Você está na página 1de 35

LAPORAN KASUS

JANUARI 2019

CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Oleh:
Erwin Maurits Riwu, S.Ked
Pembimbing:
dr. Leonora J. Tiluata, Sp.JP

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
PENDAHULUAN
 Gagal jantung: Kelainan struktur atau fungsi jantung
yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memberikan
suplai darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan.
 Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan
saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan
mekanisme kompensatoriknya.
 Penyebab:
 Disfungsi miokard, endokard, perikardium, pembuluh darah
besar.
 Aritmia/gangguan irama.
 Kelainan katup.
PENDAHULUAN
 Eropa: Kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan
meningkat pada usia yang lebih lanjut, rata-rata umur 74
tahun.
 AS: Prevalensi gagal jantung mencapai 4,8 juta orang
dengan 500 ribu kasus baru per tahunnya.
 Indonesia: Setiap hari ada sekitar 400-500 pasien
berobat jalan dan sekitar 65% adalah pasien gagal jantung.
(RS Jantung Harapan Kita).
 Angka kematian cukup tinggi dan prognosa tidak begitu
baik bila penyebabnya tidak dapat diperbaiki.
BAB 2
LAPORAN KASUS
(Data diambil pada tanggal 7 Desember 2018)
 Nama : Ny. FTB
 Usia : 71 tahun
 Tanggal lahir : 12 Oktober 1947
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Tablolong
 Agama : Islam
 Suku : Solor
 Status pernikahan : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Pendidikan terakhir : SD
 MRS : Rg. Teratai, 5 Desember 2018 (Melalui Poli
Jantung)
 Jaminan : BPJS kelas III
 No. MR : 0-44-34-81
 Keluhan Utama: Bengkak pada kaki, perut dan tangan.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien datang ke Poli Jantung RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang dengan keluhan bengkak pada kaki, perut
dan tangan sejak ± 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit.
• Keluhan bengkak dirasakan memburuk sejak 3 hari
sebelum masuk Rumah Sakit yang disertai dengan rasa
pusing dan sesak napas. Keluhan sesak napas berkurang
jika pasien berbaring ke sisi kanan. Demam (-), sakit kepala
(-), makan-minum baik, BAB dan BAK lancar.
 Riwayat Penyakit Dahulu/Sebelumnya:
• Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), asam urat (-).
• Awal sakit pertama kali diketahui sekitar 2 tahun yang lalu
ketika pasien mengeluh muncul benjolan pada daerah perut.
Pasien berobat ke Poli Bedah RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang dan benjolan pada perut tersebut didiagnosis sebagai
hernia abdominalis.
• Pasien kemudian direncanakan untuk operasi, akan tetapi
melalui foto X-Ray Thorax didapatkan adanya kelainan pada
jantung dan paru-paru sehingga operasi dibatalkan. Dalam
kurun waktu 2 tahun terakhir, pasien sempat beberapa kali
dirawat inapkan di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
dengan keluhan bengkak disertai sesak napas. Pasien kontrol
teratur di Poli Jantung dan Poli Paru RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang.
 Riwayat Penyakit Keluarga: (-)
 Riwayat Pengobatan:
• Poli Jantung dan Poli Paru:
• Spironolactone
• Digoxin
• Ramipril
• Furosemide
• Clopidogrel
• Paracetamol
 Riwayat Kebiasaan:
• Merokok, minum alkohol dan makan sirih pinang.
• Pasien sehari-hari makan nasi dengan lauk terutama ikan. Pasien jarang
makan sayur dan daging.
 Riwayat Sosial-ekonomi:
 Sebelum sakit, pasien bekerja sebagai penjual agar-agar. Pasien tinggal
bersama salah seorang anaknya di rumah yang beratapkan seng, berdinding
tembok, dan berlantai keramik. Kebutuhan sehari-hari pasien dibiayai oleh
anak-anaknya.
 Kulit: Pucat (-), kuning (-), kebiruan  Leher: Pembesaran kelenjar pada
(-). leher (-), nyeri spontan (-), nyeri
 Kepala: Pusing (+), nyeri kepala (-). perabaan (-), nyeri tekan (-).
 Mata: Selaput lendir mata pucat (-  Jantung: Sesak napas (+), jantung
/-), mata kabur (-/-), mata kuning (-/- berdebar (-), nyeri dada(-).
).
 Paru: Sesak napas (+), batuk (-).
 Hidung: Pilek (-), bersin (-), hidung  Abdomen: Benjolan pada perut
gatal (-/-).
(+).
 Telinga: Gangguan pendengaran (-  GI Tract: Mual (-), muntah (-),
/-), rasa penuh di telinga (-/-), cairan
dari telinga (-/-). nyeri uluhati (-), BAB normal.
 Ginjal dan saluran kemih: BAK
 Mulut: Nyeri menelan (-), sariawan baik, warna kuning jernih, darah (-),
(-), bercak putih pada lidah (-), nafas urin berpasir (-), nyeri saat berkemih
berbau aneh (-). (-).
 Tenggorokan: Nyeri  Ekstremitas: Akral hangat,
tenggorokan (-), suara serak (-), sulit bengkak (+).
menelan (-).
 Keadaan Umum: Tampak  Status Gizi:
sakit sedang • Berat badan :Tidak dievaluasi
 Kesadaran: Compos Mentis • Tinggi badan:Tidak dievaluasi
• IMT : Tidak dievaluasi
 Tanda-Tanda Vital: • Status gizi : Tidak dievaluasi
• TD : 120/90 mmHg
• Nadi : 88 x/menit,
ireguler
• Napas : 24 x/menit
• Suhu : 36,5 C
• VAS :4
 Kulit : Pucat (-), sianosis (-), ikterik (-).
 Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut.
Bentuk wajah simetris.
 Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3
mm/3 mm), reflek cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+).
 Hidung : Rhinorea (-/-), pernapasan cuping hidung (-), deviasi septum (-),
epistaksis (-/-).
 Telinga : Otthorea (-/-). Deformitas daun telinga (-/-).
 Mulut : Sianosis (-), bibir tampak lembab, perdarahan gusi (-), mukosa
merah muda, lidah bersih.
 Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), nyeri spontan (-),
nyeri perabaan (-), nyeri tekan (-), trakea letak di tengah, pulsasi arteri karotis
teraba, bruit karotis (-).
 Thoraks : Bentuk toraks normal, tidak tampak pelebaran vena, tidak
tampak bekas tulang kosta prominen.
 Jantung:
• I : Ictus Cordis tidak terlihat
• P : Ictus Cordis teraba pada ICS 5 linea midclavicularis sinistra, thrill tidak
teraba.
• P : Batas jantung kanan pada ICS 5 linea midclavicularis dekstra. Batas jantung
kiri pada ICS 5 linea midclavicularis sinistra.
• A : S1-S2 tunggal, ireguler, murmur (-), gallop (-).
 Paru-paru anterior:
• I : Pengembangan dada simetris saat statis dan dinamis, tidak tampak penggunaa
otot bantu pernapasan, tidak terdapat pelebaran sela iga, sela iga mengambang, tidak
tampak barrel chest.
• P : Taktil fremitus kanan dan kiri normal dan simetris, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa.
• P : Sonor pada kedua lapangan paru, batas paru hepar terletak pada ICS 8 linea
midclavicularis dextra
• A : Suara napas
 Vesikuler: Ronkhi: Wheezing:
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + + - -
 Paru-paru posterior:
• I : Pengembangan dada simetris saat statis dan dinamis
• P : Taktil fremitus kanan dan kiri normal dan simetris, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak teraba massa
• P : Sonor pada kedua lapangan paru
• A : Suara napas
 Vesikuler: Ronkhi: Wheezing:
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + + - -
 Abdomen:
• I : Supel, tampak cembung, tampak benjolan berdiameter 5 cm pada daerah
epigastrium.
• A : Bising usus (+), 10 kali/menit.
• P :Teraba massa pada daerah epigastrium, nyeri tekan (-), hepatomegali(-),
splenomegali (-), undulasi (+), ascites (+).
• P : Timpani, liver span 8 cm, shifting dullness (+)

 Ekstremitas:Akral hangat, CRT < 3 detik, edema: + +


+ +
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil Pemeriksaan EKG)
6 Desember 2018
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil lab. Tanggal 5 Desember 2018)
Hitung Jenis
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
Eosinofil 3,7 %
HEMATOLGI
Basofil 1,9 (H) %
Darah Rutin Neutrofil 63,5 %

Hemoglobin 11,2 (L) g/dL Limfosit 19,5 (L) %


Monosit 11,4 (H) %
Jumlah Eritrosit 4.14 (L) 106/uL
Jumlah Eosinofil 0,14 103/uL
Hematokrit 36,4 (L) % Jumlah Basofil 0.07 103/uL

MCV, MCH, MCHC Jumlah Neutrofil 2,39 103/uL

MCV 88,0 fL Jumlah Limfosit 0,73 (L) 103/uL


MCH 27,0 Pg Jumlah Monosit 0,43 103/uL
Jumlah Trombosit 106 (L) 103/uL
MCHC 30,7 (L) g/L
KIMIA DARAH
RDW-CV 19,3 (H) % Glukosa Sewaktu 94 mg/dL
RDW-SD - fL BUN 15,0 mg/dL
Kreatinin 0,81 mg/dL
Jumlah Leukosit 3,77 (L) 103/uL
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil lab. Tanggal 5 Desember 2018)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN

KIMIA DARAH

Elektrolit

Natrium Darah 138 mmol/L

Kalium Darah 4.3 mmol/L

Klorida Darah 106 mmol/L

Calcium Ion 0.960 (L) mmol/L

Total Calcium 2,1 (L) mmol/L


D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil lab. Tanggal 7 Desember 2018)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN

PT 13,4 detik

INR 1,36

APTT 52,0 (H) detik


D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil Pemeriksaan X-Ray Thorax)
19 November 2018

Kesimpulan:
•Cardiomegali
•Post Efusi Dextra
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil Pemeriksaan Echocardiography)
18 November 2018

Kesimpulan:
On AF
•Fungsi sistolik LV baik, RV menurun
•LVH Positif, RA LA Dilatasi
•AR Mild, MR Severe, TR Moderate
•EF 79%
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Hasil Pemeriksaan USG Abdomen)
14 Mei 2018

Kesimpulan:
•Hernia abdominalis
2.8
Penatalaksanaan
 Diagnosis: CHF +AF

 Penatalaksanaan:
• Pasang Venflon
• Furosemide 3 x 40 mg/IV
• Spironolactone 25 mg (siang)/PO
• Ramipril 2,5 mg (malam)/PO
• Simarc 2 mg (malam)/PO
• Digoxin 0,25 mg 1 x 1 tablet/PO
DEFINISI
 Gagal jantung: Kelainan struktur atau fungsi jantung
yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memberikan
suplai darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan.
 Congestive Heart Failure (CHF): Suatu keadaan saat
terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan
mekanisme kompensatoriknya.
MANIFESTASI KLINIS
Definisi gagal jantung
Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis pasien dengan
tampilan seperti:
Gejala khas gagal jantung: Sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan,
edema tungkai.
DAN
Tanda khas Gagal Jantung: Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura,
peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer, hepatomegali.
DAN
Tanda objektf gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat,
kardiomegali, suara jantung ke tiga, murmur jantung, abnormalitas dalam
gambaran ekokardiografi, kenaikan konsentrasi peptida natriuretik.
MANIFESTASI Gejala Tanda

KLINIS Tipikal
- Sesak nafas
Spesifik
- Peningkatan JVP
- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe - Suara jantung S3 (gallop)
- Toleransi aktifitas yang - Apex jantung bergeser ke
berkurang lateral
- Cepat lelah - Bising jantung
- Begkak di pergelangan kaki
Kurang tipikal Kurang tipikal
- Batuk di malam / dini hari - Edema perifer
- Mengi - Krepitasi pulmonal
- Berat badan bertambah > 2 - Sura pekak di basal paru pada
kg/minggu perkusi
- Berat badan turun (gagal - Takikardia
jantung stadium lanjut) - Nadi ireguler
- Perasaan kembung/ begah - Nafas cepat
- Nafsu makan menurun - Heaptomegali
- Perasaan bingung (terutama - Asites
pasien usia lanjut)
- Kaheksia
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan
KLASIFIKASI
Klasifikasi Stevenson:
 Kelas I : Kering dan hangat (dry – warm)
 Kelas II : Basah dan hangat (wet – warm)
 Kelas III : Kering dan dingin (dry – cold)
 Kelas IV : Basah dan dingin (wet – cold)

New York Heart Association (NYHA):


 Kelas I : Sesak nafas ketika aktivitas berat
 Kelas II : Sesak nafas ketika aktivitas sedang
 Kelas III : Sesak nafas ketika aktivitas ringan
 Kelas IV : Sesak nafas ketika istirahat
KLASIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium Rutin:
• Pemeriksaan darah rutin lengkap, elektrolit, blood urea
nitrogen (BUN), kreatinin serum, enzim hepatik, dan
urinalisis. Juga dilakukan pemeriksaan gula darah, profil
lipid.
 Elektrokardiogram (EKG)
• Kepentingan utama dari EKG adalah untuk menilai ritme,
menentukan adanya left ventrikel hypertrophy (LVH) atau
riwayat MI (ada atau tidak adanya Q wave).
• EKG Normal biasanya menyingkirkan kemungkinan adanya
disfungsi diastolik pada LV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 X-ray Thorax:
• Ukuran jantung dan bentuknya
• Distensi vena pulmonalis
• Dilatasi aorta
• Efusi pleura.
• Keadaan vaskuler pulmoner dan dapat mengidentifikasi penyebab
nonkardiak pada gejala pasien.
 Echocardiografi:
• Memberikan penilaian semikuantitatif terhadap ukuran dan fungsi LV begitu
pula dengan menentukan keberadaan abnormalitas pada katup dan/atau
pergerakan dinding regional (indikasi adanya MI sebelumnya).
• Keberadaan dilatasi atrial kiri dan hypertrophy LV, disertai dengan adanya
abnormalitas pada pengisian diastolic pada LV yang ditunjukkan oleh
pencitraan, berguna untuk menilai gagal jantung dengan EF yang normal.
• Petunjuk paling berguna untuk menilai fungsi LV adalah EF (stroke volume
dibagi dengan end-diastolic volume).
PENATALAKSANAAN
(Non-Farmakologi)
 Anjuran umum:
• Edukasi: Terangkan hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
• Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan
seperti biasa. Sesuaikan kemampuan fisik dengan profesi yang masih
bisa dilakukan.
• Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.

 Tindakan Umum:
• Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan
dan 1 g pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal
jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.).
• Hentikan rokok.
• Hentikan alkohol.
• Istirahat baring.
PENATALAKSANAAN
(Farmakologi)
 Diuretik:
• Permulaan dapat digunakan loop diuretik atau tiazid.
• Bila respon tidak cukup baik, dosis diuretik dapat dinaikkan,
berikan diuretik intravena, atau kombinasi loop diuretik dengan
tiazid.
• Diuretik hemat kalium, spironolakton, dengan dosis 25-50
mg/hari dapat mengurangi mortalitas pada pasien dengan gagal
jantung sedang sampai berat (klas fungsional IV) yang
disebabkan gagal jantung sistolik.
 ACE Inhibitor:
• Bermanfaat untuk menekan aktivitas neurohormonal, dan pada
gagal jantung yang disebabkan disfungsi sistolik ventrikel kiri.
• Pemberian dimulai dengan dosis rendah, dititrasi selama
beberapa minggu sampai dosis yang efektif.
PENATALAKSANAAN
(Farmakologi)
 Beta Blocker:
• Bermanfaat sama seperti penghambat ACE.
• Pemberian dimulai dosis kecil, kemudian dititrasi selama beberapa
minggu dengan kontrol ketat sindrom gagal jantung.
• Biasanya diberikan bila keadaan sudah stabil. Pada gagal jantung klas
fungsional II dan III. Penyekat Beta yang digunakan carvedilol,
bisoprolol atau metaprolol. Biasa digunakan bersama-sama dengan
penghambat ACE dan diuretik.
 Angiotensin II reseptor blocker dapat digunakan bila ada
intoleransi terhadap ACE ihibitor.
 Digoksin diberikan untuk pasien simptomatik dengan gagal jantung
disfungsi sistolik ventrikel kiri dan terutama yang dengan fibrilasi
atrial, digunakan bersama-sama diuretik, ACE inhibitor, beta blocker.
 . Antikoagulan dan antiplatelet. Aspirin diindikasikan untuk
pencegahan emboli serebral pada penderita dengan fibrilasi atrial
dengan fungsi ventrikel yang buruk.

Você também pode gostar