambar. Metode Secant


Contoh :
Hitung kembali akar dari persamaan berikut dengan metode Secant :
y = x3 + x2 – 3x – 3
Disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif a < 0,01%
Jawab :
Iterasi 1 :
x0 = 1 ; f(x=1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4
x  1  ( 4)
1 2  1.571429
x1 = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3 43
2

f(x=1,571429) = -1.3644315
εa = -

Iterasi 2 :
x0 = 1,571429 ; f(x=1,571429) = -1,3644315
x1 = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
x 2  1,571429  (-1,364431 5)
1,571429 - 2  1.705411
- 1,3644315 - 3

f(x=1,705411) = -0,2477451 , εa = 7.856304%

Dengan cara yang sama lanjutkan iterasi sampai diperoleh εa< 0.01%
Hasil hitungan ditabelkan sebagai berikut :

Iterasi x0 x1 x2 f(x0) f(x1) f(x2) a (%)


1 1 2 1.571429 -4 3 -1.364431487
2 1.571429 2 1.705411 -1.364431487 3 -0.2477451 7.856304%
3 1.705411 2 1.727883 -0.24775 3 -0.039339551 1.300546%
4 1.727883 2 1.731405 -0.03934 3 -0.006110673 0.203427%
5 1.731405 2 1.731951 -0.00611 3 -0.000945921 0.031524%
6 1.731951 2 1.732035 -0.00095 3 -0.000146349 0.004878%

Dari hasil hitungan di atas, diperoleh akar persamaan adalah 1,732051.


lanjutan
D. Metode Newton-Raphson
Dari terkaan nilai akar pertama xi (fungsi f(xi)), maka dapat ditarik suatu garis
singgung yang melewati titik ( xi;f(xi) ). Dalam gambar terlihat garis singgung ini
akan memotong sumbu x dan merupakan taksiran akar bagi iterasi berikutnya.

f(x)
Kemiringan = f’(xi)

f(xi)
f(xi) - 0
x
xi+1 xi

xi -xi+1

Gambar. Metode Newton-Raphson


lanjutan
Turunan pertama di xi , setara dengan kemiringan :
f (xi )  0
f ' (xi ) 
xi  xi  1
f (xi )
x i1  xi 
f ' (xi )
Contoh :
Hitung kembali akar dari persamaan berikut dengan metode Newton raphson :
y = x3 + x2 – 3x – 3
Disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif a < 0,01%
Jawab :
Iterasi 1 :
xi = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3
f’(x=2) = 3x2 + 2x – 3 = 3(2)2 + 2(2) – 3 = 13
εa = -
Iterasi 2 :
3
x i1  2   1.769231
13

xi+1 = 1,769231 ; f(x=1.769231) = 0.3604916


f’(x=1,769231) = 3x2 + 2x – 3 = 9,928994

εa = -13,043478%

Dengan cara yang sama lanjutkan iterasi sampai diperoleh εa< 0.01%

Hasil hitungan ditabelkan sebagai berikut :


Iterasi xi f(xi) f'(xi) a (%)
1 2 3 13
2 1.769231 0.3604916 9.928994 -13.043478%
3 1.732924 0.0082669 9.474922 -2.095127%
4 1.732051 0.0000047 9.464108 -0.050374%
5 1.732051 0.0000000 9.464102 -0.000029%
Dari hasil hitungan diatas, diperoleh akar persamaan adalah 1,732051.
lanjutan

E. Metode Muller
Metode Muller menggunakan suatu polinomial untuk dapat menghampiri nilai
akar yang hendak dicari. Sebuah polinomial derajat dua dipakai untuk
mendapatkan tiga buah titik di dekat akar, (xo, f(x0)), (x1, f(x1)), (x2, f(x2)).
Prosedur Muller dimulai dengan menuliskan sebuah persamaan kuadrat yang
melewati 3 buah titik tersebut, dalam bentuk av2 + bv + c (Gambar). Usaha ini
akan lebih mudah bila kita mentransformasi sumbu melewati titik tengah
(dengan mensubtitusi v = x – xo).
Misalkan h1 = x1 – xo dan h2 = xo – x2. Kita cari nilai koefisien a dan b dengan
mengevaluasi p2(v) pada tiga titik :
V = 0 ; a(0)2 + b(0) + c = f0
V = h1 ; a(h1)2 + b(h1) + c = f1
V = -h2 ; a(h2)2 – b(h2) + c = f2
lanjutan
Dari persamaan pertama, c = f(xo), Gantikan h2/h1 = , maka dari dua persamaan
berikutnya dapat diselesaikan untuk a dan b :

.f1  f0 .(1   )  f2
a
.h1 .(1   )
2

f  f  a.h1
2
b 1 0
h1
Setelah menghitung a, b dan c, maka dapat diperoleh suatu akar yang terletak di
dekat titik tengah x0. Nilai ini adalah :
2c
xr  x 0 
b  b 2  4.a.c

Dengan tanda + pada bagian penyebut diambil sehingga memberikan nilai


terbesar bagi penyebut (atau jika b > 0 maka pilih +, dan jika b < 0 pilih -).
Setelah diperoleh xr, maka untuk iterasi selanjutnya dipilh lagi tiga titik
berikutnya. Jika xr terletak disebelah kanan x0 ambil x0, x1 dan xr. Jika xr terletak
sebelah kiri xo, ambil xo, x2 dan xr.
lanjutan

(X1,f1) f(x)
(X0,f0)

Parabola
av2+bv+c=p2(v)

(X2,f2) h2 h1

Gambar. Grafis Metode Muller

Contoh :
Tentukan sebuah akar antara 0 dan 2 dari fungsi berikut :
f(x) = x3 + x2 – 3x – 3
Iterasi 1 :
x0 = 1 ; f(x=1) = (1)3 + (1)2 – 3(1) – 3 = -4 h 1 = x1 – x0 = 2 – 1 = 1
x1 = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3 h 2 = x0 – x2 = 1 – 0 = 1
x2 = 0 ; f(x=0) = (0)3 + (0)2 – 3(0) – 3 = -3 γ = h2/ h1 = 1/1 = 1
(1.3)  (4).(1  1)  3
a 4 c = f(x0) = -4
1.(1) 2 .(1  1)
3  (4)  4.(1) 2 x r  1
2(-4)
 1,693
b 3
1 3  3  4.4.(-4)
2

εa = -

Iterasi 2 :
x0 = 1,693 ; f(x=1,693) = -0,3602 h1 = x1 – x0 = 2 – 1,693 = 0,307
x1 = 2 ; f(x=2) = (2)3 + (2)2 – 3(2) – 3 = 3 h2 = x0 – x2 = 1,693 – 0 = 1,693
x2 = 0 ; f(x=0) = (0)3 + (0)2 – 3(0) – 3 = -3 γ = h2/ h1 = 1,693/0,307 = 5,5
c = f(x0) = -0,3602
(5,5  3)  (0,3602)  (1  5,5)  (3) 2  (-0,3602)
a  4, 7 x  1,693 
5,5  (0,307) 2  (1  5,5)
r
9,5045  (9,5045) 2  4  4,7  (-0,3602)
3  (0,3602)  a.(0,307) 2 x r  1,730213
b  9,5045
0,307
εa = 2.1508%
Dengan cara yang sama lanjutkan iterasi sampai diperoleh εa< 0.01%
lanjutan

Hasil hitungan ditabelkan sebagai berikut :

Iterasi x0 x1 x2 h1 h2  f(x0) f(x1) f(x2) a b c xr a (%)

1 1 2 0 1 1 1.0 -4.0000 3 -3 4.0 3.0000 -4.0000 1.693000

2 1.693000 2 0 0.307000 1.693000 5.5 -0.3602 3 -3 4.7 9.5045 -0.3602 1.730213 2.1508%

3 1.730213 2 0 0.269787 1.730213 6.4 -0.0174 3 -3 4.7 9.9081 -0.0174 1.731965 0.1011%

4 1.731965 2 0 0.268035 1.731965 6.5 -0.0008 3 -3 4.7 9.9273 -0.0008 1.732047 0.0047%

Dari hasil hitungan diatas, diperoleh akar persamaan adalah 1.732047


Tugas 1
Carilah akar dari persamaan non-linear berikut
dengan semua metode :
Y = 2x3 + 3x2 -4x + 5
Disyaratkan bahwa batas kesalahan relatif
a < 0,01%

Harus pakai Microsoft Excel sebagai alat bantu


dalam melakukan perhitungan.
Tugas dikumpul minggu depan tgl 04 Maret 2019
Menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim

Você também pode gostar