Você está na página 1de 12

1

LATAR BELAKANG
O Pemerintah Indonesia telah melakukan bernagai upaya untuk
meningkatkan perlindungan anak dengan:
O meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) dan instrument internasional
terkait lainnya,
O mengesahkan berbagai perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak, serta berbagai Rencana Aksi Nasional (RAN)

O Namun dalam implementasinya belum dilaksanakan dalam satu sistem


yang terintegrasi dan komprehensif:
O fokus utama dalam merencanakan dan menjalankan program
perlindungan anak yang masih berbasis isu, yang belum melihat
akar penyebab umum yang memerlukan respons bersama, gagal
membangun kaitan antara respons kebijakan, serta program
dirancang pada kepentingan kementerian/profesi/keahlian dan
bukan pada kepentingan terbaik bagi anak

2
Sistem Perlindungan Anak memperkuat
lingkungan yang melindungi anak
O menitik beratkan pada tindakan-tindakan yang terpadu
menuju tujuan bersama melindungi anak, yang memiliki
ciri:
O Pelayanan terkoordinasi dan berdasarkan pada sistem
yang terintegrasi;
O Pelayanan komprehensif dan berorientasi pada
pencegahan dan intervensi dini;
O Pelayanan yang berpusat pada kepentingan terbaik
anak, pemberdayaan keluarga dalam mengasuh dan
melindungi anak, serta peningkatan peran Negara
dalam memberdayakan keluarga.

MODUL
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK 3
TUJUAN PELATIHAN
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta
tentang Sistem Perlindungan Anak dan permasalahannya.
 Adanya peserta terlatih yang mampu melakukan tindak
lanjut dari pelatihan untuk melakukan advokasi dan
sosialisasi terkait penguatan sistem perlindungan anak.
 Terdapat fasilitator yang mampu melakukan pelatihan dan
asistensi terkait penguatan sistem perlindungan anak.
 Berbagi informasi dan pengetahuan tentang:
 Kebijakan dan regulasi tingkat Pusat atau daerah;
 Pencapaian-pencapaian dan tantangan
 praktek-praktek baik yang telah dilakukan
4
PENTINGNYA SPA DALAM MEMPERKUAT
PERLINDUNGAN ANAK

 PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL


TAHUN 2019:
 Menurunnya prevalensi kekerasan terhadap
anak
 85% anak yang memiliki akta kelahiran
 Terkait kesehatan
 Terkait pendidikan
 Terkait hukum
 Terkait kesejahteraan anak 5
©UNICEF Indonesia/2006/estey
Modul-modul SPA:
1. Hak-hak Anak,
Perlindungan Anak dan
Sistem Perlindungan
Anak
2. Sistem Hukum dan
Kebijakan
3. Sistem Peradilan Anak
4. Sistem Kesejahteraan
Anak & Keluarga
5. Sistem Perubahan
Perilaku Masyarakat
6. Sistem Data dan
Informasi
7. Penerapan SPA dalam
Perencanaan dan
Penganggaran
DURASI: 35 jamlat dalam 4 hari kerja
• Jumlah peserta pelatihan
adalah 25 – 30 orang
diprioritaskan bagi peserta
provinsi dan kab/kota.
• Diutamakan peserta yang
belum pernah mengikuti
pelatihan SPA.
• Peserta dari
Kabupaten/Kota masing-
masing 6 orang dan dipilih
dari 8 unsur tersebut di
atas dengan unsur wajib
dari Bappeda, Dinas PPPA
dan Dinas Sosial
PESERTA PELATIHAN
A.1. Provinsi A.2. Kabupaten/Kota
O Anggota DPRD yang membidangi Kesejahteraan
O Pejabat Dinas / Badan PPPA yang
Rakyat.
O Pejabat Dinas / Badan PPPA yang membidangi membidangi Perlindungan Anak.
Perlindungan Anak. O Pejabat Dinas / Badan PPPA yang
O Pejabat Dinas / Badan PPPA yang membidangi membidangi perencanaan.
perencanaan.
O Pejabat Dinas Sosial yang berkaitan dengan O Pejabat Dinas Sosial yang berkaitan
Perlindungan Anak. dengan Perlindungan Anak.
O Pejabat Bappeda yang membidangi Perlindungan
O Pejabat Bappeda yang membidangi
Anak.
O Pejabat Dinas Pendidikan Perlindungan Anak.
O Pejabat Dinas Kesehatan O Pejabat Dinas Pendidikan
O Pejabat Dinas Pemberdayaan Masyarakat
O Pejabat Dinas Kependudukan & Catatan
O Kanit PPA Polda
Sipil yang membidangi Perlindungan
O Pejabat Kementerian Agama yang membidangi
perencanaan program. Anak Kabupaten/Kota.
O Pejabat Kanwil Hukum dan HAM Divisi O Pejabat Dinas Kesehatan
Pemasyarakatan
/Kabupaten/Kota.
O P2TP2A/PPT/UPTD PPA Provinsi
O LSM/Organisasi Pemerhati Anak O Pejabat Dinas Pemberdayaan
9
Masyarakat
Tenaga Pelatihan
O Tenaga pelatihan terdiri dari :
O Fasilitator SPA Nasional (yang ditetapkan dengan SK oleh Kementerian PPPA)
O Pengelola Pelatihan, terdiri dari Koordinator dan Notulen

Kompetensi Fasilitator
O Fasilitator diharuskan memiliki kompetensi sebagai berikut :
O Memahami dan mampu membimbing peserta agar memiliki komitmen,
integritas moral dan tanggung jawab pada masing-masing OPD dalam
perlindungan anak.
O Memahami dan mampu serta memiliki kepekaan menjelaskan tentang isu-
isu kekinian terkait perlindungan anak baik di lokus pelatihan maupun
tingkat nasional.
O Memahami dan mampu membawakan pelatihan dengan pembelajaran
andragogy (POD) dengan metode joyfull learning.
O Memahami dan membimbing peserta untuk menegakkan disiplin dan
memiliki etos kerja selama pelatihan.

10
Metode pembelajaran
 Curah pendapat (brainstorming)
 Ceramah dan tanya jawab
 Permainan peran
 Diskusi kelompok dan pleno
 Tayangan video
 Studi kasus
 Penugasan / uji coba

11
TERIMA KASIH 12

Você também pode gostar