Você está na página 1de 88

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

BY:
NI WAYAN DWI ROSMALAWATI
TUJUAN PERKULIAHAN:
Pada akhir sesi mahasiswa dapat memahami
tentang:
• Pengertian tumbuh kembang
• Ciri-ciri dan prinsip tumbang
• Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Periode dan tahapan tumbang anak
• Gangguan tumbang balita dan anak prasekolah
• Aspek perkembangan yang dipantau
• SDIDTK
Pengertian Tumbang
• Pertumbuhan (growth) adalah proses
bertambahnya jumlah atau ukuran sel
dan tidak dapat kembali ke bentuk semula
(irrevesibel)
• Hal ini ditandai dengan peningkatan ukuran tubuh
dan organ-organ yang berbeda.
• Oleh karena itu, pertumbuhan bisa diukur dan
dapat dinyatakan dengan angka, grafik, dsb,
misalnya dalam satuan sentimeter atau meter dan
kilogram (Suraj, 2004).
• Perkembangan (development) merupakan
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan (Riyadi, 2009)
• Perkembangan adalah proses menuju ketingkat
kedewasaan atau pematangan, tidak dapat diukur
tetapi hanya dapat dinikmati .
Ciri-ciri tumbang:
1. Perubahan dalam aspek fisik dan psikis
2. Lenyapnya tanda-tanda yang lama
3. Perubahan dalam proporsi
4. Diperoleh tanda-tanda baru
Prinsip tumbang:
• Proses yang teratur, berurutan, rapi dan
kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor
genetik
• Pola yang sama, konsisten dan kronologis,
dapat diprediksi variasi waktu muncul
(omset), lama, dan efek dari tiap tahapan
tukembangan
Cont....(prinsip tumbang)
• Mempunyai ciri khas
• Never ending process seumur hidup dan
meliputi seluruh aspek
• Cephalocaudal
• Proximodistal
• Differensiasi

Hal yang unik, setiap individu cenderung


mencapai potensi maksimum
perkembangannya
Tugas Perkembangan
• Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau
diperlambat
• Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan
sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya
• Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbang:
1.Faktor genetik
- faktor keturunan -- masa konsepsi
- bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang
kehidupan
- menentukan beberapa karakteristik seperti
jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa
keunikan psikologis seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya
dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga diperoleh hasil akhir yang
optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
• mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi
sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan
• faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
Yang termasuk dalam faktor lingkungan ini meliputi:
• lingkungan perinatal yaitu lingkungan saat dalam
kandungan, dan
• lingkungan postnatal yaitu lingkungan setelah bayi
lahir.
Lingkungan Perinatal

• Merupakan lingkungan dalam kandungan,


mulai dari konsepsi sampai lahir meliputi
pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis
seperti zat kimia, penggunaan obat-obatan,
alkohol atau kebiasaan merokok ibu selama
kehamilan
Lingkungan Posnatal
• Budaya Lingkungan
• Sistem Sosial Ekonomi
• Nutrisi
• Status Kesehatan
• Iklim atau cuaca
• Olahraga atau Latihan Fisik
• Posisi anak dalam keluarga
• Faktor Hormonal
Tahap-tahap perkembangan anak
• Untuk materi ini, mahasiswa mencari sendiri dan
membuat ringkasan atas isi materi
• Diserahkan dalam bentuk makalah individu, dengan
format:
1. Bab 1 : Pendahuluan
2. Bab 2 : Tinjauan Pustaka:
2.1 Periode dan tahapan tumbang anak
2.2 Gangguan tumbang balita dan anak
prasekolah
2.3 Aspek perkembangan yang dipantau
3. Bab 3 : Penutup
• Masalah Tumbuh Kembang anak akhir-akhir
ini makin 
• Harapan orang tua : Kualitas anaknya baik
• Tuntutan masyarakat :
“Mengatasi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan sedini mungkin “

BAGAIMANA CARA ?
Meningkatkan kualitas
Anak
Pemantauan secara teratur dan berkala sejak
dini DETEKSI DINI

Mengoptimalkan stimulasi secara dini sesuai


tahap perkembangan anak
STIMULASI DINI

Melakukan tindakan intervensi dini jika ada


penyimpangan INTERVENSI DINI
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
• Salah satu cara deteksi dini adalah dengan METODE
SKRINING
• Skrining dapat dilakukan pada saat pemeriksaan
rutin / anak berobat di RS atau praktek
DEPKES RI & IDAI 2005
• Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak (SDIDTK)
edisi revisi

• Mudah dipahami, sederhana ,dapat dilakukan


dengan cepat
Skrining perkembangan
Deteksi dini Tumbuh
Kembang
Buku KIA
Denver II
Bayley Infant
Neurodevelopmental Screener
SDIDTK Anak

Meliputi
• Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
• Deteksi dini penyimpangan perkembangan
• Deteksi dini penyimpangan emosional.
PERKEMBANGAN ANAK
menggambarkan peningkatan
kematangan fungsi individu

• Harus dipantau secara berkala


• Bayi/Anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas,
antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, riwayat asfiksia,
hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes melitus,
gemeli dll.
• Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan
untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan
perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai umur
6 tahun
• Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) oleh depkes
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

1. Tanya perkembangan anak dengan KPSP


(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) mulai
umur 3 bulan :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 2 thn
 minimal tiap 6 bulan umur 2 - 6 thn.

2. Tanya pendengaran anak dengan TDD (tes


daya dengar) mulai umur 3 bln :
 minimal tiap 3 bln sampai umur 1 thn
 minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 thn
…Deteksi Dini Penyimpangan
Perkembangan

3. Tes penglihatan anak dengan TDL (tes


daya lihat) mulai umur 3 tahun tiap 6
bulan.

4. Gangguan perilaku dengan KMME


(kuesioner masalah mental emosional),
CHAT (checklist for autisme in toddler) dan
Conners untuk Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktifitas
Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan :

1. Pengukuran Berat badan dan Tinggi badan


2. Pengukuran Lingkar kepala
Z SCORE
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
terdiri dari :

1. Pemeriksaan perkembangan anak dengan


Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
2. Tes daya lihat (TDL)
3. Tes daya dengar (TDD)
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional
1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
bagi anak usia 36-72 bulan
2. Ceklis Autis Anak Pra Sekolah (Checklist for
Autism in Toddlers =CHAT) bagi anak usia 18-36
bulan
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak
usia 36 bulan ke atas
1. KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN
(KPSP)
• Berisi 10 pertanyaan singkat mengenai
kemampuan yang telah dicapai oleh bayi dan
anaknya.
• Tujuan : untuk mengetahui apakah
perkembangan bayi / anak normal atau ada
penyimpangan
• Jadwal rutin : tiap 3 bulan sejak usia 3 – 24 bulan
kmd tiap 6 bulan sampai usia 72 bulan.
• Tiap Usia memiliki kuesioner tersendiri
• Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan usia
bayi / anak
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) (cont..)
 9-10 pertanyaan singkat pada orang-tua /
pengasuh, tentang kemampuan yang telah dicapai
oleh anak
 mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai
umur 2 tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur
6 tahun untuk mengetahui perkembangan anak
sesuai umurnya atau terlambat
Alat :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak
2. Kertas, pensil,
3. bola karet atau plastik seukuran bola tenis,
4. kerincingan,
5. kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah,
6. benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit
kecil berukuran 0,5-1 cm
• Jika anak datang belum mencapai usia
pemeriksaan rutin, maka ibu diminta kembali
kontrol pada usia terdekat dengan pemeriksaan
rutin

• Jika ibu datang dengan masalah tumbuh


kembang anak, sedangkan umur anak bukan
umur skrining, maka lakukan skrining dengan
menggunakan formulir KPSP usia terdekat –
yang lebih muda.
Interpretasi KPSP
• Hitunglah jumlah jawaban Ya.
• Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
• Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan
anak meragukan (M)
• Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan
ada penyimpangan (P)
• Jawaban tidak harus diperinci menurut jenis
keterlambatan
• Apabila jumlah jawaban Ya = kurang dari 9, maka
perlu diteliti kembali mengenai:
• a) Cara menghitung umur anak
• b) Daftar pertanyaan, apakah sesuai dengan
umur anak
• c) Apakah jawaban orang tua/pengasuh anak
sesuai dengan yang dimaksudkannya.
Intervensi
• Bila perkembangan sesuai (S):
• Puji ibu, teruskan pola asuh anak
• Beri stimulasi sesering mungkin, tiap saat
sesuai umur dan kemampuan anak
• Lakukan pemeriksaan / skrining rutin
sesuai umur
• Perkembangan meragukan (M) :

• Beri ibu petunjuk stimulasi, lebih sering,


setiap saat untuk mengejar
ketertinggalannya
• Lacak kemungkinan gangguan kesehatan
lain yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan
• Ulangi KPSP 2 minggu kemudian
• Jika hasil tetap 7 atau 8, ulangi 2 minggu
kemudian.
• Jika hasil tetap 7 atau 8 kemungkinan ada
penyimpangan (P)
• Perkembangan ada Penyimpangan (P):
• Rujuk ke klinik tumbuh kembang RS untuk
memeriksa perkembangan anak lebih lanjut /
penanganan tim spesialistik
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
 Tujuan :
Mendeteksi secara dini penyimpangan mental
emosional pada anak pra sekolah
 Jadwal :
 setiap 6 bulan pada umur 36-72 bulan
 Alat : Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME)
 12 pertanyaan mengenai problem mental emosional
anak umur 36-72 bulan
KMME
Interpretasi : bila jawaban YA maka mengalami
masalah mental emosional
KMME
Intervensi
• Bila jawaban YA hanya satu : lakukan konseling
Buku Pedoman Pola Asuh yang Mendukung
Perkembangan Anak
• Evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan
rujuk ke RS
• Bila jawaban YA ditemukan 2 atau lebih : rujuk ke
RS memiliki fasilitas tumbuh kembang anak
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
 Tujuan :
Mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur
18-36 bulan.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan autis.
 Alat ; yang digunakan adalah CHAT ( Checklist for
Autism in’ Toddlers)
 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh
anak
5 perintah untuk anak
 Intepretasi

 Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak”


pada pertanyaan A5, A7,B2,B3 dan B4
Risiko rendah menderita autis : bila jawaban “ Tidak”
pada pertanyaan A7 dan B4
Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila
jawaban “tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4, A6; A8 – A9; B1-B5.
Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam
kategori 1,2 dan 3.
 Intervensi

 bila anak beresiko menderita


autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke
Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh
kembang anak.
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Prasekolah
Tujuan :
 Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36
bulan atas.
 Jadwal :
 Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
 10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak
 Cara deteksi dini menggunakan formulir
formulir GPPH
• Ajukan pertanyaan dengan lambat. Jelas, nyaring,
satu per satu perilaku yang tertulis pada formulir
deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua /
pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab
• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH
• Keadaan yang ditanyakan/ diamati ada pada anak
dimanapun anak berada , misal ketika dirumah.,
sekolah, pasar, toko, dll) ; setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja
• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku aak
selama dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah
semua pertanyaan telah dijawab
Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
“bobot nilai “ berikut ini dan jumlahka nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total
 Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak
 Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
anak
 Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan
GPPH
Intervensi
• Anak dengan kemampuan GPPH perlu dirujuk ke
rumah sakit yang mem tetapi memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk
konsultasi dan lebih lanjut
Bila nanti total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu ,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian.
Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat
dega anak ( orag tua, pengasuh, nenek, guru, dsb.
2. Tes Daya Dengar (TDD)
 Tujuan :
 Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
 Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami
gangguan pendengaran.
 Jadwal
 Setiap 3 bulan pada bayi umur  12 bulan
 Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan
petugas terlatih lainnya.
 Alat / sarana yang diperlukan adalah :
 Instrumen TDD menurut umur anak
 Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
 Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
 Cara melakukan TDD :
 Menghitung umur anak dalam bulan
 Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
 Pada anak umur  24 bulan :
 semua pertanyaan harus dijawab orang
tua/pengasuh anak.
 Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan
berurutan.
 Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
 Jawaban “YA” jika menurut orangtua/pengasuh,
anak dapat melakukannya satu bulan terakhir.
 Jawaban “TIDAK” jika menurut orangtua/pengasuh
anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir,
 Pada anak umur 24 bulan atau lebih
 Pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam
melakukan perintah orang
tua/pengasuh.
 Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan
perintah orang tua/ pengasuh.
 Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat
atau tidak mau melakukan perintah
orang tua/ pengasuh.
 Intepretasi
 Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
 Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/
balita atau status/catatan medik anak, jenis
kelainan.
 Intervensi
 Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman
yang ada .
 Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
 Tujuan :
 Mendeteksi secara dini kelainan daya lihat.
 Dapat melakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi besar.
 Jadwal tes daya lihat :
 Setiap 6 bulan pada anak usia pra sekolah (umur 36-37 bulan)
 Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU
dan petugas terlatih lainnya.
 Alat/ sarana yang diperlukan adalah :
 Ruang bersih, tenang, pencahayaan baik.
 Dua buah kursi, satu untuk anak, satu untuk pemeriksa
 Poster “ E” untuk digantung, dan kartu “E” untuk dipegang
anak.
 Alat penunjuk.
 Cara melakukan tes daya lihat :
 menggantungkan poster “E” setinggi mata
anak pada posisi duduk
 Letakkan kursi anak sejauh 3 meter dari
poster “E” menghadap ke poster “E”
 Letakan kursi pemeriksa disamping poster
“E”
 Mengajari anak menggunakan kartu “E”
 Beri pujian anak jika dapat melakukannya.
 Minta anak menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
 Cara melakukan tes daya lihat (lanj..)
 Tunjuk huruf “E” pada poster satu per satu
mulai baris pertama sampai baris ke empat
atau bari “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
Puji anak setiap kali dapat melakukannya
 Ulangi pemeriksaan pada mata satunya
dengan cara yang sama.
 Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat
dilihat
Mata kanan : ........, Mata Kiri : .........
 Interpretasi :
 Bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster “E”,
artinya tidak dapat mencocokan
arah kartu “E” yang dipeganggnya
dengan arah “E” pada baris ketiga
yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami
gangguan daya lihat.
 Intervensi
 melakukan pemeriksaan ulang.
Bila pemeriksaan berikutnya, anak
tidak dapat melihat sampai baris
yang sama dengan kedua
matanya, rujuk ke`Rumah Sakit
dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri,
atau keduanya).
DDST
• Denver Developmental Screening Test (DDST)
adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan anak usia 0-6
tahun
Cara Pengukuran DDST:
a. Tentukan usia anak saat pemeriksaan
b. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang
telah di tentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tian komponen
dengan batasan garis yang ada mulai motorik
kasar, bahasa, motorik halus dan personal sosial
d Tentukan hasil penilaian apakah normal,
meragukan atau abnormal
• Dikatakan meragukan apabila terdapat 2
keterlambatan/ lebih pada 2 sektor atau 2
keterlambatan/ lebih pada 1 sektor ditambah 1
keterlambatan pada 1 sektor/ lebih
• Dikatakan meragukan apabila terdapat 2
keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau terdapat 1
keterlambatan pada 1 sektor/lebih
• Dapat juga dengan menentukan ada tidaknyya
keterlambatan pada masing-masing sektor bila
menilai setiap sektor atau tidak menyimpulkan
gangguan perkembangan keseluruhan.
• DDST adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.
• DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.
• Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit)
Aspek perkembangan yang dinilai:
• Semua tugas perkembangan itu disusun
berdasarkan urutan perkembangan dan diatur
dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yag meliputi:
1. Personal Social (perilaku sosial)
• Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
• Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.
3. Language (bahasa)
• Kemampuan untuk memberikan respons terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (gerakan motorik kasar)


• Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh.
Alat yang di gunakan:

• Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-


manik, kubus warna merah-kuning, hijau-biru,
permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas dan pensil.
• Lembar formulir DDST.
• Buku petunjuk sebagai refensi yang menjelaskan
cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap
Tahap I : secara periodik dilakukan pada semua anak
yang berusia:
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
Tahap II : dilakukan pada mereka yang
dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap I. Kemudian dilanjutkan pada
eveluasi diagnostik yang lengkap.
Penilaian
• Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang
bagaimana melakukan penilaian:
• apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah
anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas
(No.Opportunity = N.O).
• Kemudian digaris berdasarkan umur kronologis
yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
• Setelah dihitung pada masing-masing sektor,
berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya
berdassarkan pedoman.
• Hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal,
Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2
sektor atau lebih.
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan
1 keterlambatan dan pada 1 sektor yang sama
tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau
lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis verikal usia.
- Tidak dapat dites
• Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil
tes menjadi abnormal atau meragukan.
Normal
• Semua yang tidak tercantum dalam kriteria
tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur
anak perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan
menggunakan patokan:
• 30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun.
• Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari
dibulatkan kebawah dan sama dengan atau lebih
dari 15 hari dibulatkan keatas

Você também pode gostar