Você está na página 1de 15

DEFINISI

 Gigantisme hampir selalu merupakan akibat sekresi berlebihan Growth


Hormon (GH) sebelum epifisis bersatu. Pada masa hidup selanjutnya kegagalan
hipofisis cenderung terjadi dan oleh karenanya penderitanya biasanya tidak
kuat, agresif, atau jantan (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis).
 Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan (Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid 1, edisi 3).
 Gigantisme merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah (Bruner&Suddarth, KMB)
ETIOLOGI

 Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan


 GH menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari jaringan lunak,
termasuk kulit, lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini
memiliki sifat antiinsulin (David, dkk. Lecture Notes
Kedokteran Klinis)
 Penyebab gigantisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Adenoma hipofisis
2. Hipersekresi GHRH karena kelainan hipothalamus
MANIFESTASI KLINIS
 Lingkar kepala bertambah
 Hidung lebar
 Lidah membesar
 Wajah kasar
 Mandibula tumbuh berlebihan
 Gigi menjadi terpisah-pisah
 Jari dan ibu jari tumbuh menebal
 Kifosis
 Kelelahan dan kelemahan gejala awal
 Hipogonadisme
 Keterlambatan maturasi seksual
 Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang
secara seksama
PATOFISIOLOGI
 Pada orang muda dengan epifisis terbuka. Produksi GH yang berlebihan
mengakibatkan gigantisme.
 Gigantisme adalah suatu kelainan yang disebabkan karena sekresi yang
berlebih dari GH, bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan
remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat, dan pasien
sangat cepat akan menjadi seorang raksasa.
 Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan
menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan
jaringan lunak.
 Kelebihan hormone pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat
atau lempeng epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang
terutama pada tulang akral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance


Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya
tumor hipofisis (baik mikro maupun makroadenoma)
 Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH dan
KGD
 Kadar GH berlebihan mencapai 400 ng/ml

 Tes toleransi glukosa : hiperglikemia

 Kadar IGF-I/ somatomidin meningkat 2,6-21,7 U/ml ( 0,31-


1,4 U/ml)
PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah:


1. Mengurangi produksi hormon berlebih menjadi normal
2. Mengurangi tekanan karena pertambahan masa tumor hipofisis
yang dapat menekan area otak di sekitar tumor.
3. Mengembalikan fungsi normal hipofisis dan menangani
terjadinya kekurangan hormon.
4. Menangani gejala gigantisme
Cont…
Terapi pembedahan
• Cara pengobatan utama.
• Dikenal 2 macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor
yaitu bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok
kepala (TC atau Trans Cranial) dan bedah mikro (TESH/ Trans
Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy).

Terapi radiasi
• Sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak
memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan atau masih
terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan dilakukan.

Terapi medikamentosa
• Somatostatin analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi GH
dan efektif menurunkan kadar GH dan IGF-I pada 50-70% pasien.
• GH reseptor antagonist (GHRAs)  mengganggu kerja GH dan
menormalkan kadar IGF-I di lebih dari 90 persen pasien
• Agonis dopamin
KOMPLIKASI

Bedah dan radiasi yang dilakukan dapat menyebabkan rendahnya


tingkat hormon hipofisis lainnya, yang dapat menyebabkan:

 Adrenal insufisiensi

 Diabetes insipidus (jarang)

 Hipogonadisme

 Hypothyroidisme
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan bodi image b.d perubahan struktur tubuh
Tujuan : tidak terjadi penurunan bodi image pada klien
Kriteria : - Klien dapat menerima perubahan diri
- Klien mau bersosialisasi dengan lingkungan
Intervensi :
 Pertahankan lingkungan yang kondusif untuk membicarakan perubahan citra tubuh
 Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh klien
 Kaji klien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan mekanisme koping untuk
mengatasi perubahan fisik
 Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan
perubahan fisik
 Bantu klien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan
fisik
 Bantu pasien dalam mengembangkan rencana untuk menyelaraskan semua
perubahan ke dalam gaya hidup
 Berikan penekanan perilaku yang memperlihatkan penerimam terhadap perubahan
Cont…
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan metabolisme, lidah membesar, mandibula tumbuh
berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
Tujuan : nutrisi klien adekuat
Kriteria : - Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang berarti
- Nafsu makan klien meningkat
Intervensi :
 Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan)
 Masukkan makanan kesukaan dalam diet
 Anjurkan untuk makan sendiri, bila mungkin (kelemahan otot dapat
membuat keterbatasan)
 Memilih makanan dari daftar menu
 Atur makanan secara menarik diatas nampan
 Atur jadwal pemberian makanan
 Berikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas
Cont…
3. Perubahan proses keluarga b.d keluarga dengan gigantisme
Tujuan : - Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anggota dengan
gigantisme
- Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya
Kriteria : Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda
dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi klien
Intervensi :
 Berikan dukungan emosional pada keluarga dan klien
 Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya
 Anjurkan klien untuk berbagi rasa tidak berdaya, malu, ketakutan yang
berkaitan dengan manifestasi penyakit.
 Bertindak sebagai pembela dan penghubung klien dan keluarga dengan
anggota tim perawatan kesehatan lainnya
 Anjurkan klien untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
 Dorong keterlibatan klien dalam aktivitas rekreasi dan aktivitas pengalih
yang sesuai dengan usia.
Cont…
4. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan : menunjukkan perbaikan kemampuan berpartisipasi dalam
melakukan aktifitas
Kriteria : - Tidak terjadi kelelahan yang berarti pada klien setelah
melakukan aktivitas
- Klien tidak merasa malas saat akan melakukan aktivitas
Intervensi :
 Kaji tanda-tanda vital
 Ciptakan lingkungan yang tenang : ruangan yang dingin, turunkan
stimulasi sensori
 Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat
di tempat tidur
 Berikan tindakan yang membuat klien nyaman; sentuhan, masage.
 Memberikan aktivitas pengganti yang menyenagkan dan tenang;
membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi
 Berikan obat sesuai indikasi; sedatif (fenobarbital )

Você também pode gostar