Você está na página 1de 141

MANAJEMEN RISIKO

DAN
PENJAMINAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
( RISK MANAGEMENT AND QUALITY ASSUARANCE ON HEALTH SERVICES )

HANDOUTS

DR.Dr.NURDIN PERDANA SKM


MINGGU I-IV

RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO


RISK = RISIKO

• Risk is the potential of gaining or losing something of value.


• Values (such as physical health, social status, emotional well-being, or
financial wealth) can be gained or lost when taking risk resulting from a
given action or inaction, foreseen or unforeseen (planned or not planned).
• Risk can also be defined as the intentional interaction with uncertainty.[1]
• Uncertainty is a potential, unpredictable, and uncontrollable outcome;
• Risk is a consequence of action taken in spite of uncertainty.
RISK = RISIKO

• Risiko adalah potensi untuk bertambah atau hilangnya suatu


nilai
• Nilai ( antara lain kesehatan jasmani , status sosial ,
kesehatan emosi , atau kekayaan finasial ) dapat bertambah
atau hilang apabila menghadapi risiko sebagai hasil karena
bertindak atau tidak , diperkirakan atau tidak diperkirakan (
direncanakan atau tidak direncanakan ).
• Risiko dapat juga diartikan sebagai interaksi yang
disengaja dengan ketidak pastian.]
• Ketidak pastian adalah suatu potensi dampak yang
tidak teramalkan , tidak terkontrol
• Risiko adalah akibat dari tindakan yang dilakukan
dalam kejengkelan ketidak pastian.
Risk management is the identification,
evaluation, and prioritization of risks (defined
in ISO 31000 as the effect of uncertainty on
objectives) followed by coordinated and
economical application of resources to minimize,
monitor, and control the probability or impact of
unfortunate events[1] or to maximize the
realization of opportunities.
Risk management’s objective is to
assure uncertainty does not deflect the
endeavor from the business goals. [2]
Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan


terstruktur/metodologidalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya.
RISK MANAGEMENT

For medical devices, risk management is a


process for identifying, evaluating and
mitigating risks associated with harm to
people and damage to property or the
environment.
Risk management is an integral part of
medical device design and development,
production processes and evaluation of
field experience, and is applicable to all
types of medical devices.
The evidence of its application is required by most
regulatory bodies such as the US FDA.
The management of risks for medical devices is
described by the International Organization for
Standardization (ISO) in ISO 14971:2007, Medical
Devices—The application of risk management to
medical devices, a product safety standard.

•The standard provides a process framework
and associated requirements for
management responsibilities, risk analysis
and evaluation, risk controls and lifecycle
risk management.
Sejarah

• Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan


pada Piagam Hammurabi(codex Hammurabi), yang dibuat
pada tahun 2100 sebelum masehi.[1] Piagam tersebut
mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat
meminjam uang untuk membeli kargo; namun bila dalam
perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu
mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut
sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana
perusahaan hanya melihat risiko non-
entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).
Sejarah
• Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua
manajemen risiko di mana perusahaan-
perusahaan asuransi mulai berusaha
mendorong pengusaha untuk benar-benar menjaga barang
yang diasuransikan.[1] Pada masa ini juga lahir
konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin
setiap produk memenuhi spesifikasi standarnya. Konsep ini
dipopulerkan oleh British Standards Institution yang
meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.
Sejarah
• Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief
Risk Office, yang merupakan jabatan CRO pertama di
dunia.[1]
• Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995
dengan diterbitkannya AS/NZS 4360:1995
oleh Standards Australia of the World's Risk
management Standard.[1]
RISIKO

• Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini


terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi
tentang apa yang akan terjadi.

• Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat


menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak
pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak
pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah risiko (Risk).
RISIKO
• Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan
yang merugikan.
• Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan
keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil
sekali?
• Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat
hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang
digunakan membeli loterei relatif kecil.
• Apakah ini juga tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga
tergolong risiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun
hal itu dianggap risiko.

DIMANA DAN RISIKO APA
YANG SERING DIKETEMUKAN
DALAM PELAYANAN KESEHATAN
SEHARI HARI
BEBERAPA CONTOH RISIKO DALAM
PELAYANAN KESEHATAN

Risiko ini dapat ditemukan pada pelayanan :


- Promotive
- Preventive
- Curative
- Rehabilitative
RISKO PADA PELAYANAN PROMOTIF

1. IBU HAMIL
2. BAYI BARU LAHIR.
3. BALITA.
4. ANAK SEKOLAH / REMAJA
5. ORANG DEWASA ( USIA SUBUR )
6. MANULA
RISKO PELAYANAN PROMOTIF
IBU HAMIL

1. Standar Pelayanan KIA  K1 –K4 = 100 %  T 5-9  Persalinan di


Fasilitas Kesehatan ( Pusksmas dan Rumah Sakit )
• 2. Risiko dan penyimpangan yang sering terjadi :
- Pemberian zat besi yang tidak mencukupi / tidak sesuai standar.
- Pemberian Calcium yang pro-kontra
- Penggunaan alat yang tidak dikalibrasi secara teratur.
- Flour Albus yang dianggap hal biasa dan tidak tertangani dengan
baik.
- Bersalin diluar Puskesmas dan Rumah Sakit.
RISKO PELAYANAN PROMOTIF
PADA BAY BARU LAHIR / NEONATUS

- Asphiksia / tidak napas disangka sdh mati , dibiarkan.


- Bayi hypothermia  Penanganan yang tidak sempurna kasus BB lahir
rendah
- Bayi tidak mendapatkan gizi / colostrum scukupnya  Tidak
melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) pada bayi yang baru lahir 
Tidak melaksanakan Menyusui Exklusif.
- Daya tahan tubuh dan kecukupan gizi tidak seimbang  Pemberian
susu kaleng pada bayi-bayi.
RISKO PELAYANAN PROMOTIF PADA BALITA

1 . Pertumbuhan jumlah sel otak tidak maksimal / cukup  Balita tidak


termonitor berat badannya.
2. Anak kekurangan gizi  Makanan pantang ( ikan ,
RISKO PELAYANAN PROMOTIF PADA
ANAK SEKOLAH

1. Kebutuhan Gizi seimbang pada anak tidak tercapai , anak


mengkonsumsi zat zat yang merusak sel-sel badan  Makanan disekolah
tidak terkontrol .
2. Anak menderita HIV/AID, Hepatitis  Penggunaan obat obatan terlarang
3. Gangguan perkemangan emotional dan tubuh  Media / permainan /
tontonan yang tidak terawasi
RISKO PELAYANAN PROMOTIF
PADA USIA PRODUKTIF / TENAGA KERJA

Pola Hidup tidak sehat :


- Asupan gizi yang tidak seimbang  Promosi Makanan yang tidak
terkontrol.
- Gangguan kesehatan / penyembuhan tidak sesuai harapan  Obat Herbal
- Gangguan kesehatan badan dan mental  Merokok  Narkoba
- Capek berlebihan , mati mendadak  Olah raga yang tidak proporsional /
sesuai .
RISKO PELAYANAN PROMOTIF PADA MANULA

1. Pola Hidup tidak sehat :


- Tidak Fit / selalu sakit sakit  Makanan terlalu banyak pantangan
- Obat Herbal
- Merokok  Narkoba
- Olah raga tidak sesuai
MINGGU X

RISIKO PELAYANAN PREVENTIFF


RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA IBU HAMIL

1. Ibu dan bayi rentan terhadap penyakit Tetanus  Tidak


mendapatkan Immunisasi TT .
2. Ibu hamil tetap anemia Pemberian tablet besi yang tdk sesuai
3. Ibu hamil tersang Eklamsia yang tidak terselmatkan / meninggal 
Pemberian MgSO4 yang tidak dilakukan / tidak adekuat
4. Ibu mengalami perdarahan pasca salin yang berat  Pemberian
Oksitosin tdk sesuai / tidak diberikan .
RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA BAYI BARU LAHIR

1. Anak menjadi buta  Salah pemberian Yodium yang seharusnya


lugol untuk mencegah gonorhoe pada mata bayi.
RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA BALITA

1. Anak terserang penyakit campak atau diphtheria  Vaksin yang


dipergunakan untuk immunisasi sdh tidak baik ( vvm nya sdh
berwarna hitam semua
RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA REMAJA / ANAK SEKOLAH

1.
RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA USIA KERJA

1.
RISKO PELAYANAN PREVENTIVE
PADA MANULA

1.
RISKO PELAYANAN CURATIVE

1. Pasien mendapatkan obat yang tidak sesuai resep dokter.


2. Pasien dioperasi pada bagian tubuh yang sakit.
Manajemen Risiko

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral


dari pelaksanaan sistem manajemenperusahaan/ organisasi.
Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement).
Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen Risiko

• Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis


dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan
konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua
tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset.
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika
diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian
manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap
pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
Empat prasyarat utama manajemen resiko,
yaitu:
• 1. Kebijakan Manajemen Risiko
• Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan
kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya
untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus
relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan
sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen
akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat
diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.

Empat prasyarat utama manajemen resiko,
yaitu:
• 2. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil

• 1). Komitmen Manajemen; Organisasi harus dapat memastikan bahwa:


• Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai
dengan standar
• Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen
organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai
dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan.
Empat prasyarat utama manajemen resiko,
yaitu:

• 2) . Tanggung jawab dan kewenangan; Tanggung jawab, kekuasaan


dan hubungan antar anggota yang dapat menunjukkan dan
membedakan fungsi kerja didalam manajemen risiko harus
terdokumentasikan khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:
• Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
• Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas
yang masih dapat diterima.
Empat prasyarat utama manajemen resiko,
yaitu:

(1) Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan


kegiatan manajemen risiko.
(2) Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
(3) Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
(4) Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
Empat prasyarat utama manajemen resiko,
yaitu:

• 3. Implementasi Program
• Sejumlah langkah perlu dilakukan agar implementasi sistem
manajemen risiko dapat berjalan secara efektif pada sebuah
organisasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan tergantung pada
filosofi, budaya dan struktur dari organisasi tersebut.
Empat prasyarat utama manajemen resiko, yaitu:

• 4. Tinjauan Manajemen
• Tinjauan sistem manajemen risiko pada tahap yang spesifik, harus
dapat memastikan kesesuaian kegiatan manajemen risiko yang
sedang dilakukan dengan standar yang digunakan dan dengan tahap-
tahap berikutnya.
• Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari manajemen proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses
kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin
keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko adalah proses yang
berjalan terus menerus.
Elemen Utama Manajemen Risiko
• Elemen utama dari proses manajemen risiko, seperti yang terlihat
pada gambar meliputi:
• Penetapan tujuan; Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan
ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
• Identifkasi risiko; Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih
lanjut.
• Analisis risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas
dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
Elemen Utama Manajemen Risiko

• Evaluasi risiko; Membandingkan tingkat risiko yang ada


dengan kriteria standar.
• Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk
beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut
masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin
hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan
pengendalian.
Elemen Utama Manajemen Risiko

• Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat probabilitas dan


konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif
metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
• Monitor dan Review; Monitor dan review terhadap hasil sistem
manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-
perubahan yang perlu dilakukan.
• Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi dengan
pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari
hasil manajemen risiko yang dilakukan.
MINGGU V-MINGGU VIII

MUTU DAN PENJAMINAN MUTU


QUALITY = KUALITAS

Kualitas atau mutu


adalah
tingkat baik buruknya
atau
taraf atau derajat sesuatu.
QUALITY

the standard of something as measured


against other things
sinonim:
of
standard,trait,
feature, grade,
aclass,similar
attribute,caliber,
characteristic,
kind;
condition,
point,
the
character,
aspect,nature,
facet, side,
form,

degree of excellence of something.


property"her
rank, value, level;Lainnya
good qualities"

"an improvement in product quality"


QUAILITY

a distinctive attribute or characteristic


possessed by someone or something.

"he shows strong leadership qualities"


QUALITY IMPROVEMENT

QUALITY IMPROVEMENT = QI =
“ doing the right thing at the right time for the
right individual to get the best possible result “
QUALITY ASSURANCE

Quality Assurance (QA) is a management method that


is defined as “all those planned and systematic actions
needed to provide adequate confidence that a product,
service or result will satisfy given requirements for
quality and be fit for use”. A Quality Assurance
programme is defined as “the sum total of the activities
aimed at achieving that required standard” (ISO, 1994).
QUALITY CONTROL

a system of maintaining standards in


manufactured products by testing a
sample of the output against the
specification.
BEBERAPA TEORI DAN PELOPOR DALAM
PENINGKATAN KUALITAS
ERNEST CODMAN, 1914

He developed one of the earliest initiatives in


health care quality and challenged hospitals and
physicians to take responsibility for the outcome
of their patients.
W. Edwards Deming

Deming championed the work of Walter Shewhart,


including statistical process control, operational definitions,
and what Deming called the "Shewhart Cycle"[2] which had
evolved into PDSA (Plan-Do-Study-Act).


W. Edwards Deming

• PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act"


adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah
iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
• Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering
dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern
sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.


W. Edwards Deming

• Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus


Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering
dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis.
• Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan,
Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.


W. Edwards Deming

• Deming made a significant contribution to Japan's reputation


for innovative, high-quality products, and for its economic
power.
W. Edwards Deming

The ideas Deming taught :


- Better design of products to improve service
- Higher level of uniform product quality
- Improvement of product testing in the workplace and in research
centers
- Greater sales through side / global markets

W. Edwards Deming

• "System of Profound Knowledge".


(Four components or "lenses“)

• Appreciating a system
• Understanding variation
• Psychology
• Epistemology ,the theory of knowledge


DONABEDIAN MODEL

The Donabedian model is a conceptual model that provides a


framework for examining health services and evaluating quality
of health care.
• According to the model, information about quality of care can be
drawn from three categories: “structure,” “process,” and
“outcomes."[2]
DONABEDIAN MODEL

Structure describes the context in which care is delivered, including


hospital buildings, staff, financing, and equipment.
• Process denotes the transactions between patients and providers
throughout the delivery of healthcare.
• Finally, outcomes refer to the effects of healthcare on the health
status of patients and populations.
PROSES

Beberapa pengertian tentang proses :

• “Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan


interaksi secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya
pelaksanaan proses pelayanan di RS dapat diukur dari tiga aspek,
yaitu relevan tidaknya proses itu bagi pasien, efektivitas prosesnya,
dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien”.
PROSES

Beberapa pengertian tentang proses :

“Proses yaitu semua kegiatan sistem.


Proses akan mengubah input menjadi output.
Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara
profesional oleh tenaga kesehatan dan interaksinya
dengan pasien.
Pengertian
Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan -

Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah, suatu proses upaya yang


dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan Standar yang
telah ditetapkan serta menentukan dan melaksanakan cara pemecahan
masalah mutu sesuai kemampuan yang ada dan menilai hasil yang
dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan
Pengertian Jaminan Mutu Pelayanan
Kesehatan -

• Penjaminan mutu pelayanan kesehatan adalah proses penetapan


dan pemenuhan pemenuhan standar mutu pengelolaan pelayanan
kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga
stakeholders memperoleh kepuasan.
Tujuan Program Jaminan Mutu

Tujuan umum. Tujuan Program Jaminan Mutu


adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Tujuan Program Jaminan Mutu

Tujuan Khusus Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehaan


• 1) Diketahui masalah mutu pelayanan yang diselenggarakan;
• 2) Diketahuinya penyebab munculnya masalah mutu pelayanan
• 3) Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah
• 4) Terselenggaranya upaya penyeleaian masalah dan penyebab masalah
• 5) Tersusunnya saran dan tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
Manfaat Program Jaminan Mutu yaitu:

• Pemahaman staf terhadap tingkat mutu pelayanan yang ingin dicapai.


• Meningkatkan efektifitas pelayanan yang diberikan.
• Mendorong serta meningkatkan efesiensi dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan.
• Melindungi pelaksanaan pelayanan kesehatan dari gugatan hukum.
• Semakin meningkatnya mutu pelayanan.
Program Jaminan Mutu Konkuren

• Program Jaminan Mutu Konkuren ialah Program Menjaga


Mutu yang dilaksanakan bersamaan dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini
perhatian utama ditujukan kepada proses, yakni menilai
tindakan medis dimana proses ini diukur dengan Standar
yang telah ditetapkan, jika pelayanan kesehatan tidak sesuai
dengan standar maka pelayanan kesehatan tersebut kurang
bermutu.
MINGGU IX

RISIKO PELAYANAN DAN MANAJEMEN RISIKO


Program Jaminan Mutu Konkuren

• Program Menjaga Mutu Konkuren dinilai paling baik, namun


paling sulit dilaksanakan. Penyebab utamanya adalah karena
adanya faktor tenggang rasa serta bias pada waktu
pengamatan. Seorang akan cenderung lebih berhati-hati,
apabila mengetahui sedang diamati. Kecuali apabila
pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan oleh satu tim
(team work), atau apabila telah terbentuk kelompok
kesejawatan (peer group)
Principles of Total Quality Management

• 1. CQI : a philosophy of continuously seeking improvement


• 2. Innovation : meeting customer need in a whole new way
• 3. Quality into daily work life : integrating management principles into
employee daily life
• 4. Strategic Quality Planning : the influence on long- and short-term
planning

Source : Gustafson DH, Hundr AS . Finding of innovation research applied to quality


management principles for health care . Health Care Manage Rev 1995, 20/2) 16-33
TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( TQM )

Total Quality Management (TQM) describes a management


approach to long-term success through customer satisfaction.
In a TQM effort, all members of an organization participate in
improving processes, products, services, and the culture in
which they work.
Total Quality Management Principles: The 8
Primary Elements of TQM

• Total quality management can be summarized as a management


system for a customer-focused organization that involves all
employees in continual improvement. It uses strategy, data, and
effective communications to integrate the quality discipline into the
culture and activities of the organization. Many of these concepts are
present in modern Quality Management Systems, the successor to
TQM.
The 8 principles of total quality management:
• 1. Customer-focused
• The customer ultimately determines the level of quality. No matter what an
organization does to foster quality improvement—training employees,
integrating quality into the design process, upgrading computers or
software, or buying new measuring tools—the customer determines
whether the efforts were worthwhile.
• 2. Total employee involvement
• All employees participate in working toward common goals. Total
employee commitment can only be obtained after fear has been driven
from the workplace, when empowerment has occurred, and management
has provided the proper environment. High-performance work systems
integrate continuous improvement efforts with normal business
operations. Self-managed work teams are one form of empowerment.
• 3. Process-centered
• A fundamental part of TQM is a focus on process thinking. A process is a
series of steps that take inputs from suppliers (internal or external) and
transforms them into outputs that are delivered to customers (again, either
internal or external). The steps required to carry out the process are
defined, and performance measures are continuously monitored in order
to detect unexpected variation.
• 4. Integrated system
• Although an organization may consist of many different functional
specialties often organized into vertically structured departments, it is the
horizontal processes interconnecting these functions that are the focus of
TQM.

• Micro-processes add up to larger processes, and all processes aggregate


into the business processes required for defining and implementing
strategy. Everyone must understand the vision, mission, and guiding
principles as well as the quality policies, objectives, and critical processes
of the organization. Business performance must be monitored and
communicated continuously.
• An integrated business system may be modeled after the Baldrige
National Quality Program criteria and/or incorporate the ISO 9000
standards. Every organization has a unique work culture, and it is
virtually impossible to achieve excellence in its products and services
unless a good quality culture has been fostered. Thus, an integrated
system connects business improvement elements in an attempt to
continually improve and exceed the expectations of customers,
employees, and other stakeholders.
• 5. Strategic and systematic approach
• A critical part of the management of quality is the strategic and
systematic approach to achieving an organization’s vision, mission,
and goals. This process, called strategic planning or strategic
management, includes the formulation of a strategic plan that
integrates quality as a core component.
• 6. Continual improvement
• A major thrust of TQM is continual process improvement. Continual
improvement drives an organization to be both analytical and creative
in finding ways to become more competitive and more effective at
meeting stakeholder expectations.
• 7. Fact-based decision making
• In order to know how well an organization is performing, data on
performance measures are necessary. TQM requires that an
organization continually collect and analyze data in order to improve
decision making accuracy, achieve consensus, and allow prediction
based on past history.
• 8. Communications
• During times of organizational change, as well as part of day-to-day
operation, effective communications plays a large part in maintaining
morale and in motivating employees at all levels. Communications
involve strategies, method, and timeliness
CLINICAL QUALITY PROBLEM
IN HEALTH SERVICES PROVISION

1. Overuse : The potential for harm from a health services exceeds


the potential benefit
2. Underuse : A health service that would have produced favorable
outcomes was not provided.
3. Misuse : A preventable complication occurs with an appropriate
service
CROSSING THE QUALITY CHASM :

Every health care system should be designed to provide care that is :


• Safe : avoid injury to patients from the care that is intended to help
• Effective : provide services based on scientific knowledge to all who could benefit
, and refrain from providing services to those not likely to benefit.
• Patient –centered : Care that is responsive and respectful of individual patient
preferences, needs, and values , ensure that patient values guide all clinical
decisions.
• Timely : Reduce wait time and harmful delays for both those who receive and
those who give care.
• Equitable : provide care that does not vary in quality ( i.e., care not influenced by
personal characteristics such as gender , ethnicity , geographic location and
socioeconomics status )
THE PURPOSE AND PHILOSOPHY OF
QUALITY MANAGEMENT

Orientation toward policing  a focus on the


use of quality management as tool for
continuous development of high
performance
TOOLS FOR QUALITY IMPROVEMENT

• 1. Process Mapping
• 2. Flow Chart.
• 3. Cause-and Effect ( Fishbone) Diagram.
• 4. Brainstorming and Affinity Diagrams
• 5. Pareto Chart.
• 6. Histogram
• 7. Bar Chart.
• 8. Scatter Diagram.
• 9. Statistical Control Chart.
METHODE FOR QUALITY IMPROVEMENT

Plan , Do , Study , Act ( PDSA) Methodology


Six Sigma
Lean
Tabel 1-12 Comparison of Improvement Methodology
PDSA SIX SIGMA LEAN
Process Steps Plan, Do , Study, Act Design , Measure , Analyze , Eliminate non value laden step
Improve , Control , eliminate defect , reduce
circle time
Improvement Focus Rapid cycles of improvement Elimination of defect , Enhanced efficiency ;
toward identifying optimal customer centric elimination of non value
process improvement activities , variance reduction
and reduce cycle time ,
Product “ flows “ when the
customer wants and needs it.
Ideal Use A target project in chosen for A targeted project is chosen Process efficiency is the focus .
improvement . Time and for improvement and Process can be clearly defined
resources are limited resources are available . and is laden with non-value
The project consist of an activities
activity that is repeated with
gigh frequency
Supports-Tools for success Environment for testing , Statistical process control Value stream mapping , value
prototyping, and piloting of chart , analytical tools, Six analysis , Kaizen events
QUALITY MANAGEMENT

Quality Management can be thought of having a three aspects:


1. A mean of Accountability for the use of clinical and physical
resources in the care of patients.
2. An effort to continuously develop and improve the services provided
to the patients by care team throughout the organization and the
community
3. A mechanisms to improve the clinical outcomes of patients as
define by the patients and the health care system
QUALITY MEASUREMENT
MINGGU XI

PATIENT SAFETY GOALS


PENDEKATAN PENINGKATAN KUALITAS
PADA PELAYANAN CURATIVE

• Patient Safety Goal


•Standard Based Management
•Principles of Good Care
5 PATIENT SAFETY GOALS

Goal 1: Identify patients correctly ( Improve the accuracy of patient identification )

Goal 2: Improve effective communication ( Improve the effectiveness


communication among caregivers )
Goal 3: Improve the safety of high-alert medications ( improve the safety of using
medications )
Goal 4: Ensure safe surgery
Goal 5: Reduce the risk of health care-associated infections

Goal 6: Reduce the risk of patient harm resulting from falls ( reduce the harm
associated with clinical alarm system )
Keamanan Pasien

• 1. Kenali pasien secara benar


• 2. Komunikasi efektif antar petugas
• 3. Penggunaan obat2an secara aman
• 4. Operasi yang aman
• 5. Turunkan risiko infeksi
• 6 Turunkan risiko pasien terjatuh dari tempat tidur
STANDARD BASE MANAGEMENT AND
RECOGNITION.
A Practical approach for improving the Performance and quality oh Health Services

The four steps of SBMR


1. Setting standards of performance in an operational way
2. Implementing the standards through a streamlined and systematic
methodology.
3. Measuring progress to guide the improvement process toward
these standards
4. Recognizing the achievement of the standards.
PRINSIP PERAWATAN YANG BAIK
( PRINCIPLE OF GOOD CARE )

1. Komunikasi Effektif
2. Mengorganisir Tempat Kerja dan Prosedur Administrasi
3. Kewaspadaan menyeluruh dan Kebersihan
4. Menata Setiap Kunjungan
MINGGU XII

STANDARD BASED MANAGEMENT


MINGGU XIII

PRINCIPLES OF GOOD CARE


MINGGU XIV

CONTOH
QUALITY ASSURANCE
PADA
PELAYANAN EMERGENCY MATERNAL DAN NEONATAL
BEBERAPA CONTOH PENJAMINAN MUTU
PELAYANAN

• 1. Mulai dari perencanaan


- Pasien yang akan mendapatkan pelayanan
- Petugas yang akan memberikan pelayanan
- Alat yang akan dipakai dalam pelayanan
- Metode atau teknlogi yang akan digunakan dalam pelayanan
- Lingkungan sekitar pelaksanaan pelayanan
- Limbah atau buangan sisa bahan pelayanan
CONTOH PENJAMINAN MUTU PELAYANAN
EMERGENSI MATERNAL DAN NEONATAL

• 1. Menyusun Standar Pelayanan ( input , proses ,output , outcome )


• 2. Membuat Daftar tilik / assessment tool pelayanan
• 3. Observasi Implementasi Standar Pelayanan sesuai Daftar Tilik .
• 4. Hasil isian Daftar Tilik ….> Permasalahan
• 5. Rencana Tindak lanjut
• 4. Dash board sebagai Alat monitor Manajemen.
MINGGU XV

DAFTAR TILIK / CLINICAL ASSESSMENT TOOL


SERTA PENILAIANNYA
Daftar Tilik

• Semua standar yang telah ditentukan ditulis dalam daftar tilik


• Implementasi dari pelaksanaan standar pelayanan diobservasi .
• Hasil observasi implementasi pelaksanaan standar pelayanan dicatat
dalam daftar tilik.
• Hasil observasi diberi nilai pelaksanaan dalam bentuk prosentase
capaian.
• Pelayanan yang capaian pelaksanaan standarnya rendah dicatat untuk
dibahas dalam rencana tindak lanjut
Clinical Assessment Base Line Data
Contoh : Hasil Assesmen Klinis
Rumah Sakit & Puskesmas
Kabupaten Pinrang Tahun2012
40%

Capaian Standar antara 7-38 %


35%

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%

HASIL CAPAIAN ASSESMEN KLINIK DI


PUSKESMAS KABUPATEN PINRANG
TAHUN 2012
RESPON EMERGENSI OBSTETRI-NEONATAL
35%
Capaian Standar Respon Emergensi kurang dari 30 %
30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
PENILAIAN KETERAMPILAN
80%
Hanya Puskesmas Mattombong yang standar keterampilan bidannya 70 %
70% Puskesmas lainnya < 30 %

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
RUJUKAN EMERGENSI
70%
Standara rujukan Emergensi di Puskesmas berkisar antara 7-59 %
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PONED
100%
90%
80%
70%
Seluruh Puskesmas tidak ada yang memenuhi standar peralatan PONED
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
RUMAH SAKIT
RESPON EMERGENSI OBSTETRI
5%
Standar Respons Emergensi hanya mencapai kurang dari 4 % di Rumah Sakit
4%
4%
3%
3%
2%
2%
1%
1%
0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
MANAJEMEN AKTIF KALA III UNTUK MENCEGAH
PERDARAHAN POSTPARTUM
70%
< 70 % bidan yang memenuhi standar keterampilan managemen aktif kala3
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTPARTUM
14%

12%

10%

8%

6%

4%

2%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT/
EKLAMPSIA
30%
< 25 % Bidan yang trampil dan memberikan MgSO4 pada pasien Ekla/Pre Ekl
25%

20%

15%

10%

5%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


PENATALAKSANAAN SEPSIS MATERNAL DAN
INFEKSI BERAT
18%
Kurang dari 18 % Sepsis maternal yang diberikan
16% antibiotic sebelum dirujuk
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
PERSALINAN MACET
25%
Kurang dari 20 % persalinan macet tertangani dengan baik

20%

15%

10%

5%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


RESPON EMERGENSI NEONATAL
12%
Respons Emergensi Neonatal di Rumah Sakit hanya 10 % dari standar
10%

8%

6%

4%

2%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


RESUSITASI NEONATUS
70%
Hanya sekitar 60 % Bidan yang trampil melakukan resusitasi sesuai standar
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


PENATALAKSANAAN NEONATAL SEPSIS
35%

30% Hanya sekitar 25 % bayi sepsis yang diberikan


Antibiotik sebelum dirujuk
25%

20%

15%

10%

5%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


PEMBERIAN STEROID ANTENATAL UNTUK
MENCEGAH KOMPLIKASI
70%
Kurang dari 70 % ibu ibu prterm yang mendapatkan ANC
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG


INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSLUSIF
50%
45%
40% Kurang dari 50 % bayi baru lahir yang
Mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
PERAWATAN METODE KANGGURU
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
RESPON EMERGENCY NEONATAL
13-19 JUNI 2012

RESPON EMERGENSI NEONATAL


12%

10%
10%

8%
7%
6%

4%

2%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

BELUM SEMUA APPLICABLE


DI SEMUA RUANGAN
RESUSITASI NEONATAL
13-19 JUNI 2012

RESUSITASI NEONATUS
70%

60%
60%

50%

40%

30%

20%

10%
5%
0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
PENATALAKSANAAN NEONATAL SEPSIS
13-19 JUNI 2012

PENATALAKSANAAN NEONATAL SEPSIS


35% 33%
30%

25%
25%

20%

15%

10%

5%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
PENGGUNAAN STEROID ANTENATAL
13-19 JUNI 2012

PEMBERIAN STEROID ANTENATAL UNTUK MENCEGAH KOMPLIKASI


70%
64% 64%
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

TECHNICAL UPDATE PER ENAM BULAN


DOKUMENTASI AUDIT KASUS PREEKLAMPSI/EKLAMPSIA
IMD DAN ASI EKSKLUSIF

13-19 JUNI 2012

INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSLUSIF


50%
46%
45%

40%

35%

30%

25%

20%

15%
14%
10%

5%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
KANGAROO MOTHER CARE
13-19 JUNI 2012

PERAWATAN METODE KANGGURU


100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30% 0% 0%
20%

10%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
RESPON EMERGENCY OBSTETRI
13-19 JUNI 2012

5%

4%
4% RESPON EMERGENSI OBSTETRI 4%
4%

3%

3%

2%

2%

1%

1%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

JOB AIDS BELUM SEMUA TERPASANG DAN DIGUNAKAN DENGAN OPTIMAL


MANAJEMEN AKTIF KALA III UNTUK MENCEGAH
PERDARAHAN POST PARTUM
13-19 JUNI 2012
70%
63%
MANAJEMEN AKTIF KALA III UNTUK MENCEGAH PERDARAHAN POSTPARTUM
60%

50%

40%

30% 25%
20%

10%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POST
PARTUM
13-19 JUNI 2012

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN POSTPARTUM


14% 13%
12%

10%

8%

6%

4%

2%

0%
0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

SOP TATALAKSANA PERDARAHAN POSTPARTUM


DOKUMENTASI AUDIT DENGAN KASUS PERDARAHAN POST PARTUM
PENGELOLAAN PREEKLAMPSI/EKLAMPSIA
13-19 JUNI 2012

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT/ EKLAMPSIA


30%

25%
24%
20%

15%

10% 8%
5%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

TECHNICAL UPDATE PER ENAM BULAN


DOKUMENTASI AUDIT KASUS PREEKLAMPSI/EKLAMPSIA
PENGELOLAAN KASUS SEPSIS/INFEKSI
13-19 JUNI 2012
PENATALAKSANAAN SEPSIS MATERNAL DAN INFEKSI BERAT
18% 17%
16%

14%

12%

10%

8%

6%

4%

2%
0%
0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

KULTUR DARAH
UPDATE KLINIS PER ENAM BULAN
DOKUMENTASI AUDIT KASUS SEPSIS/INFEKSI MATERNAL
PERSALINAN MACET
13-19 JUNI 2012
PERSALINAN MACET
25%

20%
20%

16%
15%

10%

5%

0%
RS AISYIAH ST. KHADIJAH RSUD LARINSANG

JOB AIDS PARTOGRAPH


SOP DAN FORMULIR PEMANTAUAN PASCA SECTIO CAESARIA
PERATURAN TERTULIS DAN JADWAL TIM YANG KOMPETEN UNTUK RESUSITASI
NEONATUS POST SC
CONTOH CLINICAL ASSESSMENT TOOLS
MINGGU XVI

• AUDIT DAN NEARMISS AUDIT MATERNAL DAN NEONATAL


Audit dan Near miss Audit
Maternal dan Neonatal

Dengan audit maternal dan neonatl maka setiap kematian diketahui


penyebabnya untuk menjadi perhatian dan perbaikan dalam pelayanan
selanjutnya.

Você também pode gostar