Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HEPATOBLASTOMA
Oleh :
Rina Amelia Sary, S.Ked
NIM. 17309112320115
Pembimbing:
dr. Wulandewi Marhaeni, Sp. A(K)
2
DEFINISI
Adalah tumor ganas primer hati pada anak-anak dan bisa primer atau
merupakan metastase dari organ lain. Tumor terdiri atas jaringan epitel hati
immatur dengan berbagai tahap diferensiasi
Insidensi
Kira-kira 50-60% dari tumor hati
Tumor hati primer jarang Data National cancer Institute
pada anak merupakan
pada anak, terdapat ± 1,5- di AS menunjukkan 79% dari
keganasan dan lebih dari 65%
2% dari seluruh tumor pada kanker hati di AS adalah
diantaranya adalah
anak. hepatoblastoma.
hepatoblastoma.
3
Kelainan genetik yaitu hilangnya
heterosigositas pada kromosom
11p5 yang berakibat gangguan
pada gen supresi tumor
ETIOLOGI
Sindrom beckwitt, weidemann
(gangguan pada insulin like growth
factor II
4
Masa abdomen
yang besar,
atau
pembesaran
perut
Anemia muntah
Pelebaran vena
Ikterus
dinding perut
5
Anamnesis
6
• Tumor dapat diangkat lengkap dengan pembedahan
I
7
Reseksi hati
Transplantasi hati
Kemoterapi
TERAPI
Radioterapi
8
PROGNOSIS
Diagnosis yang cepat dan tepat serta terapi yang progresif penting untuk
mendapatkan prognosis yang terbaik bagi penderita.
Tumor yang kecil (<3 cm) kemungkinan hidup 1 tahun (90%), 2 tahun (55%), dan 3
tahun (12,8%)
9
STATUS PASIEN
10
Identitas pasien
Nama penderita : An. MNK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pasien Tempat & tanggal lahir : Paringin, 21 November 2013
Umur : 4 tahun 5 bulan
Tanggal MRS : 16 April 2018
11
Identitas Orangtua
Nama Ayah : Tn. M Nama Ibu: Ny. AJ
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan: SMA
Status Pasien Alamat : Paringin
Agama : Islam
Suku : Banjar
Bangsa : Indonesia
12
• Disebelah kanan atas
Perut yang •
•
Keras dan tidak rata
Tidak nyeri
membesar • Terlihat pembuluh darah
yang melebar
14
Umur 4-5 bulan, anak mulai bisa tiarap, pasien dapat
mempertahankan kepala dalam keadaan tegak dan stabil
Umur 6 bulan anak sudah bisa merangkak,
Riwayat umur 7 bulan pasien bisa duduk,
Perkembangan Usia 12 bulan bisa berdiri,
umur 15 bulan pasien mulai bisa berjalan
Saat ini perkembangan anak sesuai dengan usianya.
15
Nama Dasar (umur dalam bulan) Ulangan (umur dalam bulan)
Riwayat BCG 1 -
Polio 0 2 4 6 -
Imunisasi Hepatitis B 2 4 6 -
DPT 2 4 6 -
Campak 9 -
16
0-6 bulan : diberikan ASI eksklusif.
6 bulan-1 tahun: ASI eklusif + susu formula (SGM)
17
Riwayat
Keluarga
No. Nama Umur L/P Keterangan
18
Pasien tinggal bersama ibunya sejak ayah dan ibu pasien berpisah
saat usia pasien 6 bulan.
Pasien tinggal di rumah yang cukup besar dengan 2 kamar.
Rumah terletak di perumahan yang cukup padat, dengan dasar
beton.
Riwayat Sosial Sumber air cuci berasal dari sumur dan sumber air minum berasal
Lingkungan dari air galon.
Rumah jauh dari tempat pembuangan sampah, pabrik, maupun
pertambangan. Rumah dekat fasilitas kesehatan puskesmas.
Pasien sering dititipkan ke penitipan anak ketika ibu pasien
bekerja. Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan bila sedang
dititipkan oleh ibunya.
19
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis, GCS E4-V5-M6
Tanda Vital : Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 124 kali/menit, regular, kuat angkat
Suhu : 37,1°C
Pemeriksaan Respirasi : 28 kali/menit
20
Kulit : sawo matang, sianosis (-), ikterik (-), pucat (+)
Kepala
Kepala : Bentuk kepala mesosefal, UUB dan UUK tertutup
Rambut : Distribusi rambut tipis dan lurus, dengan warna hitam.
Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
PEMERIKSAAN Telinga : Simetris
FISIK Hidung : Hidung berbentuk normal, simetris, chonca tidak edem dan
hiperemi, sekret berlebih tidak ada.
Mulut : bibir kering, mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB tidak ada, tidak ada tortikolis,
tidak ada massa
21
Dinding dada/paru :
Ins : bentuk simetris, retraksi (+) di interkostal, dispneu (-), pernapasan
simetris
Pal : Fremitus vokal simetris kiri dan kanan
Per : Sonor pada kedua lapang paru
Aus :vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Jantung :
Fisik Ins : Iktus tidak terlihat
Pal : Apeks; ICS 5 linea midclavicularis sinistra, tidak ada: thrill
Per : Batas kanan : ICS 2-4 linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS 5 linea midclavicula sinistra
Aus : s1,s2 tunggal, frek: 124 x/menit, Irama: regular, murmur (-)
22
ABDOMEN
Inspeksi: cembung asimetris, ada benjolan nampak dikuadran kanan atas,
venektasi (+).
Palpasi : kemungkinan massa adalah hepar, lien tidak teraba, ginjal sulit
dievaluasi, teraba massa ukuran dengan diamter kurang lebih 10 cm
lokasi di kuadran kanan atas: hipokondria kanan, epigastrium, dan
Pemeriksaan lumbal kanan, permukaan berbenjol-benjol, konsistensi keras,
immobile, tidak nyeri. Pemeriksaan fluid wave dan shifting dullness (-)
Fisik Perkusi: pekak di regio kuadran kanan atas, region lain timpani
Auskultasi: bising usus (+).
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat (+/+), pucat (+), ikterik (-)
Genitalia : Jenis kelamin laki-laki
Anus : Paten
23
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 8,8 11,00 – 15,0 g/dl
Lekosit 11,7 4.00 – 10,5 ribu/ul
Eritrosit 4,08 4,00 – 5,50 juta/µl
Hematokrit 28,4 32,00 – 44,00 vol%
Trombosit 718 150 – 450 ribu/µl
RDW 16,6 12,1 – 14,0 %
Pemeriksaan MCV.MCH.MCHC
MCV 69,8 75,0 – 96,0 fl
Penunjang MCH 21,5 28.0 – 32.0 Pg
MCHC 30,9 33,0 – 37,0 %
14 April 2018 GULA DARAH
24
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9,5 11,00 – 15,0 g/dl
Lekosit 16,7 4.00 – 10,5 ribu/ul
Eritrosit 4,34 4,00 – 5,50 juta/µl
Hematokrit 30,5 32,00 – 44,00 vol%
Trombosit 924 150 – 450 ribu/µl
RDW 16,9 12,1 – 14,0 %
MCV.MCH.MCHC
MCV 70,3 75,0 – 96,0 fl
Pemeriksaan MCH 21,8 28.0 – 32.0 Pg
Penunjang MCHC
FAAL LEMAK DAN JANTUNG
31,3 33,0 – 37,0 %
(22:24:00) SGOT
SGPT
72
18
0-46
0-45
U/l
U/l
GINJAL
Ureum 14 10-50 mg/dL
Kreatinin 0,46 0,6 – 1,2 mg/dL
Asam Urat 4,44 2,4 – 5,7 mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium 134 135 – 146 mmol/l
Kalium 4,7 3,4 – 5,4 mmol/l
Chlorida 102 95 – 100 mmol/l 25
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
FAAL LEMAK DAN JANTUNG
LDH 1205 225 – 450 mg/dl
HEPAR
SGOT 79 0-46 U/l
Pemeriksaan SGPT
GINJAL
21 0-45 U/l
Penunjang Ureum
Kreatinin
8
0,41
10-50
0,7 – 1,4
mg/dL
mg/dL
16 April 2018 Asam Urat
IMUNO-SEROLOGI
3,74 3,4 – 7,0 mg/dL
26
Rontgen Thoraks dan Abdomen
• Thoraks: cor dalam batas normal dan pada pulmo tak tampak adanya metastasis
27
Pemeriksaan Massa hepar suspect hepatoblastoma
USG Abdomen Tak tampak kelainan pada Vesika Fellea,
(16 April 2018) Lien, Pankreas, kedua Ren, maupun
Vesica Urinaria
28
Pemeriksaan
CT Scan Kesan :
Intraabdominal
Abdomen mass suspect
dengan hepatoblastoma
kontras
29
Pemeriksaan Kesimpulan : fungsi Jantung
ekokardiografi menurun (Ejection Fraction
50%)
(19 April 2018)
30
Nama : An. MNK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 15 kg
Keluhan utama : Perut membesar
Uraian :
Perut membesar yang baru disadari sejak 1 minggu yang lalu.
Resume Medik Perut ada benjolan di kuadran kanan atas,permukaan berbenjol-
benjol, keras, dan tidak nyeri. Tidak ada demam, mual dan muntah.
Tidak ada sesak napas. Pucat. Tidak ada ikterik. Tidak ada nyeri
pinggang dan nyeri tulang lainnya.
Riwayat trauma (-), riwayat perdarahan (-), BAB (+) setelah 5 hari
sebelumnya tidak bisa, warna kehitaman (-), BAK (+) warna kuning,
tidak ada darah, tidak ada nyeri. Makan/minum (+), terdapat
penurunan nafsu makan.
RPD serupa (-). RPK serupa (-).
31
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis (GCS E4 V5 M6)
Nadi : 124 kali/ menit
Suhu : 37,1 0C
Pemeriksaan Pernapasan : 28 kali/ menit
Fisik Kulit : Sawo matang.
Kepala : Normosefali, UUB/UUK menutup.
Mata : Konjungtiva anemis (+)
Telinga : Simetris, sekret (-/-), serumen minimal.
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir kering, mukosa bibir lembap, sianosis (-).
Lidah : Normoglosi, tremor (-)
Leher : Pembesaraan KGB (-/-).
32
Toraks
Paru : Simetris, retraksi (+) di intercostal, vesikular, rh (-/-), wh (-/-).
Jantung : S1-S2 tunggal, regular, murmur (-).
Abdomen :Cembung asimetris, venektasi (+) Teraba massa ukuran
kurang lebih 10 cm lokasi di kuadran kanan atas: hipokondria
kanan, epigastrium, dan lumbal kanan, permukaan berbenjol
Pemeriksaan benjol, konsistensi keras, tidak nyeri. Pekak di regio kuadran
Fisik kanan atas, region lain timpani. Pemeriksaan fluid wave dan
shifting dullness (-)
Ekstremitas : Tonus normal, tidak pucat. Tidak ikterik.
Susunan saraf : Defisit neurologis (-).
Genitalia : Tidak ada kelainan.
Anus : Tidak ada kelainan.
33
HEPATOBLASTOMA
ANAMNESIS
No. Nama Umur L/P Keterangan
TUMOR HCC
ABDOMEN
1. Tn. H 54 tahun L Sehat
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
34
Hepatoblastoma
DIAGNOSIS Anemia Hipokromik Mikrositik
Trombositosis
35
IVFD D5 ½ NS 45 cc/jam 16 tpm makro
Hidrasi 1,5 x maintenance = 1380 cc/24 jam
Inj. Cefotaxim 3 x 400 mg
Transfusi PRC target Hb = 10 g/dl 72 cc ≈ 1 Kantong
Rontgen Thorax dan Abdomen
USG Abdomen dan CT-Scan Abdomen
Penatalaksanaan Ekokardiografi
Cek DR, LDH, Asam Urat, SE, AFP
Amboroxol 3 x cth 1
Captopril 20 mg tab 2 x 2 ½ selama 1 minggu
Kemoterapi
Konsul Bedah anak
36
An. MNK
BB: 14 kg
TB: 103 cm
Protokol Luas Permukaan Tubuh: 0,63 kg/m2
Kemoterapi Cysplatin 50 mg (80mg/m2/hari/iv)
Doxorubicin 18,9 mg (30mg/m2/hari/iv)
37
Saran:
Hasil Konsul Rencana laparotomi bila memungkinkan
Bedah Anak: eksisi luas, bila tidak memungkinkan
dilakukan insisi biopsi.
38
18-04- 19-04-
Tanggal 17-04-18 20-04-18 21-04-18 22-04-18 23-04-18
18 18
Demam - - + + + - -
Pusing - - - - - - -
Sakit
- - - - - - -
kepala
Batuk + + + + + - -
Sesak - + - - + + +
Mual/mun
- - - - - - -
FOLLOW UP tah
Nyeri
- + + + + + +
perut
PCH (-), PCH (-), PCH (-), PCH (-), PCH (-), PCH (-), PCH (-),
Hidung Epistaksis Epistaksis Epistaksis Epistaksis Epistaksis Epistaksis Epistaksis
(-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Bibir kering, Bibir kering, Bibir kering, Bibir kering(-), Bibir kering(- Bibir kering(- Bibir kering(-
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa ) Mukosa ) Mukosa ) Mukosa
lembab lembab lembab lembab lembab lembab lembab
40
Rh/Wh Rh/Wh Rh/Wh Rh/Wh Rh/Wh Rh/Wh Rh/Wh
Thorax
(-/-) (-/-) (+/-) (-/-) (-/-) (-/-) (-/-)
Distensi (+), Distensi (+), Distensi Distensi Distensi (+), Distensi (+), Distensi (+),
hepatomegal hepatomegal (+),hepatom (+),hepatomeg hepatomegal hepatomegal hepatomega
Abdomen i(+), i(+), egali(+), ali(+), i(+), i(+), li(+),
tenderness (- tenderness tenderness tenderness (+), tenderness tenderness tenderness
), BU (+) (+), BU (+) (+), BU (+) BU (+) (+), BU (+) (+), BU (+) (+), BU (+)
FOLLOW UP Ekstremitas
Akral hangat, Akral hangat, Akral hangat,
edema (-), edema (-), edema (-),
Akral hangat,
edema (-),
Akral hangat, Akral hangat,
edema (-), edema (-),
Akral
hangat,
edema (-),
(Lanjutan) parese (-) parese (-) parese (-) parese (-) parese (-) parese (-)
parese (-)
Neurologi Defisit (-) Defisit (-) Defisit (-) Defisit (-) Defisit (-) Defisit (-) Defisit (-)
41
Pembahasan
42
Pasien Teori
45
Czauderna P, Perilongo G. Hepatoblastoma. Orphanet Encyclopedia. July 2013
Pasien Teori
46
Hiyama E. Pediatric hepatoblastoma: diagnosis and treatment. Translational Pediatrics. 2014;3(4):293-299
Pasien Teori
Pada hasil laboratorium Alfafetoprotein (AFP) merupakan
pasien ini didapatkan tumor marker yang digunakan untuk
peningkatan AFP hingga mendiagnosis hepatoblastoma dan
> 400 Ul/ml untuk monitor respon terapi.
AFP berupa globulin alfa normal
yang dihasilkan oleh hepatosit
Pemeriksaan embrionik, meningkat pada pasien-
pasien hepatoma.
Penunjang Kadar AFP biasanya lebih tinggi pada
pasien dengan tumor diferensiasi
buruk.
Level rata-rata AFP untuk kasus
hepatoblastoma 3 x 106 ng/ml
dibandingkan dengan nilai AFP yang
mendekati 200.000 ng/ml pada kasus
hepatoselular pada anak
Trobaugh-Lotrario AD, Tomlinson GE, Finegold MJ, Gore L, Feusner JH Small cell undifferentiated variant of hepatoblastoma: adverse clinical and molecular 47
features similar to rhabdoid tumors. Pediatr Blood Cancer. 2009 Mar; 52(3):328-34.
48
Pasien Teori
Walaupun tidak spesifik, serum
Pemeriksaan lactate dehydrogenase (LDH) dapat
menentukan signifikansi prognostik.
Penunjang Pada pasien ini didapatkan
peningkatan enzim LDH Nilai serum LDH yang tinggi
hingga 1205 mg/dl. menandai aktivitas proliferasi atau
luasnya tumor. Nilai LDH > 1500 IU/L
dihubungkan dengan prognosis
yang buruk.
LDH dapat digunakan untuk
monitor aktivitas penyakit atau
respon terapi.
Zhang J-P, Wang H-B, Lin Y-H, et al. Lactate Dehydrogenase Is an Important Prognostic Indicator for Hepatocellular Carcinoma after Partial Hepatectomy. 49
Translational Oncology. 2015;8(6):497-503
PASIEN Teori
Pucat (+)
Konjungtiva anemis (+)
Hb 8,8 gr/dl
MCV : 69,8 fl
MCH: 21,5 pg
MCHC: 30,9%
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Anemia akibat penyakit kronik adalah anemia yang dijumpai pada penyakit kronik
tertentu yang khas ditandai oleh gangguan metabolism besi, yaitu adanya
hipoferemia sehingga menyebabkan berkurangnya penyediaan besi yang
dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih
cukup.
• Diperkirakan semua perubahan disebabkan oleh pengaruh sitokin eritropoesis
(proinflammantory cytokines), IL-1 dan TNF-α terhadap eritropoesis
Kayle S, Lakhey M. Etiological study of microcytic hypochromic anemia. Journal of Pathology of Nepal. 2016:6;994–7. 50
Pasien Teori
Hsiao CC, Chuang JH, Tiao MM, et al. Patterns of hepatoblastoma and hepatocellular carcinoma in children after universal hepatitis B vaccination in Taiwan: a report
from a single institution in southern Taiwan. J Pediatr Hematol Oncol. 2009; 31:91–96. 51
PASIEN TEORI
Evaluasi radiologik dimulai dengan
foto polos abdomen tegak dan foto
thorax.
Pada pasien ini tidak
Rontgen didapatkan lesi metastasis Foto thorax bisa memperlihatkan
pada rontgen thoraks elevasi hemidiafragma kanan atau
Thoraks dan metastasis paru.
Pada foto polos abdomen
Abdomen terlihat bayangan radioopak Foto polos abdomen menunjukkan
yang menutupi daerah hepatomegali dibuktikan dengan
diafragma dan abdomen. elevasi hemidiafragma kanan dan
kesan terdapat massa perpindahan gas usus.
abdomen. Meskipun hal itu tidak
mendiagnosa hepatoblastoma
spesifik, kalsifikasi hati mungkin
terjadi
52
Hiyama E. Pediatric hepatoblastoma: diagnosis and treatment. Translational Pediatrics. 2014;3(4):293-299
PASIEN TEORI
53
Hiyama E. Pediatric hepatoblastoma: diagnosis and treatment. Translational Pediatrics. 2014;3(4):293-299
Tatalaksana
Pasien ini termasuk high risk karena memiliki komorbid yaitu penurunan fungsi
jantung namun belum ada metastase sehingga dilakukan kemoterapi pre
operasi dan direncanakan reseksi
54
Hiyama E. Pediatric hepatoblastoma: diagnosis and treatment. Translational Pediatrics. 2014;3(4):293-299
Pasien Teori
55
Hiyama E. Pediatric hepatoblastoma: diagnosis and treatment. Translational Pediatrics. 2014;3(4):293-299
Pasien Teori
Pada pasien ini diberikan terapi Risiko efek samping pada jantung
doksorubisin 18,9 mg dengan meningkat, termasuk gagal jantung,
hasil fungsi jantung yang kardiomiopati dilatasi hingga kematian.
menurun (50%).
Efek kardiotoksik dari doksorubisin
ditunjukkan oleh penurunan fosforilasi
oksidatif di mitokondria. Oksigen reaktif
Tatalaksana yang muncul dari interaksi doksorubisin
dengan enzim fosforilase.
Doksorubisin dikontraindikasikan pada
kasus dimana fungsi jantung sangat
menurun dengan fraksi ejeksi kurang dari
45%.
Hiona A, Lee AS, Nagendran J, et al. Pre-treatment with ACE Inhibitor Attenuates Doxorubicin Induced Cardiomyopathy via Preservation of Mitochondrial Function.
56
The Journal of thoracic and cardiovascular surgery. 2011;142(2):396-403.
Pasien Teori
Ichikawa Y, Ghanefar M, Bayeva M, Wu R, Khechaduri A, Naga Prasad SV, Mutharasan RK, Naik TJ, Ardehali H. Cardiotoxicity of doxorubicin is mediated through57
mitochondrial iron accumulation. J Clin Invest. 2014;124(2):617–630.
Telah dilaporkan sebuah kasus kasus anak laki-laki 4 tahun 5 bulan
dengan diagnosis Hepatoblastoma yang dirawat di ruang Hematologi
Onkologi anak RSUD Ulin Banjarmasin. Diagnosis ditegakan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang
Pada hasil laboratorium pasien ini didapatkan peningkatan AFP hingga >
400 dan enzim LDH hingga 1205 mg/dl. Pada USG pasien didapatkan
Penutup massa hepar suspek hepatoblastoma dan hasil CT-Scan pasien
didapatkan Intraabdominal mass suspect hepatoblastoma.
Pada pasien ini diberikan kemoterapi berupa cisplatin dan doksorubisin
serta pemberian captopril 20 mg tab 2x 2 ½ selama 1 minggu. Setelah
mendapat protokol kemoterapi yang pertama pasien diperbolehkan
rawat jalan dan sambil menunggu respon terapi, pasien dijadwalkan
untuk dilakukan pembedahan dari bagian Bedah Anak.
58
59