Você está na página 1de 42

HASIL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 2
MODUL GANGGUAN KARDIOVASKULAR
KELOMPOK 5
Fasilitator : dr. Lia Susanti

Jeconiah Gabriello Dandan FAA 117 042


Reza Rosita Magdalena FAA 177 043
Dodo Joshua Yudha FAA 117 044
Nadia Sabella Hanifah FAA 117 045
Uryano Agianthoni Djoedir FAA 117 046
M. Muhyiddin Khazin FAA 117 047
Yorika Indra Ayu FAA 117 048
Lidya Nur Hayya FAA 117 049
Dea Tutut FAA 117 050
Tiya Deliani Kumaunang FAA 117 051
SKENARIO

Nyeri dada

Seorang laki- laki berusia 50 tahun datang ke UGD RSU Kelas D Kota
palangka raya dengan keluhan nyeri dada kiri dan sesak napas sejak 2
jam yang lalu, nyeri dada terasa seperti ditekan benda yang berat dan
kadang leher terasa tercekik. Keluhan lain pasien berkeringat dingin dan
disertai muntah 4 kali. 1 minggu sebelumnya pasien juga mengeluhkan
kadang – kadang terasa nyeri di dada kiri hilang timbul saat pasien
mengangkat benda berat. Tanda vital, TD 120/80 mmHg, Nadi 100
kali/menit, Respirasi 26 kali/menit.
Kata Sulit

Muntah tercekik

Nyeri Sesak
Kata Kunci
Muntah :
50thn
4 Kali

Nyeridadakiri Onset 2 jam


Sesaknapas yg lalu
Leher terasa
Berkeringat tercekik
dingin

Nyeri dada seperti di tekan


benda berat : Onset 1minggu

( Tanda – tanda vital ) =


TD 120/80 mmHg
Nadi 100x/ mnt
Napas 26x/ mnt
Identifikasi Masalah

- 50 thn mengeluh nyeri dada kiri, sesak napas, leher terasa


tercekik, berkeringat dingin, muntah 4 kali & saat mengangkat
benda berat nyeri dada kiri hilang timbul onset 1 minggu yg lalu,
Serta saat pem. Fisik di dapat TD : 120/80 mmHg, Nadi
100x/menit, & napas 26x/menit.
Analisis Masalah
50 tahun

Anamnesis: Definisi & Etiologi

Kel. Utama : Epidemiologi


Kel. Penyerta
Nyeri dada &
: Keringat
Sesak nafas Patofisiologi
dingin disertai
Onset : 2 jam
muntah 4 X
lalu
Diagnosis
DD
Tanda & Gejala
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Faktor resiko
Diagnosis
Sindrom Koroner Akut (SKA)
Komplikasi
Tata Laksana
Prognosis
Farmakologi Non-farmakologi
Klasifikasi
-
Hipotesis
Seorang Laki-laki 50 tahun setelah dilakukan anamesis,pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang didiagnosis sindrom koroner akut
(SKA).
Pertanyaan Terjaring
1. Interpretasi Data Tambahan pada pemicu ini ?
2. Jelaskan DD pada pemicu ini ?
3. Bagaimana anatomi pada pemicu ini ?
4. Sindrom Koroner Akut :
A. Definisi dan etiologi
B. Klasifikasi
C. Epidemiologi
D. Patofisiologi
E. Tanda dan Gejala
F. Faktor resiko
G. Diagnosis
H. Tatalaksana ( Farmakologi dan farmakologi )
I. Komplikasi
J. Prognosis
1. Interpretasi Data Tambahan
Keluhan Keterangan
Nyeri dada kiri dan sesak nafas Terasa seperti ditekan benda berat dan
leher terasa tercekik, onset 2 jam yang
lalu
Berkeringat dingin Disertai muntah 4 kali

Riwayat penyakit dahulu


•Diabetes sejak 5 tahun dan tidak rutin berobat
Riwayat penyakit keluarga
- ( tidak ada data )
Riwayat alergi
- ( tidak ada data )

Riwayat kebiasaan
• Merokok 2 bungkus /hari
•Alkohol (-)
• Aktifitas fisik lebih banyak diam dirumah
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Kebutuhan Gizi : Obesitas
(IMT=32,81)

Tanda-tanda vital Data pasien Nilai normal Keterangan


Tekanan darah 120/80 mmHg <130/<85 mmHg Normal
Denyut nadi 100 x//menit 60-100 x/menit Normal
Frekuensi pernafasan 26 x/menit 12-20 x/menit Takipnea
Suhu tubuh - 36,4-37,6oC -
• Mata o Pulmo
o Anemis (-/-) - Inspeksi : dinding dada simetris, otot
o Ikterik (-/-) bantu nafas (+)
- Palpasi : fremitus dalam batas normal
• Hidung - Perkusi : sonor disemua lapang paru
o tidak ada data - Auskultasi : suara dasar vesikuler

• Leher: • Abdomen
o Trakea - Inspeksi : tidak ada bekas luka jahitan,
Letak tengah datar
o Pembesaran KGB (-) - Auskultasi : bising usus normal, bruit (-)
o JVP 5 ± 2 (normal) - Perkusi : timpani
- Palpasi : hepar tidak teraba, HJR tidak
meningkat
• Thoraks
o Cor
• Ekstremitas
- Inspeksi : Ictus cordis terlihat di SIC V 1
jari medial LMCS - Sianosis (-)
- Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 1 jari - Clubbing finger (-)
medial LMCS - Akral dingin (+)
-Perkusi : batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : dalam batas normal
- Rontgen thorax PA :
• Cardiothoraxrasio (CTR) 49% (normal < / = 50%)
- EKG : ST Elevasi Inferior

- Rontgen thorax PA :
• Cardiothoraxrasio (CTR) 49% (normal < / = 50%)
- EKG : ST Elevasi Inferior
- Rontgen thorax PA :
• Cardiothoraxrasio (CTR) 49% (normal < / = 50%)
- EKG : ST Elevasi Inferior
Irama sinus Axis = Normal
HR = 300/6 = 50 ST interval = Naik
Laboratorium Darah
Parameter Data Pasien Nilai Normal Keterangan
Hb 13 g% 13-17 g/dl Normal
Leukosit 7.000 3.500-10.500 Normal
Trombosit 250.000 150.000-400.000 Normal
Hematokrit 39% 38,8-50% Normal
GDS 300 mg/dl <200 mg/dl Tinggi
Ureum 45 mg/dl 8-20 mg/dl Tinggi
Kreatinin 1,5 mg/dl 0,15-1,5 mg/dl Normal
SGOT 22 U/L <37 Normal
SGPT 32 U/L <42 Normal
Kolesterol total 300 mg/dl <200 Tinggi
Trigliserida 320 mg/dl 40-160 mg/dl Tingi
HDL 30 mg/dl 30-70 mg/dl Normal

LDL 200 mg/dl 130-159 mg/dl Tinggi

CKMB 30 U/L <24 U/L Tinggi

Troponin T 0,5 mg/ml <0,1 mg/ml Tinggi


2. DIAGNOSIS BANDING

 Perikarditis
- Pengertian
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik
parietal maupun visceral yang membungkus jantung.

- Etiologi
Infeksi :
• Bakteri : streptokokus, meningokokus, gonokokus.
• Virus : coxsakie, influenza.
• Jamur : riketsia, parasit.
- Tanda dan Gejala perikarditis

Tanda yang khas :


• friction rub (suara tambahan) adalah bisin gesek yang terjadi karena kantong
berisi cairan membengkak.

Gejala-gejala :
- Sesak nafas saat bekerja,
- Panas badan 39◦c-40◦c,
- Kadang nyeri dada,
- Effuse cardial,
- Nyeri dapat menyebar dari leher, bahu, pungung atau perut,
- Rasa tajam menusuk,
- Berkeringat,
- Test diagnostik
• Foto rontge. Bisa normal bila efusi perikardium hanya sedikit, tetapi dampak
tampak bayangan jantung membesar dengan vaskularisasi paru normal dan adanya
efusi perikardium yang banyak.
• Pada efusi perikardium gambaran rontgen toraks memperlihatkan suatu konfigurasi
bayangan jantung berbentuk buli-buli air, tapi dapat juga normal atau hampir
normal.
• EKG. Memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan rsiprokal, voltase QRS
yang rendah tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa
fibrilasi atrium.

- Penatalaksanaan
Obat : Dexamethasone dan Ampicilin.
 Miokarditis
- Pengertian Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi
alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi.

- Etiologi
Infeksi :
a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, influenza, adenovirus, arbovirus)
b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococispyogenis, staphiloccus aureus,
haemophilus pneumoniae, salmonella, mycoplasma pneumonia)
c. Jamur (candida, aspergilus)
d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma)
• Non-infeksi
a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hipersensitifitas
- antibiotik(sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin, streptomicyn)
- anti tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)
- anti konfulsan (phenindion, phenition)
- anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)
b. Obat-obatan tidak reaksi hipersensitifitas. (kokain, siklofosfamid, litium, interferon alfa).
c. Penyebab lain : radiasi dan giant cell
- Pemeriksaan penunjang
1. EKG
a. Muncul kelainan sinus takikardi, perubahan segmen ST dan gelombang T serta low
voltage. Kadang ditemukan AV block total yang sifatnya sementara dan hilang
tanpa bekas, QT memanjang
2. Foto thorak
a. Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru
b. Dapat ditemukan gagal jantung kongestif dan edema paru.
- Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan infeks penyabab
2. Pengendalian terhadap gagal jantung
3. Transplantasi jantung
4. Mengurangi atau menurunkan faktor resiko yang dapat diubah
5. Oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah
6. Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri seperti morfin dan meperidin
7. Diuretik untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah dan
mempertahankan fungsi ginjal.
3. Anatomi Jantung
4., A. Definisi ACS
• Kumpulan gejala klinis iskemia miokard yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke
miokardium dengan gambaran perubahan segmen ST pada EKG.

4., A. Etiologi ACS


Adanya sumbatan pada pembuluh darah jantung, akibat :
1. timbunan lemak (aterosklerosis) dan plak dalam pembuluh darah darah
2. Vasokontriksi
3. Infeksi pada pembuluh darah
4. Trombus
4. B. Klasifikasi

• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan biomarka


jantung, sindrom koroner akut dibagi menjadi :
1. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST)
2. Infark miokard akut non- elevasi segmen ST (IMA_NEST)
3. Angina Pektoralis tidak stabil (APTS )
4., C. Epidemiologi
• Data WHO menunjukkan akibat penyakit kardiovaskular,
terjadi 4 juta kematian setiap tahunnya pada 49 negara di
benua Eropa dan Asia Utara. Data yang dikeluarkan oleh
American Heart Association (AHA) pada tahun 2016
menyebutkan 15,5 juta warga Amerika memiliki penyakit
kardiovaskular
• Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan bahwa secara nasional
terdapat 0,5% prevalensi penyakit jantung koroner yang didiagnosis dokter. Prevalensi
tersebut paling tinggi di provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta dan Ace
• Di provinsi DKI Jakarta pada tahun 2008-2009 berdasarkan Jakarta Acute Coronary
Syndrome Registry, terdapat 2103 pasien sindroma koroner akut dan 654 di antaranya adalah
ST elevation myocardial infarction (STEMI)
4. d) patofisiologi
• SKA merupakan suatu nekrosis miokard yang
disebabkan oleh karena robekan sampai sumbatan
mendadak aliran darah koroner.
• Hal ini sebagian besar disebabkan ruptur plak aterom
yang kemudian dilanjutkan dengan proses
vasokonstriksi, reaksi inflamasi, trombosis dan
embolisasi.
• Luasnya nekrosis miokard tergantung pada; lokasi dan
lamanya waktu sumbatan berlangsung, luasnya area
miokard yang diperdarahi pembuluh darah tersebut
dan ada tidaknya pembuluh kolateral.
4., E. Tanda dan Gejala

- Nyeri dada tipikal maupun atipikal


- Tipikal : Rasa tertekan/Berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher,
rahang, area interskapular, bahu, atau epigastrium.
- Berlangsung Intermitten / Beberapa menit atau persisten ( >20 menit ).
- Disertai keluhan : diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, sinkop.
Gambaran Klinis Infark Miokard Dengan Non Elevasi Segmen ST (NSTEMI)

1. Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadangkala di epigastrium


dengan ciri seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar.
2. Nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang
sering ditemukan pada NSTEMI.
3. Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahawa mereka yang
memiliki gejala dengan onset baru angina berat/terakselerasi memiliki prognosis
lebih baik dibandingkan dengan yang memiliki nyeri pada waktu istirahat.
4. Gejala khas rasa tidak enak di dada iskemia pada NSTEMI telah diketahui
dengan baik.
5. Gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaforesis, sinkop atau nyeri di lengan,
epigastrium, bahu atas, atau leher juga terjadi dalam kelompok yang lebih besar
pada pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun
• Gambaran Klinis Infark Miokard Dengan Elevasi Segmen ST (STEMI)
• 1. Nyeri dada dengan lokasi substernal, retrosternal, dan
prekordial.
• 2. Sifat nyeri seperti rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
• 3. Penjalaran biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang
bawah, gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke
lengan kanan.
• 4. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat, atau obat
nitrat.
• 5. Gejala yang menyertai seperti mual, muntah, sulit bernafas,
keringat dingin, cemas dan lemas.
• Gambaran Klinis Angina Tak Stabil
• 1. Keluhan pasien umumnya berupa angina untuk
pertama kali atau keluhan angina yang bertambah dari
biasa.
• 2. Nyeri dada seperti pada angina biasa tapi lebih berat
dan lebih lama, mungkin timbul pada waktu istirahat,
atau timbul karena aktivitas yang minimal.
• 3. Nyeri dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual,
sampai muntah, kadang-kadang disertai keringat dingin.
• 4. Pada pemeriksaan jasmani seringkali tidak ada yang
khas.
4., F. Faktor Resiko

Berdasarkan jenis nya, ada faktor resiko yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah, yakni : 1.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Dan Riwayat Keluarga

2. Faktor resiko yang dapat diubah :


- Peningkatan kolestrol total,LDL, Trigliserida, Apolipoprotein
B, hipertensi, merokok, GTG, dll.
4., G. Diagnosis
• Anamnesis
 Jenis kelamin
 Umur
 Riwayat hipertensi,merokok dan diabetes mellitus
 Riwayat nyeri dada tipikal atau atipikal
 Riwayat adanya keringat dingin, mual/muntah, nyeri abdominal dan sinkop
 Riwayat sesak napas dan lemah mendadak yang sulit diuraikan
 Riwayat penyakit jantung koroner
• Pemeriksaan Fisik
Reguritasi katup mitral akut, suara jantung tiga (S3), ronkhi basah halus, dan
hipotensi diperiksa untuk mengidentifikasi komplikasi iskemia. Ditemukannya
tanda-tanda reguritasi katup mitral akut, hipotensi, diaforesis, ronkhi basah halus,
atau edema paru meningkatkan kecurigaan terhadap SKA. Pericardial friction rub
karena perikarditis, kekuatan nadi tidak seimbang, dan reguritasi katup aorta akibat
diseksi aorta, pneumotoraks, nyeri pleuritik disertai suara napas yang tidak
seimbang perlu dipertimbangkan.
• Pemeriksaan Penunjang
 EKG
 Biomarka Jantung
 Non-invasif
 Invasif ( angiografi koroner )
 Laboratorium
 Foto polos dada
• Pemeriksaan Penunjang
 EKG
 Biomarka Jantung
 Non-invasif
 Invasif ( angiografi koroner )
 Laboratorium
 Foto polos dada
4., H. Tatalaksana
Non – Farmako
• Olah raga teratur, batasi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengontrol Tekanan
Darah dan kadar Gula Darah, mengusahankan dan mempertahankan berat badan
Ideal dan diet rendah kolesterol.
• Konsumsi Antioksiadan : flavoid teh Hijau, minyak olive dan wine merah.
• Diet rendah lemak trans dan jenuh. Konsumsi asam lemak, buah, sayur segar, dan
kacang-kacangan.
Obat penurun kolesterol
• Statin
• Fibrat
• Niasin
• Bile acid squestrant
• Ezetimibe
• Penanganan awal nyeri dada atau diduga suatu Iskemia atau infark jantung
a. Lakukan ABC, pemasangan monitor, serta siapkan alat resusitasi dan defibrilasi.
b. Berikan O₂, nitrogliserin sublingual atau spray, aspirin dosis awal 160-325 mg,
dan morfin intravena bila diperlukan
c. Pasang EKG 12 sadapan, bila ditemukan stemi rujuk atau persipkan terapi
reperfusi.
4., I. Komplikasi
• Aritmia
• Gagal jantung
• Syok Kardiogenik
• Komplikasi Mekanik :
1. ruptur dinding ventrikel
2. regurgitasi Mitral Akut
4., J. Prognosis
Prognosis tergantung daerah jantung yang
terkena, beratnya gejala, ada tidaknya
komplikasi.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar