Você está na página 1de 26

Analgesik dan Anti Inflamasi

Kelompok B
Anisa Kristianingsih
Fiqi Amnisa
M. Tap Broni
OBAT ANALGESIK

PENGERTIAN :
• Obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit
• Senyawa yang dalam proses terapeutik,
meringankan atau mengurangi rasa nyeri tanpa
memiliki kerja anestesi umum
PEMBAGIAN :
Dibedakan dalam 2 kelompok berdasarkan potensi kerja dan
mekanisme kerja
1. Analgetik berkhasiat kuat
- bekerja pada otak dan SSP
- kelompok analgesik opiat
2. Analgetik berkhasiat lemah
- bekerja pada sistem saraf perifer
- biasanya diserta sifat antipiretik, antiinflamasi dan
antireumatik
- kelompok nonsteroid antiinflamasi
ANALGESIK KUAT
1. Opium
2. Morfin
3. Heroin
4. Pethidin dan Metadon
5. Tramadol
6. Nefopam

ANALGESIK LEMAH – SEDANG


1. Derivat Asam Salisilat : Asetosal
2. Derivat P-Amino Fenol : Parasetamol
3. Derivat Pirazolon : Antalgin
4. Derivat Asam Fenamat : Asam Mefenamat
5. Derivat Asam Propionat : Ibuprofen
6. Derivat Oksikam
ANALGESIK OPIAT/ OPIUM /
NARKOTIK

• Merupakan kelompok obat yang memiliki


sifat sebagai morfin/opium
• Meskipun memperlihatkan berbagai efek
farmakodinamik yang lain, golongan obat
ini terutama digunakan untuk mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri
KERJA PADA SISTEM SYARAF PUSAT
• Menurunkan rasa nyeri dengan cara stimulasi reseptor opiat
(kerja analgetik)
• Tidak mempengaruhi kualitas indra lain pada dosis terapi
• Mengurangi aktivitas kejiwaan (kerja sedasi)
• Meniadakan rasa takut atau rasa bermasalah
• Menghambat pusat pernapasan dan pusat batuk
• Menyebabkan mual dan muntah
• Pada pemakaian berulang kebanyakan menyebabkan toleransi
dan sering juga ketergantungan

KERJA PADA SISTEM SYARAF PERIFER


• Memperlambat pengosongan lambung
• Mengurangi motilitas dan meningkatkan tonus saluran cerna
• Meningkatkan tonus otot saluran kemih
• Mengurangi tonus pembuluh darah (hipotensif)
• Menimbulkan kemerahan kulit
INDIKASI
• Nyeri yang sangat kuat, mis : nyeri akibat kecelakaan, nyeri
post op, nyeri tumor
• Batuk dan sesak

EFEK SAMPING
• Yang tidak diinginkan adalah ketergantungan psikis dan
fisik serta perkembangan toleransi pada pemakaian jangka
panjang. Karena itu pada kasus yang penyembuhannya
sudah tidak dapat diperhitungkan lagi, opiat harus diberikan
dg dosis serendah mungkin.
• Yang paling sering, mual, muntah, konstipasi dan rasa
mengantuk
• Pada dosis tinggi menyebabkan depresi napas, hipotensi
KONTRA INDIKASI
• Hipotiroidisme
• Pankreatitis

INTERAKSI
Pemberian bersama dengan alkohol dapat memperbesar
efek samping

CARA MENGATASI KERACUNAN OPIOID :


ANTAGONIS OPIOID
-Nalokson
-Levalorfan
GARAM MORFIN=MORPHIN
HCL,MST CONTINUS, MST TAB

• Merupakan standar yg digunakan sebagai pembanding


bagi analgesik opiat lainnya
• I : pengobatan nyeri berat pada perawatan
terminal
• ES : mual, muntah (khususnya pd permulaan),
konstipasi dan rasa mengantuk, pd dosis besar
memberikan depresi napas dan hipotensi,
halusinasi, ketergantungan
• KI : pada depresi akut, alkoholisme berat, akut
abdomen
FENTANIL=DUROGESIC
TRANSDERMAL

I : nyeri kronik yg sukar ditangani pd kanker


 ES dan KI = MORPHIN
CARA PAKAI TRANSDERMAL :
Tempelkan pd permukaan kulit kering, tidak terkena
sinar matahari, dan tidak berambut didaerah pinggang
atau lengan atas, dilepaskan setelah 72 jam dan
tempelkan yang baru di tempat lain
ANALGESIK ANTI INFLAMASI NON
STEROID

• Prototip obat golongan ini adalah aspirin


• Efek terapi dan efek samping obat-obat ini
sebagian besar tergantung pada penghambatan
biosintesa Prostaglandin.
• Gol. Obat ini menghambat enzim
Siklooksigenase sehingga konversi asam
arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
Efek analgesik obat mirip aspirin hanya efektif pada :
• Nyeri dengan intensitas rendah-sedang tapi efeknya
lebih lemah dari efek analgesik opiat
• Demam, tapi tidak semuanya bersifat antipiretik

Efek samping yang sering dijumpai :


• tukak lambung yang kadang disertai dengan anemia
sekunder akibat perdarahan
• Gangguan fungsi trombosit dengan akibat
perpanjangan waktu perdarahan
• Reaksi hipersensitivitas berupa rinitis, urtikaria,
asma bronchial, hipotensi
Obat AINS umumnya bersifat anti inflamasi, analgesik
dan antipiretik.
Efek antipiretiknya baru terlihat pada dosis lebih besar
daripada efek analgesiknya.

AINS relatif toksis  hanya digunakan untuk terapi


penyakit inflamasi sendi seperti arthritis rheumatoid,
osteoartritis, spondilitis ankilosa dan penyakit pirai
(GOUT)

Fungsi ginjal harus lebih diperhatikan pada penggunaan


obat AINS
DERIVAT ASAM SALISILAT :
ASETOSAL = ASAM ASETIL SALISILAT =
ASPIRIN METIL SALISILAT, NATRIUM
SALISILAT
Dosis terapi kerja cepat dan efektif sebagai antipiretik
• I: penurun demam, sakit kepala,nyeri sendi, nyeri haid, mialgia, neuralgia,
profilaksis angina pektoris dan MI (antiplatelet)
• ES:
• Gangguan GIT pada dosis besar  berikan pc
• Efek terhadap darah
• Pemakaian jangka lama menyebabkan perdarahan mukosa
lambung
• Dosis kecil untuk profilaksis trombosis koroner atau serebral
• Efek terhadap hati berkaitan dengan dosis dapat meningkatkan
SGOT dan SGPT  hepatomegali, anoreksia, mual, ikterus
• Reaksi hipersensitifitas : kemerahan pd kulit
• KI : tukak lambung, hemofilia atau def. Vit K dan kerusakan hati kronik
DERIVAT PARA- AMINO
FENOL
PARASETAMOL=ASETAMIN
OFEN, FENASETIN
• Antipiretik, sangat lemah efek anti inflamasinya
• I : penurun panas dan penghilang rasa nyeri ringan –
sedang
• ES :
– jarang terjadi
– kemerahan atau urtikaria.
– Keracunan PCT  kerusakan hati (hepatotoxic)  ensefalopati
koma dan kematian.
– Gejala keracunan berupa anoreksia, mual, muntah, sakit perut
selanjutnya gangguan hati, mis. peningkatan kadar bilirubin
• Dosis Max 4 g/hari
DERIVAT PIRAZOLON
ANTIPIRIN=FENAZON, DIPIRON=ANTALGIN,
FENIL BUTAZON

 Saat ini hanya digunakan untuk analgesik-


antipiretik, anti inflamasinya lemah
 Antipirin tidak digunakan lagi karena lebih toksik
daripada DIPIRON
 I : Dipiron hanya diberikan dalam suntikan
(Neonovapyron) atau jika analgesik-antipiretik
lain tdk dapat diberikan
 ES : Semua derivat Pirazolon menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastik dan
trombositopenia.
FENIL BUTAZON

 Saat ini tidak lagi digunakan untuk analgesik-


antipiretik karena toksisitasnya, dan hanya
digunakan untuk antiinflamasi.
 Secara klinis digunakan untuk mengobati
penyakit pirai (GOUT) akut, arthritis rematoid
dan gangguan sendi otot lainnya  hanya
digunakan bila obat lain yang lebih aman tidak
efektif lagi
DERIVAT ASAM MEFENAMAT
ASAM MEFENAMAT=PONSTAN

• I : sebagai analgesik, antiinflamasinya kurang efektif dari


Aspirin
• ES :
– dispepsia, iritasi lambung  pc,
– Usia lanjut  diare (terganggunya flora usus)
– Hipersensitifitas  eritema kulit, bronkokonstriksi
– Anemia hemolitik pernah dilaporkan.
– Di AS karena efek toksiknya tidak untuk anak < 14 th dan
wanita hamil, dan pemberiannya tidak lebih dari 7 hari.
DERIVAT ASAM PROPIONAT
IBUPROFEN=PRORIS

• I : bersifat analgesik sekuat Aspirin dengan


antiinflamasi yang tidak terlalu kuat
• ES : Terhadap sal. Cerna lebih ringan dari pada Aspirin
Eritema kulit, sakit kepala, trombositopenia jarang
terjadi.
• KI : wanita hamil dan menyusui
• Waspada pada pemberian dg Warfarin 
memperpanjang masa perdarahan
• Mengurangi efek Furosemid dan HCT, Beta Bloker,
Prazosin dan Kaptopril.
DERIVAT OKSIKAM
PIROKSIKAM=FELDENE

• Waktu paruh lebih dari 45 jam sehingga dapat


diberikan hanya sekali sehari
• I : penyakit inflamasi sendi misalnya arthritis
rematoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa
• ES : tukak lambung, pusing, nyeri kepala, eritema
kulit
• KI : hamil, penderita tukak lambung dan sedang
mengkonsumsi antikoagulan
OBAT UNTUK GOUT ARTHRITIS
(PIRAI)

Ada 2 kelompok obat penyakit pirai yaitu :


1. Obat yang menghentikan proses inflamasi akut,
mis : Kolkisin, Fenil butazon, Oksifenbutazon dan
Indometasin
2. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat mis :
Probenesid, Allopurinol dan Sulfinpirazon
KOLKISIN=COLCHICINE

• I : Antiinflamasi spesifik terhadap penyakit pirai.


• Gejala penyakit umumnya hilang 24-48 jam setelah
pemberian obat
• ES : mual, muntah dan kadang diare, depresi sum-
sum tulang, gangguan hati, alopesia umumnya terjadi
pd dosis berlebihan
• Untuk profilaksis diberikan 0,5-1 mg sehari
ALLOPURINOL=ZYLORIC

• I : pengobatan penyakit pirai kronik


dengan gagal ginjal
• ES : reaksi kulit, bila terjadi kemerahan obat
harus segera dihentikan
• Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400
mg sehari, 400-600 mg untuk penyakit yang
lebih berat.
PROBENESID=PROBENID

• I : mencegah dan mengurangi kerusakan


sendi pada penyakit pirai tidak efektif untuk
mengatasi serangan akut
• ES : gangguan sal. cerna, nyeri kepala dan
reaksi alergi
• KI : tukak lambung
SULFINPIRAZON=ANTUR
AN
• I : = Probenesid
• ES : gangguan sal cerna, dapat meningkatkan
efek insulin  pengawasan ketat bila
diberikan bersama obat tsb
• KI : tukak lambung

Você também pode gostar