Você está na página 1de 7

ANALISIS TRANSAKSIONAL (ERIC

BERNE)

Nama : Dhea Arischa Salsabila


Nim : 18006012
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Komunikasi
PENGERTIAN ANALISIS TRANSAKSIONAL
Analisis Transaksional (AT) dapat digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok.
Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh
klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses
konseling. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan
keputusan.
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan
Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional.
Transaksional maksudnya ialah hubungan komunikasi antara seseorang
dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu meliputi
bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil
analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi
komunikasi dapat menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang
mengalami masalah atau tidak.
PROSES KOMUNIKASI MENURUT ANALISIS
TRANSAKSIONAL
Menurut Harris, proses konseling AT ada beberapa tahapan, al:
a. Pada bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak
dengan klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua
pihak.
b. Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya
dengan diskusi bersama Klien ( Shertzer & Stone, 1980 :209).
c. Kemudian membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang
berisikan tentang apa yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien
akan melangkah kearah tujuan yang telah ditetapkan, dan klien tahu
kapan kontraknya akan habis.
Kontrak bagi Dusay (Cosini, 1984 : 419 ) adalah berbentuk pernyataan
klien – konselor untuk bekerja sama mencapai tujuan dan masing-
masing terikat untuk saling bertangung jawab.
d. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama klien
menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan
tercapainya tujuan konseling.
BENTUK-BENTUK TRANSAKSI (KOMUNIKASI)
MENURUT ANALISIS TRANSAKSIONAL

Gerald Corey (dalam Taufik, 2009:108) membagi jenis transaksi


menjadi tiga bagian yaitu:
1.Transaksi sejajar
Individu yang berkomunikasi dengan menggunakan ego state
tertentu sehingganya respon yang ditampilakan oleh orang lain
sesuai dengan yang diharapkan
2. Transaksi silang
Penampilan ego state seseorang sehingganya respon yang
diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3. Transaksi terselubung
Penampilan ego state seseorang yang dalam komunikasi yang
memiliki tujuan terselubung dari maksud pembicaraannya.
PENERAPAN ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM
LAYANAN KONSELING
Teknik-teknik pendekatan ini bisa diterapkan pada hubungan orang tua-
anak, belajar dikelas, pada konseling dan terapi individual serta
kelompok dan pada konseling perkawinan.
Dalam kegiatan kelompok orang- orang bisa dialami dalam suatu
lingkungan yang alamiah, yang ditandai keterlibatan dengan orang-
orang lain. Interaksi dengan kelompok lain memberikan mereka
kesempatan yang amat luas untuk mempraktekan tugas dan memenuhi
kontrak.
Memecahkan suatu permasalahan melalui kegiatan kelompok akan
membawa para anggota menghayati suatu titik dimana mereka
membuat keputusan lebih awal yang beberapa diantaranya sudah tidak
fungsional lagi dan mereka akan membuat keputusan baru yang sesuai.
Sumbangan utamanya adalah perhatiaanya transaksi-transaksi
berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.(Menurut Gerald
Corey, 1982: 394)
Menurut Lutfi Fauzan (1994:73) Secara umum Teknik-teknik yang
dapat dipilih dan diterapkan dalam Analisis Transaksional, yaitu:
Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling kesempatan
ini diberikan kepada kilen untuk;
1) menggunakan waktunya secara efektif tanpa melakukan ritual
pengunduran diri;
2) mengalami semua status ego yang biasanya dilakukan dengan
mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego Dewasa
untuk menikmati kehidupan; 3) tidak memainkan permainan
dengan cara tidak membiarkan klian memainkannya.
Protection (Proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan
setelah ia menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah
orang tua dan menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.
Potency (Potensi). Seorang konselor ahli sihir , melainkan orang
tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena
itu kemampuan konselor terletak pada keahliannya, sehingga
keterampilan tersebut efektif secara optimal.Teknik Khusus menurut
berne terdiri atas delapan teknik yaitu: Interogasi, Spesifikasi,
Konfrontasi, Eksplanasi, Illustrasi, Konfirmasi, Interprestasi,
Kristalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut, Sukardi.1984.Pengantar Teori
Konseling.Jakarta:Ghalia Indonesia
Muhammad Surya. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka
Bany Quraisy
Corey Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Pikotrapi .
Bandung: Rafika Aditama
Sukardi, Dewa Ketut . 2002. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta
Fauzan Lutfi,(1994),Pendekatan-Pendekatan Konseling
Individual;,Malang :Elang Mas.

Você também pode gostar