Você está na página 1de 12

Aborsi

Aborsi
Di presentasikan oleh :
Dani F
Fatkhurochman
Guruh Saivi Ali
Pengertian Aborsi
Secara etimologi, aborsi adalah menggugurkan anak, sehingga
ia tidak hidup.

Secara terminologi, aborsi adalah praktek seorang wanita


yang menggugurkan janinnya baik dilakukan sendiri ataupun
orang lain.
Sejarah Aborsi
Aborsi merupakan hasil dari propaganda pembatasan jumlah
penduduk dan pertumbuhan populasi manusia yang muncul
diakhir abad 18 M.
Setelah itu pada tahun 1942 telah berdiri di Amerika, Planned
Parenthood Federation yaitu organisasi yang
mempropagandakan pemakaian alat kontrasepsi, diantarnya
Aborsi hal ini dalam rangka mengatasi pertumbuhan populasi
manusia.
Kemudian pada tahun 1964 Organisasi tersebut menjadi
bagian dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang selanjutnya
memiliki banyak cabang di banyak negara hingga negara
Islam.
Hukum Aborsi
Hukum aborsi dibedakan menjadi 2 menurut para ulama,
yaitu :
1. Hukum aborsi setelah ditiupkan ruh.
2. Hukum aborsi sebelum ditiupkan ruh.
Hukum aborsi setelah ditiupkan ruh
Para ulama sepakat tentang keharaman aborsi jika dilakukan
setelah peniupan ruh, yaitu setelah janin berusia 120 hari dari
awal kehamilan, karena aborsi dihukumi setelah peniupan ruh
terhadap janin. Pengharaman ini termasuk jika keberadaan
anak “masih dianggap” dapat membahayakan ibunya, karena
kematian ibunya dianggap belum pasti sementara aborsi sudah
pasti membunuh janin. Hal ini dikembalikan kepada kondisi
ibu, jika dapat dipastikan dengan keyakinan dan melalui medis
bahwa keberadaan janin di dalam kandungan membahayakan
nyawa ibunya, maka harus diambil tindakan aborsi.
Dalilnya (Hadist):
‫س ْو ُل ه‬
ِ‫ّللا‬ ُ ‫ّللاُ َع ْنهُ قا َ َل ; َحدَّثَنا َ َر‬
‫ي ه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ َع ِن اب ِْن َم ْسعُ ْو ٍد َر‬r ‫صد ُْو ُق ; ِإ َّن أ َ َحدَ ُك ْم‬ ْ ‫ِق ْال َم‬ُ ‫صا د‬َّ ‫َو ُه َو ال‬
‫ضغَةً ِمثْ َل‬ ْ ُ‫ط ِن أ ُ ِ همه أ َ ْربَ ِعيْنَ يَ ْوما ً ن‬
ْ ‫ ث ُ َّم يَ ُك ْو ُن ُم‬، ‫ ث ُ َّم يَ ُك ْو ُن َعلَقَةً ِمثْ َل ذا َ ِل َك‬، ً‫طفَة‬ ْ َ‫لَيُ ْج َم ُع خ َْلقُهُ فِ ْي ب‬
‫ َو َع َم ِله‬، ‫ َوأ َ َج ِله‬، ‫ت ; ِر ْز ِقه‬ ُّ ‫س ُل ِإلَ ْي ِه ْال َملَكُ فَيَ ْنفُ ُخ ِف ْي ِه‬
ٍ َ ‫ َويُؤْ َم ُر ِبأ َ ْربَ ِع َك ِلما‬، ‫الر ْو َح‬ َ ‫ ث ُ َّم يُ ْر‬،‫ذا َ ِل َك‬
- ‫س ِعيْد – الحديث رواه أحمد‬ َ ‫ي أ َ ْو‬ َ ‫ َوه َْل ُه َو‬،
ٌّ ‫ش ِق‬
“Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata: “Bahwa Rasulullah SAW telah bersabda
kepada kami -beliau jujur dan terpercaya-; “Sesungguhnya setiap orang
di antara kalian benar-benar berproses kejadiannya dalam perut ibunya
selama 40 hari berwujud air mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari
menjadi segumpal darah; lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi
segumpal daging; kemudian malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan
ruh ke dalamnya; lantas (sang janin) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan:
ditentukan (kadar) rizkinya, ditentukan batas umurnya, ditentukan amal
perbuatannya, dan ditentukan apakah tergolomg orang celaka ataukah orang
yang beruntung.” (HR. Ahmad)
Hukum aborsi sebelum ditiupkan ruh
Para ulama dari berbagai kalangan berbeda pendapat tentang aborsi yang
dilakukan sebelum peniupan ruh, atau sebelum janin berusia 120 hari
sejak kehamilannya, bahkan dari kalangan madzhab pun berbeda
pendapat. Perbedaan pendapat tersebut dalam masalah ini dapat
dijelaskan sebagai berikut;

Haram hukumnya, pendapat ini disandaran kepada madzhab Al-Mâ Imam


ad-Dardîr mengatakan: “Tidak boleh menggugurkan (mengeluarkan)
mani yang sudah terbentuk di dalam rahim meskipun belum cukup 40
hari”, Ad-Dasuqi mengatakan: “yang dimaksud oleh Imam ad-Dardîr
adalah haram”. Menurut Ibnu Rusyd, Imam Mâlik mengatakan: “Setiap
yang dibuang (digugurkan) oleh perempuan adalah jinâyah (kriminal)
baik berupa segumpal darah atau daging, yang sudah diketahui bahwa itu
adalah janin maka baginya ghurrah (sanksi)”, bahkan menurut Imam
Mâlik sebaiknya dikenakan kaffârah (denda) dang ghurrah sekaligus.
Bolehkah aborsi karena zina?
Banyak kalangan ahli ilmu yang berpendapat tidak bolehnya memberikan
keringan kepada seorang wanita hamil karena perbuatan zina untuk
melakukan aborsi dalam kondisi bila perzinaan tersebut dilakukannya
dengan keridhaannya, hal demikian itu karena akan membuka pintu
keburukan, menyebarkan kekejian dan kerusakan serta penyimpangan.
Mereka berdalil dengan bahwa termasuk kaedah Islam adalah haramnya
melakukan kekejian dan jalan-jalan yang akan mengantarkan kepada
tindakan keji. Ditambah lagi dengan alasan bahwa tidak layak janin yang
tidak berdosa tersebut, yang bebas dari dosa tersebut dikorbankan
disebabkan perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang lain, sementara
Allah ta’ala telah berfirman,
‫َوالَ ت َ ِز ُر َو ِاز َرة ِو ْز َر أ ُ ْخرى‬
Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Qs. Al-
An’am: 164)
Dampak Positif Aborsi
Apabila di ketahui, calon bayi yang di kandung dalam keadaan
cacat, atau tidak sehat, atau, kondisi ibu yang tidak memenuhi
syarat untuk mengandung misalnya karena gangguan
kejiwaan, mengidap penyakit berbahaya, dll.
Dengan alasan penyelamatan maka aborsi dapat berdampak
Positif.
Dampak Negatif Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan
maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika
dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak
merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang
melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
2. Resiko kesehatan mental
Resiko kesehatan dan kesalamatan fisik
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Resiko kesehatan mental
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami
hal-hal seperti berikut ini:

1. Kehilangan harga diri (82%)


2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.

Você também pode gostar