Você está na página 1de 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DISLOKASI

ANNISA NUR NAZMI


Pengertian

Dislokasi merupakan suatu keadaan dimana tidak


menyinggungnya antara rawan yang satu dengan
rawan yang lainnya, sedangkan sublukasi
merupakan deviasi hubungan normal antara rawan
yang satu dengan rawan yang lainnya yang masih
saling bersentuhan (Price & Wilson, 2005).
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana
permukaan sendi tulang yang membentuk sendi
tak lagi dalam hubungan anatomis.Dislokasi
traumatik adalah kedaruratan ortopedi, karena
struktur sendi yang terlibat, pasokan darah, dan
saraf rusak susunannya dan mengalami stress
berat (Smeltzer & Bare, 2001).
Anatomi dan Fisiologi Sendi

Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua


tulang berada saling berdekatan.Fungsi utama sendi
adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam
tubuh.
Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari :
• Sendi sinartrosis (sendi tidak bergerak sama sekali)
• Sendi amfiartrosis (sendi bergerak terbatas)
• Sendi diartrosis/sinovial (sendi bergerak bebas)
KLASIFIKASI DISLOKASI

• Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut


1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini
disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak
dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia)
akibat oedema (karena mengalami pengerasan).
KLASIFIKASI DISLOKASI

• Berdasarkan tipe kliniknya dibagi


1. Dislokasi Akut
• Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.
Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar
sendi
2. Dislokasi Berulang
• Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh
frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma
yang minimal
Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas :
• Fibrosa
• Kartilago
1. Sinkondrosis
2. Simfisis
• Sinovial
Etiologi

Dislokasi dapat disebabkan oleh:


 Faktor penyakit atau trauma
 Karena dapatan (acquired)
 Kongenital
Patofisiologi

Bila luka yang disebabkan oleh trauma cukup parah sehingga merusak
jaringan ligamentum dan kapsula maka dapat mengalami suatu
dislokasi dan pindah dari letaknya semula.Jaringan saraf dan
pembuluh darah yang berdekatan dapat terganggu maka kerusakan
vertebra servikalis, medula spinalis dapat mengalami kerusakan atau
saraf untuk muskulus deltoideus dapat terganggu bila ada dislokasi
bahu.
Apabila salah satu atau beberapa tulang yang berhubungan dengan
sendi yang mengalami dislokasi itu patah, maka keadaan itu disebut
dislokasi fraktur dari pada sendi yang bersangkutan. Pada suatu
subluxatio, kerusakan ligamentum dan kepala kapsula tidaklah
menyeluruh dan derajat perubahan letak tidak seberat dislokasi
sebenarnya.
Tanda dan gejala

Menurut Helmi (2012) tanda dan gejala dislokasi,


meliputi :
• Nyeri pada sendi
• Deformitas pada persendian
• Gangguan gerakan sendi
• Pembengkakan sendi
• Perubahan panjang ekstremitas
• Kehilangan mobilitas normal
• Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
• Kekakuan
Komplikasi

 Komplikasi Dini :
 Cedera saraf
 Cedera pembuluh darah
 Fraktur dislokasi
 Komplikasi Lanjut :
 Kekakuan sendi bahu
Imobilisasi yg lama
Psian usia 40 th terjadi kehilanagan rotasi
lateral
 Dislokasi yang berulang
 Kelemahan otot
Penatalaksanaan Medis

Menurut Suratun (2008) penatalaksanaan dislokasi,


meliputi :
• Sendi yang terkena dimobilisasi saat klien dipindahkan
• Dislokasi direduksi atau direposisi
• Diimobilisasi dengan bidai, gips, atau traksi sampai
posisi stabil
• Kompres es selama 20-30 menit secara intermiten
selama 24 jam
• Ekstremitas ditinggikan setinggi jantung untuk
mengontrol pembengkakan dan memberi istirahat
• Setelah reduksi, lakukan gerakan aktif lembut 3-4
kali/hari
• Tingkatkan kenyamanan
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
 Identitas Klien
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang
• Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari disklokasi yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit.
- Riwayat Penyakit dahulu
Ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta
penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang
dapat memperparah keadaan klien dan menghambat
proses penyembuhan.
- Riwayat Penyakit keluarga
 Pengkajian Pola Gordon
• Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum dan kesadaran
 Neurologis (spasme otot, kesemutan)
 Keadaan ekstremitas

• Pemeriksaan Diagnostik
 Rontgen
 CT Scan
 MRI
Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran


fragmen tulang
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kesulitan dalam menggerakan sendi
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan
kondisi kesehatan
Intervensi Keperawatan
N Tujuan & Kriteria Hasil
Diagnosa Intervensi (NIC) Rasional
o (NOC)

1. Nyeri akut Nyeri berkurang atau 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui


berhubungan hilang, dengan KH : perkembangan klien
dengan  Ekspresi wajah
pergeseran sendi tampak rileks. 2. Kaji skala nyeri. 2. Mengetahui intensitas
 Skala nyeri 0-3 nyeri.

3. Ajarkan teknik distraksi 3. Untuk mengalihkan


atau relaksasi. perhatian agar pasien
tidak terfokus pada
nyeri.
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk 4. Membantu mengurangi
pemberian analgetik nyeri.
2. Hambatan Dapat melakukan 1. Kaji tingkat mobilisasi 1. Untuk menentukan
mobilitas fisik kembali aktivitas secara klien. intervensi selanjutnya.
berhubungan normal, dengan KH :
dengan kesulitan  Dapat 1. Mencegah terjadinya
dalam mempertahankan 1. Lakukan latihan ROM kontraktur.
menggerakan gerakan sendi secara pasif.
sendi. secara maksimal. 1. Alat bantu memperingan
 Kekuatan otot 1. Anjurkan penggunaan mobilisasi klien.
pasien maksimal alat bantu, jika
diperlukan.
1. .
1. Kolaborasi dengan ahli
physioterapi untuk
N Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
o Hasil (NOC)

2 Hambatan Dapat melakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk


mobilitas fisik kembali aktivitas mobilisasi klien.
berhubungan secara normal, menentukan
dengan kesulitan dengan KH : intervensi
dalam Dapat
menggerakan mempertahankan selanjutnya.
sendi. gerakan sendi
secara maksimal.
Kekuatan otot 2. Lakukan latihan 2. Mencegah
pasien maksimal ROM secara pasif. terjadinya
kontraktur.
3. Anjurkan 3. Alat bantu
penggunaan alat
bantu, jika memperingan
diperlukan. mobilisasi klien.

4. Kolaborasi dengan 4.
ahli physioterapi
untuk
N Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
o Hasil (NOC)

3 Ansietas Kecemasan klien 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


berhubungan teratasi, dengan ansietas. tingkat
dengan KH : kecemasan.
perubahan Tampak rileks
kondisi Tidak bertanya- 2. Bantu klien 2. Mengurangi
kesehatan tanya mengungkapka kecemasan
n rasa klien.
cemasnya.
3. Agar klien
3. Berikan mengetahui
informasi yang tentang
benar tentang penyakitnya
penyakit yang dan tidak
dialami klien. cemas lagi.

Você também pode gostar