Você está na página 1de 29

ANALISA RESIKO

KEBAKARAN
Kelompok 2
Vera Sulistyowati (201601010)
Mahnusa Ulfa (201601011)
Chania Putri Sherlita (201601018)
Nanda Fitria Ningsih (201601025)
Rizky Puput Fauzal Fatha M (201601032)
Raina Resty Nur Ramadhani (201601035)
Tri Agnus Dei (201601036)
Sovia Fitria Tunizan (201601038)
Bunaya Hardiyanti (201601039)
Definisi

Kebakaran adalah salah satu bencana yang seringkali terjadi di


perkotaan. Menurut Purbo, Kebakaran merupakan bahaya yang
mengancam keselamatan jiwa manusia atau harta benda jika nyala
api yang tidak terkendali (Rahmad, Kristiawan, & Sambowo, 2016).

Kebakaran terjadi sebagai reaksi segitiga api (fire triangle) yaitu reaksi
dari bahan yang mudah terbakar (fuel) oksigen dan panas (heat).

Menurut Effendi, tingginya korban jiwa akibat kebakaran di perkotaan


pada umumnya disebabkan korban tidak mampu keluar dari
bangunan saat kebakaran akibat keterbatasan fisik, seperti anak-
anak, manula dan penyandang cacat (Bagir & Buchori, 2009).
Definisi kebakaran menurut Perda DKI No.8 Tahun 2008,
adalah suatu peristiwa atau timbulnya kejadian yang tidak
terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa
maupun harta benda.

Menurut PerMen PU No.26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran


adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman
potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal
kebakaran hingga penjalaran api yang menimbulkan asap
dan gas.

Menurut NFPA kebakaran didefinisikan sebagai suatu


peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan
bakar, oksigen, dan sumber energi atau panas yang
berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera
bahkan kematian.
Teori Api

Definisi dari Api menurut National Fire


Protection Association (NFPA) adalah suatu
massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan
dalam proses kimia oksidasi yang berlangsung
dengan cepat dan disertai pelepasan energi atau
panas.Timbulnya api ini sendiri disebabkan oleh
adanya sumber panas yang berasal dari berbagai
bentuk energi yang dapat menjadi sumber
penyulutan dalam segitiga api.
Soehatman Ramli menjelaskan bahwa api tidak terjadi begitu
saja tetapi merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan
bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal
dengan segitiga api (fire triangle). Menurut teori ini kebakaran
terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi unsur api yaitu:

Bahan bakar (Fuel), yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair,
atau gas yang dapat terbakar yang bercampur dengan oksigen
dari udara.

Sumber panas (Heat), yaitu yang menjadi pemicu kebakaran


dengan energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara
bahan bakar dan oksigen dari udara.

Oksigen, terkandung dalam udara. Tanpa adanya udara atau


oksigen, maka proses kebakaran tidak dapat terjadi.
Pada proses penyalaan, api mengalami empat tahapan, mulai dari
tahap permulaan hingga menjadi besar, berikut penjelasannya:

Incipien Stage (Tahap Permulaan)


Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi
terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama
periode tertentu.

Smoldering Stage (Tahap Membara)


Partikel pembakaran telah bertambah, membentuk apa yang kita lihat
sebagai “asap”. Masih belum ada nyala api atau panas yang
signifikan.
Flame Stage
Tercapai titik nyala, dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai
berkurang, sedangkan panas meningkat.
Heat Stage
Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap, dan gas beracun
dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya
sangat cepat, seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri.
Klasifikasi kebakaran

Berdasar Permenaker Nomor : 04/MEN/1980


penggolongan atau pengelompokan jenis kebakaran
menurut jenis bahan yang terbakar, dimaksudkan untuk
pemilihan media pemadam kebakaran yang sesuai.
Pengelompokan itu adalah :

Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat


kecuali logam, seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet,
busa dll. yang sejenis dengan itu.
Alat pemadam: air sebagai pemadam utama
Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas
yang mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak,
alkohol, LPG dll. yang sejenis dengan itu.
Alat pemadam: jenis basa sebagai alat pemadam pokok
Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang
bertegangan
Alat pemadam:dry chemical, CO2, gas hallon
Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti
: aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu.
Alat pemadam:bubuk kimia kering (drysand, bubuk pryme)
Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas
yang mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak,
alkohol, LPG dll. yang sejenis dengan itu.
Alat pemadam: jenis basa sebagai alat pemadam pokok

Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang


bertegangan
Alat pemadam:dry chemical, CO2, gas hallon

Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti :


aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu.
Alat pemadam:bubuk kimia kering (drysand, bubuk pryme)
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran

Menurut Perda DKI Jakarta No.8 Tahun 2008, potensi


bahaya kebakaran adalah tingkat kondisi atau keadaan
bahaya kebakaran yang terdapat pada obyek tertentu
tempat manusia beraktivitas. Berikut uraian
klasifikasinya:

Bahaya kebakaran ringan


Mempunyai nilai dan kemudahan terbakar rendah,
melepaskan panas rendah, penjalaran api lambat.
Contoh : tempat ibadah, perkantoran, pendidikan, ruang
makan, ruang rawat inap, penginapan, hotel, museum,
penjara, perumahan.
Bahaya kebakaran sedang 1

Mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan


bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter,
melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang. Contoh :
penampungan susu, restoran, pabrik kaca, pabrik asbestos, pabrik
balok beton, pabrik es, restoran, pabrik pengalengan ikan, daging,
tempat pembuatan perhiasan.

Bahaya kebakaran sedang 2

Mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, penimbunan


bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 (empat)
meter, melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.
Contoh : pabrik roti, pabrik minuman, pabrik pengolahan kulit, pabrik
baterai, pabrik bir, pabrik bohlam, tempat parkir, pabrik mobil dan
motor, pelabuhan, kantor pos.
Bahaya kebakaran sedang 3
Mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar agak tinggi,
menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran api agak cepat.
Contoh : pabrik yang membuat barang dari karet dan plastik,
pabrik karung, pabrik pesawat terbang, pabrik peleburan metal,
pabrik gula, pabrik lilin, pabrik pakaian, pabrik kertas, pabrik
sepatu, pabrik karpet.

Bahaya kebakaran berat 1


Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta
penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran. Contoh :
bangunan bawah tanah, subway, hanggar pesawat terbang,
pabrik korek api gas, pabrikpengelasan, pabrik foam plastik dan
karet, kilang minyak, pabrik pengecoran logam, pabrik yang
menggunakan bahan baku yang mempunyai titik nyala 37,9°C
(100°F).
Bahaya kebakaran berat 1
Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta
penjalaran api cepat apabila terjadi kebakaran. Contoh :
bangunan bawah tanah, subway, hanggar pesawat terbang,
pabrik korek api gas, pabrikpengelasan, pabrik foam plastik dan
karet, kilang minyak, pabrik pengecoran logam, pabrik yang
menggunakan bahan baku yang mempunyai titik nyala 37,9°C
(100°F).

Bahaya kebakaran berat 2


Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan panas sangat
tinggi serta penjalaran api sangat cepat apabila terjadi
kebakaran. Contoh : pabrik selulosa nitrat, pabrik yang
menggunakan dan menyimpan bahan berbahaya.
Faktor dan sebab-sebab kebakaran

Bahaya listrik
Kebakaran akibat listrik sering terjadi di kantor – kantor
dibandingkan dengan rumah.Penyebabnya bisa berawal dari
kontak/sirkuit listrik yang terlalu banyak atau kontak yang terlalu
panas, dan kabe – kabel yang tidak aman. Kekurangan jumlah
stop kontak yang menyebabkan penggunaan adaptor juga akan
menyebabkan kebakaran. Bahaya listrik memerlukan electrical
audit untuk mengecek kabel yang tidak aman maupunkabel yang
memiliki terlalu banyak beban.

Hot work
Kebakaran yang disebabkan oleh hot work sering berasal dari
sumber – sumber yang tidak diperkirakan, sehingga sebaiknya
perkantoran mengurangi portable heater seperti oven, kompor
dan lain – lain.
Mesin
Mesin yang sangat panas dapat menyebabkan kebakaran,
sehingga harus secara teraturdi servis. Tempat pembuangan
udaranya harus selalu dibersihkan untuk mencegahterjadinya
pemanasan mesin.

Rokok
Merupakan salah satu penyebab kebakaran di tempat
kerja. Rokok seharusnya dilarangdi daerah kerja dimana bahan –
bahannya mudah terbakar.

Cairan yang mudah terbakar


Dalam pencegahannya, cairan yang mudah terbakar seharusnya
disimpan dalam tempatyang tertutup logam. LPG juga
merupakan cairan yang mudah terbakar dan harusdisimpan
secara aman
Bad Housekeeping
Seperti print-out komputer atau berkas – berkas yang masih
berserakan di atas meja,peralatan listrik seperti komputer
yang masih tersambung aliran listrik bisa sajamemicu
timbulnya kebakaran. Perlu ada kebijakan kantor yang
membiasakan seluruhkaryawannya untuk disiplin melakukan
prosedur-prosedur pencegahan sebelummeninggalkan ruang
kerjanya pada jam pulang kantor.

Kebakaran yang disengaja


Merupakan usaha percobaan untuk menutupi kriminalitas
atau berasal dari perselisihan perorangan. Perusahaan dapat
mencegah kebakaran yang disengaja dengan memastikan
sistem proteksi kebakaran dites secara berkala
Sebab-sebab Kebakaran :

Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti :


kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan
bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan
bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya
kesadaran pribadi atau tidak disiplin.

Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan


dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi,
gempa bumi, petir, angin dan topan.
Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada
gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan
udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang
mudah meledak atau terbakar.

Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu,


misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim
asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis
pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Peralatan Pemadaman Kebakaran

Untuk mencegah dan alat pemadam kebakaran sederhana

Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side
effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan
kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat
daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa
karet/plastik.

Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak
masuk sehingga api padam.Caranya dengan menimbunkan pada benda
yang terbakar menggunakan sekop atau ember

Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk
menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah
tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.

Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu


penyelamatan dan pemadaman kebakaran.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya
kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan
jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air
(water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas
halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti
benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar
sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung
karena dorongan gas bertekanan.
KARAKTERISTIK APAR :

APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis


kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu
diidentifikasi jenis bahan terbakar.

APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR
kimiawi ideal dioperasikan pada suhu kamar

Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum


terus menerus 8 detik.

Bila telah dipakai harus diisi ulang

Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.


PEDOMAN SINGKAT ANTISIPASI DAN TINDAKAN PEMADAMAN
KEBAKARAN

Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan,


mudah dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung
benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri tanda segitiga
warna merah panjang sisi 35 cm.

Siagakan APAR selalu siap pakai.

Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang,


identifikasi bahan terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.

Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu


orang lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi
petugas pemadam kebakaran.

Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara


tepat dan tenang.
Alat Pemadam Kebakaran Besar

Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula


yang bekerja secara otomatis.

Sistem hidran mempergu-nakan air sebagai pemadam


api. Terdiri dari pompa, saluran air, pilar hidran (di luar
gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang
landas, pipa kopel, pipa semprot dan kumparan slang

Sistem penyembur api (sprinkler system), kombinasi


antara sistem isyarat alat pemadam kebakaran.

Sistem pemadam dengan gas.


Analisa Resiko kebakaran

Berdasarkan hasil pengamatan proyek pembangunan


gedung stikes Bina Sehat PPNI penyebab kebakaran jika
dilihat dari sumber kebakaran disebabkan karena ada bahan
yang mudah terbakar, dan ada pemicu untuk terjadinya
kebakaran dari instalasi listrik. Identifikasi bahaya kebakaran
di stikes Bina Sehat PPNI meliputi :
1. Kertas
2. Bahan kimia
3. Kain
4. Peralatan elektronik
5. Instalasi listrik
Menurut Ramli (2010), nyala api terjadi karena adanya tiga
unsur, yaitu “bahan bakar” (fuel), “panas” (heat) dan
“oksigen” (O2). Bahan bakar (fuel), yaitu unsur bahan bakar
baik padat, cair atau gas yang dapat terbakar dan bercampur
dengan oksigen dari udara.

Bahan mudah terbakar


Bahan mudah terbakar pada proyek pembangunan gedung
STIKes Bina Sehat PPNI yaitu kertas yang berbentuk
dokumen yang banyak terdapat diruang perkatoran, bahan
kimia yang berupa obat dan bahan pembersih ruangan, kain
disetiap ruangan yang berupa gorden, taplak meja, kain
penutup tempat tidur. Kertas dan kain tergolong dalam
bahan padat, sedangkan bahan kimia cair tergolong dalam
bahan cair.
Sumber panas
Sumber panas pada proyek pembangunan gedung
STIKes Bina Sehat PPNI terdiri dari berbagai macam
bentuk seperti sumber panas mekanis

Oksigen
Pembakaran tidak akan terjadi apabila kadar oksigen
kurang dari 12% dari 21% oksigen di udara bebas,
bahkan terdapat unsur ke empat yang mendukung
terjadinya kebakaran atau disebut reaksi berantai, yaitu
tanpa adanya reaksi pembakaran api tidak dapat hidup
secara terus menerus. Oksigen berasal dari udara bebas
dan oksigen yang berada di ruangan.
Terimakasih

Você também pode gostar