Você está na página 1de 187

FILOSOFI ASUHAN KEBIDANAN

Hj. Rosmiati, S.SiT, SKM, MKes


TUGAS KONSEP KEBIDANAN
LEADERSHIP & ADVOKASI

Hj. ROSMIATI, S.SiT, SKM, MKes


I.LEADERSHIP ( KEPEMIMPINAN )
A. Misi Bidan
Memberikan pelayanan kebidanan secara
profesional, penuh keramahan, percaya diri,
menjaga kewibawaan yang bercirikan
kepemimpinan dengan sikap yang berani
membuat keputusan.
B. Bidan sebagai seorang pemimpin
1. Memberi contoh bagi konsumennya
2. Mengajak, memotivasi & mengarahkan
konsumen pola hidup yg lebih sehat
3. Memimpin & mengarahkan unit kerja dalam
pelayanan kesehatan kebidanan
C.Kepemimpinan
Adalah suatu proses mempengaruhi
aktifitas orang lain untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu.

Hal-hal yg harus dilakukan oleh pemimpin ;


1. Memberi arti dan tujuan
2. Menekankan hal-hal yg tepat untuk
dikerjakan
3. Membentuk lingkungan yg kondusif
4. Membuat orang lain melakukan apa yg
diinginkan
5. Memotivasi orang untuk menyelesaikan
tugas dg suka rela
6. Memungkinkan orang lain untuk
bertanggung jawab
7. Memberdayakan orang lain untuk
bertanggung jawab dan mengerjakan apa
yg dianggap benar
8. Mengembangkan ,menjaga dan
mengubah budaya kearah yg lebih baik
9. Memiliki produk dan pelayanan yg paling
baik
D. Pemimpin
1. Pemimpin yg sukses
a. Fokus pada hasil dan sasaran tercapai, hasil
jangka pendek
b. Supervisi ketat dan terjadwal untuk menjaga
kualitas
2. Pemimpin yg efektif
a. Fokus pada mempertahankan & meningkatkan
hasil jangka panjang
b. Mengembangkan komitmen orang lain
c. Berfikir positif , saling percaya & saling
menghargai
d. Percaya terhadap bawahan
e. Menghargai apa yg dikerjakan orang lain
II ADVOKASI
A. Pengertian advokasi
1. Usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik
melalui berbagai bentuk komunikasi persuasif
2. Berbicara dg memberikan perhatian terhadap
suatu masalah, mengarahkan pembuat keputusan
untuk membuat solusi
3. Suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktif
& mencoba untuk mendapatkan dukungan

B. Tujuan advokasi
1. Mendapatkan dukungan
2. Mendorong pengambil keputusan
3. Mendorong pengambilan keputusan untuk aktif
mendukung kegiatan pemecahan masalah
C. Sasaran advokasi
1. Tingkat Pusat
2. Tingkat Propinsi
3. Tingkat Kabupaten

D. Pendekatan advokasi
1. Upaya yg perlu dilaksanakan sebagai kunci keberhasilan
2. Analisis masalah dan perumusan posisi
3. Membuat pesan advokasi

E. Langkah-langkah advokasi
1. Analisis masalah dan perumusan posisi
2. Analisis stakeholder terhadap pengambil keputusan
3. Membuat pesan advokasi
4. Melaksanakan advokasi
5. Monitoring dan evaluasi
F. Bentuk-bentuk kegiatan advokasi

1. Loby politik
2. Debat
3. Dialog
4. Negosiasi
5. Petisi
6. Mobilisasi
7. Penggunaan media massa
Melaksanakan peran, fungsi,
tanggung jawab, kepemimpinan dan
advokasi bidan dalam pelayanan
kebidanan

Oleh : Hj. Rosmiati, S.SiT,SKM,M.Kes


Pengertian Bidan
Perempuan  lulus pendidikan bidan yang
diakui
Profesional bertanggung jawab
Bermitra dengan perempuan
Memberikan pelayanan
- Kebidanan
- KB
- Kesmas
Pola Pendidikan Bidan di Indonesia (SISDIKNAS 2003)

S3 KEBIDANAN

D IV BIDAN PENDIDIK

S2 KEBIDANAN

D III KEBIDANAN
S1 KEBIDANAN

BIDAN PRA DIPLOMA


KEBIDANAN SMU
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB LULUSAN DIV
BIDAN PENDIDIK
BIDAN
1. PERAN
DOSEN

PENGELOLA

2. FUNGSI PENDIDIK
PENGAJAR
PELAKSANA/PENGELOLA

INPUT MENJADIKAN
3. TANGGUNG PROSES BIDAN
PROFESIONAL
JAWAB UTAMA OUT PUT
OUT COME

4. KOMPETENSI  BIDAN + DOSEN UTAMA


B. ADVOKASI DALAM BIDANG KESEHATAN
Pengertian :
Suatu rangkaian komunikasi yang dirancang sistematis
dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu oleh
individu maupun kelompok agar pembuat keputusan
membuat suatu kebijakan publik yang menguntungkan
masyarakat.
Merupakan suatu usaha sistematik dan
terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
perubahan, dengan memberikan sokongan dan
pembelaan terhadap kaum lemah (miskin, terbelakang,
dan tertindas) atau terhadap mereka yang menjadi
korban sebuah kebijakan dan ketidak adilan.
Pengertian ini meliputi :

- Upaya sistematis terorganisir


-Melancarkan aksi
- Target terjadinya kebijakan, pelaksanaan dan
perubahan perilaku
- penggalangan dukungan dari berbagai pihak
terkait
- Pencapaian hasil yang optimal dan dilakukan
secara terus menerus.
Perlu mempertimbangkan :
-Sebagai salah satu bentuk komunikasi strategis
- Direncanakan secara sistematis agar menarik
perhatian, membujuk, mempengaruhi,
meyakinkan, menjual, ide dan melobi
-Dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
- ditujukan pada pembuat keputusan agar
membuat kebijakan publik yang menguntungkan
bagi keluarga dan masyarakat
- Dapat memberi dampak pemberdayaan dan
penyegaran dalam bidang kesehatan pada
masyarakat dari berbagai kelompok
Tujuan Advokasi
Tujuan Umum :
- Mempromosikan suatu perubahan dalam kebijakan,
program atau peraturan
- Mendapatkan dukungan politis terhadap perubahan
kebijakan dan implementasi upaya kesehatan masyarakat
Tujuan Khusus :
- Meningkatkan jumlah kebijakan publik berwawasan
kesehatan
Meningkatkan opini masyarakat dalam program
kesehatan
- Teratasi masalah kesehatan masyarakat secara bersama
dan integrasinya dengan pembangunan kesehatan di
daerah melalui kemitraan dan didukung oleh keputusan
serta kepedulian pimpinan daerah
LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI
1. Tahap Persiapan
Persiapan advokasi yang paling penting adalah
menyusun bahan/materi atau instrumen advokasi.Bahan
advokasi adalah: data-à informasi–à bukti yang dikemas
dalam bentuk tabel,grafik atau diagram yang mnjelaskan
besarnya masalah kesehatan,akibat atau dampak
masalah, dampak ekonomi, dan program yang
diusulkan/proposal program.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari metode atau cara
advokasi.
3. Tahap Penilaian
Ada 5 pendekatan utama advokasi,yaitu :

1. Melibatkan para pemimpin


2. Bekerja dengan media massa
3. Membangun kemitraan
4. Memobilisasi massa
5. Membangun kapasitas.
Langkah-langkah Dalam Pembuatan Keputusan
Dengan Pendekatan Ilmiah
1. Get the facts (cari fakta)
2. Analize the facts (analisis fakta yang diperoleh)
3. Consider the objectives in the light of the availability facts,
and
(tentukan tujuan berdasarkan fakta yang tersedia)
4. Decide (buat keputusan)
(Spriegel dan Lansburgh dalam bukunya
“Industrial Management”)
Jadi, pembuatan keputusan secara ilmiah harus menetapkan
langkah-langkah, sebelum membuat keputusan, yaitu
mengumpulkan data, menganalisis data, mempertimbangkan
tujuan dengan hubungan dari data yang sudah terkumpul,
kemudian menetapkan apa yang menjadi putusan.
SESION II
DECITION MAKING PROSES IN
MIDWIFERY PRACTICES

OLEH :
Hj. Rosmiati, S.SiT,
SKM, M.Kes
PENGERTIAN

Proses pengambilan keputusan adalah :


Pendekatan yang digunakan oleh seorang
bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistimatis, yang
dimulai dari pengkajian,analisa
data,diagnose kebidanan,perencanaan dan
evaluasi
TEHNIK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN : “DO IT”
D – Define Problem O – Open Mind And Apply
creative Techniques
• Merumuskan masalah yang
sebenarnya • Setelah batasan masalah
• Penting mencari pertanyaan ditentukan mulai
yang paling tepat menyusun pemikiran atau
• Menentukan tujuan yang ide yang mungkin untuk
hendak dicapai memecahkan masalah
• Jika masalah terlalu besar • Sebaiknya ide lebih dari
pecahlah menjadi bag. Yang satu
lebih kecil sampai batas
mampu diatasi
TEHNIK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

I – Identity the best T – Transform


Solution :
• Pilihlah ide atau solusi • Susun rencana tindak
yang terbaik dari nyata
susunan daftar ide yang • Memasukkan kegiatan
diperoleh tadi. pendukung untuk
memperlancar
pelaksanaannya.
LANGKAH-LANGKAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengumpulan data utama dan relevan
- Anamnesis dan observasi langsung
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Catatan Medik

2. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah


- Data yang lengkap
- kemampuan untuk menginterpretasikan/ analisa data
-Pengetahuan esensial, intuisi,pengalaman -> relevan
dengan masalah
LANGKAH PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
3. Membuat diagnosis/ 6. Melaksanakan asuhan/
menentukan masalah intervensi terpilih
yang ada secara tepat waktu dan
4. Menilai adanya aman
kebutuhan dan 7. Memantau dan
kesiapan intervensi mengevaluasi efektifitas
5. Menyusun rencana asuhan dan intervensi
pemberian
asuhan/intervensi
LANGKAH LANGKAH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Diagnosi
Pengum s/
Interpret tentuka
pulan asi data
data n Menilai
masalah kebutuh
an &
Kesiapan
Memant Melaks Susun intervens
au/Evalu anakan rencana i
asi asuhan asuhan/
efektifita /interve intervens
s asuhan nsi i
SESION III
Oleh :
Hj. Rosmiati, S.SiT,SKM,M.Kes
1. BIDAN (RAKERNAS IBI 2006)

 PEREMPUAN
 LULUS PENDIDIKAN BIDAN YANG DIAKUI PEMERINTAH
DAN ORGANISASI

 MEMILIKI KOMPETENSI

SERTIFIKASI DIREGISTER
LISENSI UNTUK PRAKTEK
 BERMITRA DENGAN PEREMPUAN
PENDAHULUAN

MEMBERIKAN DUKUNGAN, ASUHAN,


NASEHAT SELAMA MASA KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
MEMIMPIN PERSALINAN ATAS
TANGGUNG JAWAB SENDIRI
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR DAN
BAYI
ASUHAN PADA ANAK
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
PEREMPUAN, KELUARGA DAN
MASYARAKAT
PRAKTEK DIRUMAH, KLINIK,
MASYARAKAT, RUMAH SAKIT DAN UNIT
KESEHATAN LAINNYA.
PENDAHULUAN

2. PRAKTEK BIDAN
IMPLEMENTASI ILMU KEBIDANAN OLEH
BIDAN YANG BERSIFAT OTONOM, KEPADA
PEREMPUAN, KELUARGA DAN
KOMUNITASNYA, DIDASARI ETIKA DAN
KODE ETIK BIDAN.
3. HUBUNGAN DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

KEPERCAYAAN
KEAHLIAN DAN KEWENANGAN
STANDAR PROFESI
HUBUNGAN BIDAN PASIEN

a. PATERNALISTIK
- SUKARELA
- KEPERCAYAAN

b. PARTNERSHIP
- SEBAGAI PARTNER DALAM PELAYANAN
- ADA TIMBAL BALIK (HAK DAN
KEWAJIBAN)
SOFT SKILL
- MIND SET
- ETIKA
- MOTIVASI
- EMPATI
- ADAPTASI
- SOSIALISASI
4. PERFOMANCE
BIDAN
- PERCAYA DIRI
- HUBUNGAN
- INTRAPERSONAL
- BUDAYA

HARD SKILL
PRAKTEK/PELAYANAN
- KEBIDANAN
- KB
- KESMAS
37
B. KONSEP DASAR

1. SOFT SKILL
KETERAMPILAN YANG DIPELAJARI DARI HATI; PERASAAN
DAN SIKAP MELIPUTI; KETERAMPILAN MENGENAL DIRI,
BERFIKIR RASIONAL, KECAKAPAN SOSIAL, KECAKAPAN

AKADEMIK MEMILIKI KECERDASAN EMOSIONAL,
KERJASAMA, MENGELOLA INFORMASI UNTUK EKSIS
HIDUP KARAKTER

2. HARD SKILL
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM BIDANG
AKADEMIK YANG BERSIFAT OBYEKTIF UNTUK MENUNTUN
DIDUNIA KERJA SESUNGGUHNYA
3. PRINSIP KERJA BIDAN
a. KOMPETEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
b. PRAKTEK BERDASARKAN FAKTA/EVIDANCE
BASED
c. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERTANGGUNG
JAWAB
d. PEMAKAIAN TEKNOLOGI SECARA ETIS
e. MEMAHAMI PERBEDAAN BUDAYA DAN ETNIK
f. MEMBERDAYAKAN/MENGAJARKAN UNTUK
PROMOSI, INFORM CHOICE DAN IKUT SERTA
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
g. SABAR TAPI RASIONAL, ADVOCACY UNTUK
PEREMPUAN DAN TIDAK MELAKUKAN
INTERVENSI PADA KASUS YANG TIDAK
MENGALAMI KOMPLIKASI
h. BERSAHABAT DENGAN PEREMPUAN, KELUARGA
DAN MASYARAKAT
4. BIDAN DI MASYARAKAT
a. PENINGKATAN CITRA BIDAN SEBAGAI
PEMBERI PELAYANAN YANG BERKUALITAS,
NON DISKRIMINATIF, MANDIRI, MAMPU
MENUNJUKKAN KEPEMIMPINAN
DIMASYARAKAT UNTUK TUJUAN KEMANUSIAAN
b. MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN TERHADAP
PENTINGNYA KESEHATAN REPRODUKSI DAN
PERSALINAN YANG AMAN DAN TUMBUHNYA
DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN STATUS
PEREMPUAN
5. PROFESIONALISME
• Status profesional tidak merupakan hak yang
melekat hanya dengan kualifikasi tapi juga
diberikan kepercayaan oleh masyarakat.
• Publik harus percaya dan melihat para profesional
sebagai dapat dipercaya.
• Untuk dapat dipercaya para profesional harus
memenuhi kewajiban yang diharapkan oleh
masyarakat.
• Kegagalan untuk memenuhi kepercayaan dan
tingkah laku dan standar profesional akan
mengakibatkan kehilangan status profesi
tersebut
5. PROFESIONALISME

Professionals - Community

Privilege
Autonomy
Self Regulation
Moral responsibility (Ethics)
High standard competence

Market control PROFESIONALISM


working condition
C. PEMBAHASAN

PROFESIONAL

MELAYANI

ALTRUISME
KONTRAK SOSIAL DGN MASY

KESEJAHTERAAN MASY

DINILAI OLEH MASYARAKAT


ASUHAN  
DGN HATI

PRAKTEK  SESUAI
 DGN KEB.
PASIEN

PELAYANAN  EXELENT

SOFT SKILL
KOMPETENSI PROFESIONAL
BIDAN
HARD SKILL
ASUHAN
SOFT SKILL PERFORMANCE
PRAKTEK
HARD SKILL BIDAN
PELAYANAN

KOMPETENSI BIDAN
PROFESIONAL
D. PENUTUP
PELAYANAN BERKUALITAS

OLEH BIDAN PROFESIONAL

KESEJAHTERAAN MASY (IBU DAN


ANAK)

IBU SEHAT, ANAK SEHAT, BANGSA SEHAT

47
Perspektif Asuhan Kebidanan dan
Masa Depan Profesi Secara
Internasional

Oleh : Hj. Rosmiati, S.SiT,SKM,M.Kes


a. Pendahuluan
Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
yang utuh dan memelihara citra Bidan

Pada hakekatnya manusia termasuk klien memiliki


keutuhan akan intelektual dan pengakuan yang hakiki
baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah,
maupun kelompok masyarakat kurang mampu. Oleh
karena itu Bidan harus menentukan sikap yang manusiawi
(sabar, lemah lembut dan ikhlas) memberi pelayanan.
Atas dasar menghargai martabat setiap insan
Bidan harus memberikan pelayanan profesional
yang memadai kepada setiap kliennya

Profesional artinya memberikan pelayanan


sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan
manusiawi secara penuh tanpa mementingkan diri
sendiri tetapi mendahulukan kepentingan klien
serta menghargai sebagaimana Bidan mengharagai
dirinya sendiri
1. Pembinaan SDM Bidan berbasis Kompetensi
Seorang bidan dalam melaksanakan pelayanan
kebidanan harus memiliki kompetensi sehingga dalam
prakteknya bidan dapat bertanggung jawab dan aman.

Yang dimaksud dengan kompetensi bidan, meliputi


pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki
oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada
berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam
2 kategori yaitu :
a. Kompetensi inti/ dasar, merupakan
kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh
seorang bidan.
b. Kompetensi tambahan/ lanjutan,
merupakan pengembangan dari pengetahuan
dan ketrampilan dasar untuk mendukung
tugas bidan dalam memenuhi tuntutan /
kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis
serta perkembangan IPTEK.
Ada 5 Dimensi kompetensi
1)Task Skill : Mampu melakukan melaksanakan asuhan
kebidanan pemeriksaan fisik ibu hamil
2)Task Management Skill : Mengidentifikasi secara dini
kmk pola persalinan abnormal & kegawatdaruratan dg
intervensi sesuai SOP atau rujukan yg tepat
3)Contingency Management Skill : Sedang memimpin
persalinan dlm kondisi bersih,aman & menangani situasi
kegawat daruratan bersama tim kebdn
4)Job/Role Environment Skill: menangani K3.keadaan di
ruang bersalin pasca persalinan ibu,agar tetap bersih dan
tdk membahayakan dirinya & rekan sekerja
5)Transfer Skills :memindahkan ibu nifas & bayi pasca
persalinan keruang perawatan Ibu & anak
Berdasarkan Kepmenkes 900 tahun 2002
tentang registrasi dan praktik bidan dan
memperhatikan draft ke VI kompetensi inti bidan
yang disusun oleh ICM Februari 1999,
Ada 9 kompetensi bidan sbb:
1. Bidan memiliki persyarakatan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat dan etik yang membentuk dasar asuhan
yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat
untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang
sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu
tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan
atau rujukan dari komplikasi tertentu
4. Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi serta
tanggap terhadap budaya setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih,
aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu
untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan BBL
5. Bidan memberikan asuhan kepada ibu nifas dan
menyusui yang bermutu tinggi terhadap budaya
setempat.
6. BIdan memberikan asuhan yang brmutu tinggi
komprehensif pada BBl s.d. 1 bulan.
7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
komprehensif padabayi dan balita sehat (1 bulan
s.d. 5 tahun)

8.Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi


komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada


perempuan/ ibu dengan gangguan sistem
reproduksi.
c. Peranan IBI Dalam menyikapi
tuntutan masyarakat
Tugas Bidan tidak hanya sekedar
memeriksa kehamilan, menolong persalinan,
dan melaksanakan imunisasi. Tetapi lebih dari
pada itu, bidan juga ikut andil untuk berperan
aktif mewujudkan program peningkatan
kesehatan masyarakat.
Organisasi IBI merupakan wadah
menghimpun seluruh anggota dalam merumuskan
pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai salah satu
kekuatan sosial kemasyarakatan untuk membantu
pemerintah dalam upaya menyukseskan
menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Pada masa sekarang IBI diharapkan dapat
menyediakan SDM yang utuh dan mampu bersaing
dalam menghadapi setiap tantangan yang semakin
komplek. Serta meningkatkan Derajat kesehatan
ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
PELAYANAN BIDAN DI MASA MENDATANG

• Sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap


pelayanan kebidanan yang berkualitas
• Globalisasi pelayanan à bersaing nasional,
regional, internasional
• Peningkatan kualitas bidan
• Meningkatnya pendidikan Bidan ke jenjang yang
lebih tinggi (S1, S2, S3)
• Masa transisi pendidikan pemberlakuan UU
SISDIKNAS no 20 th 2003
Strategi Pelayanan Yang Dapat Dilakukan, Antara
Lain

• Meningkatkan pelayanan masyarakat


• Kolaborasi yang baik
• Profesionalisme pelayanan kebidanan
• Mendapat dukungan politik
• Bekerja partnership dengan perempuan/
keluarga/ mungkin dukun
JABATAN FUNGSIONAL BIDAN

SRI POERWANINGSIH, SKM, M Kes

SUBDIT BP KEBIDANAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
DASAR HUKUM JABFUNG BIDAN
PP No. 16 Th 1994 ttg Jabatan Fungsional
PP No. 9 Tahun 2010 ttg Tunjangan Jabatan Fungsional
Bidan
Kepres No. 87 Th 1999 ttg Rumpun Jabatan Fungsional
PNS
Kepmenpan No 01 Tahun 2008 ttg Jabfung Bidan dan
Angka Kreditnya
Kep Bersama Menkes Ka BKN No 25/1110 tahun 2009 ttg
Juklak Jabfung Bidan dan Angka Kreditnya
Kepmenkes No 551 tahun 2009 tgl Juknis Jabfung Bidan
dan Angka Kreditnya
TUNJANGAN JABATAN (PP No 9/2010)
BIDAN TRAMPIL
• Pelaksana Pemula Rp. 220.000,-
• Pelaksana Rp. 240.000,-
• Pelaksana Lanjutan Rp. 265.000,-
• Penyelia Rp. 500.000,-

BIDAN AHLI
• Bidan Pertama Rp. 300.000,-
• Bidan Muda Rp. 600.000,-
• Bidan Madya Rp. 850.000,-
TUJUAN

Meningkatkan mutu pelayanan


Meningkatkan profesionalisme kebidanan
Menumbuhkan “professional pride”
Meningkatkan motivasi kerja
MANFAAT JABATAN FUNGSIONAL BIDAN

Penataan SDM kebidanan menjadi lebih baik :


- SDM kebidanan non struktural menjadi
lebih jelas jabatannya.
- Kompetensi jabatan dapat digunakan
sebagai dasar penempatan tenaga bidan.
- Pengembangan bidan didasarkan pada
pola karier yang lebih jelas.
- Kenaikan pangkat dapat didasarkan pada
prestasi kerja
LANJUTAN

Peningkatan motivasi kerja dan moral bidan


Mendorong bidan meningkatkan profesiona
lisme
Peningkatan mutu pelayanan kebidanan
Timbulnya rasa kebanggaan terhadap
profesi
Meningkatnya kesejahteraan bidan
Penurunan keluhan pasien.
JABATAN FUNGSIONAL
RUMPUN
JABFUNG

TRAMPIL AHLI

TIDAK TIDAK
TERAKREDITA TERAKREDITA
SI TERAKRE SI
DITASI

RUMPUN RUMPUN NON


KESEHATAN KESEHATAN
INFORMASI PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK

1. Program D-IV Bidan Pendidik


diselenggarakan mulai tahun 2000 untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan
pada Prog. D3 Kebidanan.
2. UU,no 20/ 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1
ayat 6 : Pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong praja, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan
3. Tenaga kependidikan terdiri dari :
Dosen di kelas dan pembimbing
klinik/Instruktur di lapangan
4. Dalam UU No.44 tahun 2009 ttg RS, ttg tugas dan fungsi
Rumah Sakit disamping pelayanan kesehatan, adalah
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan. RS pendidikan
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara
terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,
pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendikan
tenaga kesehatan lainnya.

5. Mengacu pada point 2,3,4, peserta didik Program D-IV


Bidan Pendidik dapat berasal dari institusi pendidikan
kebidanan dan institusi pelayanan kesehatan (RS &
Puskesmas)
6. Mengacu pada Permenkes RI Nomor:
1192/MENKES/PER/X/2004 tentang
Pendirian Diploma Bidang Kesehatan:
dosen biasa pada pendidikan diploma
yang baru didirikan untuk setiap program
studi sekurang-kurangnya 6 (enam) orang
dengan latar belakang pendidikan sesuai
dengan jenis pendidikan, kualifikasi
pendidikan setingkat lebih tinggi dari
pendidikan diploma yang diselenggarakan
dan mempunyai pengalaman kerja
minimal 1 (satu) tahun.
7. Untuk mempercepat pemenuhan
tenaga kependidikan pada Prog. D3
Kebidanan, maka dikembangkan
Program D-IV Bidan yang diberi muatan
kependidikan, (D IV Bidan Pendidik)
sehingga setelah lulus tidak diperlukan
lagi mengikuti program Akta Mengajar
atau Pekerti
8. Untuk memenuhi ketentuan pada point 4,
disusun kurikulum Prog. D-IV Bidan
Pendidik yang dilengkapi dengan materi
kependidikan.
Total kredit 42 SKS dengan proporsi:
- Materi Profesi Kebid. 30 SKS (71,43 %)
- Materi Kependidikan 12 SKS (28,57 %)
9. Sehubungan dengan penjelasan
tsb, lulusan Prog. D IV Bidan
Pendidik diperlukan sebagai
pembimbing klinik/instruktur di
Rumah Sakit/fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, disamping
melaksanakan tugas pokoknya
sebagai pemberi pelayanan
kebidanan
• Tahun 2008 revisi Jafung Bidan selesai dan telah
ditetapkan KEPMENPAN No.
01/PER/M.PAN/I/2008 tentang Jafung Bidan dan
Angka Kreditnya dan telah mengakomodir
beberapa masalah dalam pelaksanaan Jafung
bidan th 2001.
• Dalam Kepmenpan ini ditetapkan tenaga Bidan
ada dalam kelompok Jabatan Fungsional Bidan
Terampil dan Jabatan Fungsional Bidan Ahli.
• Pada Kelompok Jabatan Fungsional Bidan Ahli
tersebut mengakomodir lulusan D-IV/S1
Kebidanan.
• Berdasarkan penjelasan diatas, maka Bidan
lulusan Program D-IV Bidan Pendidik memiliki
peningkatan kompetensi klinis kebidanan, dan
yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit& Puskesmas) dapat disesuaikan
ijazahnya.

• Lulusan Program D-IV Bidan Pendidik yang


bekerja di pelayanan sudah terakomodir
dalam Kepmenpan No. 1/PER/M.PAN/I/2008
sebagai pejabat fungsional Bidan ahli.
Peraturan MenPan:
01/Per/Menpan/1/2008 tentang Jabatan
Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya
PENGERTIAN :
• Bidan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan kebidanan pada sarana pelayanan
kesehatan.
1. Bidan Trampil: meliputi lulusan Sekolah
Bidan dan Diploma kebidanan, merupakan
bidan pelaksana yang memiliki kompetensi
untuk melaksanakan dan mengelola
pelayanan kebidanan pada kasus fisiologis
dan kegawatdaruratan, di institusi
Pelayanan, berlandaskan etika, kode etik,
dan peraturan yang berlaku
Bidan Ahli: Sarjana (S1) atau Diploma IV
Kebidanan adalah bidan yang memiliki
kompetensi untuk mengelola dan
melaksanakan pelayanan kebidanan pada
kasus fisiologis, asuhan pada kasus
patologis kebidanan, asuhan pada kasus
patologis dengan penyakit penyerta dan
kegawatdaruratan, di institusi Pelayanan,
berlandaskan etika, kode etik, dan
peraturan yang berlaku.
• PELAYANAN KEBIDANAN
: ADALAH
PELAYANAN PROFESIONAL YANG
MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI
PELAYANAN KESEHATAN YANG
DIBERIKAN DALAM KURUN WAKTU
MASA REPRODUKSI PEREMPUAN,
BBL, BAYI DAN BALITA.
• Angka kredit adalah satuan nilai dari
tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
butir-butir kegiatan yang harus dicapai
oleh seorang Bidan dalam rangka
pembinaan karier kepangkatan dan
jabatannya.

• Tim penilai angka kredit adalah tim


penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang dan
bertugas menilai prestasi kerja Bidan.
PANGKAT/JABATAN BIDAN
Kepmenpan No 93 Th 2001 Kepmenpan No 1 Th 2008

TERAMPIL ( II /B – III / D TERAMPIL ( II/A – III/D


• PELAKSANA  PEMULA (II/a)
Pengatur Muda Tk I Ruang IIB  PELAKSANA (II/b, II/c, II/d)
Pengatur, Golongan ruang II/c  PELAKSANA LANJUTAN
Pengatur Tk I, Golongan ruang (III/a dan III/b)
II/d
 BIDAN PENYELIA ( III/c dan
• PELAKSANA LANJUTAN III/d)
Penata Muda, Golongan Ruang
III A AHLI ( III / A – IV C )
Penata Muda Tk I, Golongan  PERTAMA (III/a dan III/b)
ruang III/b
 MUDA (III/c dan III/d)
• BIDAN PENYELIA  MADYA (IV/a, IV/b dan IV/c)
Penata, Golongan ruang III/c
Penata Tk I, Golongan ruang
III/d
UNSUR YANG DINILAI
(Kepmenpan No. 1 th 2008 Ps. 7)

• Pendidikan
• Pelayanan Kebidanan
• Pengembangan Profesi
• Penunjang kegiatan pelayanan
kebidanan
Sub Unsur Pendidikan :
(Kepmenpan No 1/ 2008)

Mengikuti penddk sekolah dan mendapat


gelar/ijazah:

• Diploma IV /Setara S1
• Sarjana Muda/Akademi/Diploma III
• Diploma I/Bidan
• Mengikuti penddk dan pelatihan fungsional
di bid kes dan mdpt Surat Tanda Tamat
Penddk Latihan (STTPL)
Sub Unsur Pelayanan Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

• Persiapan yan Kebidanan


• Pengkajian pada klien
• Penegakkan Dx kebidanan
• Pelaksanaan tindakan segera dan atau
kolaborasi dg tim kes lain
• Penyusunan rencana askeb
• Persiapan pelayanan askeb
Sub Unsur Pelayanan Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

• Pelaksanaan asuhan kebidanan


• Pelaksanaan KIE
• Rujukan asuhan kebidanan
• Evaluasi Asuhan kebidanan
• Dokumentasi asuhan kebidanan
• Pengelolaan pelayanan kebidanan
• Pelayanan kesehatan masyarakat
Uraian Sub Unsur Pelayanan
Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan;


2. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus
patologis kebidanan;
3. Melaksanakan pemeriksaan anamnesa klien/pasien
pada kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan;
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada
kasus patologis kebidanan;
5. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan;
6. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan;
Uraian Sub Unsur Pelayanan
Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

1. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada


kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan;
2. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan
pada kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan;
3. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan
pada klien/pasien dengan kasus patologis kebidanan;
4. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan
pada klien/pasien dengan kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan;
5. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis
kebidanan;
6. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan;
Uraian Sub Unsur Pelayanan
Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

1. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien


dengan kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan;
2. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus
patologis kebidanan;
3. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus
patologis kegawatdaruratan;
4. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis;
5. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis
6. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan klien/
pasien pada kasus patologis kebidanan;
Uraian Sub Unsur Pelayanan
Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)
1. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan
klien/pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan;
2. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan
pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan;
3. Melaklsanakan tugas pengelola di Puskesmas
sebagai penanggungjawab tugas sore dan malam
hari;
4. Melaksanakan tugas jaga/shif di tempat/Rumah
Sakit;
5. Melaksanakan tugas jaga/shif on call;
6. Melaksanakan tugas jaga/shif sepi pasien;
Uraian Sub Unsur Pelayanan
Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

1. Melaksanakan tugas pada daerah


konflik/rawan/ daerah penyakit menular;
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan melaksanakan asuhan
kebidanan pada masyarakat/ wilayah/
kelompok;
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan peta masalah
kebidanan di daerah binaan.
Melaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat
Kepmenpan 01/2008

• Membuat kantong persalinan  Membentuk dan atau membina


• Melaksanakan asuhan kebidanan daerah binaan
pada indivisu dlm keluarga,  Melaksanakan usyawarah
keluarga, masyarakat desa
masyarakat/wilayah/kelompok
 Melakukan pembinaan
• Membuat laporan asuhan
kebidanan pada indivisu dlm  Melaksanakan kegiatan
keluarga, keluarga, penggalian, penggerakkan, dan
masyarakat/wilayah/kelompok fasilitasi peran serta masyarakat
• Menyajikan cakupan/hasil dlm pelayanan kebidanan
kegiatan yanbid  Melaksanakan kegiatan
• Melakukan dan mencatat deteksi advokasikebidanan
dini risiko kehamilan
 Melaksanakan audit maternal
• Membuat peta masalah dan perinatal
kebidanan di daerah binanaan
SUB UNSUR Pengembangan Profesi
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

• Membuat Karya tulis/karya ilmiah


bidang kesehatan
• Menerjemahkan/menyadur buku dan
bahan lainnya dibidang kesehatan
• Membuat buku pedoman/petunjuk
teknis di bidang kebidanan
SUB UNSUR Penunjang Keg Yan Kebidanan
(Kepmenpan No 1/ 2008 Ps.7)

• Mengajar/melatih yang berkaitan dengan


bidang kebidanan
• Mengikuti kegiatan seminar/ lokakarya dalam
bidang kesehatan
• Menjadi anggota organisasi profesi Bidan
• Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional
bidan
• Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
• Memperoleh piagam kehormatan
KEGIATAN BIDAN
(KEPMENPAN O 01 TH 2008, Ps. 10 dan 11)

• Bidan yg melaksanakan tugas 1 tingkat di atas


jenjang jabatannya, AK 80 % dari AK setiap butir
keg,
• Bidan yg melaksanakan tugas Bidan satu tk di
bawah jenjang jabatannya, AK 100%.
• Bidan Ahli melaksanakan keg Bidan Terampil, AK
50%
• Bidan Terampil melaksanakan keg Bidan Ahli AK
20%
UNSUR KEGIATAN YANG DINILAI
(Ps. 12, 13)

1.Pendidikan
2.Pelayanan Kebidanan 80 %
3.Pengembangan Profesi

4.Penunjang kegiatan pelayanan


kebidanan 20 %
Kepmenpan No 1/2008
Pasal 15

• Bidan Madya, gol IV/a, dan gol IV/b


utk naik pangkat setingkat lebih
tinggi, AK kumulatif, paling rendah 12
AK harus dari unsur pengembangan
profesi.
Kepmenpan No 1/2008
Pasal 16

• Bidan Penyelia, gol III/d, setiap tahun sejak


menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan AK dr kegiatan tugas pokok
paling rendah 10 AK.

• Bidan Madya, gol IV/c, setiap tahun sejak


menduduki pangkat/jabatannya diwajibkan
mengumpulkan AK dr kegiatan tugas pokok
paling rendah 20 AK.
Kepmenpan No 1/2008
Pasal 17

Bidan bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah


pembagian AK :
• 2 orang AK a/ 60% untuk penulis utama dan 40% untuk
penulis pembantu;
• 3 orang AK a/ 50 % untuk penulis utama dan masing-
masing 25% untuk penulis pembantu; atau
• 4 orang AK a/ 40% untuk penulis utama dan masing-
masing 20% untuk penulis pembantu.
• Jumlah penulis pembantu, paling banyak terdiri dari 3
orang.
PASAL 18
• Setiap bidan diwajibkan mencatat dan
menginventarisir seluruh kegiatan
• Penilaian dan PAK dilakukan paling kurang 1
kali dalam 1 th
• Penilaian dan PAK dipertimbangkan 2 kali dlm
1 th
Dokumentasi Asuhan Kebidanan
• Profesional Bidan
• Standar Profesi (kepmen 369
th 2007) fasya • UU No. 36 th 2009 Kes
- Kompetensi nkes • UU No. 44 th 2009 RS
- Etika/kode etik • Permenkes 1464 th 2010
• Mandiri Askeb • Kepmenkes 938 th 2007

• Kepmenkes 836 th 2005 (Ped
Kolaborasi
PMK)
• Rujukan
• Kepmenkes 1457 th2003
SPM Kes Kab/Kota
BUK
• Kemenkes 129 th 2008 SPM
TI
RS
Dokumen
LAP Kematian
SOAP (Permen bersama Menkes
(Kepmenkes 938 dan Mendagri 15 th 2010
Std IV) dan 162 th 2010)
KMS RM
(Permenkes 155 th (Kepmenkes 269 th
2010) 2008)
Pencatatan dan penginventarisir
kegiatan kaitannya dg Permen lain
• Permenkes 1464/2010 ttg Izin dan
penyelenggaraan praktik kebidanan BAB IV
Pencatatan dan Pelaporan, Ps 20, ayat 1,
“dalam melakukan tugasnya bidan wajib
melakukan
• Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis BAB III, Tata Cara
penyelenggaraan, Ps 5, ayat 1, “setiap praktik
wajib membuat RM”
Pasal 19 s.d 22
Pejabat yg berwenang menetapkan AK:
• Direktur Pembina yanbid Depkes  Bidan Madya
• Pimpinan Unit Kerja, Ka Dinkes Prov, Ka Dinkes
Kab/Kota  pemula s.d penyelia dan pertama s.d
muda

Dibantu oleh :
• Tim Penilai  terdiri dr Ketua (teknis), Wk,
Sekretaris (kepeg), 4 anggota (2 orang dr fungsional
bidan)  3 th
Pasal 24
Usul PAK diajukan oleh :
• Eselon II (pusat)  Bidan Madya
• Eselon III (Prov)  Pemula s.d Penyelia dan
Pertama s.d Muda
• Eselon IV  Pemula s.d Penyelia dan Pertama
s.d Muda
Pengangkatan pertamakali Bidan Terampil
(Ps. 27)

Memenuhi syarat:
– Berijazah paling rendah Sekolah
Bidan/Diploma I Kebidanan;
– Pangkat paling rendah Pengatur
Muda,golongan ruang II/a; dan
– Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
sekurang-kurangnya benilai baik dalam 1
tahun terakhir.
Pengangkatan pertamakali Bidan Ahli
(Ps. 27)

Memenuhi syarat:
– Berijazah paling rendah Sarjana (S1) /Diploma
IV Kebidanan;
– Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan
ruang III/a; dan
– Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau
pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah
benilai baik dalam 1 tahun terakhir.
Bidan Terampil yg memperoleh ijazah S1/DIV Kebidanan
dpt diangkat dlm jabatan Bidan Ahli (Ps. 30)
Bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Tersedia formasi
• Minimal 1 tahun dlm pangkat terakhir;
• DP3 baik dlm 1 th terakhir;
• Memenuhi jumlah AK yg ditentukan u/ jabatan/pangkat
yg didudukinya;

Bidan Terampil beralih menjadi Bidan Ahli diberikan AK


65% dr AK kumulatif Diklat, tugas pokok, dan
pengembangan profesi ditambah ijazah S1/DIV
Kebidanan, dg tdk memperhitungkan AK dr unsur
penunjang.
Pengangkatan dlm Jabatan Fungsional
INPUT PROSES OUT PUT DAN
OUT COME
DATA DAN INFO CARA

Sebelumnya tlh
menjabat tapi blm
ada angka kredit INPASSING

Belum pernah TELAH


menjabat PENGANGKAT MEMENUHI
SK
AN PERTAMA PERSYARA Jabatan
TAN UNTUK Fungsional
MASING- DITETAPKA
MASING N DENGAN
Sudah pernah PENGANGKAT KEPUTUSA
menjabat dan di PENGANGK
AN KEMBALI ATAN N PEJABAT
berhentikan YANG
DALAM
JABATAN BERWE
FUNGSION NANG
Mengikuti PENYESUAIA AL
pendidikan lanjutan
N JABATAN Tunjangan
Jabatan
Fungsional
Sebelumnya adalah
pejabat struktural ALIH JABATAN
Pembebasan/pemberhentian dlm Jabatan
Fungsional
INPUT PROSES OUT PUT DAN
OUT COME
CARA
DATA DAN INFO KELENGKAPAN
PEMBERHENTIAN BERKAS

AK Kurang 1. Fc Sk Kp
SK
2. Fc Sk Pak
Alih Tugas 3. Fc Sk
Pembebas
Mutasi an
Tugas belajar > 6 bl 4. Fc Kep. Sementara
PEMBEBASAN Tugas
SEMENTARA Belajar
Hukuman disiplin 5. Fc Kep.
Huk. Disiplin DITETAPKA
N DENGAN
Pember
Cuti L. Tanggungan 6. Fc Kep. KEPUTUSA hentian
Cuti N PEJABAT Tunjab
YANG
Diberhentikan
BERWE
sementara dari PNS
NANG
1. Fc Sk Kp
2. Fc Sk Pak
1 th pembebasan AK PEMBERHENT Terakhi
tetap kurang
IAN DARI r SK
3. Fc Sk Pemberhen
JABATAN Pembe
Hukuman disiplin tian
berat
FUNGSIONAL basan
Sement
ara
HAK DAN KEWAJIBAN PEJABAT FUNGSIONAL
NO KEGIATAN HAK KEWAJIBAN

I UNSUR UTAMA
1 Melaksanakan kegiatan Gaji dan tunjangan jabatan Mencatat kegiatan pada
pelayanan dan bimbingan fungsional buku catatan pribadi (BCP)
Mengisi formulir kegiatan
harian
2 Melaksanakan kegiatan Mendapat surat tugas dan Mengumpulkan surat tugas/
lapangan dan bimbingan bukti kegiatan bukti kegiatan lapangan yang
lapanagan/bimbingan telah dilaksanakan
3 Mengikuti diklat kedinasan Memperoleh Mengumpulkan sertifikat
Sertifikat/STTPL
4 Membuat karya tulis Memperoleh nilai kredit atas Mensosialisasikan karya
karya tulisnya tulisnya

5 Mengikuti Pendidikan Memperoleh Keputusan Melaksanakan kegiatan


lanjutan ke jenjang yang tugas belajar dan/atau ijazah pembelajaran dan mengikuti
lebih tinggi belajar dan kredit point ujian penyesuaian ijazah
ijazahnya
LANJUTAN HAK DAN KUWAJIBAN PEJABAT FUNGSIONAL
NO KEGIATAN HAK KEWAJIBAN
II UNSUR PENUNJANG
6 Mengikuti Seminar, Memperoleh Piagam/ Mengumpulkan sertifikat
Simposium, Lokakarya sertifikat
7 Menjadi Anggota Memperoleh KTA Melampirkan Fc KTA
Organinsasi Profesi organisasi profesi
8 Menjadi Anggota Tim Memperoleh SK pengangkatan Melampirkan Fc Kep.
Penilai sebagai anggota tim penilai Penunjukan Tim Penilai

9 Menjadi Angoota Memperoleh Surat Tugas Mengumpulkan Surat Tugas


Delegasi Ilmiah sebagai anggota delegasi delegasi Ilmiah
10 Memperoleh Piagam Memperoleh kredit point Mengumpulkan piagam
Penghargaan penghargaan
11 Mengikuti pendidikan Memperoleh Izin/ tugas Mengumpulkan SK dan Ijazah
kesehatan belajar
12 Menghitung Angka Usul angka kredit untuk Membuat rekapitulasi
Kredit yang diperoleh kenaikan pangkat dan jabatan kegiatan bulanan dalam
semesteran/ tahunan
Menghitung Angka Kredit
Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk
Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan/Pangkat
Bidan Terampil
No Unsur Presentase Jenjang jabatan, Golongan , ruang , dan angka kredit bidan tingkat
terampil
P. pemula Pelaksana Pelaksana Penyelia
lanjutan

II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d

1 Unsur Utama > 80 % 20 32 48 64 80 120 160 240


a. Pendidikan
b. Pelayan
Kebidanan
c. Pengemban
agan Profesi

2 Unsur Penunjang < 20 % 5 8 12 16 20 30 40 60

Kegiatan Yang
Mendukung
Pelaksanaan Tugas
Kebidanan

JUmlah 100% 25 40 60 80 100 150 200 300


Jumlah AK Kumulatif Minimal Untuk Pengangkatan
dan Kenaikan Jabatan/Pangkat Bidan Ahli

No Unsur Presentase Jenjang jabatan, Golongan , ruang , dan angka kredit bidan tingkat
ahli
Pertama Muda Madya

III/ III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c


a

1 Unsur Utama > 80 % 80 120 160 240 320 440 560


a. Pendidikan
b. Pelayan
Kebidanan
c. Pengemba
nagan
Profesi

2 Unsur Penunjang < 20 % 20 20 40 60 80 110 140

Kegiatan Yang
Mendukung
Pelaksanaan Tugas
Kebidanan

JUmlah 100% 100 150 200 300 400 550 700


ANGKA KREDIT KUMULATIF PENYESUAIAN / INPASSING BAGI
BIDAN TERAMPIL

GOLONG ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN


N
AN STTB/IJAZAH ATAU YANG SETINGKAT KURANG 4 TAHUN /
O 1 TAHUN
1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN
LEBIH
RUANG
1 2 3 4 5 6 7 8
1 II/a SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 25 28 31 35 40

2 II/b SEKOLAH BIDAN/D I/DIIIKEBIDANAN 40 45 50 55 60


SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 60 65 70 75 80
3 II/c
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 60 66 72 78 80
SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 80 83 87 91 100
4 II/d
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 80 85 90 95 100
SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 100 110 120 130 150
5 III/a
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 100 111 122 133 150
SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 150 160 170 180 190
6 III/b
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 150 161 172 183 200
SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 200 222 244 267 290
7 III/c
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 200 223 247 271 295
SEKOLAH BIDAN/D I KEBIDANAN 300 300 300 300 300
8 III/d
SARJANA MUDA / D III KEBIDANAN 300 300 300 300 300
ANGKA KREDIT KUMULATIF PENYESUAIAN /
INPASSING BAGI BIDAN AHLI

ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN


GOLONGAN STTB/IJAZAH ATAU
NO KURANG 4 TAHUN /
RUANG YANG SETINGKAT 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN
1 TAHUN LEBIH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 III/a SARJANA (S1) 100 112 124 137 150
SARJANA (S1) 150 162 174 187 200
2 III/b
S2 150 163 177 191 205
SARJANA (S1) 200 225 250 275 300
3 III/c
S2 200 226 252 278 305
SARJANA (S1) 300 325 350 375 400
4 III/d
S2 300 326 352 378 405
SARJANA (S1) 400 437 474 512 550
5 IV/a
S2 400 438 477 516 555
SARJANA (S1) 550 587 624 662 700
6 IV/b
S2 550 588 626 665 700
7 IV/c SARJANA (S1) s/d S2 700 700 700 700 700
RINCIAN BUTIR KEGIATAN BIDAN TERAMPIL

SATUAN
No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN AK PELAKSANA
HASIL

1 2 3 4 5 6 7

I PENDIDIKAN A Pendidikan dan 1. Sekolah Bidan/Diploma I Kebidanan ijazah 25 Semua Jenjang


memperoleh gelar/ijazah 2. Diploma II Kebidanan ijazah 40 Semua Jenjang
3. Diploma III Kebidanan ijazah 60 Semua Jenjang
B. Pendidikan dan pelatihan 1. Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua Jenjang
fungsional di bidang kebidanan dan 2. Lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat 9 Semua Jenjang
memperoleh Surat Tanda Tamat 3. Lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat 6 Semua Jenjang
Pendidikan & Pelatihan (STTPP) 4. Lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat 3 Semua Jenjang
5. Lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat 2 Semua Jenjang
6. Lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat 1 Semua Jenjang
C. Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihatan prajabatan golongan II Sertifikat 1,5 -
prajabatan
RINCIAN BUTIR KEGIATAN BIDAN AHLI

N
o UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL AK PELAKSANA
.
1 2 3 4 5 6 7

PENDID 1
I ijazah
IKAN A Pendidikan dan . Strata 3 (S3) Kebidanan 200 Semua Jenjang

memperoleh 2 Strata 2 (S2) Kebidanan ijazah


gelar/ijazah . 150 Semua Jenjang
3 Strata 1 (S1) Kebidanan ijazah 100 Semua Jenjang
.

B Pendidikan dan 1
. pelatihan . Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua Jenjang
fungsional di bidang 2
kebidanan dan . Lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat 9 Semua Jenjang
memperoleh Surat 3
Tanda Tamat . Lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat 6 Semua Jenjang
Pendidikan & 4
Pelatihan (STTPP) . Lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat 3 Semua Jenjang
5
. Lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat 2 Semua Jenjang
6 Lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat 1 Semua Jenjang
.
C Pendidikan dan
. pelatihan Pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III Sertifikat 2 -
prajabatan
CONTOH
tgl KEGIATAN POIN NILAI NILAI
10-3- S : Pinggang panas pegal mulai dari perut ke belakang. Mulai terasa sakit pukul 5 pagi. • Anamnese
2010 Keluar lendir dari kemaluan. Seperti ada bagian yang menekan atas kemaluan ke
bawah. Kehamilan yang pertama periksa teratur di klinik HPHT 19-8-03.
• Pemeriksaan
O : Kesadaran composmentis, T.D. 110 – 70, Nadi 80 x / menit, Suhu 36,8 fisik
j. Oc, FU. 34 cm, letkep puki 3/5, His 3 x 10 menit, lamanya 50 s kuat, Bjj
8.10 152 x / menit, Pd : pembukaan 4 cm, porsio tipis, ketuban positif, kep
hodge 2,, uuk kibel, Hb : 10,1 gr%
A : G I Po Hamil aterem, inpartu kala I, fase aktif, dengan anaemia ringan. Diagnosa
janin tunggal, hidup
P ; Menginformasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan  Perencanaa
dilakukan, pasien memahami Implentasi

Evaluasi

Mengobservasi kesejahteraan Ibu dan (hasil terlampiir) , jam 12.00  Implementasi


T 120/80, pembukaan 8 cm  Evaluasi

Memfasilitasi pendampingan persalinan, didampingi suami Implementasi

 Evaluasi

 Dokumentasi
‘BIDAN’
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk
didaftar (register) dan atau memiliki izin yang
sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
• Bidan : tenaga professional , bertanggung-
jawab dan akuntabel, bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa hamil,
persalinan dan nifas, memimpin persalinan
atas tanggung jawab sendiri, memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
• Asuhan mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
• Bidan mempunyai tugas penting dalam
konseling dan pendidikan kesehatan kepada
perempuan, keluarga dan masyarakat.
(pendidikan antenatal, persiapan menjadi
ortu, kesehatan reproduksi perempuan,
kesehatan seksual dan asuhan anak)
• Bidan dapat praktik diberbagai tatanan
pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat,
Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan
lainnya.
Kebidanan/Midwifery
• A/ satu bidang ilmu mempelajari keilmuan
dan seni yg mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, bayi baru lahir
dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya
Praktik Kebidanan

• A/ implementasi dari ilmu kebidanan oleh


bidan yang bersifat otonom, kepada
perempuan, keluarga dan komunitasnya,
didasari etika dan kode etik bidan
Manajemen Asuhan Kebidanan

• A/ pendekatan dan kerangka pikir yang


digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis
mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Filosofi kebidanan
• A/ keyakinan atau pandangan hidup
bidan yang digunakan sebagai kerangka
pikir dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
Asuhan kebidanan
• Adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan
Asuhan kebidanan
• Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan
ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana.
• Asuhan kebidanan di laksanakan selama siklus
hidup (untuk perempuan disegala usia), tidak
hanya perawatan dalam proses kelahiran,
tetapi juga untuk mereka yang tidak pernah
mengandung atau melahirkan.
Paradigma Kebidanan
• A/ suatu cara pandang bidan dalam
memberikan pelayanan.
• Keberhasilan pelayanan dipengaruhi oleh
pengetahuan dan cara pandang bidan
dalam kaitan atau hubungan timbal balik
antara manusia/perempuan, lingkungan,
perilaku, pelayanan kebidanan, dan
keturunan.
2. PARADIGMA KEBIDANAN

Keturunan

Lingkungan Perempuan (Reproduksi) BIDAN


Bayi Baru Lahir

Perilaku
Perempuan
• Perempuan : a/ mahluk bio-psiko-sosio-
kultural yang utuh dan unik, mempunyai
kebutuhan dasar yang unik, dan bermacam-
macam sesuai dengan tingkat perkembangan.
• Perempuan sebagai penerus generasi,
sehingga keberadaan perempuan yang sehat
jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan.
• Perempuan sebagai sumber daya insani
merupakan pendidik pertama dan utama
dalam keluarga. Kualitas manusia sangat
ditentukan oleh keberadaan/kondisi
perempuan/Ibu dalam keluarga.
• Para perempuan di masyarakat adalah
penggerak dan pelopor peningkatan
kesejahteraan keluarga.
Lingkungan
merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada
waktu melaksanakan aktifitasnya, baik lingkungan fisik,
psikososial, biologis maupun budaya.
Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas
dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga,
kelompok, komunitas, dan masyarakat.
• Masyarakat merupakan kelompok paling penting dan
kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai
lingkungan sosial yang terdiri dari individu, keluarga dan
komunitas yang mempunyai tujuan dan sistem nilai.
• Perempuan : anggota keluarga dari unit komunitas.
Fungsi keluarga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan di mana dia berada.
• Keluarga dapat menunjang kebutuhan sehari-hari
dan memberikan dukungan emosional kepada ibu
sepanjang siklus kehidupannya.
• Keadaan sosek, pendidikan, kebudayaan dan lokasi
tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat
kesehatan reproduksi perempuan
Perilaku

• Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman


serta interaksi manusia dengan lingkungannya,
yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan.
Pelayanan Kebidanan

• A/ bagian integral dari sistem pelayanan


kesehatan yang diberikan oleh bidan yang
telah terdaftar (teregister), dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
• Diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam
rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
• Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,
keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan
1) Layanan Primer : a/ layanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan.
2) Layanan Kolaborasi : a/ layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu
dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3) Layanan Rujukan : a/ layanan yang dilakukan
bidan dalam rangka rujukan ke sistem layanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
menerima rujukan dari dukun yang menolong
persalinan,
Keturunan

• Keturunan merupakan salah satu faktor yang


menentukan kualitas manusia.
• Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang
sehat.
SESION II
PARTNERSHIP
BIDAN DAN PEREMPUAN
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Oleh : Hj. ELLA NURLELAWATI,


S.SiT,SKM,M.Kes
Partnership bidan & perempuan

‘sharing’ antara bidan & perempuan, yg


melibatkan kepercayaan, pembagian
kontrol & tanggung jawab & berbagi
makna melalui saling pengertian
Partnership bidan &
perempuan...
 Awal abad 20, perubahan & harapan dlm plyn di
era glblss  sjmlh ♀ memilih dr di RS.

 Arti Penting Bidan btndk sbg rekan yg prof u/


menyadarkan ♀ akan hak-haknya dlm me kes &
ksjhtrn perempuan, bayi & klg.
www.midwiferycouncil.com

 New Zealand telah menuju suatu definisi


profesionalisme kebidanan yg baru-midwifery
partnership mjd pondasi semua aspek kebidanan
Model Partnership Bidan dan
Perempuan dalam Praktik Kebidanan

Model Menurut Model Revisi


Guilliland & Pairman Pairman
(1995) (1998)
Dilihat dari definisi bidan, praktik & asuhan
kebidanan serta tujuannya & perubahan pola
pikir penerima asuhan telah jelas
dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan
harus memegang prinsip kemitraan dgn ♀
• Kesehatan perempuan bergantung pada
peningkatan ekonomi dan sosial—dalam
bidang pendidikan, kondisi kerja dan standar
hidup.
• Perempuan memiliki hak untuk menikmati
standar tertinggi yang dapat dicapai dalam
hal kesehatan fisik dan mental.
• Kenikmatan atas hak ini penting untuk
kehidupan dan kebaikan mereka serta
kemampuan mereka untuk berpartisipasi
dalam seluruh kegiatan masyarakat dan
kehidupan pribadi.
• Karena perempuan dianggap menonjol dalam
perawatan keluarga, baik sebagai pemberi dan
sebagai klien, maka terdapat kesalahan persepsi
menempatkan tanggung jawab secara tidak
proporsional di atas pundak kaum perempuan.
• Peran berganda mereka, termasuk peran
mereka dalam keluarga dan masyarakat
seringkali tidak diakui, hanya dianggap
wajar/kewajiban saja, sehingga mereka
sering tidak mendapatkan dukungan sosial,
psikologis dan ekonomis yang sangat
diperlukan.
• Perempuan harus dilihat sebagai agen
perubahan, tidak hanya sebagai penerima
intervensi pembangunan.
• Salah satu bidang di mana perempuan
harus menjadi fokus utama adalah
peningkatan pelayanan secara efektif dari
perempuan ke perempuan dalam bidang
kesehatan ibu dan anak.
• Bidang ini mencakup pemantauan dan
perawatan prakelahiran dan
pascakelahiran, informasi dan sumber-
sumber mengenai perencanaan keluarga,
dan perawatan kesehatan reproduksi
secara umum, termasuk informasi
mengenai resiko dan perlakuan terhadap
penyakit kelamin menular (STD)
• Promosikan konsep tanggung jawab bersama
antara perempuan dan laki-laki dalam
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Model Partnership yang digunakan

Model Partnership Kebidanan Pairman


(1998) dgn landasan filosofi & prinsip-
prinsip yg saling berkaitan di dalamnya
Sebenarnya Indonesia telah mengambil
sebagian model partnership tsb sejak
beberapa tahun yang lalu, namun dalam
praktiknya belum dijalankan secara
menyeluruh sehingga pelaksanaan &
hasinya tidak terlalu terlihat di masyarakat
 Partnership bidan & ♀ ‘sharing’
antara bidan & perempuan

 Model yg digunakan Model


Partnership Kebidanan Pairman (1998) beserta
landasan filosofis & prinsip2nya

 Partnership tidak hanya memberdayakan


perempuan tetapi juga bidan
Model Partnership Guilliland dan Pairman (1995)
Model Revisi Partnership Menurut Pairman (1998)
Landasan Filosofis
Prinsip-prinsip
Model Partnership Kebidanan Pairman (1998)
• Women centered memberikan kelebihan kepada
perempuan yang menerima asuhan kebidanan.
• Perempuan merupakan fokus dari semua proses
asuhan kebidanan.
• Perempuan menginginkan pengasuhan bidan yang
berbasis kepercayaan, menghargai, kesamaan dan
keterbukaan
• Terpusat pada perempuan tidak mengesampingkan
peran penting keluarga perempuan atau
mengabaikan pentingnya mengasuh bayi
• Filosofi women centered memperlihatkan hubungan
perempuan sekaligus dengan keluarganya dan
memperlihatkan bahwa para perempuan akan
memutuskan bagaimana ia berinteraksi dengan para
bidan termasuk keluarganya.
• Ketika seorang bidan dan seorang perempuan
memulai hubungan dari sebuah posisi saling
mengahargai dan menganggap sama, mereka
akan memahami satu sama lain lebih dalam
• Bidan dapat bekerjasama dengan para perempuan
melalui cara pemberian wewenang kepada mereka
dan begitupun sebaliknya.
• melibatkan perempuan dalam menyusun rencana
asuhannya akan mengefektifkan implementasi
asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu termasuk
menentukan tempat melahirkan di rumah atau di
rumah sakit.
• Terpusat pada perempuan menjelaskan bahwa
sebuah hubungan utama seorang bidan
adalah dengan perempuan yang diasuhnya
dan bahwa asuhan ini harus disediakan sesuai
dengan konteks individu yang diinginkan
perempuan.
» SESION III
KONSEP KEBIDANAN
PANDANGAN HISTORICAL,
ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI
TERHADAP PROFESI BIDAN

Hj. ELLA NURLELAWATI, S.SiT, SKM,


M.Kes
Bidan berprofesi luhur
• Profesi ad/ orang yg melak. Pekerjaan purna
waktu & hidup dari pekerjaan itu dgn
mengandalkan keahlian yg tinggi.
• Profesi luhur ad/ menekankan pengabdian/
pely. u/ kepentingan orang lain (altruistik)
mempero/ nafkah hidup sebagai sekedar
sebuah imbalan dari menjalankan profesi.
Bidan sebagai profesi memiliki ciri – ciri
tertentu :
• Berpendidikan formal.
• Menjlnkan tugas sesuai dgn standar
pely.Kebidanan,kode etik & etika kebidanan
• Memiliki kewenangan dlm menjlnkan tugasnya
(Permenkes 572/1996).
• M/berikan pely.yg aman sesuai kebut. Masy.
• Memiliki wadah organisasi profesi.
• Memiliki karakteristik yg khusus.
Bidan merupakan profesi,
memiliki karakteristik :
• Praktiknya didasari pengetahuan spesifik.
• Memiliki kaidah & standar moral yg tinggi.
• Mengabdi u/ kepentingan masy.
• Memiliki ijin u/ dpt menjalankan praktiknya.
• Memiliki wadah organisasi.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan di
Dalam Negeri
• Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda AKI dan AKB sangat
tinggi.
• Tenaga persalinan  dukun
• Thn 1807,Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels  para
dukun bayi dilatih u/ melak. Pertol. Persal. tdk bertahan lama
k/ tdk tersedianya pelatih kebidanan.
• Thn 1851, di Batavia (dokter militer Belanda  Dr.W.Bosch)
membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi. Mereka
bekerja di RS dan masy. Dan mulai saat itu pely.KIA dilak.o/
dukun dan bidan.
• Thn 1952, mulai diadakan pelatihan bidan scr formal agar dpt
meningkatkan kualitas pertol. persal.
• Pelatihan u/ dukun msh berlangsung sampai
sekarang  diberikan o/ bidan.
• Thn 1953 di Yogyakarta  Perub. penget. dan
keterampilan ttng pely.KIA bidan diberikan
Kursus Tambahan Bidan (KTB).
• BKIA, bidan sbagai penanggung jawab pely.
(didlm ANC,PNC,pemeriksaan bayi & anak,
gizi,dan imunisasi. Diluar  memberi pertol.
Persal. dirmh kluarga dan melak. kunj. rmh u/
upaya tindak lanjut pascapersal.
• Pada thn 1957 dari BKIA  Pusat Kesehatan
Masyarakat (puskesmas)
• PKM pely.diluar gedung posyandu
(ANC,KB,imunisasi,gizi dan kes.ling).
• Thn 1990,pely.kebidanan diberikan scr merata & dekat
dgn masy.sesuai dgn kebut.masy.
• Thn 1992,Sidang kabinet Instruksi Presiden (inpres)
perlunya bidan u/ ditempatkan didesa.
• Thn 1994,titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di
Kairo menekankan pd kespro.m/perluas area garapan
pely.bidan.  safe motherhood;termsk BBL & prwtan
abortus, KB, peny.seksual termsk infeksi sal. Alat repro.
Kespro remaja dan kespro orang tua.
Kewenangan bidan dlm melaks. Peran,
fungsi dan tugasnya diatur melalui
Permenkes
• Permenkes No.5380/IX/1963  wewenang bidan
terbatas pd pertol. Persal. Normal scr
mandiri,didampingi tugas lain.
• Permenkes No.363/IX/1980 diubah mjd Permenkes
623/1989, wewenang bidan mjd dua  umum dan
khusus. (Khusus  bidan melaks. tind. dibwh
pengawasan dokter jd yg berTJ dan bertanggung gugat
adalah dokter sehingga melaks.Praktik perorangannya
dibwh pengawasan dokter
• Permenkes No.572/VI/1996 registrasi & praktik bidan. Dlm
melaks. Praktiknya diberi kewenangan mandiri mencakup a.l
:
* Pely. Kebidanan (pely.ibu & anak)
* Pely. KB
* Pely. Kes.Masy.
• Permenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002  registrasi &
praktik bidan. Bidan dlm melaks. Praktiknya diberi
kewenangan u/ memberikan pely. yg meliputi :
* Pely. Kebidanan  pely.pranikah, ANC,INC, PNC,
BBL dan balita.
* Pely. KB pemberian obat & alat kontrasepsi melalui
oral,suntikan, pemasangan & pencabutan AKDR dan
AKBK tanpa penyulit.
• Dalam melaks. tugasnya bidan melakukan Kolaborasi,
konsultasi & rujukan sesuai dgn kondisi pasien, kewenangan
serta kemampuannya
• Pd kead.darurat,bidan diberi wewenang u/ mberikan
pely.Keb.yg di tujukan u/ menyelamatkan jiwa (ex.Kuretasi
digital u/ mengangkat sisa jaringan pd BBL yg mengalami
asfiksia & hipotermia).
• Bidan dlm menjlnkan praktiknya hrs sesuai dgn
kewenangan,kemampuan,pendidikan, pengalaman serta
b/dasarkan standar profesi. Dan merujuk kasus yg tdk dpt
ditangani, menyimpan rahasia,meminta persetujuan u/ tind.
yg akan dilaks. Memberi informasi,serta m/buat rekam medis
dgn baik.
• Perkemb.pely.keb. Menuntut kualitas bidan yg handal &
profesional serta upaya pemantauan pely. O/ karena itu,
adanya Konsil Kebidanan adalah suatu keharusan.
Perkembangan Pelayanan kebidanan di Luar
Negeri
• Pd pertengahan abad ke-17, bidan ad/ profesi
penting & dihormati di komunitas kolonial
Belanda.
• Bidan b/peran sbagai perawat yg merawat orang
sakit & sekarat, m/urus jenazah, sbagai herbalis
serta dokter hewan.
• Bidan mempero/ gaji,rumah,tanah & makanan
Faktor – faktor yang menurunkan derajat
bidan di masyarakat
• Perilaku Religius
* Pd awal abad ke-17,bnyk bidan dari inggris
(dr pihak gereja) shg penilaian moral lbh
ditekankan.
* Bidan dituntut u/ memiliki karakter yg
baik,disumpah & memiliki kewenangan u/
m/dengarkan pengakuan dosa & melak.
Pembaptisan.
* kewenangan tsb  kontroversi k/ dlm
sumpahnya bidan hrs bertanya & memaksa ibu
u/ mengatakan ayah sang bayi yg sbenarnya.
* Bidan di pedesaan seringkali dianggap
sebagai penyihir, khususnya bila bayi yg lahir
• Kebutuhan ekonomi
Pada awal abad ke-18, imbalan u/ bidan tdk lg
mencukupi,ekonomi bidan morat – marit meskipun mereka
tinggal di kota besar. Dan tdk ada lembaga / organisasi yg
mengatur standar upah yg layak bagi bidan
• Pengambilalihan Tugas dan Tanggung Jawab oleh Dokter
Pada awal abad ke-18 itu pula masy. kelas atas cenderung lbh
percaya pd dokter yg didominasi pria sehingga mereka
meremehkan keberadaan bidan yg sebagian besar ad/ wanita.
Bahkan dokter Walter Channing, lulusan harvard dgn tegas
berpendapat dlm bukunya bahwa ia tdk setuju dgn keberadaan
bidan wanita.
Pendidikan yg tidak mendukung dan tidak adanya
organisasi kebidanan.
• Abad ke-18 dan 19 m/rupakan titik pesatnya perkemb. dunia
medis, keprwatan serta praktik obstetri. Tetapi sayangnya
perkemb. Ini tdk dialami profesi kebidanan.
• Tdk ada sistem yg terorganisasi u/ pddkan bagi bidan.
• Kurangnya sekolah formal kebidanan, tdk adanya organisasi
kebidanan & jurnal ilmiah dlm skala nasional, serta pengakuan
legal thd profesi kebidanan membatasi komunikasi diantara
sesama bidan shg terisolasi satu sama lain.
• Praktik kebidanan yg turun menurun, belajar dr
pengalaman,melalui penggunaan obat-obatan tradisional, dan
lewat doa, karena hanya itulah yg bisa dilakukan.
Peningkatan Jumlah Imigran
• Pada masa revolusi industri, sejumlah negara
m/ngalami peningkatan imigrasi, namun kondisi
kebidanan msh tetap sama.
• Hal ini tjd karena banyak bidan imigran yg tdk
bisa berbhs inggris dan tdk memiliki akses ke
sistem pely. Kes. yg ada, khususnya bidan kulit
hitam,karena masalah rasisme.
Status wanita yang direndahkan
• Wanita dipandang sbagai objek eksploitas scr ekonomi,
dan dianggap tdk kompeten dlm bidang politik & sosial.
• Peran pria yg sangat m/dominasi di masy.mjdkan posisi
bidan t/pojok & acapkali disalahkan bila tjd kematian
ibu & bayi.
• Thn 1906, diadakan penelitian di New York 40%
persal. Dilak.o/ bidan yg tdk kompeten, walaupun
kelalaian dokter turut mjd penyebabnya.
Tingginya AKI juga disebabkan o/ faktor –
faktor a.l :
• RS tdk dianggap sbg tmt prwtan obstetri shg
tdk t/sedia sumber daya yg cukup u/
m/ngatasi kead.darurat atau komplikasi.
• Materi pengajaran mengenai obstetri tdk
dianggap penting shg sering diabaikan.
• Praktik obstetri hanya t/batas pd periode
intrapartum dan post partum saja.
• Sedikitnya peraturan yg mengatur
kewenangan & tanggung jawab bidan.
• Pada abad ke-19 (1846-1847), tjd migrasi penduduk dari
illinois ke Utah m/gunakan kereta kuda. Selama perjlnan
tsb tjd bnyk proses persal. yg dibantu bidan.peristiwa
ini t/catat dlm sejarah.

* Thn 1990-an, muncul sebuah artikel m/nai kebidanan yg


berjudul Changing Childbirth
yg menekankan bahwa layanan maternitas sehrsnya
b/pusat pd wanita & b/fokus pd pemenuhan kebut.
wanita yg m/gunakan layanan tsb. Maka posisi bidan
semakin penting & nyata.
* Dua dekade pertama pd abad ke-20 t/catat sebagai
masa pely. maternitas yg sangat buruk,& u/
mengatasinya di bentuk dua organisasi, yaitu: Children’s
Bureau di Washington dan Maternity Center Association
di New York yg b/fokus pd perbaikan pely. maternitas.

Você também pode gostar